Ibupedia

7 Vaksin Penting Untuk Ibu Hamil Demi Kesehatan Janin

7 Vaksin Penting Untuk Ibu Hamil Demi Kesehatan Janin
7 Vaksin Penting Untuk Ibu Hamil Demi Kesehatan Janin

Vaksinasi sebelum dan selama hamil tidak hanya berperan penting untuk melindungi kesehatan Anda tapi juga keamanan dan kesehatan janin. Kekebalan Anda menjadi pertahanan pertama bayi terhadap berbagai penyakit serius. Jadi bila sedang hamil atau merencanakan kehamilan, pastikan vaksinasi Anda sudah lengkap.

Tapi Bun, tidak semua vaksin aman diberikan selama hamil. Vaksin terdiri dari 3 bentuk, virus hidup, virus mati, dan toksoid (protein kimia yang tidak berbahaya berasal dari bakteri). Wanita hamil tidak boleh menerima vaksin dari virus hidup karena ada kemungkinan membahayakan janin. Tapi vaksin yang berasal dari virus mati aman bagi wanita hamil.

Vaksin Sebelum Kehamilan

Infeksi tertentu bisa berbahaya selama hamil. Itu sebabnya Anda harus menjalani tes darah pada pemeriksaan sebelum kehamilan untuk mengetahui apakah Anda kebal terhadap beberapa penyakit. Bila tidak, berarti Anda perlu divaksin sebelum hamil. Pastikan untuk menunda kehamilan selama 1 bulan karena vaksin berikut berasal dari virus hidup yang bisa membahayakan janin.

  1. Vaksin Cacar Air

    Sebagai penyakit yang sangat menular, cacar air menyebabkan demam dan rasa gatal yang sangat tidak nyaman. Sekitar 2 persen bayi dari wanita yang mengalami cacar air selama kehamilan 5 bulan pertama mengalami cacat lahir, termasuk kelumpuhan. Selain itu, wanita yang mengalami cacar air pada waktu melahirkan juga bisa menularkan infeksi yang mengancam keselamatan bayi.

  2. Vaksin Campak, Gondong, dan Rubella (MMR)

    Campak merupakan penyakit yang sangat menular disebabkan oleh virus. Campak diawali dengan demam, batuk, dan hidung berair lalu diikuti oleh ruam kemerahan pada beberapa hari setelahnya. Gondong juga penyakit virus menular yang menyebabkan kelenjar ludah membengkak. Bila Anda terinfeksi salah satu penyakit ini selama hamil, resiko keguguran meningkat (campak juga meningkatkan kemungkinan persalinan prematur). Virus rubella yang juga dikenal dengan campak Jerman, muncul seperti gejala flu diikuti ruam. Rubella bisa berbahaya selama kehamilan. Hingga 85 persen bayi dari ibu yang terkena rubella selama trimester pertama mengalami cacat lahir serius seperti kehilangan pendengaran dan ketidakmampuan intelektual.

Vaksin Yang Aman Selama Hamil

  1. Vaksin Flu

    Vaksin flu dianjurkan untuk semua ibu yang akan hamil selama musim flu. Vaksin flu berasal dari virus mati, jadi aman untuk ibu maupun janin. Tapi Anda harus menghindari FluMist, vaksin semprot hidung yang berasal dari virus hidup.

    Calon ibu yang mengalami flu terutama selama pertengahan kehamilan lebih rentan mengalami gejala parah atau komplikasi seperti pneumonia. Flu menyebabkan demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan batuk. Gejala biasanya berlangsung sekitar 4 hari, meski batuk dan lelah bisa selama dua minggu atau lebih.
    Flu tidak membahayakan janin tapi hubungi dokter bila mengalaminya, perbanyak istirahat, dan minum banyak cairan. Beritahu dokter bila Anda tidak merasa lebih baik setelah beberapa hari atau bila Anda kesulitan bernafas, karena ini bisa jadi tanda komplikasi serius seperti pneumonia.

  2. Vaksin Difteri Pertusis Tetanus

    Vaksin DPT bisa diberikan sepanjang kehamilan, tapi waktu yang direkomendasikan antara kehamilan 27 hingga 36 minggu. Vaksin DPT dibuat dari toksoid, jadi aman selama kehamilan.

    Difteri adalah infeksi pernafasan yang bisa menyebabkan masalah pernafasan, lumpuh, koma, bahkan kematian. Pertusis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri, sangat menular dan bisa berakibat fatal pada janin. Sedangkan tetanus adalah penyakit pada sistem saraf pusat yang menyebabkan otot nyeri. Bakteri yang menyebabkan tetanus bisa ditemukan pada tanah dan kotoran hewan. Bakteri masuk ke aliran darah melalui goresan di kulit. Jadi periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami luka yang dalam atau kotor. Bila terjadi selama hamil, tetanus bisa menyebabkan kematian janin.

Vaksinasi Tambahan Sebelum Atau Selama Hamil

Pekerjaan atau gaya hidup bisa membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit tertentu, begitu juga kondisi kesehatan kronis seperti diabetes. Bila Anda masuk salah satu kategori ini, dokter bisa merekomendasikan vaksinasi tambahan sebelum atau selama hamil.

  1. Vaksin Hepatitis B

    Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan liver, mual, lelah dan penyakit kuning. Pada beberapa kasus, hepatitis B bisa menyebabkan penyakit liver kronis, kanker liver, dan kematian. Vaksin hepatitis B aman diberikan pada wanita hamil. Vaksin ini dianjurkan bila Anda seorang pekerja medis atau tinggal bersama penderita penyakit ini.

    Wanita hamil dengan hepatitis B bisa menularkan infeksi ke janin saat melahirkan. Bila tidak ditangani, bayi memiliki resiko tinggi terkena penyakit liver serius ketika dewasa. Semua wanita hamil direkomendasikan melakukan pemeriksaan hepatitis B karena kemungkinan penderita tidak menyadarinya.

  2. Vaksin Hepatitis A

    Vaksin ini melindungi Anda dari penyakit liver yang menyebar melalui makanan atau air tercemar. Gejalanya berupa demam, lelah, dan mual. Biasanya hepatitis A tidak seserius hepatitis B dan tidak mempengaruhi janin. Pada kasus yang jarang, hepatitis A bisa menyebabkan persalinan prematur dan infeksi pada bayi baru lahir. Vaksin hepatitis A beresiko rendah karena dibuat dari virus mati. Anda perlu menerima vaksin ini bila bepergian ke negara berkembang atau bekerja di laboratorium.

  3. Vaksin Pneumococcal

    Bila Anda memiliki kondisi kronis spesifik, seperti diabetes tidak diketahui, peneliti meyakini kalau resikonya rendah. atau penyakit ginjal, dokter bisa merekomendasikan vaksin pneumococcal, yang akan melindungi Anda dari beberapa bentuk pneumonia. Meski keamanan vaksin ini pada bayi belum lahir

Vaksin Setelah Kehamilan

Setelah kehamilan berarti waktu untuk menerima vaksin yang belum bisa didapat selama atau sebelum hamil. Ibu yang menyusui bisa menerima vaksin berdasarkan jadwal vaksin orang dewasa. Wanita dengan usia kurang dari 26 tahun juga bisa menerima vaksin HPV (human papillomavirus) agar terhindar dari kanker serviks. Vaksin ini tidak dianjurkan selama hamil karena penelitian belum bisa memastikan keamanannya bagi janin yang sedang berkembang.

Alergi Vaksin

Jarang terjadi reaksi serius terhadap vaksin. Tapi dokter akan memberitahu Anda untuk menghindari vaksin tertentu bila Anda memiliki alergi pada kandungannya. Orang yang alergi pada  ragi roti tidak boleh menerima vaksin hepatitis B, mereka yang alergi telur perlu menghindari vaksin flu, dan orang yang alergi parah pada gelatin tidak boleh menerima vaksin campak, gondongan, dan rubella. Anda bisa bicarakan dengan dokter tentang cara lain untuk mencegah penyakit.

Vaksin Untuk Pasangan Dan Anggota Keluarga Lain

Siapapun yang merawat atau banyak menghabiskan waktu bersama bayi Anda, termasuk kakek nenek, saudara kandung, perawat, atau pengasuh, juga harus menerima vaksin. Pastikan pasangan dan anggota keluarga lain menjadwalkan vaksin flu, karena virus ini sangat lazim dan formulasinya berubah tiap tahun. Pastikan juga mereka mendapat vaksin DPT karena pertusis sangat menular dan data menunjukkan kebanyakan bayi mengalami batuk rejan karena tertular dari anggota keluarga.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram