Ibupedia

Air Ketuban Merembes Berbahaya Bagi Janin, Kenali Ciri-Cirinya!

Air Ketuban Merembes Berbahaya Bagi Janin, Kenali Ciri-Cirinya!
Air Ketuban Merembes Berbahaya Bagi Janin, Kenali Ciri-Cirinya!

Kehamilan nggak selalu dijalankan dengan mulus oleh banyak Ibu. Ada beberapa masalah yang kerap dialami oleh Ibu hamil seperti misalnya air ketuban rembes.

Air ketuban merembes merupakan masalah yang kerap dialami oleh Ibu hamil dan sulit untuk dihindari. Bahkan beberapa Bumil mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami kondisi tersebut.

Padahal air ketuban merembes yang di diamkan dan tidak langsung ditangani dapat mengancam nyawa bayi di dalam kandungan. Nggak hanya itu, air ketuban merembes bahkan bisa membuat Ibu mengalami infeksi.

Mengingat air ketuban memiliki fungsi yang sangat penting bagi janin dalam kandungan, maka penting untuk memperhatikan apa saja ciri-ciri air ketuban merembes yang perlu Ibu ketahui berikut ini.

Penyebab air ketuban rembes

Air ketuban punya peran yang sangat penting dalam melindungi bayi dalam kandungan. Air ketuban memberikan ruang gerak lebih luas pada bayi di dalam kandungan sebelum dilahirkan.

Air ketuban juga memiliki fungsi penting dalam menunjang perkembangan organ tubuh janin. Bahkan air ketuban juga memiliki suhu yang sudah di atur sesempurna mungkin menyesuaikan suhu tubuh bayi dalam kandungan.

Namun, melansir Baby Center normalnya air ketuban akan pecah di atas usia kandungan 37 minggu. Apabila Ibu hamil sudah mengalami ketuban merembes sebelum usia tersebut maka kondisi ini dapat digolongkan dalam ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini sangat berisiko bagi janin dan juga sang Ibu. Hal ini membuat Ibu juga berisiko mengalami kelahiran prematur yang juga berbahaya bagi kesehatan bayi.

Sebab, bayi prematur memiliki sistem organ yang belum sempurna dan rentan mengalami masalah pada kesehatan. Berikut adalah penyebab air ketuban merembes yang paling umum:

  • Ibu pernah menjalani tindakan medis tertentu seperti operasi pada leher rahim
  • Ibu sedang mengandung anak kembar
  • Ibu pernah melahirkan prematur pada kelahiran sebelumnya
  • Ibu sedang menderita infeksi seksual menular atau bermasalah pada kandung kemih
  • Ibu dengan kelainan bentuk rahim seperti leher rahim yang pendek
  • Ibu mengalami pendarahan pada vagina di trimester 2 dan 3.
  • Ibu yang tidak menerapkan gaya hidup sehat; merokok, minum minuman beralkohol, jarang berolahraga dan kurang memperhatikan nutrisi sehari-hari.

Sementara itu, melansir Healthline jumlah cairan ketuban yang normal hingga usia 36 minggu antara lain adalah:

  • 60 mililiter (mL) pada usia kehamilan 12 minggu
  • 175 mL pada usia kehamilan 16 minggu
  • 400 hingga 1.200 mL antara 34 dan 38 minggu kehamilan

Ciri-ciri air ketuban merembes yang perlu diperhatikan


Jika melansir Medical News Today ciri-ciri air ketuban merembes itu memang sangat jarang disadari oleh Ibu hamil. Cairan tersebut lebih sering dianggap sebagai keputihan atau cairan sisa urin setelah buang air kecil.

Apalagi mengingat Ibu hamil lebih sering buang air kecil ketimbang orang normal lainnya. Nah, untuk ciri-ciri air ketuban merembes sendiri mungkin terasa seperti adanya semburan cairan hangat atau tetesan air perlahan dari vagina.

Biasanya berwarna jernih dan tidak berbau tetapi terkadang mengandung bercak darah atau lendir. Ketika air ketuban merembes, kemungkinan besar hal tersebut tidak akan berhenti bocor dan ia akan terus menetes. Untuk itu perhatikan beberapa ciri air ketuban rembes berikut:

  • Semakin terasa deras saat Ibu hendak duduk atau beraktivitas
  • Biasanya tidak disertai dengan nyeri di vagina
  • Ada kontraksi rahim yang membuat perut terasa kencang
  • Air ketuban merembes tidak berbau dan tidak berwarna. Terkadang sering disalahartikan sebagai keputihan. Perlu diketahui, keputihan yang normal cenderung berbau ringan dan berwarna seperti susu.

Namun Ibu disarankan tidak perlu khawatir apabila air ketuban merembes terjadi di usia kehamilan cukup bulan untuk lahir. Karena air ketuban merembes di atas 37 minggu bisa menjadi tanda bahwa kelahiran si kecil sudah dekat.

Risiko jika air ketuban merembes 

Ketika air ketuban merembes sebelum waktunya, tentu saja Ibu tidak boleh menyepelekan hal tersebut ya! Sebab, jika melansir Sutter Health apabila air ketuban merembes di usia kehamilan di bawah 37 minggu menandakan bahwa kehamilan Ibu sedang tidak baik-baik saja.

Untuk itu, dibutuhkan penanganan khusus dan cepat oleh dokter agar dapat menangani hal tersebut. Tujuannya untuk menghindari kemungkinan komplikasi serius pada Ibu dan janin. Berikut adalah beberapa risiko apabila air ketuban merembes yang penting untuk diketahui:

  • Bayi berisiko lahir prematur
  • Bayi rentan mengalami cacat kelahiran
  • Ibu rentan mengalami keguguran, sebab ketika air ketuban berkurang sedikit demi sedikit maka bayi berisiko kesulitan bergerak dan terlilit tali pusar. Akibatnya, bayi jadi kekurangan oksigen sehingga sangat berbahaya bagi nyawanya
  • Ibu berisiko mengalami operasi caesar darurat jika kadar air ketuban rembes makin berkurang, sementara usia janin belum cukup umur untuk dilahirkan
  • Bayi lebih lama melakukan perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) setelah lahir
  • Bayi berisiko mengalami infeksi yang berujung pada radang selaput janin. Apalagi menurut penelitian National Center for Biotechnology Information komplikasi ini sangat rentang terjadi pada 3-12% Ibu hamil dengan ciri-ciri air ketuban rembes.

Mencegah air ketuban merembes


1. Istirahat total, kurangi aktivitas fisik yang terlalu berat. Pada beberapa Ibu hamil bahkan disarankan untuk bedrest total untuk menghindari kemungkinan air ketuban makin deras.

2. Dokter biasanya juga akan memberikan obat penguat kandungan dan antibiotik khusus yang berfungsi untuk mencegah kemungkinan Ibu mengalami infeksi.

3. Hindari berhubungan seks untuk sementara waktu

4. Selalu bersihkan organ intim dengan benar untuk mengurangi kemungkinan infeksi pada rahim.

5. Selalu terapkan pola hidup sehat dan rajin memeriksakan kehamilan secara rutin.

6. Jangan bepergian terlalu jauh yang membuat Ibu terlalu banyak bergerak dan mengalami guncangan. Sebab guncangan yang kuat dapat mengakibatkan bayi dalam kandungan semakin stres.


Editor: Atalya

Follow Ibupedia Instagram