Alasan Mengapa Bayi Lebih Baik Lahir di Usia Kehamilan 40 Minggu
Ibu pernah nggak sih mendengar kalau ada ibu hamil yang sengaja mempercepat proses persalinan karena alasan non-medis, seperti demi anak lahir di tanggal cantik, karena alasan kenyamanan, dan lain sebagainya? Tren ini tentu amat mengkhawatirkan karena dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan pada bayi.
Namun ingat ya Bu, ada ibu hamil yang memang disarankan untuk melahirkan bayi sebelum hari perkiraan lahirnya (HPL) karena disebabkan oleh komplikasi kehamilan, misalnya preeklampsia. Artikel ini tentu tidak ditujukan untuk ibu hamil yang masuk dalam kelompok ini. Artikel ini dibuat untuk Ibu hamil yang ingin menjadwalkan kelahiran bayi mereka demi kenyamanan mereka sendiri.
Bagaimana jika bayi justru tidak kunjung keluar setelah melewati hari perkiraan lahir? Perlukah kita mempercepat proses persalinan? Ibu bisa mengonsultasikan ini dengan dokter atau bidan. Biasanya tenaga kesehatan akan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan kesehatan janin. Jika memang tidak ada masalah kesehatan, jangan buru-buru untuk melakukan induksi ya Bu.
Simak yuk beberapa alasan kenapa Ibu harus 'mendengarkan' tubuh untuk menunggu proses persalinan, meski sudah menginjak usia kehamilan 40 minggu.
Alasan untuk bayi:
Bayi yang lahir di usia kehamilan 40 minggu lebih mampu mengontrol suhu tubuh mereka sendiri. Ini karena mereka punya tambahan lemak yang mereka 'kumpulkan' selama berada di rahim..
Bayi yang lahir di usia kehamilan 40 minggu memiliki kemampuan menghisap dan menelan yang lebih baik karena perkembangan otot mereka sudah cukup matang.
Kemampuan untuk menghisap dan menelan di poin sebelumnya akan membantu dalam proses menyusui, yang pada akhirnya akan membangun ikatan yang kuat antara ibu dan bayi.
Semakin lama janin berada di dalam rahim berarti semakin berkurangnya waktu yang harus bayi habiskan di rumah sakit karena butuh perawatan medis.
Perkembangan otak janin meningkat selama 5 minggu terakhir kehamilan. Jadi biarkan bayi Anda menyelesaikan perkembangannya.
Ukuran tubuh janin menjadi membesar di beberapa minggu terakhir kehamilan. Nah, tambahan lemak ini akan membuat mereka makin siap menghadapi dunia yang baru saat dilahirkan, serta membantunya mampu bertahan di beberapa hari pertama kehidupannya.
Bayi yang lahir di usia kehamilan 40 minggu memiliki risiko kecil untuk mengalami masalah kesehatan berikut ini:
Masalah pernafasan, ketika berada di dalam rahim, paru-paru bayi diisi oleh cairan yang dapat membantunya tumbuh dan berkembang. Di akhir masa kehamilan, dan selama kelahiran, cairan ini diserap atau dikeluarkan dari paru-paru untuk mempersiapkan paru-paru menghirup oksigen. Bayi prematur lebih mungkin mengalami masalah pernafasan karena paru-parunya tidak secara penuh berkembang saat ia dilahirkan.
Penyakit kuning, kelebihan bilirubin pada darah bisa menyebabkan kulit dan mata bayi terlihat kuning. Salah satu fungsi hati adalah mengangkat bilirubin dari darah. Nah, bayi prematur biasanya memiliki risiko lebih besar menderita penyakit kuning karena organ hati mereka belum berkembang dengan matang.
Seizure, bayi prematur memiliki risiko besar untuk mengalami seizure selama beberapa hari pertama setelah lahir. Bayi prematur juga memiliki peluang untuk menderita epilepsi dan kondisi seizure setelah besar nanti.
Pendarahan otak, pendarahan intraventricular umum terjadi pada bayi prematur. Biasanya di banyak kasus, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya, tapi ada juga beberapa kasus yang bisa menyebabkan masalah serius.
Gangguan pendengaran, bayi prematur punya risiko besar untuk mengalami gangguan pada indera pendengaran. Ini bisa terjadi karena mereka lahir sebelum indera pendengarannya berkembang penuh, sehingga ini akan membuat mereka lebih sensitif terhadap suara.
Gula darah yang rendah, di trimester ketiga kehamilan, bayi biasanya akan membentuk glikogen untuk mengatur gula darah. Bayi prematur berisiko mengalami gula darah rendah karena mereka tidak punya waktu untuk membentuk glikogen yang cukup dalam tubuhnya.
Cerebral Palsy, bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami cerebral palsy. Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini karena mereka tidak punya banyak waktu untuk berkembang di dalam rahim.
Bayi yang lahir di usia kehamilan 40 minggu memiliki nilai APGAR yang lebih baik dibanding bayi yang lahir di usia kehamilan 38 minggu.
Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku.
Bayi yang lahir prematur kurang mampu untuk terjaga lebih lama ketika disusui.
Lebih dari ¼ bayi yang lahir di usia kehamilan 37 hingga 39 minggu harus dirawat di neonatal intensive care unit (NICU), dibanding 1 dari 20 bayi yang lahir setelah 39 minggu.
Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu memiliki risiko lebih besar untuk kembali dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan.
Alasan untuk ibu:
Biarpun Ibu merasa bosan dengan kondisi hamil, tapi percaya nggak, Anda akan merindukan perut besar ini saat sudah melahirkan lho. Ibu juga mungkin akan kangen dengan tendangan atau cegukan janin yang menandakan ia berada di perut Anda.
Setelah melahirkan, Ibu tidak akan menjadi orang yang selalu diutamakan lagi. Jadi nikmatilah momen-momen di mana Anda selalu jadi yang spesial karena kondisi hamil, baik itu di mata suami atau di tempat umum.
Gunakan waktu tambahan ini untuk bersenang-senang bersama pasangan.
Saat sedang hamil, tidak diragukan lagi kalau Ibu sedang menjalin ikatan dengan bayinya. Nah, jalinlah ikatan yang lebih kuat lagi yaa, sebelum ia mulai menangis sepanjang waktu setelah dilahirkan.
Gunakan sebagian besar waktu ini bersama pasangan. Anda tidak akan punya waktu berduaan selama beberapa bulan pertama setelah kelahiran.
Ibu mungkin masih punya to-do-list yang harus dilakukan sebelum bayi lahir. Waktu tambahan ini bisa menjadi momen yang tepat untuk melakukannya.
Jika kita sabar menunggu persalinan dimulai secara alami, ini artinya rencana persalinan yang sudah Anda buat kemungkinan besar dapat terwujud dengan baik.
Istirahatlah sebanyak-banyaknya selagi bisa. Anda tidak akan punya banyak waktu untuk beristirahat ketika bayi sudah lahir.
Alasan kenapa bayi dilahirkan di usia kehamilan 40 minggu terkait dengan proses persalinan:
Menunggu proses persalinan dimulai secara alami akan membuat Ibu berisiko kecil menerima induksi. Meski membantu, tidak bisa dipungkiri kalau proses induksi dapat membuat ibu dan janin mengalami risiko masalah persalinan lainnya.
Induksi membuat kemungkinan menjalani operasi caesar makin besar. Penelitian menyatakan kalau 1 dari 5 induksi berakhir dengan operasi caesar.
Operasi caesar adalah operasi besar yang waktu pemulihannya cukup lama, serta melelahkan. Jadi nggak ada salahnya untuk menghindarinya sebisa mungkin.
Membiarkan persalinan dimulai secara alami akan mengurangi kemungkinan Ibu mendapat intervensi medis dan mengalami komplikasi kehamilan.
Proses induksi bisa memperpanjang proses persalinan Anda.
Induksi dan operasi caesar sama-sama meningkatkan risiko infeksi. Sebanyak 1 dari 10 wanita yang melahirkan melalui caesar mengalami infeksi.
Bayi yang lahir melalui operasi caesar lebih mungkin mengalami masalah pernafasan dibanding bayi yang lahir secara normal.
Beberapa hal yang perlu diingat seputar hari perkiraan lahi:
Hari perkiraan lahir Anda bisa berubah hingga 2 minggu karena tanggal perkiraan lahir digunakan berdasarkan rata-rata (siklus 28 hari dan ovulasi pada hari 14). Bisa saja usia kehamilan 38 minggu yang dikatakan dokter sebenarnya adalah usia kehamilan 36 minggu.
Percaya pada bayi Anda untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuknya melihat dunia. Ia tahu yang terbaik.
(Ismawati)