Bahayakah Kolesterol Tinggi Saat Hamil?
Ibu hamil wajib mengantisipasi agar kolesterol tinggi saat hamil tidak terjadi.
Pasalnya, kolesterol tinggi akan memicu komplikasi lainnya seperti penyakit jantung, serangan jantung, hingga stroke. Apakah Ibu pernah berpikir apa saja bahaya kolesterol tinggi saat hamil?
Penyebab kolesterol tinggi saat hamil
Pada kehamilan normal, biasanya tubuh wanita akan mengalami perubahan pada metabolisme lemak. Semakin meningkatnya usia kehamilan, kadar kolesterol dalam darah Ibu hamil pun juga meningkat.
Ini disebabkan oleh semakin membesarnya ukuran sel-sel Ibu hamil. Lonjakan kadar hormon progesteron yang dialami oleh Ibu hamil ikut ambil andil dalam meningkatnya kadar kolesterol dalam darah Ibu hamil.
Dalam kehamilan yang sehat seharusnya peningkatan kadar kolesterol tersebut tidak menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Kolesterol tidak selalu jahat karena jumlah kolesterol yang tepat dalam darah berguna untuk mendukung pertumbuhan janin dan hormon kehamilan Ibu.
Kadar normal kolesterol dalam Ibu hamil dan perempuan yang tidak hamil adalah 200 mg/dl. Jika kadarnya mencapai 200-239 mg/dl maka sudah disebut dalam ambang batas tinggi. Saat kadar kolesterol di atas 240 mg/dl, maka ini sudah tergolong dalam kadar kolesterol tinggi.
Setelah 1 bulan usai kelahiran, biasanya kadar kolesterol Ibu akan kembali menjadi saat Ibu sebelum hamil. Kolesterol tinggi saat hamil sebenarnya terjadi secara alamiah, oleh karena itu, pemeriksaan kolesterol saat hamil tidak dianjurkan.
Tidak ada pengobatan pada Ibu hamil jika kolesterol tinggi saat hamil terjadi karena sebagian besar obat penurun kolesterol tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu hamil.
Bahaya kolesterol tinggi saat hamil
Jika kadar kolesterol Ibu sebelum hamil normal, biasanya kolesterol tinggi saat hamil tidak akan diobati karena nilainya masih di batas ambang wajar. Namun, jika kolesterol Ibu tinggi saat sebelum hamil, risiko komplikasi selama kehamilan bisa saja meningkat. Beberapa bahaya kolesterol tinggi saat hamil:
1. Preeklampsia
Kolesterol tinggi saat hamil meningkatkan terjadinya preeklampsia pada Ibu hamil Preeklampsia adalah keracunan dalam kehamilan yang merupakan kondisi ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi pada urin.
Preeklampsia yang dibiarkan akan berubah menjadi eklampsia. Gejala eklampsia mirip dengan preeklampsia, namun diperparah dengan terjadinya kejang-kejang. Kondisi ini dapat membahayakan baik nyawa Ibu maupun janin yang dikandung.
2. Kelahiran prematur
Ibu hamil yang memiliki kolesterol tinggi saat sebelum hamil memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur menurut studi yang dilakukan di Amerika Serikat. Ini terjadi karena kolesterol tinggi dapat menimbulkan komplikasi dalam kehamilan sehingga berujung dengan kelahiran janin prematur.
3. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional merupakan penyakit kencing manis yang terjadi saat kehamilan. Gula darah yang meningkat dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Selain itu, diabetes gestasional juga memicu terjadinya makrosomia atau janin berukuran besar. Ini dapat mempersulit proses persalinan nantinya.
Diabetes gestasional menyebabkan melonjaknya kolesterol Ibu hamil. Pun, Kolesterol tinggi sebelum hamil juga meningkatkan potensi terjadinya diabetes gestasional.
Ciri kolesterol tinggi saat hamil
Ciri kolesterol tinggi saat hamil kerap tidak disadari. Oleh karena itu, Ibu hamil disarankan memeriksakan kadar kolesterolnya sebelum kehamilan terjadi. Jika Ibu memang sudah tahu memiliki riwayat kolesterol tinggi, Ibu harus berhati-hati saat hamil nantinya.
Tidak diketahui ciri kolesterol tinggi saat hamil jika tidak diperiksakan sebelum hamil. Jika kolesterol tinggi dibiarkan tinggi terlalu lama, nantinya akan memicu terjadinya aterosklerosis.
Ini adalah kondisi saat penumpukan kolesterol dan lemak dalam dinding pembuluh darah. Kondisi ini serius karena dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke nantinya.
Cara mengatasi kolesterol tinggi saat hamil
Jika Ibu memiliki riwayat kolesterol tinggi saat hamil, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukan program hamil. Ini disebabkan karena banyak obat penurun kolesterol tidak aman dikonsumsi saat hamil.
Dokter tidak akan memberikan obat-obatan penurun kolesterol sebagai cara mengatasi kolesterol tinggi saat hamil, namun lebih menyarankan ke perbaikan pola hidup agar kadar kolesterol terkontrol.
Kolesterol tinggi saat hamil adalah hal wajar dan akan kembali setelah 6 minggu persalinan. Namun, Ibu juga harus tetap menjaga kadar kolesterol dalam darah agar tetap stabil. Cara mengatasi kolesterol tinggi saat hamil seperti:
- Rutin berolahraga sesuai anjuran dokter;
- Konsumsi ikan kaya omega-3 seperti kembung, tuna, salmon, dan makarel;
- Konsumsi makanan berserat seperti kacang-kacangan, buah-buahan, dan gandum;
- Hindari stres;
- Batasi makanan yang mengandung banyak lemak jenuh seperti gorengan dan gula;
- Hentikan kebiasaan merokok; dan
- Hentikan kebiasaan minum-minuman beralkohol.
Jika sebelum hamil Ibu sudah memiliki riwayat kolesterol tinggi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, apalagi jika Ibu terbiasa mengkonsumsi obat-obatan rutin penurun kolesterol. Kemungkinan besar dokter akan meminta untuk menghentikan konsumsi obat tersebut sama sekali atau mengganti dengan obat-obatan lain.
Kolesterol tinggi saat hamil sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena merupakan sebuah proses alami. Yang wajib Ibu lakukan adalah menjaga kadar kolesterol tersebut dan menjalani pola hidup sehat agar kadar kolesterol dalam darah tidak melonjak.
Ibu hamil wajib waspada terhadap kolesterol tinggi saat hamil. Jangan lupa untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.
Editor: Dwi Ratih