11 Fakta Menakjubkan Tentang Gerakan Bayi di Rahim
Kehamilan memang penuh dengan keajaiban. Bayi di perut menghabiskan waktunya untuk menggerakkan tangan, mengeksplorasi rahim, mengalami cegukan, berganti sisi, bahkan 'jungkir-balik'.
Baik pada kehamilan pertama atau kedua, semua ibu hamil pasti menanti-nanti gerakan janin. Gerakan bayi di perut memang menjadi tanda kalau ia tumbuh dan berkembang dengan baik.
Bila Ibu ingin tahu ada apa di balik gerakan bayi ini, simak yuk fakta menarik tentang gerakan bayi di perut berikut ini:
Gerakan Bayi Mengindikasikan Perkembangan dan Kesehatan Yang Baik
Tendangan menjadi tanda perkembangan dan kesehatan yang baik dari janin. Gerakan bayi mengindikasikan kalau bayi aktif bergerak. Ibu akan merasakan gerakannya ketika ia melakukan berbagai hal di rahim, saat cegukan, berputar, dan sebagainya. Ketika bayi menendang-nendang perut Ibu pada minggu-minggu awal kehamilan, Ibu mungkin belum merasakan gerakan yang kuat, tapi lebih seperti sensasi berdesir di perut.
Bayi Merespons Perubahan Lingkungan dengan Tendangan
Bayi sering kali bergerak sebagai respons pada apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Suara yang terlalu bising, cahaya yang terlalu terang, atau bahkan makanan tertentu bisa menstimulasi janin di perut untuk menendang dan bergerak. Bayi juga bergerak-gerak untuk relaksasi.
Jumlah Gerakan Bayi Yang Normal
Rata-rata jumlah gerakan bayi di perut antara sekitar 15 hingga 20 kali per hari. Ini termasuk semua gerakan ya Bu. Namun, Ibu perlu ingat kalau semua bayi berbeda, dan pola gerakan mereka di rahim pun juga berbeda. Ada bayi yang tidur sepanjang hari dan bergerak di malam hari ketika Ibu tidur. Tapi ada juga bayi yang selalu bergerak sepanjang hari.
Saat berada di dalam rahim, bayi biasanya akan tidur dan istirahat selama 17 jam per hari. Ia beristirahat dalam durasi sekitar 40 sampai 50 menit per sesi. Bila Ibu sedang sibuk dan banyak bergerak, Ibu mungkin tidak menyadari gerakannya. Kebanyakan ibu hamil merasakan gerakan bayi biasanya setelah makan, setelah beraktivitas seharian, dan selama malam hari.
Bayi Mulai Menendang Sejak Usia Kandungan 9 Minggu
Kapan bayi mulai menendang? Sebenarnya bayi mulai menendang setelah usia 9 minggu di rahim. Tapi tendangan awal hanya bisa terdeteksi selama USG. Ini terlalu dini bagi ibu hamil untuk menyadari dan mengenali tendangan janin di usia tersebut. Kebanyakan ibu merasakan desiran di perut selama tahap awal kehamilan saat bayi menendang. Nah, di usia kandungan 24 minggu, ibu hamil biasanya sudah pintar merasakan gerakan bayi di perut. Bahkan, Ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya bisa merasakan gerakan bayi di perut di usia kandungan 13 minggu.
Kapan Sebaiknya Ibu Hamil Mulai Menghitung Gerakan Bayi?
Pola gerakan bayi di rahim tidak bisa kita prediksi. Seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam rahim, pola gerakannya juga ikut berubah. jadi wajar banget kalau Ibu pernah merasa belum merasakan gerakan bayi di perut dalam jangka waktu yang lama. Jangan langsung khawatir ya Bu. Simak yuk beberapa kondisi di mana Ibu perlu menghitung gerakan bayi di perut dengan seksama:
Jumlah gerakan bayi kurang dari 10 tendangan dalam waktu 2 jam
Terjadi penurunan frekuensi pada gerakan janin meski Ibu sudah menstimulasinya dengan berbagai hal, seperti suara bising, tepukan pada perut, atau suara Anda atau pasangan
Penurunan frekuensi gerakan terjadi lebih dari dua hari berturut-turut.
Cara Menghitung Gerakan Bayi
Bila Ibu merasa adanya penurunan frekuensi pada gerakan bayi di perut, siapkan diri untuk mencatat jika tiba-tiba janin bergerak atau menendang lagi. Ibu bisa 'memancing' bayi bergerak di perut dengan cara duduk, ambil cemilan atau minuman dingin, dan angkat kaki Anda. Gula yang terkandung pada makanan serta suhu dingin minuman biasanya akan membangunkan bayi. Normalnya, Ibu akan merasakan setidaknya 10 gerakan di dua jam berikutnya. Gerakan ini termasuk berguling, cegukan, tendangan, dan tepukan. Namun, Ibu harus segera hubungi dokter bila merasakan penurunan gerakan bayi di perut selama dua jam.
Penurunan Gerakan Bayi di Perut Menandakan Janin Stres
Meski kejadian penurunan frekuensi gerakan bayi di perut tidak selalu mengindikasikan adanya masalah, tapi ini bisa juga jadi tanda janin stres karena kurang nutrisi atau oksigen. Pemeriksaan maternal dan janin akan dilakukan oleh dokter untuk mencari penyebab penurunan frekuensi gerakan bayi di perut. Jika dokter memang mendeteksi adanya masalah, dokter akan membahas masalah tersebut bersama Ibu dan membimbing Ibu untuk memutuskan tentang risiko dan langkah selanjutnya yang perlu Ibu lakukan.
Perlukah Menghitung Gerakan Bayi Setiap Hari?
Mengetahui jumlah gerakan bayi memang penting bagi ibu, tapi ibu tidak perlu menghitungnya dengan rutin setiap hari, kecuali jika kondisi kehamilan Ibu berisiko tinggi. Sebagian besar ibu biasanya sibuk sepanjang hari dan tidak sempat memperhatikan gerakan bayi. Jika Ibu ingin menghitung frekuensi gerakan bayi di rahim, lakukanlah ini di waktu yang sama setiap hari, misalnya setelah makan atau sebelum tidur, di mana si kecil sedang aktif-aktifnya bergerak di perut.
Berbaring Miring Ke Kiri Meningkatkan Frekuensi Gerakan Bayi
Jika Ibu ingin merasakan gerakan bayi yang kuat, coba deh berbaring dengan miring ke kiri. Ketika ibu hamil berbaring miring ke kiri, kemungkinan besar Ibu akan merasakan sejumlah gerakan bayi. Berbaring ke kiri selama hamil meningkatkan aliran darah ke janin. itulah sebabnya terjadi peningkatan gerakan bayi, dan Ibu akan merasakan peningkatan frekuensi tendangannya.
Gerakan Bayi Menurun Setelah Kehamilan 36 Minggu
Jangan panik jika gerakan janin menurun di bulan terakhir kehamilan. Di usia kandungan 36 minggu, ruang gerak bayi di perut jadi lebih sempit, sehingga ia tidak bisa lagi menendang atau berguling dengan leluasa. Ini tidak menandakan si kecil dalam kondisi yang bahaya kok. Bayi tetap bergerak, tapi kali ini dia menggunakan tangannya untuk mengeksplor wajah dan tubuhnya, atau bermain dengan tali pusar. Jika Ibu merasakan gerakan teratur dan ritmis, itu menandakan bayi sedang mengalami cegukan.
Hubungan antara Gerakan Bayi di Perut dengan Perilaku Si Kecil Setelah Lahir
Pola gerakan bayi di rahim sering membuat Ibu berspekulasi tentang keaktifan si kecil nantinya setelah lahir. Mungkin banyak orang yang bilang kalau bayi yang aktif saat di kandungan biasanya juga akan sangat aktif di awal masa perkembangannya. Janin yang tidur sepanjang siang dan aktif di malam hari katanya akan mengalami kebalikannya setelah lahir. Tapi apakah asumsi ini benar?
Menurut penelitian dari John Hopkins University yang mengamati gerakan pada 50 bayi, menyatakan bahwa memang ada hubungan antara gerakan bayi di perut dan perilakunya di 1-2 tahun pertama. Penelitian tersebut menyatakan bahwa janin yang aktif biasanya akan tumbuh pula menjadi anak yang sangat aktif.
Merasakan gerakan bayi di perut memang menjadi hal yang istimewa untuk ibu hamil. Gerakan bayi di rahim menjadi bentuk komunikasi pertama si kecil dengan Ibu. Selalu ingat ya Bu untuk terus waspada dan langsung hubungi dokter jika merasa frekuensi gerakan bayi di perut menurun.
(Ismawati, Atalya)