Bertengkar Dengan Suami Saat Hamil, Bisa Pengaruhi Kondisi Janin!
Bertengkar dengan suami saat hamil, ternyata rentan terjadi pada banyak pasangan. Hal ini karena biasanya Ibu hamil punya mood swing yang tak tentu, akibat hormon kehamilan.
Memang tidak semua Ibu mengalaminya, namun hal ini bisa terjadi pada siapa saja dan pada fase kehidupan berapapun. Pemicu bertengkar dengan suami saat hamil biasanya beragam, mulai dari hal yang sepele atau mungkin masalah berat sekalipun yang menyangkut kesejahteraan rumah tangga.
Tidak dipungkiri, pertengkaran dalam sebuah hubungan adalah hal yang lumrah terjadi dan kadang sulit dihindari. Akan tetapi, sering bertengkar dengan suami saat hamil tak baik untuk kondisi Ibu dan janin. Lalu bagaimana cara menyikapi hal ini?
Efek yang mungkin terjadi ketika bertengkar dengan suami saat hamil
Momen kehamilan dapat mendatangkan banyak hal dalam sebuah rumah tangga. Ada yang sangat menantikan kehadiran buah hati dengan segala kesiapannya, namun ada juga yang harus mengalami sejumlah tekanan fisik, finansial, hingga emosional tak terduga.
Melansir dari laman Parenting First Cry, meskipun pertengkaran adalah hal yang biasa, tapi terlalu sering bertengkar dengan suami saat hamil dapat membahayakan janin di dalam kandungan. Ini yang mungkin terjadi pada janin bila hal tersebut sering dialami Ibu hamil:
1. Perkembangan otak bayi yang terbatas
Sering bertengkar dengan suami saat hamil, apalagi bila diikuti dengan kemarahan yang meledak-ledak akan menghambat perkembangan otak bayi. Tak hanya memengaruhi IQ bayi nantinya, namun juga kemampuan mengelola emosi bagi si kecil di kemudian hari.
Janin yang sering terpapar stres tingkat tinggi selama masa kehamilan, lebih rentan mengalami rasa cemas dan berpotensi memiliki amigdala yang lebih besar. Amigdala merupakan bagian otak yang bertanggung jawab mengatur respon terhadap rasa takut.
2. Berpotensi pada kelainan fisik anak
Sebisa mungkin hindari bertengkar dengan suami saat hamil ya, Bu. Karena berpotensi memengaruhi kondisi fisik bayi, bahkan bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, mengalami cedera fisik, perdarahan, bahkan yang paling parah berisiko terhadap kematian bayi.
Lakukan banyak hal menyenangkan untuk menenangkan hati Ibu selama masa kehamilan. Jika pertengkaran harus terjadi, kurangi berteriak atau meluapkan emosi berlebihan.
3. Sistem kekebalan tubuh terganggu
Meskipun sistem kekebalan tubuh anak terganggu bisa disebabkan karena banyak hal, namun pertengkaran selama kehamilan dapat menyumbang potensi sistem kekebalan menurun pada anak di kemudian hari.
4. Berpengaruh pada perkembangan fisiologis dan biologis
Bertengkar dengan suami saat hamil, juga dapat memicu peningkatan detak jantung, tekanan darah, adrenalin, hingga epinefrin yang akan menyebabkan pembuluh darah menyempit. Jika ini terjadi, maka pasokan oksigen ke rahim akan terganggu, dan suplai darah ke janin juga terhambat.
Lebih jauh lagi, bertengkar saat hamil dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti:
- Maag
- Asma
- Hipertensi
- Gangguan jantung
- Sakit kepala
- Gangguan kulit
- Masalah pencernaan.
Penyakit fisiologis dan biologis ini, jelas akan mengganggu kesehatan Ibu selama masa kehamilan. Yuk, ulai kontrol emosi Ibu saat sedang hamil, Ayah bantu juga ya!
5. Meruntuhkan kesehatan mental Ibu
Tidak ada satu pasanganpun yang ingin bertengkar setiap saat. Apalagi, perlu diketahu bahwa bertengkar dengan suami saat hamil secara terus menerus akan meruntuhkan kesehatan mental Ibu. Jika terus dipelihara, maka bukan tak mungkin ketika sudah melahirkan Ibu akan lebih rentan mengalami depresi postpartum hingga baby blues.
Cara mencegah bertengkar dengan suami saat hamil
Melansir dari laman Baby Centre, Andrew G Marshall, seorang terapis pernikahan mengungkapkan bahwa, bertengkar dengan suami saat hamil bisa disebabkan banyak hal. Salah satunya karena, kedua pasangan merasa cemas akan kehadiran buah hati, meski di satu sisi mereka mungkin juga turut berbahagia.
Semakin Ayah atau Ibu cemas, maka akan semakin besar peluang untuk bertengkar pada hal-hal kecil sekalipun. Keduanya punya pikiran masing-masing tentang apa yang terbaik untuk buah hatinya, sayangnya kecemasan tersebut telah membuat jarak yang cukup besar antara pasangan suami istri ini.
Tak ada hal yang tidak bisa diatasi, melansir dari laman Marriage, berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi situasi yang cukup menyulitkan bagi kedua calon orang tua ini:
Komunikasi adalah kunci yang paling pas
Peristiwa kehamilan ini dapat mengubah hidup kedua pasangan, oleh karenanya komunikasi adalah hal yang paling penting saat ini. Tidak disarankan untuk menerapkan silent treatment pada pasangan, justru bersikap terbuka pada beragam pendapat yang paling diperlukan.
Komunikasikan satu sama lain apa yang membuat bertengar dengan suami saat hamil menjadi lebih sering terjadi. Utarakan perasaan yang dialami oleh Ibu maupun Ayah, saling terbuka serta jujur dapat membantu meredakan kemarahan atau stress yang ada.
Luangkan waktu bersama
Terkadang, ketika menjadi pasangan suami istri, kita sering lupa kalau sudah lama sekali tidak melakukan hal menyenangkan sama seperti ketika masa pacaran. Supaya intensitas bertengkar dengan suami saat hamil bisa diminimalkan, Ayah dan Ibu bisa meluangkan waktu bersama melakukan hal-hal yang seru dan menyenangkan.
Beri ruang untuk kehidupan pribadi
Menjadi sepasang suami istri bukan berarti harus bersama kemanapun dan kapanpun ya, Bu. Ayah dan Ibu juga butuh ruang untuk mengelola kehidupan pribadi dan kesenangan pribadi.
Berikan kebebasan ini, maka pertengkaran bisa berkurang secara perlahan. Misalnya, hindari melarang Ayah berkutat dengan hobinya, selama ia tidak mengabaikan keluarganya.
Sebaliknya, berikan Ibu waktu untuk membuatnya bahagia seperti ke salon atau sekedar bertemu teman-temannya.
Atur pernapasan saat harus menghadapi situasi sulit
Terapi mengatur pernapasan sebelum mulai perdebatan, terbukti mampu meredam emosi atau amarah yang bisa meledak kapan saja. Saat Ibu merasa amat marah dengan Ayah, pejamkan mata sejenak, tarik napas panjang, dan pikirkan apakah hal ini perlu dilakukan?
Buatlah perubahan bila diperlukan
Bertengkar dengan suami saat hamil bisa disebabkan oleh hal-hal remeh, misalnya Ayah yang tak mau menaruh handuk di tempatnya, atau Ibu yang selalu lupa menaruh remote TV di tempatnya. Ajak pasangan untuk mulai melakukan perubahan pada hal-hal yang menyebalkan, dengan membuat sebuah daftar kebiasaan apa yang harus mulai dirubah. Nah, semoga intensitas bertengkar dengan suami saat hamil yang Ibu alami bisa mulai dikurangi ya, Bu!
Editor: Aprilia