17 Hal Seputar Persiapan Melahirkan Saat Pandemi Covid-19
Tidak pernah terbayangkan saat menjelang persalinan, dunia akan dihadapkan dengan pandemi yang menyerang ratusan negara. Kedatangan anggota keluarga baru tentu sudah dinanti-nanti sejak awal kehamilan. Tetapi siapa yang menyangka bahwa pandemi menjadi ancaman saat persalinan nanti.
Kekhawatiran tentang bayi yang baru lahir dan momen persalinan pasti menjadi hal yang Ibu pikirkan. Bagaimana jika saat persalinan bayi atau Ibu sendiri justru terpapar Covid-19? Apakah keadaan saat melahirkan di tengah pandemi ini akan jauh berbeda dibandingkan saat tidak ada wabah virus corona? Apakah Ibu punya pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat Ibu parno? Bagaimana seharusnya persiapan melahirkan saat pandemi?
Mari simak lebih lanjut penjelasan tentang serba-serbi melahirkan di tengah pandemi berikut ini:
Apa saja persiapan melahirkan yang harus saya lakukan saat pandemi seperti ini?
Persiapan melahirkan yang paling awal harus dilakukan oleh Ibu adalah menenangkan pikiran dan hati. Ibu sebaiknya tidak panik dan tetap tenang menjelang persalinan dalam keadaan wabah atau tidak. Persiapan melahirkan seperti biasa juga tetap dilakukan, seperti menyiapkan hospital bag yang berisi perlengkapan Ibu dan calon bayi jelang Hari Perkiraan Lahir dan menjaga stamina Ibu.
Selain persiapan melahirkan seperti biasa, Ibu juga boleh menyiapkan perlengkapan tambahan khusus pandemi seperti menyediakan masker sendiri atau membawa hand sanitizer untuk berjaga-jaga jika kesulitan mencuci tangan dengan air dan sabun setelah melahirkan nanti.
Apakah saya harus melakukan pemeriksaan terkait Covid-19 sebagai persiapan melahirkan?
Ibu bisa melakukan hal ini sebagai persiapan melahirkan jika fasilitas kesehatan yang dituju menyarankannya sebagai syarat administrasi. Biasanya, prosedur pemeriksaan terkait Covid-19 ini diminta jika Ibu tinggal di daerah episentrum atau yang merupakan zona merah.
Memang tidak semua fasilitas kesehatan mewajibkan pemeriksaan terkait covid-19 sebagai persiapan melahirkan yang harus dipenuhi. Namun, bila Ibu berinisiatif ingin melakukan pemeriksaan terkait virus corona, tentu bukan masalah.
Apakah keadaan memungkinkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit?
Sudah semestinya semua fasilitas kesehatan baik rumah sakit umum, rumah sakit ibu dan anak, puskesmas, praktik bidan atau klinik telah mengikuti prosedur penanganan COVID-19 selama wabah berlangsung. Persalinan di mana pun yang menggunakan bantuan tenaga medis masih memungkinkan untuk dilayani.
Situasi yang terjadi kini adalah hidup berdampingan dengan wabah. Fasilitas kesehatan pun juga pasti akan memperketat prosedur, termasuk segala persiapan melahirkan. Sehingga semua hal harus tetap dilakukan seperti biasa, hanya saja dengan prosedur kesehatan yang lebih lengkap dan ekstra hati-hati.
Di mana saya sebaiknya melahirkan untuk meminimalisir penularan?
Ibu bisa memilih melahirkan di bidan, rumah sakit ibu dan anak, atau rumah sakit yang bukan rujukan pasien Covid-19 sebagai fasilitas kesehatan yang minim kontak dengan pasien terkonfirmasi positif virus corona. Persalinan pervaginam maupun operasi caesar, persiapan melahirkan harus direncanakan dengan baik.
Ada baiknya jika Ibu juga berkonsultasi dengan dokter kandungan kepercayaan Ibu dalam hal memilih tempat persalinan. Meski dokter telah memberikan prediksi HPL, tidak ada salahnya jika Ibu menyiapkan rencana B atau tempat persalinan alternatif jika sewaktu-waktu persalinan terjadi meleset dari prediksi.
Bagaimanapun juga, kita tahu bahwa orang yang terjangkit virus corona ini bisa saja tidak menunjukkan gejala dan bebas berkeliaran di mana-mana. Kuncinya adalah tetap menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan yang disarankan.
Apakah peraturan saat di fasilitas kesehatan nantinya akan berbeda?
Ya, tentu akan berbeda dibandingkan saat keadaan tanpa wabah. Misalnya, adanya pembatasan jumlah pendamping saat persalinan dan larangan menerima pengunjung. Tidak perlu risau dan patuhi prosedur setiap fasilitas kesehatan terkait persalinan di tengah COVID-19.
Apakah jika saya melahirkan di rumah sakit, maka saya akan tertular Covid-19?
Banyak calon Ibu yang menghawatirkan hal serupa. Menurut laman babycenter.com, unit penanganan Covid-19 biasanya terpisah jauh dari penanganan kesehatan lain di rumah sakit, terutama klinik anak, vaksin, persalinan dan rawat inap ibu dan bayi.
Selama Ibu tetap menghindari kontak dengan ODP (Orang Dalam Pengawasan, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau pasien positif Covid-19, lalu tetap menerapkan jaga jarak dengan orang lain dan menjaga kebersihan, maka kemungkinan terpapar virus corona akan cenderung kecil.
Laman tersebut juga menyarankan agar proses masuknya Ibu yang akan bersalin sebaiknya menghindari jalur Unit Gawat Darurat (UGD) untuk meminimalisir kontak dengan orang yang memiliki virus.
Apakah saat persalinan saya boleh ditemani keluarga?
Setiap fasilitas kesehatan memiliki protokol yang berbeda terkait pendamping pasien. Tetapi rata-rata aturan pendamping selama wabah virus corona hampir sama, yakni hanya boleh dijaga oleh satu anggota keluarga. Saat momen persalinan dilakukan, Ibu biasanya akan diperbolehkan ditemani oleh satu anggota keluarga seperti saat tanpa pandemi.
Jika Ibu melahirkan dengan persalinan pervaginam, tentu pendamping pasien ini (baik suami atau orang tua) diijinkan masuk dan menemani. Sedangkan jika Ibu melahirkan secara operasi sesar, maka keputusan kembali pada kebijakan rumah sakit. Ada yang memperbolehkan pendamping ikut masuk ke ruang operasi, ada yang tidak. Jika tidak diizinkan masuk ke ruang operasi, biasanya akan tetap diperbolehkan menunggu di ruang tunggu operasi dan langsung bertemu setelah Ibu dan bayi pindah ke ruang pemulihan.
Protokol kesehatan ini harus dipatuhi oleh pasien dan keluarga demi proses persalinan yang lancar dan aman. Selanjutnya, Ibu akan dibawa ke ruang rawat inap dan hanya boleh ditemani satu anggota keluarga. Tentu pendamping Ibu tersebut harus menerapkan prosedur kesehatan terkait wabah virus corona.
Bagaimana nanti kira-kira keadaan saat persalinan dilakukan?
Persalinan akan dilakukan seperti biasa, hanya saja tim medis yang menangani akan berpakaian lebih lengkap dari biasanya. Tenaga media akan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap seperti hazmat, face shield, dan masker.
Bagaimana proses administrasi persalinan dilakukan saat situasi pandemi seperti ini?
Pasien akan diminta mengisi formulir screening tentang kondisi dirinya seperti riwayat bepergian, kontak dengan ODP, atau gejala-gejala yang dialami yang mungkin serupa dengan gejala Covid-19.
Anggota keluarga yang menunggu juga biasanya akan diminta mengisi formulir riwayat kesehatan.
Biasanya ada fasilitas kesehatan yang meminta Ibu untuk melakukan rontgen terlebih dahulu sebagai lampiran berkas riwayat kesehatan Ibu. Rontgen yang dilakukan pun termasuk aman ya, karena usia kandungan sudah siap lahir. Saat rontgen dilakukan, bagian perut juga akan ditutup dengan pakaian khusus anti radiasi.
Beberapa fasilitas kesehatan, terutama di daerah zona hitam dan merah, akan mewajibkan dilakukannya Rapid Test atau Swab Test untuk mengetahui kemungkinan Ibu membawa virus corona dalam tubuh atau tidak. Hal ini perlu dilakukan agar jika nantinya ditemukan Ibu yang reaktif, maka prosedur Covid-19 tertentu akan diterapkan.
Selebihnya Ibu akan menjalani proses administrasi seperti biasa.
Bagaimana fasilitas kesehatan mengatur tentang jam berkunjung?
Setiap fasilitas kesehatan saat ini telah membatasi jumlah pendamping pasien dan melarang kunjungan terhadap pasien rawat inap, apa pun keluhan sakitnya. Termasuk juga dalam proses persalinan maupun pasca persalinan. Jam keluar dan masuk fasilitas kesehatan pun dibatasi dan diatur sedemikian rupa untuk meminimalisir pergerakan yang terlalu banyak.
Pendamping pun memiliki tanda pengenal khusus yang bisa memudahkan tim keamanan memantau situasi maupun mengenali orang lain yang tidak berkepentingan di fasilitas kesehatan tersebut.
Apakah setelah persalinan nanti saya tetap diizinkan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menyusui bayi saya langsung (DBF) selama di rumah sakit?
Ya, IMD tetap dilakukan seperti biasa pasca persalinan normal ataupun operasi sesar, asalkan bayi dalam keadaan sehat. Bila Ibu tidak di-IMD, Ibu bisa aktif meminta proses penting tersebut pada tenaga kesehatan yang menangani.
Apakah saya akan menggunakan masker saat bersalin?
Ibu yang sedang bersalin membutuhkan pengaturan pernapasan yang lebih teratur. Pada persalinan pervaginam, Ibu harus mengejan dan pada persalinan operasi sesar Ibu akan menggunakan selang oksigen. Sehingga penggunaan masker tentu tidak diperlukan. Karena justru akan membatasi pernapasan Ibu.
Disebutkan dalam babycenter.com, American College of Obstetrics and Gynecology bahkan menyarankan Ibu yang sudah positif Covid-19 untuk tidak memakai masker di tengah persalinan, dalam proses mengejan atau saat dioperasi. Protokol kesehatan yang diterapkan juga pasti telah memikirkan berbagai kemungkinan terkait Ibu melahirkan yang terpapar virus corona dan menyiapkan antisipasi.
Tidak perlu takut ditolak oleh fasilitas kesehatan meski Ibu telah divonis positif Covid-19. Tenaga medis tetap berkewajiban melakukan pelayanan kesehatan dan yang menangani Ibu pun akan menggunakan APD lengkap untuk mencegah penularan virus corona.
Apakah saya diperbolehkan dirawat dalam satu ruangan bersama bayi?
Setelah bayi diobservasi keadaannya dan dalam kondisi sehat, bayi tentu boleh dirawat gabung bersama Ibu di ruang rawat inap. Tidak ada yang berubah untuk prosedur ini, selain penambahan protokol kebersihan sebelum dan sesudah memegang bayi, sebelum dan sesudah mengganti popok bayi, serta sebelum dan sesudah menyusui bayi.
Dengan sistem rawat gabung dan hanya boleh didampingi oleh satu anggota keluarga yang sebelumnya juga menemani saat persalinan, akan membuat ikatan antara Ibu, bayi dan Ayah lebih intim. Ibu juga bisa lebih fokus untuk pemulihan, proses menyusui, dan perawatan bayi baru lahir karena tidak ada tamu yang rentan memecah konsentrasi selama masa pemulihan.
Apakah saya masih bisa menyusui bayi saya?
Salah satu persiapan melahirkan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan diri untuk menyusui. Ibu yang ingin menyusui bayinya tentu tetap boleh menyusui seperti biasa. Belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa Covid-19 bisa menular melalui ASI dan darah. Seperti penjelasan dari UNICEF, manfaat ASI pun jauh lebih banyak daripada risikonya meski dalam kondisi adanya wabah. Sehingga menyusui bayi tetap penting dilakukan untuk memberi kekebalan alami pada tubuh bayi.
Penting untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui bayi. Tidak lupa juga gunakan masker untuk meminimalisir droplet. Bayi baru lahir pun biasanya akan diberi face shield sebagai pencegah kontak langsung droplet orang lain dengan bagian mukosa bayi.
Apakah bayi saya akan diimunisasi seperti saat sebelum wabah ada?
Ya, imunisasi bersifat wajib untuk diberikan pada bayi baru lahir dan bayi kurang dari 2 tahun sesuai jadwalnya. Ikatan Dokter Anak Indonesia telah mengeluarkan anjuran terbaru terkait penanganan kesehatan bayi dan anak seiring dengan observasi yang dilakukan terhadap anak-anak yang mendapatkan imunisasi lengkap dan tidak selama Covid-19.
Dalam kasus Covid-19 pada anak, disebutkan bahwa jumlah pasien anak yang positif dan meninggal akibat Covid-19 terbilang paling tinggi se-Asia. Tidak seperti sebelumnya yang memperlihatkan data bahwa anak-anak memiliki gejala ringan saja terkait virus corona, kini kewaspadaan semakin ditingkatkan.
IDAI menganjurkan agar imunisasi anak selama pandemi Covid-19 tidak lagi ditunda. Wajib dilakukan sesuai jadwalnya, dan yang ketinggalan wajib melakukan kejar imunisasi selambat-lambatnya 2 minggu dari jadwal semestinya. Selain itu, menjaga kesehatan serta melakukan pemenuhan gizi yang tepat seimbang bagi bayi dan anak selama di rumah juga harus tetap dilakukan agar anak-anak senantiasa sehat dan bertahan dengan baik selama wabah.
Perlukah saya membawa perlengkapan pencegahan Covid-19 seperti masker untuk bayi saya nanti?
Bayi tidak boleh memakai masker ya, Bu. Sesuai anjuran medis, setiap individu di bawah 2 tahun yang belum aktif bicara dan menggerakkan anggota tubuh tanpa dibantu orang lain, tidak disarankan menggunakan masker. Selain itu, bayi akan mendapat face shield dari Rumah Sakit setelah lahir. Sehingga Ibu tidak perlu menambahkan masker atau face shield ke daftar persiapan melahirkan.
17. Apa lagi yang harus saya lakukan sebagai persiapan melahirkan untuk meredakan ketakutan saya?
Tenangkan diri. Sebisa mungkin tidak overthinking dan yakinlah bahwa Ibu akan ditangani oleh tenaga medis profesional yang sudah bekerja sesuai protokol saat wabah.
Pelajari tanda-tanda persalinan sebagai persiapan melahirkan agar selalu siap kapan saja harus pergi ke rumah sakit. Ini dilakukan untuk menghindari berada di rumah sakit terlalu lama.
Mintalah kontak dokter kandungan atau bidan bila perlu, untuk berkonsultasi menjelang persalinan. Ini sebaiknya juga harus ada di daftar persiapan melahirkan ya, Bu. Agar Ibu tahu bisa membuat perjanjian dengan tenaga medis saat harus melakukan kontrol rutin menjelang persalinan.
Makan dan istirahat cukup, perbanyak jalan kaki. Berjalan adalah salah satu cara yang baik dalam persiapan melahirkan baik normal atau operasi sesar untuk mempermudah persalinan.
Pelajari cara mengatasi sakitnya kontraksi menjelang persalinan dan cara mengatur napas agar Ibu tetap tenang dan bisa mengendalikan diri sebelum akhirnya pergi ke fasilitas kesehatan.
Hibur dan buat diri Ibu senyaman mungkin sambil menunggu momen melahirkan. Ibu bisa menghabiskan waktu menunggu sambil ngobrol dengan suami tentang hal-hal menyenangkan.
Persiapan melahirkan di tengah pandemi sebenarnya tidak jauh berbeda dibanding saat tanpa pandemi. Yang terpenting, sebaiknya Ibu tetap tenang agar kondisi fisik tetap baik jelang persalinan.
Tidak perlu terlalu panik dan berkonsultasilah secara intens dengan tenaga medis untuk update kondisi terkini Ibu. Membuat daftar persiapan melahirkan juga bisa dilakukan agar tidak ada yang terlupa untuk dibawa atau dilakukan. Selamat menyambut kelahiran buah hati!
(Dwi Ratih)