Bahayakah Hamil Lewat 9 Bulan? Ternyata Ini Penyebabnya!
Kehamilan umumnya terjadi selama kurang lebih 40 minggu atau 9 bulan. Periode waktu tersebut dihitung dari menstruasi terakhir hingga hari kelahiran. Namun, kehamilan adalah suatu pengalaman yang unik dan spesial. Apa yang Ibu alami, pasti berbeda dengan para ibu lainnya. Terkadang, masa kehamilan menjadi lebih singkat atau bahkan melampaui waktu yang dianggap normal, yaitu sekitar 9 bulan dari menstruasi terakhir
Sebenarnya, apa yang menyebabkan hamil lewat bulan ini? Benarkah kondisi tersebut berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak ulasan berikut, Bu!
Seperti apa kehamilan terlambat itu?
Banyak yang menganggap bahwa hamil lewat bulan adalah kehamilan yang melampaui HPL (hari perkiraan lahir). Benarkah demikian?
Sebenarnya, waktu bersalin tidak harus persis sama dengan HPL. Ini karena HPL pada dasarnya dihitung dengan menambahkan 40 minggu dari menstruasi terakhir. Jadi, jika Ibu kemudian melahirkan 3 minggu lebih awal atau 2 minggu setelah HPL, masih terhitung normal.
Data dari Institute for Quality and Efficiency in Health Care menyebutkan bahwa setidaknya 60% ibu hamil akan melahirkan tepat saat HPL atau sebelumnya. Sedangkan hamil lewat bulan hanya terjadi pada 1 dari 10 ibu.
Kehamilan dikatakan terlambat atau postmature jika bayi tak kunjung lahir setelah 42 minggu masa kandungan. Selain melihat usia kandungan, apa ciri lain dari hamil lewat bulan?
Ciri hamil lewat bulan
Dalam buku The High-Risk Fetus (1992), ada 3 ciri utama hamil lewat bulan, yaitu:
- Muncul noda mekonium (feses pertama bayi) dalam cairan ketuban.
- Volume cairan ketuban rendah, yang kemudian menyebabkan ukuran terlihat menyusut.
- Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Sedangkan ciri yang bisa dirasakan Ibu adalah janin tak banyak bergerak dan tidak kunjung terjadi kontraksi meski sudah lewat dari 42 minggu.
Penyebab hamil lewat bulan
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya hamil lewat dari 9 bulan. Berikut adalah beberapa sebab yang sering ditemukan:
1. Salah menghitung usia kandungan
Inilah penyebab hamil lewat bulan yang paling umum ditemukan: salah menghitung usia kandungan sehingga prediksi HPL pun tidak tepat. Terkadang, Ibu tidak yakin dengan siklus menstruasinya yang terakhir. Tanggal menstruasi terakhir muncul dari hasil tebak-tebakan. Alhasil, penghitungan HPL pun tak lagi akurat.
Untuk itu, sebaiknya biasakan untuk mencatat siklus menstruasi. Ibu bisa mencoret kalender saat “tamu bulanan” tiba. Bisa juga dengan memakai aplikasi untuk melacak masa subur. Setelah mengetahui tanggal siklus menstruasi terakhir, HPL bisa dihitung dengan rumus Naegele:
HPL = (Hari + 7), (Bulan – 3), (Tahun +1)
Jadi misalnya Ibu terakhir menstruasi pada tanggal 5 Juli 2021, maka perhitungannya menjadi:
HPL = (5+7), (7-3), (2021+1)
Artinya, HPL jatuh pada tanggal 12 April 2022.
Agar lebih akurat, sebaiknya Ibu juga melakukan pemeriksaan USG. Dengan USG maka penghitungan usia kandungan akan disesuaikan dengan ukuran dan perkembangan janin.
2. Kehamilan yang pertama
Penyebab hamil telat bulan lainnya adalah karena Ibu mengandung anak pertama. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Perinatal Medicine, disebutkan bahwa postmature lebih sering ditemukan pada kehamilan pertama.
3. Faktor keturunan
Apakah Ibu dulunya juga bayi yang lahir terlambat? Atau ada riwayat keluarga dekat yang mengalami hamil lewat bulan? Maka potensi waktu bersalin lewat dari HPL pun semakin besar. Meski belum diketahui pasti apa yang menyebabkan kondisi ini menurun pada generasi selanjutnya, kebanyakan ibu yang mengalami hamil lewat bulan pasti memiliki keluarga dengan riwayat serupa.
4. Obesitas
Kondisi kesehatan Ibu memang sangat memengaruhi persalinan. Ternyata, Ibu yang mengalami obesitas juga berisiko mengalami hamil lewat dari 9 bulan. Bertambahnya berat badan adalah hal yang sangat lumrah pada ibu hamil. Namun sebaiknya penambahan tersebut tetap dalam batas wajar. Agar berat badan tetap terjaga, perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan.
5. Bayi berjenis kelamin laki-laki
Boleh percaya boleh tidak, jenis kelamin ternyata juga memengaruhi waktu kelahiran bayi. Peluang terjadinya postmature lebih besar pada bayi laki-laki. Belum diketahui pasti apa hubungan antara jenis kelamin dengan waktu persalinan. Namun pada kebanyakan kasus terlambat melahirkan, bayi yang lahir adalah laki-laki.
Bahayakah hamil lewat 9 bulan?
Masa kehamilan terjadi sekitar 40 minggu atau 9 bulan. Jika kurang dari itu maka disebut prematur dan jika lebih termasuk postmature. Baik terlalu cepat maupun terlalu lama bisa menimbulkan risiko pada Ibu dan bayi yang dikandungnya. Berikut adalah risiko hamil lewat dari 9 bulan:
- Proses persalinan cenderung lebih lama, bahkan kadang harus melalui tindakan tertentu seperti ekstraksi vakum.
- Cedera atau perdarahan pada vagina.
- Mekonium terhirup bayi, menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
- Bayi lahir dengan kadar gula rendah (hipoglikemia) karena simpanan glukosa dalam rahim telah menipis
- Stillbirth (bayi mati dalam kandungan) atau meninggal di tahun pertama kehidupan bayi.
Umumnya, jika kehamilan sudah melampaui waktu normal, dokter akan melakukan serangkaian tes seperti Tes Non-stres untuk mengukur detak jantung bayi. Apabila hasil tes menunjukkan bahwa kondisi janin tidak sehat, maka akan langsung dilakukan induksi untuk mendorong persalinan.
Semoga Ibu dan Si Kecil dalam kandungan sehat selalu!
Editor: Atalya