Ibupedia

Belly Mapping, Mengetahui Posisi Janin Dengan Cara Asyik

Belly Mapping, Mengetahui Posisi Janin Dengan Cara Asyik
Belly Mapping, Mengetahui Posisi Janin Dengan Cara Asyik

Saat melakukan USG, dokter kandungan biasanya menjelaskan bagaimana posisi janin baik saat trimester 1 hingga trimester 3. Posisi janin saat trimester 1 dan 2 masih berubah-ubah. 

Namun, Ibu akan mulai khawatir dengan posisi janin memasuki trimester 3 karena seiring dengan semakin besarnya ukuran janin, semakin kecil pula kemungkinan posisi janin berubah. 

Ini artinya apabila saat berada di trimester 3 janin masih berada di posisi sungsang, maka kemungkinan posisi janin berubah menjadi normal dengan keadaan kepala menghadap bawah akan semakin mengecil.

Posisi bayi sungsang mendekati persalinan adalah hal yang tidak diinginkan karena akan menghambat proses persalinan nantinya, terutama bagi Ibu yang merencanakan proses persalinan per vagina. 

Posisi bayi bisa diketahui dengan benar tanpa menggunakan USG dengan salah satu metode bernama Belly mapping.

Mari mengenal belly mapping lebih dekat!

Mengenal belly mapping

belly-mapping-mengetahui-posisi-janin-dengan-cara-asyik-1sumber: scarymommy.com

Seperti yang dilansir dari Spinning Babies, Belly mapping adalah sebuah metode untuk mengetahui posisi bayi di dalam janin dengan proses 3 tahap untuk memastikan apakah kepala bayi sudah berada di bagian bawah atau belum di akhir usia kehamilan.

Di usia kehamilan 32 minggu hingga menjelang persalinan idealnya posisi kepala bayi sudah berada di bawah saat waktu persalinan sudah semakin dekat. Metode belly mapping baru bisa dilakukan saat kandungan Ibu berusia 30 minggu atau sekitar 7 bulan.

Ibu dapat belajar belly mapping untuk mengetahui posisi janin di dalam rahim. Dengan belajar belly mapping, Ibu pun lebih teredukasi mengetahui posisi janin dengan merabanya.

Namun, belly mapping akan semakin mudah dilakukan jika Ibu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan atau bidan yang merawat Ibu. 

Ada faktor-faktor tertentu seperti posisi plasenta, banyak cairan ketuban, dan arah tendangan yang akan mempermudah Ibu melakukan belly mapping. Ibu hamil juga dianjurkan melakukan belly mapping saat bayi aktif di dalam perut.

Cara melakukan belly mapping

belly-mapping-mengetahui-posisi-janin-dengan-cara-asyik-2sumber: scarymommy.com

1. Menemukan posisi kepala bayi

Cara melakukan belly mapping yang pertama adalah menemukan posisi kepala bayi terlebih dahulu. Caranya dengan merebahkan diri atau duduk rileks selama 15-30 menit agar Ibu dapat berkonsentrasi pada gerakan bayi di dalam perut.

Raba perut dan beri tekanan lembut dengan ujung jari ke bagian atas panggul atau tulang kemaluan. Jika Ibu merasakan seperti mangkuk bulat yang keras, besar kemungkinan itu adalah kepala bayi. Namun jika yang Ibu rasakan berbentuk bulat namun lunak bisa jadi itu adalah bokong janin.

Tangan dan anggota tubuh lainnya akan berdekatan dengan kepala. Janin yang masih berada di dalam perut senang menghisap jarinya dan menaruhnya di dekat area kepala. Setelah menemukan bagian kepala, Ibu dapat menandainya dengan lukisan atau tulisan tertentu.

2. Menemukan bagian belakang bayi

Setelah Ibu menemukan bagian kepala bayi, langkah berikutnya adalah menemukan bagian belakang bayi. Gerakkan tangan Ibu ke sepanjang perut dan rasakan bentuk panjang yang keras namun tetap lunak. Jika Ibu merasakan bisa jadi ini adalah bagian punggung bayi. 

Tandai dengan garis melengkung pada kertas ataupun langsung pada perut Ibu.

Jika Ibu tidak merasakan bagian panjang yang keras tersebut, berarti si kecil berada dalam posisi berbaring. Pada kasus ini, Ibu mungkin akan merasakan lebih banyak bagian tubuh bertekstur yang menandakan itu adalah perut dan dada.

3. Menggunakan boneka bayi

Setelah Ibu sudah mengetahui posisi kepala dan bagian belakang bayi, gunakan boneka bayi untuk menggambar keseluruhan bentuk posisinya. Ibu dapat menebak posisi bayi dengan arah tendangan yang mereka buat setiap harinya.

Manfaat belly mapping

belly-mapping-mengetahui-posisi-janin-dengan-cara-asyik-3

Belly mapping bisa diterapkan sebagai metode pembelajaran kepada Ibu hamil. Tentunya metode ini memiliki manfaat positif seperti:

  • Memperkirakan posisi janin jelang persalinan;
  • Mengabadikan kehamilan dengan cara kreatif yang berkesan;
  • Meningkatkan ikatan emosional antara Ibu dan si kecil meskipun ia masih berada di dalam kandungan; dan
  • Berkarya dengan cara melakukan belly painting dan mengkombinasikan dengan pengetahuan belly mapping yang disesuaikan dengan ukuran perut.

Tepatkah teknik belly mapping?

belly-mapping-mengetahui-posisi-janin-dengan-cara-asyik-4

Teknik belly mapping sangat unik, membuat Ibu dan keluarga mengetahui posisi janin di dalam perut. Ini akan membuat Ibu dan keluarga menjadi lebih bersemangat menanti kehadiran si kecil.

Meski begitu, teknik belly mapping tidak dapat diandalkan seratus persen karena lebih banyak menggunakan asumsi. Jika ingin mengetahui posisi janin lebih akurat, Ibu sebaiknya melakukan pemeriksaan USG baik secara abdomen maupun trasvaginal.

Pemeriksaan melalui USG dapat memberikan gambaran posisi janin lebih jelas seperti yang dilansir dari Mayo Clinic dan dapat memberikan informasi perihal kehamilan berupa:

  • Mengetahui usia janin;
  • Memantau perkembangan janin;
  • Mengetahui jumlah janin dalam kandungan;
  • Memantau perkembangan janin;
  • Mengetahui kondisi plasenta dan jumlah cairan ketuban;
  • Memeriksa risiko komplikasi kehamilan;
  • Mengidentifikasi jika ada kelainan pada janin; dan
  • Memperkirakan posisi janin sebelum melahirkan.

Posisi janin ideal menjelang persalinan seperti yang dilansir dari My Cleveland Clinic yaitu:

  • Tubuhnya menghadap punggung ibu;
  • Kepala menghadap bawah;
  • Dagu menempel ke dada; dan
  • Bagian belakang kepala siap memasuki gerbang panggul.

Apakah anda tertarik mengetahui posisi janin dengan menggunakan belly mapping?

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram