3 Cara Menghitung Usia Kehamilan, Mana yang Paling Akurat?
Melihat dua garis merah pada testpack tentu menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi setiap pasangan yang menginginkan kehadiran anak dalam kehidupan pernikahan. Bayangan bahwa Ibu akan segera menggendong buah hati yang pasti lucu dan menggemaskan pasti membuat Ibu semakin tak sabar menantikan kehadirannya ke dunia. Apalagi jika Ibu dan pasangan telah menantikannya selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun menahan jengkel diberondong pertanyaan kapan akan memiliki momongan.
Ternyata, tidak hanya pasangan yang telah lama menikah yang menerima pertanyaan menjengkelkan itu. Pasangan yang baru menikah pun, bisa juga jadi sasaran pertanyaan-pertanyaan yang membuat Ibu jadi tidak nyaman. Mengapa demikian? Tidak sedikit Ibu yang hamil setelah 2-3 minggu usia pernikahannya, menerima komentar-komentar miring yang mengganggu. Tak jarang tuduhan seperti “hamil duluan” atau “nyicil sebelum menikah” menusuk hati Ibu yang segera hamil padahal usia pernikahannya masih belum genap sebulan.
Sebenarnya, ada kok penjelasan ilmiah bagi Ibu yang positif hamil, sedangkan usia pernikahan belum genap satu bulan. Ternyata ada hitungannya lho! Menghitung usia kehamilan sangatlah penting untuk kepentingan medis maupun untuk Ibu sendiri agar tidak termakan komentar-komentar negatif yang mengganggu. Cara menghitung usia kehamilan ini akan menentukan kondisi janin dalam rahim sesuai usia, kesehatan Ibu, juga perkiraan waktu melahirkan agar Ibu dapat mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran si kecil.
Meski ada cara menghitung usia kehamilan yang akurat, rupanya hal ini tidak melulu akan menghasilkan waktu kelahiran yang sesuai jadwal.
Tahukah Ibu bahwa kelahiran yang sesuai hitungan itu hanya terjadi pada 5% perkiraan persalinan saja? Sisanya lahir tidak tepat HPL (Hari Perkiraan lahir). Namun apakah berarti hitungan usia kehamilannya salah? Tidak serta merta demikian ya, Bu. Hitungan kehamilan yang akan dibahas di bawah ini adalah cara-cara yang paling sering dilakukan oleh dokter atau bidan dengan hitungan yang paling mendekati akurat dengan usia kehamilan sesungguhnya.
Sebelum mulai menghitung usia kehamilan, Ibu perlu mengetahui terlebih dahulu siklus menstruasi yang dialami setiap wanita. Dilansir dari American Pregnancy Association, rata-rata, wanita mengalami siklus menstruasi teratur selama 28-32 hari sejak hari pertama menstruasi. Ingat ya, Bu: sejak hari pertama menstruasi. Bukan hari terakhir menstruasi. Sementara itu, masa subur atau masa ovulasi lazimnya terjadi pada hari ke-11 hingga 21. Pada masa ovulasi inilah sel telur yang matang akan dilepaskan ovarium untuk menunggu sel sperma mencapainya. Sel telur ini menunggu dalam masa 12-24 jam setelah ia matang. Jika sel sperma berhasil membuahi, maka terjadilah kehamilan tersebut.
Lantas, bagaimanakah hal ini dapat mempengaruhi hitungan usia kehamilan? Mari kita simak penjelasannya.
Menghitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Cara menghitung usia kehamilan ini adalah cara yang paling awal dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan untuk menentukan usia kehamilan para Ibu. Hal ini berkaitan dengan siklus menstruasi dan hari pertama menstruasi terakhir terjadi. Biasanya cara ini berlaku bagi Ibu dengan siklus menstruasi teratur setiap bulan.
Para Ibu mulai menyadari kehamilannya pada bulan berikutnya di tanggal seharusnya Ibu menstruasi. Ketika haid tak kunjung datang, maka ada kemungkinan kehamilan sedang terjadi. Tetapi, banyak Ibu salah kaprah bahwa saat menstruasi tidak kembali datang itulah adalah masa awal untuk menghitung usia kehamilan.
Faktanya, bidan atau dokter pasti akan menanyakan tanggal berapakah pada bulan sebelumnya Ibu mendapatkan menstruasi. Karena pada tanggal itulah hitungan usia kehamilan dimulai. Misalkan, Ibu mengalami hari pertama menstruasi terakhir pada tanggal 22 Agustus. Lalu Ibu mulai merasakan kehamilan terjadi saat 30 September Ibu belum mendapatkan menstruasi kembali.
Pada kasus ini, testpack akan mulai menunjukkan hasil positif karena jika menstruasi Ibu teratur, maka menstruasi tersebut sudah terlambat kurang lebih satu minggu lamanya. Jika terbukti benar garis dua yang Ibu dapati, bidan atau dokter akan mengatakan bahwa usia kehamilan Ibu adalah 5 minggu. Dihitung dari 22 Agustus hingga 30 September.
Jadi, bila Ibu termasuk pasangan yang menikah belum genap satu bulan dan terbukti hamil dengan usia kandungan lebih dari satu bulan, itu bukan berarti terjadi pembuahan sebelum pernikahan ya, Bu. Hal ini wajar terjadi karena mungkin hitungan menstruasi terakhir Ibu jatuh pada beberapa minggu sebelum pernikahan.
Cara menghitung usia kehamilan ini masih menjadi metode awal penentuan hitungan usia kehamilan karena biasanya, usia 5 hingga menuju 8 minggu, janin masih belum terdeteksi oleh mesin ultrasonografi.
Menghitung Lewat USG
Media ultrasonografi atau USG adalah mesin untuk melihat dan memantau kondisi bayi dan menentukan usia kehamilan Ibu. USG sudah dilengkapi dengan pengukuran janin dan penghitungan usia kehamilan Ibu. Laman www.momjunction.com juga menyebutkan bahwa USG membantu dokter menentukan usia kehamilan berdasarkan pertumbuhan si jabang bayi.
Biasanya jika Ibu mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau Ibu cenderung tidak ingat kapan hari pertama haid terakhir, USG bisa menjadi cara menghitung usia kehamilan yang akurat. Seringkali juga terjadi bahwa usia yang ditunjukkan saat USG sama dengan usia hasil hitungan manual dengan HPHT. Jika demikian, maka hitungan dengan HPHT akan digunakan oleh bidan atau dokter untuk menentukan Hari Perkiraan Lahir (HPL). Namun jika terjadi selisih satu-dua minggu antara kedua hitungan tersebut, biasanya dokter akan menggunakan hitungan dari USG untuk menentukan HPL.
Terlepas dari hal tersebut, pemantauan kondisi bayi, keadaan plasenta, kondisi air ketuban, hingga kesehatan rahim Ibu juga terus dipantau melalui USG ini untuk membantu menentukan perkembangan janin dan apakah saat menjelang HPL tiba, kondisi bayi sudah siap lahir.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sebagai cara menghitung usia kehamilan ini menggunakan metode pengukuran puncak rahim. Puncak rahim atau yang biasa disebut fundus akan diukur dan bila telah didapat ukurannya dalam sentimeter, maka ukuran tersebut bisa sama dengan atau berselisih angka 2cm di usia kehamilan Ibu. Jika ukuran puncak rahim Ibu ada dalam rentang 21-25cm, maka bisa dikatakan usia kehamilan Ibu sekitar 23 minggu. Metode ini tentunya dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan, bukan oleh Ibu sendiri.
Tetapi metode pengukuran ini memang tidak dapat dijadikan patokan tunggal karena biasanya dilakukan untuk bahan pertimbangan. Selain itu cara menghitung usia kehamilan dengan metode ini juga akan membuat hitungan Hari Perkiraan Lahir jadi berubah-ubah karena ukuran bayi juga berbeda. Ibu yang hamil bayi besar dan bayi kecil akan mengalami ketidakakuratan dalam penentuan usia kehamilannya. Meski begitu, pengukuran tinggi fundus ini tetap dijadikan prosedur tetap dalam pemeriksaan oleh tenaga kesehatan. Biasanya jika dokter tidak melakukan pengukuran ini, bidan akan selalu mengambil ukuran tinggi fundus untuk rekapitulasi data dan memastikan ada kesamaan atau kemiripan usia kehamilan dengan 2 cara lainnya.
Lantas, di manakah letak tinggi fundus tersebut? Jika Ibu sangat penasaran dan ingin mengira-ngira, tinggi puncak rahim adalah tonjolan perut, atau yang biasa Ibu sebut dengan istilah baby bump. Tonjolan perut Ibu akan diraba oleh tenaga kesehatan untuk menentukan di mana batas rahim teratas. Lalu tenaga kesehatan akan meletakkan meteran dari batas tersebut sampai bagian bawah Rahim. Pengukuran ini memang tidak selalu akurat, tapi masih dilakukan sebagai bahan evaluasi penghitungan usia kehamilan.
Beberapa metode di atas adalah cara menghitung usia kehamilan yang paling sering dilakukan. Cara-cara tersebut umumnya dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menentukan usia kehamilan Ibu dan menentukan Hari Perkiraan Lahir. Mengingat betapa pentingnya menghitung usia kehamilan tidak hanya untuk mengempaskan komentar-komentar miring, tapi juga untuk kebutuhan medis seperti mengetahui kondisi pertumbuhan dan perkembangan janin apakah sudah sesuai dengan usia kehamilan.
Kehamilan lazimnya terjadi selama 40 minggu. Namun pada banyak kehamilan, bayi akan lahir pada rentang minggu ke 37-41. Keakuratan penghitungan memang tidak bisa diprediksi secara maksimal karena setiap kehamilan itu berbeda, dan setiap bayi ditakdirkan untuk dilahirkan dengan cara dan waktu yang berbeda pula.
Apabila Ibu tengah melakukan IVF, In Vitro Fertilization, atau yang awam dikenal dengan bayi tabung, usia kehamilan dipercaya lebih akurat saat dihitung. Hal ini dikarenakan proses transfer embrionya sudah terjadwal. Dalam proses ini pun, hitungan kelahiran akan ditentukan dengan menambahkan 38 minggu dari masa embrio diinseminasi. Terlepas dari hitungan tersebut, USG tetap menjadi hitungan yang dipertimbangkan dalam kasus ini.
Jadi, pilihan apa pun terkait cara menghitung usia kehamilan Ibu, hendaknya tidak menghalangi Ibu untuk tetap menjaga asupan makanan yang baik sampai waktu kelahiran tiba. Karena kelahiran dapat terjadi kapan saja, maka persiapkan juga fisik dan mental Ibu. Jangan ragu untuk meminta bantuan tenaga kesehatan selama menjalani prosesnya. Agar bayi lahir selamat dan Ibu pun sehat.
(Dwi Ratih)