Ibupedia

8 Masalah Kulit yang Dialami oleh Ibu Hamil

8 Masalah Kulit yang Dialami oleh Ibu Hamil
8 Masalah Kulit yang Dialami oleh Ibu Hamil

Peningkatan hormon progesteron serta sirkulasi darah pada tubuh ibu hamil, menyumbang besar pada perubahan demi perubahan yang dialami oleh ibu hamil. Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh juga bekerja tidak seperti biasa saat sebelum hamil. Efek yang timbul pada setiap ibu hamil tergantung dari bagaimana tubuh mereka menanggapi beberapa perubahan yang terjadi, sehingga penerimaannya juga berbeda.

Rambut yang semakin menebal, kuku yang lebih cepat bertumbuh setelah dipotong, merupakan beberapa hal yang dirasakan oleh ibu hamil. Namun, satu hal yang paling terlihat dari perubahan yang dialami oleh ibu hamil adalah bagian kulit.

David Leffel, MD, Professor of Dermatology di Yale School of Medicine, New Haven, Conn. dan penulis dari Total Skin mengatakan, “Tubuh pada ibu hamil dapat menghasilkan produksi yang sangat besar terhadap faktor pertumbuhan dan sirkulasi darah yang semakin banyak, sehingga membuat ibu hamil tampak cerah.”. Sebelum hamil, sebagian besar Ibu pasti berharap untuk bisa merasakan pregnancy glow. Ternyata, tidak semua ibu hamil dapat merasakannya, loh, Bu. Reaksi yang ditimbulkan pada kulit ibu hamil pun berbeda. Apa saja kira-kira masalah kulit yang timbul pada ibu hamil? Simak terus artikel ini yuk, Bu.

8 Jenis Masalah Kulit pada Ibu Hamil

Tidak semua ibu hamil merasakan setiap masalah kulit yang disebabkan oleh hormon-hormon kehamilan. Sekali lagi, tergantung pada bagaimana reaksi tubuh masing-masing ibu hamil. Berikut macam-macam masalah kulit pada ibu hamil.

  1. Stretch marks

    Perut yang semakin membesar, membuat kulit pun turut membesar dan semakin renggang sehingga menimbulkan stretch marks. Dilansir dari laman babycenter.com, stretch marks disebabkan oleh jaringan pendukung bersifat elastis, yang terletak tepat di bawah kulit. Awalnya berubah warna dari merah muda, cokelat kemerahan, ungu, atau cokelat gelap, tergantung dari warna kulit masing-masing ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil memiliki stretch marks pada bagian perut, tetapi beberapa ibu hamil lainnya ada yang memiliki di bagian paha, lengan, sekitar payudara, dan beberapa bagian tubuh lainnya yang ikut membesar saat sedang hamil. “Stretch marks memiliki kecenderungan genetik. Jika ibunya memiliki stretch marks saat hamil, kemungkinan besar anak perempuan akan mengalaminya.”, ungkap Glenn Kolansky, MD, dewan dermatolog bersertifikat di New Jersey.

    Apakah stretch marks akan benar-benar hilang setelah melahirkan? Jawabannya adalah tidak, tetapi stretch marks akan semakin kurang terlihat sekitar 6 sampai 12 bulan setelah melahirkan. Pigmen tersebut akan memudar dan menjadi lebih terang dari kulit yang mengelilinginya (tergantung warna kulit setiap Ibu), tetapi teksturnya akan tetap sama seperti saat pertama kali mengalami stretch marks.

    Kapan terjadinya?

    Sekitar 90% ibu hamil mendapat stretch marks saat memasuki trimester ketiga, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau memasuki trimester kedua ada juga ibu hamil yang sudah terlihat memiliki stretch marks.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Kulit yang tertarik sehingga menimbulkan stretch marks akan membuat ibu hamil merasa gatal. Cara mengatasi gatal serta mencegah stretch marks semakin banyak adalah mengoleskan krim pelembut, minimal 2 kali sehari, saat pagi hari sebelum beraktivitas dan sebelum tidur. Hal ini dilakukan untuk mencegah kulit menjadi kering, sehingga dapat mencegah gatal yang ditimbulkan. “Kandungan krim yang mengandung retinoid kemungkinan dapat meningkatkan strige alba (stretch marks berwarna putih) dengan meningkatkan kolagen dan menebalkan kulit, tetapi kebanyakan pengobatan topical tidak dapat melakukannya.”, jelas Jennifer MacGregor, MD, dermatolog dari kota New York. Perlu Ibu ingat bahwa pemakaian krim pelembut tidak membuat stretch marks benar-benar menghilang.

  2. Jerawat

    Ibu hamil dengan jenis kulit wajah yang cenderung mudah berjerawat, biasanya jerawat di wajah akan bertambah lebih banyak saat hamil. Bruce E. Katz, MD, medical director dari Juva Skin, Laser Center dan associate clinical professor of  dermatology di College of Physicians and Surgeons of Columbia University, di New York, mengatakan bahwa sebagian ibu hamil ada yang cenderung mengalami jerawat yang lebih banyak dibandingkan sebelum hamil. Bahkan, jerawat tersebut juga bisa menyebar tak hanya di wajah, tetapi juga di dada, atau di punggung. Sedangkan sebagian ibu hamil lainnya ada yang jerawatnya berkurang banyak. “Timbul atau tidaknya jerawat pada ibu hamil sangat tergantung dari bagaimana hormonnya bekerja.”, tambah Bruce.

    Kelenjar minyak pada ibu hamil juga semakin meningkat, sehingga jerawat juga akan semakin banyak. Ibu hamil yang sebelumnya sudah jerawatan, tidak menutup kemungkinan jerawatnya akan semakin banyak. Kelenjar minyak bereaksi pada hormon androgen, yang juga meningkat saat menjalani masa kehamilan, biasa disebut dengan sebum. Minyak yang menumpuk akan menyumbat pori-pori, sehingga dapat menarik bakteri dan menyebabkan jerawat, bahkan komedo. Variasi jerawat yang dialami setiap tubuh ibu hamil berbeda-beda, ada yang berupa benjolan kemerahan, atau mungkin benjolan kecil berwarna putih dan berisi nanah. Semuanya kembali lagi tergantung bagaimana hormon setiap ibu hamil bekerja.

    Kapan terjadinya?

    Tidak ada waktu yang pasti kapan jerawat saat hamil akan muncul. Ada yang dari awal kehamilan, ada juga yang baru mengalami setelah masuk trimester kedua. Ada juga yang tidak memiliki jerawat sama sekali. Semua tergantung pada hormon masing-masing ibu hamil.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Jerawat yang muncul saat hamil tidak bisa dihindari, tetapi bisa diatasi agar tidak muncul lebih banyak. Ibu hamil dapat mengatasi berkembangnya jerawat dengan tetap menjaga kebersihan. Jika ingin menggunakan produk kecantikan, jangan lupa untuk konsultasikan terlebih dahulu pada dokter ya, Bu.

  3. Mask of Pregnancy (Chloasma atau Melasma)

    “Kenapa kulit mukaku lebih gelap dan banyak bintik hitam ya?”. Ungkapan tersebut sedang dialami atau pernah mengalaminya nggak, Bu? Kalau iya, berarti Ibu sedang mengalami yang namanya mask of pregnancy, atau biasa disebut dengan chloasma atau melasma atau bercak hitam. Hal ini akan menyebabkan bintik-bintik gelap muncul di wajah. Beberapa bagian wajah tersebut seperti jidat, pipi, dan bagian atas bibir. Sebagian ibu ada yang mengalami bintik hitam atau kulit yang lebih gelap di bagian rahang dan lengan bawah, serta ketiak dan paha bagian dalam. Beberapa calon ibu merasa warna pada puting dan area sekitarnya (areola) menjadi lebih gelap. Bintik-bintik hitam tersebut terjadi akibat meningkatnya pigmentasi pada tubuh ibu hamil, sehingga mendorong produksi sementara terhadap melanin pada tubuh Ibu.

    Kalau sebelumnya Ibu berusaha untuk tidak terpapar matahari lebih lama, saat hamil justru Ibu harus lebih ekstra melindungi diri dari paparan sinar matahari. Karena sinar matahari akan membuat bintik hitam di wajah semakin banyak, dikarenakan level pigmentasi yang sedang meningkat selama hamil. Pada hal ini, ibu hamil dengan tipe kulit yang lebih gelap akan kemungkinan lebih besar mengalami melasma.

    Kapan terjadinya?

    Peningkatan pigmentasi pada ibu hamil berbeda-beda, sehingga melasma tidak selalu terjadi pada setiap ibu hamil. Biasanya bintik hitam mulai muncul memasuki trimester kedua.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Penggunaan tabir surya (sunblock atau sunscreen) sangat dibutuhkan untuk bisa digunakan ibu hamil terutama saat sedang keluar atau harus terpapar sinar matahari. Ibu bisa menggunakan krim tabir surya setidaknya dengan kadar SPF 15. Jika dibutuhkan, gunakan topi ya, Bu, karena jika hanya menggunakan tabir surya saja kurang cukup melindungi wajah secara menyeluruh.

  4. Ruam merah (Prurigo)

    Ruam merah atau prurigo tidak banyak dialami oleh ibu hamil, atau kemungkinanya kecil. Laman babycenter.com menuliskan setidaknya sekitar 20% ibu hamil mengalaminya. Munculnya ruam merah ditandai dengan benjolan kecil yang mirip dengan gigitan serangga dan terasa sangat gatal. Prurigo bisa menyerang bagian kulit di mana saja, bahkan bisa saja bertambah seiring bertambahnya umur kehamilan ibu hamil atau menjelang lahiran. Penyebab kondisi ini diduga akibat berubahnya sistem imun ibu hamil pada masa kehamilan. Tak hanya prurigo, berubahnya sistem imun saat hamil dapat menyebabkan masalah kulit yang menyebabkan gatal lainnya seperti psoriasis.

    Kapan terjadinya?

    Munculnya ruam merah pada ibu hamil yang mengalami berbeda-beda tergantung kondisi hormonnya bekerja. Ada yang dari awal kehamilan, bahkan ada yang 1-2 minggu menjelang kelahiran si kecil baru mengalaminya. Gejala ini bisa timbul di bagian kepala, area bibir, perut, atau tangan.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Karena rasa gatal yang tidak bisa mereda, ibu hamil disarankan untuk tetap menjaga kondisi kulit yang lembab. Jika kulit dibiarkan kering, rasa gatal-gatal akan terus muncul dan kulit menjadi kering sampai terkelupas. Usahakan juga untuk tidak digaruk jika gatal ya, Bu, karena hanya akan membuat kondisi kulit semakin buruk bahkan sampai luka. Ketika sudah luka, rasanya akan sangat perih. Terus gunakan pelembab kulit agar tetap ternutrisi dengan baik dari luar. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang sehat, perbanyak makan buah dan sayur.

    Jika rasa gatal serta kondisi kulit semakin parah, segera hubungi dokter untuk tindak lebih lanjut. Ibu hamil juga disarankan untuk tidak stress atau dalam keadaan cemas yang berlebihan saat hamil. Hal ini bisa membuat ruam merah semakin timbul dan rasa gatal yang luar biasa.

  5. Varises (Varicose Vain)

    Varises adalah pembuluh darah yang berwarna kebiru-biruan yang biasanya muncul di kaki selama kehamilan. Penyebab hal ini terjadi karena tubuh ibu hamil mengimbangi aliran darah yang semakin meningkat, yang mengalir ke bayi. Sebagian besar penyebab terjadinya varises pada ibu hamil karena berdiri terlalu lama dengan beban kehamilan yang dibawa. Memiliki varises bisa menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan terasa sakit jika tidak segera ditangani. Jika ibu hamil memiliki riwayat keluarga yang memiliki varises, kemungkinan besar Ibu juga bisa mengalaminya selama masa kehamilan.

    Kapan terjadinya?

    Biasanya mulai terlihat saat perut ibu hamil mulai terlihat membesar atau saat memasuki trimester kedua. Selain itu, beban yang dibawa oleh kaki juga mulai terasa berat, apalagi ketika ibu hamil sedang berdiri cukup lama.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Munculnya varises bisa dihindari dengan melakukan beberapa cara seperti berikut:

    • Hindari berdiri terlalu lama

    • Lakukan jalan yang ringan sekitar 5-10 menit untuk membantu aliran darah lebih lancer

    • Saat dalam posisi duduk, usahakan untuk mengangkat kaki untuk menghindari bengkak

    • Jangan duduk terlalu lama

    • Sisihkan waktu sekitar 30 menit untuk mengangkat kaki lebih tinggi dari kepala, juga untuk membantu aliran darah lebih lancar. Usahakan untuk melakukannya setiap hari.

  6. Kolestasis

    Kolestasis adalah kondisi pada hati yang tiba-tiba parah dan menyebabkan rasa yang sangat gatal. hal ini terjadi ketika empedu sudah menumpuk di hati. Hati adalah bagian yang paling penting untuk tempat memilah dan membersihkan nutrisi yang tidak baik, seperti garam empedu (atau asam empedu), kolesterol, bilirubin (pigmen), dan juga air. Jika ibu hamil memiliki kolestasis, hati tidak akan mampu menyaring nutrisi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, sehingga garam empedu mulai menumpuk di jaringan kulit, di mana seharusnya hal-hal tersebut diproses oleh hati. Para ahli belum dapat memastikan mengapa hal tersebut menyebabkan gatal yang cukup parah.

    Kapan terjadinya?

    Kolestasis dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, tergantung pada kondisi tubuh ibu hamil. Rasa gatal yang cukup intens dan terjadi setiap hari, serta tidak hilang ketika sudah diberi pelembab, serta berkurangnya nafsu makan, kemungkinan besar hal tersebut adalah tanda-tanda kolestasis.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Ibu hamil yang sudah terkena kolestasis harus segera diberi penanganan oleh dokter dengan diberikan ursodeoxycholic acid (UDCA) untuk mengembalikan fungsi hati. Pemberian obat ini seharusnya mengurangi rasa gatal serta risiko terhadap bayi. Jika masih terasa gatal, coba tempel serta oleskan es batu pada bagian yang gatal atau berendam di bak berisi air hangat untuk menghilangkan rasa sakit.

  7. Linea Nigra

    Garis vertikal yang membelah perut bahkan sampai melintas pada pusar, itu lah yang disebut dengan linea nigra. Kondisi ini membuat otot perut meregang dan sedikit memisah untuk memberi ruang pada bayi. Penyebabnya pastinya mengapa linea nigra bisa terjadi belum bisa ditemukan, namun sama seperti melasma, garis vertikal yang membelah perut tersebut berwarna hitam dikarenakan kontribusi dari meningkatnya pigmentasi pada ibu hamil.

    Kapan terjadinya?

    Linea nigra timbul ketika perut ibu hamil semakin membesar, akan lebih terlihat ketika masuk ke usia kehamilan yang semakin tua atau mendekat waktu lahir.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Tidak ada cara untuk mengatasi hal ini karena ini adalah bagian natural dari masa-masa kehamilan. Jadi, dinikmati saja ya, Bu.

  8. Daging Tumbuh (Skin Tags)

    Daging tumbuh yang timbul saat hamil biasanya ada di sekitar leher. Hal ini juga termasuk dari efek perubahan hormon pada ibu hamil. Jumlahnya cenderung meningkat selama masa kehamilan. Katz mengatakan bahwa penyebab pastinya tidak tahu karena apa, tetapi kemungkinan terjadi karena peningkatan aliran darah ke kulit sehingga mendorong jaringan untuk berkembangbiak. Masalah kulit ini hanya dialami sebagian kecil ibu hamil, kembali lagi tergantung bagaimana hormon ibu hamil bekerja menerima efek kehamilan.

    Kapan terjadinya?

    Kemungkinan bagi sebagian ibu hamil terjadi saat memasuki trimester kedua.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    Timbulnya daging tumbuh ini merupakan salah satu dari efek perubahan hormon yang dialami oleh ibu hamil. Tidak ada cara khusus untuk dapat menghilangkan daging tumbuh tersebut. Namun, beberapa dermatology mengatakan ibu hamil yang terkena kondisi ini biasanya mereka yang sebelum hamil memiliki masalah pada kulitnya.

Masa kehamilan memang memiliki perubahan yang cukup terlihat bahkan terasa bagi setiap wanita. Penerimaan hormon kehamilan pada ibu hamil pun menimbulkan efek yang berbeda-beda, apalagi terhadap masalah kulit. Kadar cairan, kelenjar minyak, faktor turunan, dan beberapa hal lainnya yang membuat setiap ibu hamil mengalami masalah kulit yang juga berbeda-beda.

Perlu ibu hamil ketahui, bahwa setiap masalah kulit yang dialami dan dirasakan hanya saat Ibu sedang hamil akan menghilang seiring dengan lahirnya si kecil ke dunia. Jadi, Ibu jangan khawatir jika masalah-masalah kulit seperti yang sudah dituliskan di atas akan menetap selamanya pada tubuh kita.

Sebagian besar ibu hamil merasa bahwa kulitnya lebih kering. Ibu hamil disarankan untuk tetap merawat tubuh dengan rajin memberi pelembab. Namun, hal utama yang harus terus dilakukan setiap hari adalah minum air putih, tidur yang cukup, serta konsumsi makanan yang bergizi. Tak hanya untuk kebutuhan tubuh, tetapi juga dapat meminimalisir terjadinya beberapa masalah kulit di atas timbul lebih banyak.

Jika beberapa masalah kulit di atas masih dialami oleh ibu hamil setelah melahirkan, jangan menunda untuk membawa diri ke dokter untuk diperiksa kondisinya lebih lanjut. Gunanya untuk menghindari masalah kulit yang berlanjut saat menjalani masa kehamilan.

(Hadassah / Dok. Freepik)

Follow Ibupedia Instagram