Ibupedia

4 Macam Posisi Bayi di Dalam Kandungan

4 Macam Posisi Bayi di Dalam Kandungan
4 Macam Posisi Bayi di Dalam Kandungan

Selama kehamilan, janin akan bergerak-gerak di dalam rahim Anda. Walaupun kadang terasa ‘aneh’ dan nyeri, namun itu adalah hal normal jika janin mengubah posisinya di dalam rahim. Sampai dengan usia tertentu, ukuran tubuh janin masih membiarkannya bebas bergerak di dalam rahim, namun semakin ia besar dan semakin mendekati waktu kelahirannya, ruang di dalam rahim Anda mulai terbatas dan janin secara alami akan bergerak menuju posisi kelahiran, yaitu posisi kepala menekan jalan lahir (birth canal).

Jalan lahir terdiri dari beberapa bagian, yaitu serviks (leher rahim), vagina, dan vulva (lipatan kulit di bagian luar vagina). Jalan lahir ini, ibaratnya lorong yang bisa meregang. Selama proses persalinan, kontraksi bekerja dengan meregangkan ‘lorong’ ini, menekan janin, sehingga ia bisa keluar. Maka dari itu, posisi bayi adalah hal penting pada waktu persalinan.

Berikut adalah macam-macam posisi bayi di dalam kandungan seperti dilansir dari laman healthline berikut:

  1. Posisi Bayi Anterior

    Anterior, occipito-anterior atau cephalic presentation, adalah posisi bayi yang paling aman dan ideal untuk proses kelahiran. Pada posisi janin anterior ini, kepala janin berada di bawah, wajahnya menghadap ke punggung Ibu (menghadap ke belakang) dan dagunya menekuk ke arah dada. Pada proses kelahiran, bagian tersempit dari kepala janin menekan serviks, sehingga membantu membuka jalan lahir. Biasanya, janin sudah berada di posisi ini sejak usianya memasuki 33-36 minggu.

  2. Posisi Bayi Posterior

    Posisi janin posterior ini mirip dengan posisi anterior, yaitu kepala janin sudah berada di bagian bawah. Tapi bedanya, pada posisi ini, wajah janin menghadap ke depan (ke bagian perut Ibu atau abdomen). Ada beberapa jenis dari posisi bayi posterior dan biasanya, ini dampak dari Ibu terlalu lama duduk atau berbaring, misalnya setelah diwajibkan untuk bed rest. Hal ini masih wajar, karena sebagian bayi seringkali berada di dalam posisi dengan nama lain occipitop-posterior ini pada fase awal tahap kelahiran, dan rata-rata, janin akan berganti ke posisi normal dengan sendirinya, menjelang waktu kelahirannya. Tapi, pada kasus lainnya, posisi bayi nggak berubah, atau janin tidak berbalik. 

    Pada posisi seperti ini, ada kemungkinan dokter akan memasukkan tangannya ke dalam vagina Anda untuk memutar posisi bayi (manual rotation).

    Sayangnya, nggak semua kehamilan posisi janin seperti ini bisa terdeteksi, terutama jika Ibu nggak merasakan gejala apa pun. Posisi bayi ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri hebat dan membuat waktu persalinan menjadi lebih panjang. Untuk mengatasi rasa nyeri yang timbul, Anda bisa meminta penghilang rasa sakit ketika proses melahirkan nanti. Untuk menghindari hal ini, Anda bisa berusaha mengubah posisi bayi, misalnya dengan memosisikan tubuh Anda sesuai kebutuhan.

  3. Posisi Bayi Breech

    Atau yang lebih kita kenal dengan istilah ‘posisi bayi sungsang’. Pada posisi ini, intinya, kepala janin berada di atas, yang membedakan ialah posisi kaki janin. Adalah hal yang wajar jika janin berada di posisi ini pada usia kehamilan sebelum 35 minggu, karena umumnya, janin akan mengubah posisi mendekati waktu kelahirannya. Pada usia kehamilan ini, dokter akan memeriksa posisi bayi Anda. Pemeriksaan ini disebut dengan abdominal palpation, dan jika ada kecurigaan janin pada posisi sungsang, maka ada pemeriksaan lanjutan menggunakan ultrasound scan.

    Ada tiga jenis posisi janin breech, dengan deskripsi singkat sebagai berikut.

    • Complete breech: Pada posisi bayi ini, bokong bayi berada di bawah dengan posisi kakinya seperti seseorang sedang duduk bersila. Salah satu tanda jika janin berada dalam posisi ini, adalah Anda merasakan tendangannya di perut Anda bagian bawah.

    • Frank breech: Pada posisi frank breech, posisi kaki bayi terlipat ke atas dan merupakan posisi sungsang yang paling umum terjadi. Posisi ini bisa menimbulkan ikatan tali pusar, dan jika janin dilahirkan secara normal, maka memicu cedera.

    • Footling breech: Sedangkan pada posisi janin footling breech, satu kaki janin mengarah ke jalur lahir dan kaki sebelahnya lagi, menghadap ke atas.

    Posisi bayi sungsang, tentunya bukan posisi yang ideal untuk kelahiran, walaupun umumnya janin lahir dalam keadaan sehat, tapi posisi bayi ini bisa meningkatkan risiko cedera dan cacat lahir.

    • Apa yang Menyebabkan Posisi Bayi Sungsang?

      • Cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit.

      • Adanya fibroid rahim.

      • Bentuk rahim yang tidak normal.

      • Panjang tali pusar turut memengaruhi.

      • Kehamilan kembar. Pada kehamilan kembar, masing-masing janin bisa berada di  posisi yang berbeda.

    • Bagaimana Cara Memperbaiki Posisi Bayi Sungsang?

      Jika pada usia kehamilan tiga puluh enam minggu dan janin Anda berada dalam posisi sungsang, maka pada minggu berikutnya, dokter mungkin akan melakukan tindakan ECV atau external cephalic version. Tindakan ini, diharapkan bisa meningkatkan potensi janin untuk mengubah posisinya ke posisi yang ideal untuk kelahiran.

      Pertama, tindakan ini mesti dilakukan oleh tenaga ahli. Sekitar 20-30 menit sebelum prosedur ini dimulai, akan dipasang alat khusus untuk memantau kondisi janin. Kemudian, Anda akan diberi obat melalui pembuluh darah untuk membuat rahim Anda menjadi rileks. Dokter akan menggunakan ultrasound untuk memastikan kembali posisi bayi, kemudian dokter akan menekan perut Anda untuk mengupayakan janin berubah ke posisi yang dibutuhkan.

      Sebagian ibu tidak merasakan apa pun, tapi sebagian lagi merasa nggak nyaman dengan dijalankannya prosedur ini. Jika nggak berhasil, prosedur ini mungkin akan diulang kembali. Setelahnya, CTG atau cardiocotograph akan kembali dipasang untuk memantau kondisi janin.

      Prosedur external cephalic version ini cukup sering berhasil untuk mengubah posisi janin menjadi normal, tapi sayangnya, sebagian ibu tetap harus menjalankan kelahiran melalui operasi caesar. 

      EVC boleh diterapkan jika kehamilan Anda dinyatakan sehat dan punya jumlah air ketuban yang memadai. Namun, tindakan ini nggak disarankan untuk beberapa kasus, seperti Anda disarankan melahirkan secara caesar karena alasan tertentu, mengalami perdarahan selama tujuh hari sebelumnya, mengalami komplikasi kehamilan, kehamilan kembar, detak jantung janin tidak normal atau mengalami bentuk rahim tidak normal. Gangguan kesehatan selama kehamilan seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau preeklampsia juga tidak disarankan mengikuti prosedur ini.

      Atau, bisa mencoba trik berikut. Lakukan gerakan olahraga sederhana, namanya 'bridge exercise'. Caranya, dalam posisi terlentang, tekuk kedua lutut dengan kaki menapak ke matras. Lalu angkat pinggul selama beberapa waktu.

  4. Posisi Bayi Transverse Lie

    Posisi bayi transverse lie, adalah posisi di mana bayi melintang atau horizontal. Ada beberapa macam posisi janin transverse lie, yaitu: 

    • Punggung menghadap ke jalan lahir.

    • Posisi janin menyamping (salah satu bahunya menghadap ke jalan lahir).

    • Tangan dan kaki janin menghadap ke jalan lahir.

    Sama seperti posisi janin posterior, biasanya janin dengan posisi ini akan dengan sendirinya berputar ke posisi normal mendekati waktu kelahiran. Jika kondisi kehamilan Anda memungkinkan, maka Anda juga bisa melawati prosedur EVC, namun jika janin masih dalam posisi ini, maka akan dilakukan kelahiran lewat prosedur operasi. Jika memaksakan melahirkan secara normal, bisa meningkatkan risiko tali pusar terlepas, dan pastinya hal ini bisa membahayakan janin.

    Jika Anda ingin memantau posisi janin setelah mendekati waktu melahirkan, Anda bisa melakukan 'belly mapping', yang bisa mulai dilakukan pada usia kehamilan delapan bulan. Caranya cukup mudah, Anda hanya memerlukan spidol dengan kandungan yang aman. Ikuti langkah berikut untuk melakukan 'belly mapping':

    • Dalam posisi berbaring, tekan perut Anda dengan lembut. Hal ini untuk merasakan di mana posisi kepala janin. Setelah Anda menemukannya, tandai bagian tersebut dengan spidol.

    • Anda juga bisa menandai posisi janin dengan merasakan tendangannya. Artinya, di bagian itu adalah posisi kaki janin.

    Selain EVC, ada trik lain yang dikatakan mungkin bisa memperbaiki posisi janin, yaitu:

    • Dalam posisi duduk, dorong pinggul Anda ke depan.

    • Duduk selama beberapa waktu di atas exercise ball.

    • Ketika Anda duduk, pastikan posisi lutut berada di bawah pinggul.

    • Lakukan posisi seperti Anda sedang bermain kuda-kudaan dengan si Kecil (telapak tangan dan lutut berada di lantai).

Nah, itulah beberapa posisi bayi pada kehamilan beserta cara untuk memperbaikinya. 

Penulis: Stephanie

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram