Ibupedia

5 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Saat Hamil Tua

5 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Saat Hamil Tua
5 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Saat Hamil Tua

Periode hamil tua dimulai pada kehamilan 28 minggu hingga kelahiran (biasanya kehamilan 37 sampai 42 minggu). Fase hamil tua ini bisa jadi yang paling menantang. Selain mempersiapkan dan merencanakan persalinan dan kelahiran bayi, Ibu perlu memperhatikan tiga hal penting ini agar hamil tua menjadi lebih nyaman dan tenang. 

   

1. Posisi Tidur Yang Paling Tepat Saat Hamil Tua

Selama kehamilan, tidur miring ke kiri jadi posisi yang terbaik. Posisi ini memudahkan  aliran darah dan nutrisi ke bayi. Di waktu yang sama, tidur miring ke kiri membantu mengatasi gejala kehamilan yang tidak diinginkan.

Tidur telentang saat hamil tua bisa menyebabkan mual dan morning sickness serta mempengaruhi aliran darah dan nutrisi ke bayi. Sedangkan posisi tidur tengkurap sangat tidak memungkinkan saat hamil tua. Bila Ibu merasa tidak nyaman ketika tidur dengan posisi miring ke kiri, mulai lakukan kebiasaan ini ketika Ibu berusaha hamil untuk menghindari kesulitan nantinya. 

Gangguan tidur yang terjadi pada ibu hamil pada saat hamil tua lainnya adalah perut Ibu yang terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk bisa tidur dengan nyaman. Selain itu, seperti hari-hari awal kehamilan, Ibu harus bolak-balik ke kamar mandi karena bayi yang tumbuh menekan kandung kemih.   Selain masalah ini, beberapa gangguan tidur lain selama hamil tua di antaranya:  

 

Tips Agar Tidur Nyenyak Selama Hamil Tua

Meski gejala yang disebutkan di atas hanya bersifat sementara dan berlangsung hingga trimester terakhir, Ibu masih bisa menikmati tidur yang berkualitas saat hamil tua. Ikuti tips sederhana berikut untuk menghindari posisi tidur yang tidak tepat:  

  • Tidur miring ke kiri dan letakkan bantal di antara dua kaki dan belakang punggung.

  • Gunakan bantal untuk mendapat posisi yang nyaman selama tidur. Bila perlu, gunakan bantal kehamilan yang tersedia di toko perlengkapan ibu dan bayi.

  • Berbaring di atas tempat tidur mungkin terasa tidak nyaman selama trimester ketiga. Bila Ibu merasa lebih nyaman tidur di kursi atau sofa, tidak masalah.

  • Kenakan baju tidur yang nyaman dan longgar. Pilih pakaian dari bahan katun agar Ibu merasa nyaman.

  • Konsumsi makanan yang ringan sebagai makan malam. Hindari makanan pedas karena bisa menyebabkan heartburn yang biasanya terasa di malam hari.

  • Sekitar 15 menit sebelum tidur, coba hindari segala jenis gangguan dan biarkan pikiran rileks. Tetap berpikiran positif dan Ibu akan lebih mudah tidur.

  • Lakukan olahraga ringan selama hamil. Ini akan membuat Ibu rileks dan tubuh mendapat oksigen yang membantu tidur lebih baik.

    

2. Posisi Hubungan Intim Saat Hamil Tua

Bu, ketika kehamilan terus berlanjut dan masuk ke usia hamil tua, tubuh mengalami perubahan besar. Untuk mengakomodasi perubahan ini, kehidupan seks Ibu juga perlu menyesuaikan. Ketika perut melebar dan persendian mengalami nyeri, pastinya tidak lagi memungkinkan melakukan hubungan intim dengan posisi favorit Ibu. Dan karena tiap trimester muncul gejala berbeda, posisi hubungan intim yang berhasil di trimester pertama, tapi tidak pada trimester ketiga. Menemukan posisi seks terbaik saat hamil tua bisa jadi proses trial and error.

Beberapa orang tidak melakukan hubungan seks selama hamil, dan ini tak masalah. Tapi sebagian lagi tetap melakukannya, bila Ibu termasuk yang ini, posisi seks yang biasa Ibu pilih mungkin tidak berhasil. Tapi satu hal yang menyenangkan tentang kehamilan adalah membuat Ibu dan pasangan menjadi kreatif dan mencoba sesuatu yang baru

Trimester ketiga atau usia hamil tua jadi saat yang sulit untuk menentukan posisi seks yang tepat, tapi juga menjadi waktu untuk mencoba posisi yang baru bagi Ibu dan pasangan. Jangan takut, Ibu dan pasangan yang tahu mana yang terbaik untuk Ibu berdua.  

  1. Posisi seks spooning

    Spooning berarti memeluk pasangan dari belakang (suami di belakang istri). Posisi ini paling tepat ketika Ibu merasa tidak bisa banyak bergerak. Ibu bisa letakkan bantal di bawah perut sebagai penopang. Posisi ini jadi cara untuk dekat dan intim dengan pasangan ketika perut Ibu menjadi jarak diantara Ibu berdua.  

  2. Posisi seks eagle

    Posisi eagle berarti Ibu berbaring telentang dengan kaki di atas dan sedikit ditekuk sedang pasangan berlutut di antara dua kaki Ibu. Posisi ini bisa dimodifikasi agar pasangan berdiri di pinggir tempat tidur. Di posisi eagle, pasangan bisa melakukan penetrasi tanpa hambatan dari perut hamil Ibu.  

  3. Posisi seks champagne room

    Di posisi ini Ibu bisa gunakan furniture seperti kursi atau sofa. Minta pasangan duduk, dan Ibu duduk di atasnya menghadap berlawanan. Posisi ini mudah dan memberi banyak penopang ketika Ibu membutuhkannya.  

Hubungan seks selama hamil aman dilakukan, dokter akan memberitahu bila ada resikonya. Ibu juga tak perlu takut menyakiti bayi. Penis pasangan tidak akan bisa menjangkau kepala bayi meski bila bayi sudah turun ke panggul, dan tak ada yang bahaya bila Ibu mengalami orgasme. Kontraksi rahim dan oksitosin terlepas secara normal ketika orgasme bisa jadi cara alami menuju persalinan. 

Hubungan intim selama hamil tua akan terasa sangat berbeda. Bila serviks Ibu mulai siap untuk persalinan, pasangan kemungkinan bisa merasakannya dan Ibu mengalami bercak ringan setelah hubungan seks karena serviks menjadi lebih lembut dan lebih sensitif. Selain itu, kemungkinan hubungan seks di trimester ketiga tidak lagi sangat memuaskan dibanding trimester kedua, setidaknya untuk Ibu.   

Ada juga kemungkinan hubungan intim bisa memicu persalinan. Bila serviks mulai membuka dan rahim siap, seks bisa mempercepat persalinan yang sudah dekat. Tapi bila kondisi serviks belum matang, maka Ibu harus menunggu hingga semua sistem tubuh siap. Dan bila tubuh tidak juga menunjukkan tanda persalinan saat kehamilan mencapai 42minggu, Ibu akan diinduksi oleh dokter.  

   

3. Pola Makan Di Kehamilan Trimester Ketiga 

Selama usia hamil tua dan akhir kehamilan, bayi tumbuh dengan cepat. Mata, tulang, organ, otak, dan paru-paru berkembang dan kebutuhan nutrisi meningkat. Selain pertumbuhan bayi yang cepat, tubuh Ibu juga bersiap untuk melahirkan. Pola makan yang sehat, dengan makanan bernutrisi, sangat penting saat ini seperti pada dua trimester sebelumnya.   

Makanlah dengan pola makan seimbang saat hamil tua ini. Calon ibu harus fokus pada produk makanan roti dan sereal, variasi buah dan sayur, sumber protein, serta produk susu rendah lemak. Meski dokter menyarankan vitamin kehamilan, kebanyakan nutrisi yang Ibu butuhkan akan berasal dari makanan yang Ibu konsumsi.  

  1. Kebutuhan nutrisi tambahan

    Selain kebutuhan makan mendasar, selama hamil tua, perkembangan otak janin yang cepat akan mendapat manfaat dari makanan yang mengandung asam lemak omega 3 dan choline. Pertumbuhan tulang yang cepat membuat kalsium menjadi nutrisi penting saat ini. Ikan, termasuk salmon, mackerel, tuna, dan kerang jadi sumber yang baik untuk zat besi dan lemak omega 3. Susu rendah lemak, keju, dan yoghurt memberi tambahan kalsium.  

  2. Kebutuhan kalori

    Selama kehamilan, Ibu perlu menambah berat badan antara 11 hingga 14 kg. Selama hamil tua, pertambahan berat badan terjadi lebih cepat dibanding pada awal kehamilan. Tambahan asupan kalori selama kehamilan mencapai 450 kalori. Misalnya, bila Ibu mengkonsumsi 1500 kalori sebelum hamil, maka asupan kalori saat ini menjadi 1950 kalori per hari.   Makanlah dari tiap kelompok makanan di trimester ketiga. Makan setidaknya 2 gelas buah, 3 gelas sayur, dan 250 gram produk roti. Ibu akan membutuhkan 180 gram protein dari daging, unggas, makanan laut, kacang, atau telur setiap hari dan setidaknya 3 gelas susu rendah lemak atau yoghurt.

Selama hamil tua, Ibu akan mengalami heartburn. Makanlah 5 hingga 6 kali sehari untuk mengurangi asam pencernaan. Ibu juga akan merasa lebih nyaman bila menghindari makanan berlemak dan pedas. Hindari juga makanan asin. Garam berlebih akan membuat mata kaki bengkak dan retensi cairan.   Beberapa ibu hamil menolak makanan tertentu selama hamil. Bila Ibu tidak bisa makan daging, dapatkan protein dari kedelai sebagai pengganti daging. Akan lebih mudah makan sayuran dengan rasa yang ringan seperti kentang tumbuk atau kacang hijau. Coba tunggu hingga makanan dingin bila Ibu mengalami penolakan makanan. Makanan hangat lebih beraroma, yang bisa memicu mual. Coba smoothie buah bila Ibu tidak bisa minum susu yang biasa.  

   

4. Keluhan Yang Biasa Terjadi Di Trimester Ketiga

Ketika kehamilan mendekati akhir ada beberapa gejala yang perlu Ibu hadapi. Tiap wanita unik dan tiap kehamilan berbeda jadi tak ada dua kehamilan yang benar-benar sama. Bahkan selalu ada beberapa perbedaan pada buku kehamilan. Dokter mungkin akan berbicara tentang kondisi Ibu, gejala sebelumnya, dan masalah khusus yang ada di kehamilan Ibu.

Tak ada salahnya mengetahui apa yang akan terjadi di trimester ketiga, berikut keluhan umum wanita di kehamilan trimester ketiga:  

  1. Kontraksi Braxton Hicks

    Kontraksi Braxton Hicks pada dasarnya menjadi cara tubuh melakukan pemanasan sebelum persalinan yang sebenarnya. Ibu akan merasa kencang pada perut dan otot rahim, yang tujuannya agar otot siap untuk tahap persalinan. Biasanya Ibu mulai mengalami kontraksi Braxton Hicks pada usia kehamilan 28 hingga 30 minggu. Pastikan Ibu segera menghubungi dokter bila cemas dengan kontraksi yang Ibu alami atau kontraksi terasa dengan frekuensi dan ritme meningkat.  

  2. Rasa sakit pada punggung, panggul, dan pinggang

    Ketika bayi tumbuh dan tubuh terus mempersiapkan kelahiran bayi, Ibu akan mengalami rasa sakit pada punggung, panggul, dan pinggang. Bayi yang tumbuh memberi lebih banyak tekanan pada punggung yang menyebabkan peningkatan rasa sakit punggung yang dialami wanita sepanjang kehamilan. Area panggul mengalami perubahan sebagai persiapan kelahiran yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang dan panggul. Coba posisi tidur dan olahraga yang membantu meringankan rasa sakit dan tidak nyaman.    

  3. Heartburn

    Hormon kehamilan membuat sistem pencernaan melambat, yang menyebabkan peningkatan heartburn. Dokter menganjurkan Ibu makan dalam porsi lebih kecil sepanjang hari daripada 3 kali makan besar. Dokter juga menganjurkan Ibu menghindari makan mendekati waktu tidur. Dan ketika tidur, topang tubuh dengan bantal untuk meringankan heartburn.  

  4. Susah tidur

    Ketika tubuh tumbuh dan berubah, Ibu akan merasa semakin tidak nyaman, yang tentu ini mengganggu tidur Ibu. Ibu juga perlu bangun dari tidur beberapa kali untuk ke kamar kecil. Terlebih gerakan bayi di malam hari yang lebih aktif. Pastikan Ibu tidur sebanyak mungkin. Ibu juga perlu tidur siang untuk membayar kekurangan tidur di malam hari.  

Yang disebutkan di atas hanya beberapa keluhan wanita di saat hamil tua, beberapa di antaranya akan Ibu alami. Bila cemas dengan gejala yang Ibu alami, bicaralah pada dokter. Jika ada yang terasa mengganggu atau terlihat tidak normal, pastikan menghubungi dokter agar Ibu bisa diperiksa dan membicarakan kecemasan Ibu pada dokter.  

   

5. Bila Tanggal Perkiraan Melahirkan Sudah Lewat

Kebanyakan bayi lahir antara kehamilan minggu 38 hingga 42. Ketika bayi belum juga lahir di minggu 42, dianggap sebagai kehamilan lewat waktu. Satu dari 10 bayi mengalami hal ini. Tak ada yang bisa memastikan kenapa beberapa bayi lahir terlambat. Bukan apa yang Ibu lakukan atau tidak lakukan selama kehamilan yang menyebabkan bayi lebih lama berada di kandungan. Tapi, Ibu lebih mungkin melahirkan setelah melewati hari perkiraan lahir bila:  

  • Belum pernah hamil sebelumnya.

  • Ada kerabat yang melahirkan melewati tanggal perkiraan melahirkan.

  • Pernah mengalami kehamilan lewat waktu sebelumnya.

  • Ibu sendiri lahir melewati tanggal perkiraan melahirkan.

Melahirkan lebih dari 2 minggu setelah tanggal perkiraan bisa menimbulkan sejumlah risiko. Tingkat kematian bayi pada kehamilan lebih dari 42 minggu dua kali lebih besar dibanding pada bayi yang cukup umur. Kemungkinan masalah pada kehamilan lewat waktu berupa:  

  • Pertumbuhan terhenti atau melambat karena bayi kehabisan ruang gerak di rahim

  • Masalah pernafasan pada bayi

  • Stres janin, detak jantung lambat dan tanda bayi bermasalah lain

  • Penurunan tingkat cairan ketuban

  • Menghirup mekonium

  • Ibu mungkin akan butuh operasi caesar atau kelahiran dengan bantuan alat forceps karena bayi berukuran besar

  • Kelahiran mati (stillbirth)

Induksi persalinan dilakukan bergantung tanggal perkiraan kelahiran dan kesehatan bayi. Dokter bisa memutuskan menginduksi persalinan setelah Ibu satu minggu lewat dari tanggal perkiraan kelahiran. Atau dokter menunggu sedikit lagi agar persalinan mulai dengan sendirinya.   Dokter akan memeriksa Ibu dua kali dalam seminggu untuk memastikan bayi masih baik-baik saja. Ibu bisa menjalani tes berikut:  

  • Tes non stres, menggunakan monitor janin untuk mengawasi detak jantung bayi

  • USG untuk memeriksa pertumbuhan dan perkembangan bayi

  • Pengukuran cairan ketuban

  • Pemeriksaan serviks untuk mengecek pembukaan sebagai persiapan persalinan.

Bila ada masalah dengan bayi atau ibu hingga belum melahirkan 2 minggu setelah lewat tanggal perkiraan melahirkan, dokter akan menginduksi persalinan. Menginduksi persalinan dapat menurunkan kemungkinan Ibu membutuhkan operasi caesar.

Dokter akan memberi obat yang disebut oksitosin. Obat ini membuat rahim berkontraksi untuk memulai proses persalinan. Ibu membutuhkan pematang serviks sebelum pemberian oksitosin. Untuk mematangkan serviks dan menginduksi persalinan, dokter bisa memberikan prostaglandin. Bila Ibu perlu diinduksi tapi serviks belum menipis atau membuka, Ibu akan dirujuk ke rumah sakit agar dokter bisa memulai induksi dengan obat. Obat yang mengandung prostaglandin sintetis dimasukkan ke vagina atau melalui oral. Selama persalinan, tim akan melakukan langkah pencegahan, terutama bila tingkat cairan ketuban rendah.

(Ismawati, Yusrina / Dok. Shutterstock)