Ibupedia

3 Penyebab Utama Phantom Pregnancy Yang Harus Diwaspadai

3 Penyebab Utama Phantom Pregnancy Yang Harus Diwaspadai
3 Penyebab Utama Phantom Pregnancy Yang Harus Diwaspadai

Phantom pregnancy merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kejadian seperti kehamilan pada umumnya. Namun sebenarnya phantom pregnancy adalah kehamilan palsu dan bisa dialami oleh siapa saja.

Kondisi kehamilan ini banyak yang menduga ada campur tangan makhluk halus yang mencuri janin Ibu dalam kandungan. Hal ini kerap terdengar di beberapa wilayah, tapi sebenarnya dalam dunia medis sering dikenal sebagai phantom pregnancy atau kehamilan palsu.

Phantom pregnancy bisa menjadi kondisi yang membuat psikis Ibu terganggu karena kehamilan adalah momen yang sering kali ditunggu oleh para Ibu. Jika Ibu merasa mengalami gejala mirip kehamilan, selain melakukan testpack, ada baiknya langsung memeriksakan diri kepada dokter kandungan atau bidan terdekat.

Lalu sebenarnya apa itu phantom pregnancy? Mengapa hal ini perlu diketahui lebih lanjut oleh para Ibu? Mari simak ulasan lengkap mengenai apa itu phantom pregnancy berikut ini.

Mengenal phantom pregnancy yang kerap terjadi pada Ibu


Apa itu phantom pregnancy dalam dunia medis? Melansir dari laman What to Expect, phantom pregnancy adalah sebuah kondisi yang dalam dunia medis kerap dikenal sebagai pseudocyesis atau kehamilan palsu. Fenomena phantom pgrenancy merupakan kejadian langka, namun bagi Ibu yang mengalaminya seakan mirip dengan kehamilan pada umumnya.

Secara psikologis, phantom pregnancy akan membuat Ibu seperti hamil sungguhan. Gejala fisik juga sering dirasakan oleh Ibu, akan tetapi sebenarnya tidak ada janin yang berkembang dalam rahim, tes kehamilan negatif, tidak ada detak jantung, dan tidak ditemukan apa pun dalam hasil USG yang dilakukan.

Gejala phantom pregnancy yang mirip kehamilan normal


Phantom pregnancy adalah kehamilan palsu yang meresahkan Ibu karena membuat harapan seakan pupus seketika. Lalu gejala apa yang ditimbulkan akibat kehamilan palsu ini?

Gejala yang ditimbulkan pada phantom pregnancy ini adalah sebagai berikut:

  • Periode menstruasi yang tidak kunjung tiba
  • Payudara yang terasa berbeda dari biasanya
  • Pembesaran pada area perut
  • Rasa mual hingga muntah
  • Berat badan bertambah
  • Frekuensi buang air kecil yang terus muncul
  • Mengidam makanan tertentu
  • Ada sensasi gerakan janin.

Inilah mengapa phantom pregnancy adalah kehamilan palsu yang hampir tidak dapat terdeteksi secara langsung karena gejalanya yang sangat mirip dengan kehamilan umumnya. Pada beberapa kasus bahkan wanita yang mengalami phantom pregnancy juga mengalami peningkatan pada kadar estrogen atau prolaktin.

Yang membedakan phantom pregnancy dengan kehamilan normal adalah saat pengujian kehamilan sesungguhnya. Lakukan tes kehamilan dengan metode hormon hCG atau melalui darah daripada memakai alat tes kehamilan rumahan biasa untuk hasil yang lebih akurat.

Penyebab dan faktor risiko phantom pregnancy


Jika kita sudah mengetahui secara mendasar mengenai apa itu phantom pregnancy, maka sekarang Ibu juga perlu tahu penyebab munculnya phantom pregnancy yang dilansir melalui laman Baby Center:

1. Kondisi psikosomatis

Phantom pregnancy adalah kehamilan palsu yang dapat disebabkan oleh kondisi psikosomatis yaitu, saat seseorang memiliki keinginan kuat untuk hamil sehingga memicu perubahan hormonal pada otak wanita sehingga gejala kehamilan muncul. Ini dapat terjadi pada wanita yang sedang berjuang melawan kondisi tidak subur, pernah mengalami keguguran, hingga pada wanita yang punya rasa takut untuk hamil.

Beberapa ahli juga mengeluarkan teori bahwa pertumbuhan perut, sensasi gerakan janin dalam rahim, hingga merasakan pengalaman nyeri saat melahirkan dapat muncul karena adanya peningkatan aktivitas pada sistem saraf simpatik.

2. Kondisi medis lainnya

Ada sejumlah penyakit lain yang menjadi penyebab munculnya phantom pregnancy karena meningkatnya kadar hormon atau adanya reaksi fisik. Kondisi tersebut misalnya mengalami tumor ovarium, depresi berat, kanker, obesitas, dan kehamilan ektopik.

Dalam penelitian terbaru, sekitar 16% kasus kehamilan palsu atau phantom pregnancy punya kaitan erat dengan kondisi medis tertentu penderitanya.

3. Gangguan depresi mayor


Sejumlah wanita yang sedang depresi atau stress berat mungkin akan mengalami perubahan hormon reproduksi. Selain hal tersebut, obat antipsikotik dapat menyebabkan beberapa gejala yang sangat mirip dengan kehamilan, yaitu berat badan bertambah, periode menstruasi yang mundur atau tak kunjung tiba, hingga nyeri pada payudara.

Sementara itu, faktor risiko phantom pregnancy akan lebih tinggi pada Ibu yang pernah mengalami:

  • Keguguran 
  • Riwayat infertilitas
  • Riwayat terkena tindakan abusif
  • Memiliki hubungan dengan pasangan yang tidak stabil.

Perawatan pada phantom pregnancy


Melansir dari laman Bounty, perawatan pada phantom pregnancy dapat menjadi suatu hal yang menjengkelkan dan mengusik psikis Ibu. Mereka perlu diyakinkan oleh dokter kandungan melalui pemeriksaan USG bahwa tidak ada kehamilan dan tidak ada janin yang berkembang.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan supaya Ibu mendapat dukungan penuh oleh psikolog sekaligus menjalani sejumlah terapi, untuk membantu memulihkan depresi berat yang sedang Ibu alami. Bagi Ibu yang mengalami phantom pregnancy akibat kondisi medis lainnya, maka kondisi medis tersebut harus diobati terlebih dahulu.

Perawatan pada ibu yang mengalami phantom pregnancy juga diharapkan mampu mengurangi gejala kehamilan seperti mual hingga muntah. Yang terpenting adalah perawatan khusus untuk psikis Ibu yang bisa lebih buruk akibat kehamilan palsu ini.

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram