Ibupedia

Awas! Ini Gejala Kehamilan Ektopik yang Harus Diketahui

Awas! Ini Gejala Kehamilan Ektopik yang Harus Diketahui
Awas! Ini Gejala Kehamilan Ektopik yang Harus Diketahui

Sekilas gejala kehamilan ektopik pada fase awal terasa sama dengan gejala kehamilan pada umumnya.

Cerita kehamilan ektopik belakangan ini viral di TikTok dibagikan oleh Elfinda Gladys. Ia bercerita bahwa ia mendapatkan hasil positif dari 3 testpack merk yang berbeda. 

Karena merasa semua baik-baik saja, saat kontrol kehamilan ia merasa lalai setelah mengetahui kenyataan bahwa harus dilakukan operasi dan kehilangan satu saluran tuba falopi.

Gejala kehamilan ektopik berupa nyeri panggul dan perdarahan vagina. Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, dibutuhkan penanganan oleh dokter. Jika tanda kehamilan ektopik diketahui dari awal, konsumsi obat-obatan sudah cukup tanpa harus dilakukan operasi. 

Operasi dilakukan jika tanda kehamilan ektopik mencapai stadium lanjut.

Lantas, apa itu kehamilan ektopik?

Apa itu kehamilan ektopik?

awas-ini-dia-gejala-kehamilan-ektopik-yang-harus-disadari-1

Kehamilan ektopik dikenal juga dengan kehamilan di luar kandungan. Kehamilan ini terjadi saat telur yang dibuahi diimplan di luar uterus. Definisi di luar uterus ini bisa berada di saluran tuba falopi, rongga perut, indung telur, bahkan leher rahim. 

Telur yang dibuahi itu tidak dapat bertahan hidup di luar uterus. Jika dibiarkan tumbuh, kehamilan ektopik akan merusak organ terdekat yang membuat pendarahan. Bahaya kehamilan ektopik bisa sampai mengancam jiwa.

Pada kondisi ini, sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat tumbuh secara normal dan biasanya menyebabkan kematian embrio. Kematian ini diakibatkan organ dalam perut selain rahim tidak dirancang untuk pertumbuhan embrio. Inilah salah satu bahaya kehamilan ektopik

Rahim adalah tempat terbaik pertumbuhan embrio karena sifatnya yang elastis dan dapat mengembang. Embrio yang tumbuh di tuba falopi akan merusak falopi karena saluran tuba falopi tidak dapat mengembang.

Dengan demikian Ibu sudah mendapat gambaran perihan apa itu kehamilan ektopik.

Penyebab hamil ektopik

awas-ini-dia-gejala-kehamilan-ektopik-yang-harus-disadari-2

Salah satu penyebab hamil ektopik yang paling umum terjadi adalah kerusakan tuba falopi akibat embrio yang melekat pada saluran tuba falopi akibat peradangan yang memicu munculnya jaringan perut. 

Kerusakan ini akan mengakibatkan sel telur yang telah dibuahi terhalang untuk masuk ke dalam rahim. Alih-alih menempel di dalam rahim, sel telur ini menempel di dinding tuba falopi atau organ lain.

Tidak cuma itu, kadar hormon yang tidak seimbang adalah salah satu penyebab hamil ektopik karena membuat sel telur yang sudah dibuahi berkembang secara abnormal.

Gejala kehamilan ektopik

awas-ini-dia-gejala-kehamilan-ektopik-yang-harus-disadari-3

Layaknya kehamilan normal, pada awalnya tanda kehamilan ektopik tidak terdeteksi sama sekali kecuali melalui USG karena tidak ada tanda yang khas. Namun, setelah usia kehamilan semakin bertambah, akan muncul gejala kehamilan ektopik. Gejala tersebut meliputi:

  • Pendarahan ringan dari vagina;
  • Rasa sakit atau tekanan pada rektum ketika buang air besar;
  • Rasa tidak nyaman ketika buang air kecil; dan
  • Sakit perut bagian bawah yang biasanya terjadi di salah satu sisi.

Selain gejala kehamilan ektopik di atas, gejala lain yang juga harus diwaspadai:

  • Nyeri panggul atau nyeri hebat yang disertai dengan pendarahan banyak dari vagina;
  • Nyeri bahu;
  • Kepala terasa sangat pusing;
  • Mata berkunang-kunang;
  • Pucat;
  • Kaki dan tangan dingin;
  • Detak jantung cepat; dan
  • Pingsan.

Jika kehamilan ektopik sudah menyebabkan pendarahan, maka ini sudah masuk ke tahap kondisi medis darurat karena dapat menyebabkan bahaya kehamilan ektopik. Ibu disarankan harus segera ke rumah sakit karena dibutuhkan penanganan sesegera mungkin.

Penanganan hamil ektopik

awas-ini-dia-gejala-kehamilan-ektopik-yang-harus-disadari-4

Jika gejala kehamilan ektopik dirasakan masih pada stadium awal, penanganan hamil di luar kandungan dapat dilakukan. Jaringan ektopik tidak akan dapat tumbuh secara normal dan perlu segera diangkat agar tidak mengalami komplikasi yang berbahaya. Dokter akan melakukan beberapa langkah dibawah ini saat melakukan tindakan akibat gejala kehamilan ektopik:

1. Pemberian obat-obatan

Gejala kehamilan ektopik yang terdeteksi sejak dini dan belum menyebabkan robekan dan pendarahan pada lokasi embrio biasanya dapat ditangani dengan suntikan methoextrate. Obat ini berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel-sel yang sudah terbentuk.

Kemudian, dokter akan memantau kadar human chorionic gonadotropin (hCG) yang biasanya memiliki jumlah tinggi saat kehamilan terjadi. Jika kadar hCG masih tinggi, Ibu akan disuntikkan methoextrate kembali.

Obat ini dikatakan bekerja efektif saat Ibu merasakan gejala-gejala yang mirip keguguran. Gejala tersebut meliputi kram, pendarahan dan jaringan yang keluar dari jalan lahir.

2. Prosedur operasi

Embrio yang telah menempel pada saluran tuba falopi ataupun lokasi lain harus diangkat ataupun diperbaiki jika memungkinkan. Prosedur operasi yang biasa dapat dilakukan adalah bedah laparoskopi ataupun metode konvensional (laparotomi).

Namun, jika sel telur yang telah dibuahi menempel di tuba falopi dan mengakibatkan robekan sampai pendarahan, dokter akan melakukan operasi pengangkatan tuba falopi.

Hamil ektopik memang tidak dapat dicegah sepenuhnya. Meskipun gejala kehamilan ektopik belum terasa, Ibu harus langsung memeriksakan kandungan begitu hasil testpack menunjukkan hasil positif. Ini dilakukan agar lekas diketahui apabila terjadi kehamilan ektopik sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.

Tes-tes yang akan dilakukan dokter saat awal kelahiran mencakup pemeriksaan fisik, tes darah, dan USG kehamilan. Hal ini sangat disarankan dilakukan oleh semua wanita hamil, terlebih bagi yang memiliki riwayat gejala kehamilan ektopik.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram