Bahaya Radiasi pada Kehamilan dan Janin
Semenjak hamil, biasanya insting seorang ibu semakin meningkat. Beragam cara akan dilakukan demi memberikan yang terbaik agar janin yang dikandungnya bisa tumbuh kembang dengan sempurna dan terus sehat. Misalnya, mulai menjaga nutrisi sehari-hari, rajin berolah raga, bahkan lebih berhati-hati di setiap gerak-geriknya.
Contoh, ketika seorang ibu hamil hendak berbelanja di pusat perbelanjaan, ternyata ia mesti melewati pemeriksaan dengan mesin X-ray. Kalau sudah begini, biasanya Ibu hamil akan meminta izin agar tubuhnya tidak dipindai karena khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada kandungan dan janinnya. Namun, betul nggak sih, kalau X-ray itu berbahaya bagi ibu hamil?
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai apa bahaya radiasi bagi ibu hamil, yuk, kita ulas sedikit tentang radiasi.
Radiasi adalah bentuk energi, yang bergerak sebagai sinar atau partikel di udara. Radiasi ini bisa melekat, layaknya debu, bubuk atau cairan. Meski terdengar membahayakan, nyatanya, kita sehari-hari terpapar atau bersentuhan dengan radiasi, loh, namun dalam jumlah yang kecil. Radiasi tersebut, bisa dari berasal alam, seperti sinar matahari, tanah, air (natural source) atau yang berasal dari suatu benda buatan (man-made), seperti microwave, oven, ponsel, menara stasiun tv atau x-rays untuk pemeriksaan kesehatan. Beberapa contoh sumber radiasi di atas, sebetulnya tidak membahayakan.
Sumber radiasi juga terbagi menjadi eksternal dan internal. Eksternal, artinya didapat dari luar tubuh, seperti saat melakukan x-rays atau gamma rays yang bisa melalui tubuh dan tersimpan. Sedangkan radiasi internal, berasal dari material yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, pernapasan atau injeksi (dari beberapa prosedur pengobatan). Ketika tertelan atau terhirup dalam jumlah yang besar, maka bisa membahayakan kesehatan.
Radiasi yang datang dari sumber natural, tidak dapat dicegah, namun yang buat manusia bisa dikurangi dampaknya.
Apa bahaya radiasi bagi ibu hamil?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa radiasi juga digunakan pada pemeriksaan kesehatan. So, seandainya, Anda akan melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan penggunaan radiasi, seperti X-rays atau CT Scan (computed tomography), termasuk pemeriksaan tertentu di dokter gigi, maka Anda wajib memberi tahu pada dokter mengenai kehamilan Anda, ya, Bu. Walaupun pada dasarnya, sebagian besar jenis X-rays aman bagi ibu hamil, namun bila diperlukan pemeriksaan pada bagian perut, maka disarankan untuk dilakukan nanti setelah Ibu melahirkan, atau cari alternatif jenis pemeriksaan lain, yang tidak menggunakan radiasi seperti ultrasound.
Selama masa kehamilan, tubuh Ibu secara alami melindungi janin dari paparan radiasi yang kita temui sehari-hari. Nah, jika Ibu terpapar atau kontak dengan radiasi dalam jumlah kecil selagi hamil, maka risiko birt defect pada janin amat kecil. Namun, jika Ibu menelan atau menghirup material radioaktif semasa hamil, hal inilah bisa masuk ke dalam aliran darah, dan memasuki tali pusar hingga mengenai janin. Bisa juga, material ini menumpuk di sekitar area rahim, misalnya pada kandung kemih. Lalu seperti apa dampaknya pada janin, adalah tergantung seberapa besar jumlah radiasi yang mengenai Ibu, jenis radiasi, berapa lama kontak terjadi serta tergantung pada tahap perkembangan janin.
Kenapa efek radiasi menjadi lebih berbahaya jika mengenai janin? Anak-anak dan janin adalah yang paling sensitif terhadap efek radiasi, karena sel-sel tubuh mereka membelah dengan sangat cepat, maka semakin memperbesar peluang bagi radiasi untuk mengganggu prosesnya dan merusak sel-sel tersebut. Untuk memberikan gambaran bahaya radiasi pada janin, simak uraian berikut.
Bahaya radiasi pada tahap perkembangan kehamilan
Pada dua minggu pertama kehamilan, janin resistan terhadap efek radiasi. Juga terpapar radiasi dalam jumlah tertentu, tidak menyebabkan keguguran dalam tahap ini.
Pada minggu ke tiga hingga delapan kehamilan, janin mulai masuk dalam tahap perkembangan awal, namun efek yang mengarah pada cacat lahir, gangguan pertumbuhan atau keguguran tidak terlalu nyata.
Pada minggu delapan hingga lima belas, adalah waktu yang paling sensitif bagi janin terhadap efek paparan radiasi, terutama pada bagian sistem syarafnya. Dengan catatan, hanya kalau paparannya amat besar. Ada pun risikonya pada janin, yaitu menghambat pertumbuhan janin, memengaruhi perkembangan otak, risiko bayi lahir cacat (birth defect), risiko kanker atau keguguran. Sebagai informasi tambahan, birth defect adalah perubahan bentuk atau fungsi salah satu organ tubuh, yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan, dalam perkembangan tubuh mau pun fungsinya.
Di usia kehamilan dua puluh minggu ke atas, janin sudah jauh lebih berkembang dan semakin resistan terhadap bahaya radiasi. Tapi tetap saja, nih, sebaiknya Ibu menunda untuk melakukan pemeriksaan yang terkait dengan penggunaan radiasi.
Kembali pada pertanyaan sebelumnya, apakah ibu hamil aman ketika melewati security screening?
Security screening ini biasa kita jumpai ketika memasuki pusat perbelanjaan, hotel atau pun di bandara. Jawabannya, ada dua jenis scanner, yang pertama adalah radiofrequency scanner, yang tidak menggunakan radiasi ionisasi, sehingga, baik Ibu mau pun janin, tidak akan terkena bahaya radiasi. Kemudian, ada full-body x-ray scanner, yang bertenaga rendah dan juga radiasi berintensitas rendah, sehingga tidak membahayakan, baik bagi Ibu, bagi kandungan, mau pun janin.
Sekadar informasi, semakin sering seseorang terpapar radiasi dalam jumlah yang lebih besar, memang meningkatkan risiko gangguan kesehatan, namun risiko terkena kanker tetap kecil, kok. Ada pun orang yang berisiko mengalami gangguan kesehatan tersebut misalnya
Seseorang yang dari usia muda sudah sering melakukan pemeriksaan dengan CT scan, karena CT scan adalah pemeriksaan dengan tingkat radiasi paling tinggi.
Anak-anak yang dalam pengobatan kankernya banyak dilakukan radiasi, sehingga berisiko terkena kanker kembali di kemudian hari.
Seseorang yang tinggal di daratan tinggi
Itulah informasi tentang bahaya radiasi pada kehamilan dan janin. Terlepas dari informasi tersebut, ada baiknya, untuk kekhawatiran tentang efek security screening ini, sebaiknya Ibu konsultasikan kembali dengan dokter dan ikuti apa yang disarankan.
(Stephanie)