Ibupedia

Adakah Efek Minum Susu Kedelai untuk Ibu Hamil dan Bayi?

Adakah Efek Minum Susu Kedelai untuk Ibu Hamil dan Bayi?
Adakah Efek Minum Susu Kedelai untuk Ibu Hamil dan Bayi?

Kedelai untuk ibu hamil kerap dianggap sebagai alternatif yang menyehatkan. Memang wajar bila selama masa kehamilan, para Ibu menjadi ekstra hati-hati untuk memastikan janin yang sedang di dalam perut Ibu mendapat nutrisi yang tepat. Ibu perlu mengurangi atau bahkan menghindari sepenuhnya kandungan zat yang berpengaruh negatif pada janin. Termasuk salah satunya mencari tahu tentang manfaat dan efek dari kedelai untuk ibu hamil.

Manfaat kedelai untuk ibu hamil

Berikut ini beberapa manfaat dari kedelai untuk ibu hamil:

  1. Protein

    Produk kedelai jadi sumber protein yang baik karena mengandung semua asam amino penting. Menyertakan lebih banyak protein dalam asupan makanan  jadi hal penting selama kehamilan, terutama bila Ibu seorang vegetarian. Selain itu, kedelai untuk Ibu hamil merupakan sumber protein yang rendah lemak, tidak seperti produk daging yang tinggi lemak.

  2. Asam folat

    Kebanyakan wanita hamil dianjurkan mengonsumsi suplemen asam folat selama hamil karena asam folat dapat membantu perkembangan sistem saraf pada bayi. Susu kedelai untuk Ibu hamil jadi sumber alami asam folat yang baik.

  3. Vitamin

    Kedelai kaya berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, dan E. Semua vitamin penting tersebut terkandung dalam kedelai untuk Ibu hamil yang tidak hanya berfungsi menjaga kesehatan, tapi juga membantu pertumbuhan janin.

  4. Karbohidrat

    Kedelai mengandung karbohidrat yang penting untuk menjaga tingkat energi wanita hamil.

  5. Lemak baik

    Kedelai juga mengandung lemak nabati yang bagus yang juga penting bagi janin yang sedang berkembang.

Efek negatif konsumsi kedelai untuk ibu hamil

Tidak semua kedelai untuk Ibu hamil memberikan manfaat, dalam takaran tertentu kedelai untuk ibu hamil juga bisa memberi dampak negatif. Beberapa kandungan yang ada di kedelai meningkatkan kekhawatiran para profesional di bidang kesehatan, apakah baik dikonsumsi selama hamil atau tidak. Temuan dari beberapa penelitian mungkin membuat Ibu penasaran perihal keamanannya. Pertama, kita lihat dulu efek negatif kedelai untuk ibu hamil berikut ini:

  1. Masalah reproduksi

    Janin yang sedang berkembang di dalam perut menjadi sangat sensitif terhadap estrogen pada fase kehamilan tertentu. Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan risiko terkait paparan kandungan estrogen dari isoflavon dan phytoestrogen pada kedelai. Paparan terhadap phytoestrogen selama kehamilan menyebabkan komplikasi jangka panjang dalam reproduksi.

  2. Risiko kanker payudara

    Berdasarkan laporan dari sebuah jurnal penelitian di tahun 2009, ditemukan peningkatan level estrogen dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara. Berikut ini kesimpulan dari penelitian tersebut:

    • Penelitian menyatakan asupan kedelai meningkatkan risiko kanker payudara

    • Eksperimen yang dilakukan pada hewan menunjukkan peningkatan risiko tumor payudara.

  3. Kekhawatiran tentang phytoestrogen

    Janin sangat sensitif pada tingkat hormon yang tumbuh selama kehamilan. Kekhawatiran tentang asupan kedelai untuk ibu hamil meningkat karena kandungan phytoestrogen. Kandungan ini mirip dengan hormon estrogen.

    Phytoestrogen memiliki struktur yang mirip dengan estrogen dan cenderung melekat pada reseptor estrogen di beberapa bagian tubuh. Hal ini dapat menurunkan atau meningkatkan efek estrogen pada tubuh.

    Pada sebuah penelitian, eksperimen dilakukan pada tikus betina dan ditemukan beberapa hal berikut:

    Penelitian juga menunjukkan kalau perkembangan janin laki-laki yang terpapar phytoestrogen dari konsumsi kedelai untuk Ibu hamil bisa berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat nantinya ketika dewasa.

    Sebuah penelitian lain dilakukan pada  6 wanita pra-menopause dengan siklus menstruasi normal yang diberikan 45 mg isoflavon kedelai setiap hari. Ini sama dengan 1 sampai 2 gelas susu kedelai atau ½ gelas tepung kedelai. Setelah satu bulan, semua wanita mengalami penundaan menstruasi dengan efek yang sama seperti tamoxifen, obat anti estrogen yang diberikan pada wanita penderita kanker payudara.

    • Tingkat isoflavon pada tikus sama dengan paparan pada manusia melalui makanan.

    • Hasil pada hewan tidak persis sama pada manusia.

    • Temuan penelitian menyatakan bayi sensitif pada peningkatan level estrogen selama periode akhir kehamilan.

Bukan berarti Ibu wajib menghindari produk kedelai untuk Ibu hamil selama masa mengandung ya, tapi ada baiknya Ibu perlu berkonsultasi ke dokter ketika merasa khawatir tentang apa yang Ibu makan, terutama terkait keamanan kedelai untuk ibu hamil.

Kedelai memang merupakan makanan sehat, meski begitu Ibu sering diminta menghindarinya ketika hamil. Penelitian yang lain menyatakan konsumsi kedelai dalam jumlah besar mempengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko kanker.

Kenapa perlu menghindari konsumsi kedelai untuk Ibu hamil?

Baik kedelai sebagai makanan utama atau sesekali Ibu konsumsi, berikut ini alasan Ibu perlu menghindari konsumsi kedelai untuk ibu hamil dalam jumlah berlebihan:

  1. Kedelai mengandung jumlah tinggi residu pestisida

    Meski kedelai untuk Ibu hamil bisa jadi tidak dimodifikasi secara genetik, kebanyakan tanaman ini ditanam di lahan konvensional yang memakai glifosat untuk mengontrol hama sebelum dipanen. Bila mengira menggunakan kedelai organik akan jadi solusi, sebaiknya jangan terlalu yakin dengan hal ini.

    Sebuah penelitian pada kedelai yang ditanam secara organik ditemukan risiko bahaya glifosat. Meski bisa diasumsikan kedelai organik memiliki lebih sedikit residu glifosat dibanding kedelai konvensional karena petani organik tidak menggunakan pestisida, tapi ini tidak jadi jaminan 100 persen. Bila lahan organik berdekatan dengan lahan konvensional, pestisida bisa berpindah melalui angin ke area terdekat dan mencemari hasil panen organik.

    Paparan di trimester pertama kehamilan terkait dengan risiko diabetes gestasional yang lebih tinggi. Selain itu, glifosat juga terkait dengan cacat lahir dan masalah reproduksi, termasuk kondisi abnormal pada hormon dan plasenta. Yang paling mengkhawatirkan adalah glifosat bersifat racun pada sel plasenta manusia.

  2. Kedelai menghalangi penyerapan mineral

    Kedelai mengandung asam fitat yang tinggi. Asam fitat mencegah penyerapan mineral penting seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan zinc di usus Ibu.

    Seperti yang kita ketahui, semua mineral ini berperan penting untuk fungsi tubuh, termasuk membangun tulang dan gigi bayi, menjaga jumlah gula darah yang normal (magnesium sangat penting untuk ini), serta membantu otak bayi berkembang dengan baik.

    Tapi kedelai harus melewati proses fermentasi ekstensif agar ini bisa terjadi. Produk kedelai yang difermentasi secara tradisional seperti miso atau tempe, menjadi beberapa makanan dari kedelai yang difermentasi untuk mengurangi asam fitat. Kebanyakan kedelai yang diproses di metode modern tidak menurun kadar asam fitat-nya.

  3. Anti nutrisi yang menghalangi pencernaan protein

    Selain asam fitat, kedelai mengandung sejumlah besar bahan kimia yang secara alami terbentuk yang bersifat anti nutrisi. Banyak anti nutrisi yang mengganggu kerja normal enzim pencernaan di tubuh, yang bisa mempengaruhi kemampuan mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang ada pada makanan. Salah satu anti nutrisi pada kedelai adalah inhibitor enzim yang disebut tripsin.

    Protein jadi bagian penting selama hamil. Asupan apapun yang mengganggu pencernaan dan penyerapan protein bukan pilihan yang baik. Sayangnya, banyak profesional kesehatan yang fokus pada jumlah protein akan sering merekomendasikan kedelai sebagai makanan pilihan untuk wanita hamil tanpa menyadari adanya inhibitor tripsin. Ini terutama terjadi bila Ibu mengikuti pola makan rendah lemak. Kedelai untuk Ibu hamil mau tak mau menjadi pilihan terbaik untuk menambah asupan protein.

  4. Tingkat aluminium yang tinggi

    Produk kedelai mengandung tingkat aluminium yang tinggi, ini diyakini berasal dari tangki aluminium saat kedelai dicuci atau diproses atau dari tambahan mineral aluminium klorida. Kebanyakan tahu komersil, misalnya, menggunakan box aluminium, menggantikan kotak kayu konvensional, yang meresap aluminium di produk akhirnya.

    Aluminium adalah logam beracun yang tidak memiliki efek bermanfaat pada tubuh manusia. Aluminium bisa terkumpul di otak dan terkait dengan masalah saraf.

    Mungkin ini jadi salah satu alasan peringatan penggunaan susu kedelai untuk Ibu hamil, terutama racun aluminium yang dikandungnya. Susu kedelai mengandung phytate, aluminium, dan isoflavon yang bisa berdampak negatif.

    Penelitian lain yang memonitor hasil dari tikus yang terpapar aluminium dari pola makan induknya selama hamil dan melalui laktasi menemukan gangguan signifikan pada tingkat neurotransmitter pada keturunan tikus, termasuk serotonin dan dopamin. Tikus yang menghirup aluminium juga mengalami penurunan refleks motorik sensorik, berat badan, dan perilaku gerakan.

    Paparan aluminium selama hamil memiliki potensi bahaya neurotoksin pada otak janin yang sedang berkembang di rahim. Sebaiknya hindari paparan aluminium sebisa mungkin selama hamil.

Jadi apakah kedelai untuk ibu hamil dianggap aman? Membaca kembali penjelasan di atas akan membuat Ibu bisa menentukan keputusan yang tepat.

Porsi kedelai untuk ibu hamil yang dianggap aman

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kedelai mengandung asam fitat, kandungan alami yang mengikat mineral. Asam fitat bisa memblokir logam berat seperti merkuri, timbal, kadimium, dan uranium, ini tentu baik, tapi asam ini juga bisa mengganggu penyerapan mineral penting seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan zinc yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain itu, Ibu mungkin pernah mendengar kalau konsumsi kedelai untuk ibu hamil bisa memicu pubertas dini, siklus menstruasi tidak teratur, dan masalah kesuburan pada wanita, serta peningkatan insiden cacat lahir urologikal pada laki-laki. Penelitian pada hewan menghubungkan kedelai dengan hal ini dan bisa sama efeknya pada manusia.

Membahas tentang efek kedelai untuk Ibu hamil tentunya mengerucut kembali pada pola hidup tidak berlebihan. Selama hamil, satu atau dua sajian kedelai per hari masih dianggap aman. Satu sajian sama dengan setengah gelas tahu atau satu gelas susu kedelai. Beberapa ahli merekomendasikan produk kedelai fermentasi seperti tempe dan miso, selain susu kedelai dan tahu. Proses fermentasi membantu menetralkan asam fitat pada kedelai, dan membuat nutrisinya lebih mudah diserap tubuh.

Kedelai untuk ibu menyusui

Wanita yang mengonsumsi protein kedelai ketika menyusui tidak hanya meningkatkan asupan protein untuk tubuhnya, tapi juga mendapat manfaat kesehatan yang ada pada kedelai. Meski Ibu tidak perlu merasa khawatir ketika menyertakan kedelai dalam makanan, beberapa bayi bisa mengalami alergi terhadap kedelai. Ketika terlepas ke ASI, protein kedelai bisa menyebabkan reaksi alergi.

Ibu menyusui membutuhkan sekitar 71 gram protein setiap hari. Ini tidak hanya jumlah protein yang dibutuhkan agar tubuh sendiri berfungsi normal, tapi juga yang dibutuhkan untuk laktasi.

Selain itu, bayi yang menyusu ASI membutuhkan protein dari ASI untuk perkembangannya. Meski mendapat protein dalam jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu sulit, beberapa wanita yang terbatas pola makannya membutuhkan bantuan untuk mendapat jumlah ini, termasuk vegetarian dan wanita yang tidak bisa mengonsumsi makanan tinggi protein.

Kedelai punya banyak manfaat, tapi tidak selalu sesuai untuk ibu menyusui. Beberapa bayi mengalami alergi terhadap kedelai. Kedelai menjadi penyebab alergi yang paling umum. Tapi pada kebanyakan wanita yang makan kedelai secara teratur, hanya ada sedikit kekhawatiran bayi mengalami alergi pada kandungan ASI ibu. Bila bayi alergi pada kedelai, ia menjadi lebih rewel atau mengalami ruam setelah disusui.

Muntah dan diare juga jadi gejala umum alergi makanan pada bayi yang minum ASI. Wanita yang bayinya menunjukkan reaksi alergi pada kedelai di ASI bisa mencari alternatif yang aman selain kedelai hingga selesai menyusui.

Susu kedelai untuk bayi

Masalah utama pada protein kedelai yang ada pada susu kedelai untuk bayi adalah inhibitor tripsin, asam fitat, dan phytoestrogen.

  1. Inhibitor tripsin

    Inhibitor tripsin merupakan protein yang ditemukan dalam jumlah banyak pada kedelai yang menghalangi pencernaan dan penyerapan nutrisi. Jumlahnya banyak dan membutuhkan panas tinggi untuk menetralkannya.

    Proses industri susu kedelai menon-aktifkan kebanyakan inhibitor tripsin. Sayangnya, beberapa inhibitor tripsin tetap ada dan bahkan dalam jumlah sedikit ditemukan dapat mencegah pertumbuhan normal pada tikus. Mengingat pertumbuhan otak bayi sangat cepat di tahun pertamanya, otak tumbuh sekitar 75 persen dari ukuran dewasa, pertumbuhannya bisa tertunda yang bisa  berdampak buruk bagi perkembangan otak dan sistem saraf. Protease inhibitor pada kedelai juga jadi masalah, karena sangat menghambat pencernaan protein. Potensi bahaya pada pankreas menjadi risiko berikutnya.

  2. Asam fitat

    Asam fitat merupakan asam organik, yang seperti tripsin inhibitor, ada dalam jumlah besar pada kedelai. Fitat ada di bagian luar biji kedelai dan menghambat penyerapan mineral penting seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan zinc. Asam fitat sangat mengganggu saluran cerna.

    Kedelai mengandung jumlah asam fitat yang sangat tinggi. Penelitian menemukan kalau susu kedelai menyebabkan kekurangan zinc pada tiap bayi yang menerimanya. Sekali lagi, ini karena efek hambatan mineral pada phytates dalam sistem pencernaan.

    Zinc dikenal sebagai mineral kecerdasan karena penting untuk perkembangan dan fungsi optimal otak dan sistem saraf. Sebagai akibatnya, kekurangan nutrisi ini pada bayi ketika otak sedang berkembang sangat cepat bisa berdampak jangka panjang dan kemungkinan penurunan IQ.

  3. Phytoestrogen atau isoflavon

    Phytoestrogen jadi masalah paling serius dari susu kedelai untuk bayi. Kandungan yang mirip estrogen ini berpotensi mengganggu sistem hormon bayi.

Masalah kesehatan akibat susu kedelai pada anak laki-laki

Hormon perempuan pada aliran darah bayi laki-laki berpotensi menyebabkan berkembangnya masalah serius pada saat pubertas. Selama beberapa bulan pertama, bayi laki-laki memiliki tingkat testosteron yang bisa sama tingginya seperti pria dewasa. Tingginya testosteron ini untuk mempersiapkan sistem hormon bayi laki-laki untuk pubertas, yakni untuk perkembangan normal organ seksual dan juga pola perilaku laki-laki.

Masalah kesehatan akibat susu kedelai pada anak perempuan

Bayi perempuan yang diberi susu kedelai bisa mengalami dampak hormon yang negatif sejak awal terpapar. Di sebuah penelitian yang dilakukan pada hampir 3000 wanita. Wanita yang teridentifikasi diberi susu kedelai saat bayi mengalami 25 persen peningkatan risiko menarche (menstruasi pertama) terutama di awal masa dewasa. Perkembangan seksual dini pada wanita bisa jadi masalah serius pada sistem reproduksi nantinya, seperti masalah kesuburan dan kanker payudara.

Penelitian menjelaskan efek estrogen nabati yang ditemukan pada kedelai di saluran sel telur tikus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek susu kedelai pada bayi manusia. Hasil penelitian menyatakan paparan estrogen kimia di rahim selama masa kanak-kanak berpotensi negatif mempengaruhi kesuburan wanita ketika dewasa.

Duh, ternyata seram juga ya bu efek dari konsumsi berlebihan kedelai untuk Ibu hamil, Ibu menyusui, serta si kecil. Meski begitu, jangan lantas takut untuk mengonsumsinya ya, terutama manfaat kedelai untuk Ibu hamil. Asal takarannya tepat, tentu Ibu masih bisa mengambil nutrisi yang diperlukan dari kedelai untuk Ibu hamil ini.

(Ismawati & Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram