Ibupedia

Cara Melahirkan Normal Minim Trauma, Begini Panduannya

Cara Melahirkan Normal Minim Trauma, Begini Panduannya
Cara Melahirkan Normal Minim Trauma, Begini Panduannya

Ibu-ibu yang sedang menanti kelahiran buah hati atau bahkan yang masih dalam tahap merencanakan kehamilan, mungkin ada yang sudah kepo-kepo bagaimana ya cara melahirkan normal? Melahirkan normal sendiri berarti cara melahirkan alamiah melalui jalan lahir atau vagina. Melahirkan secara normal juga berarti tanpa obat-obatan, anestesi, atau pembedahan. Metode ini banyak jadi “impian” para calon Ibu karena seperti anggapan banyak orang, tubuh Ibu bisa lebih cepat pulih jika melalui persalinan normal dibanding caesar.

Yang jelas, apapun metode persalinan yang dipilih dan dilalui, sama-sama punya nilai keunikan masing-masing. Setiap wanita pasti akan memiliki pengalaman yang berbeda-beda saat melahirkan bayinya ke dunia. Lewat metode apapun, peristiwa ini pasti jadi pengalaman tak terlupakan yang akan meninggalkan kesan sepanjang hidup. Dan tentunya, semua Ibu pasti ingin melalui proses persalinan dengan sepositif mungkin. Untuk itulah, penting bagi kalian, terutama yang sedang mempersiapkan kehadiran buah hati, untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang persalinan, mulai dari jenis-jenis persalinan, tips melewati proses melahirkan, bahkan sampai barang-barang apa saja yang harus dipersiapkan untuk menyambut si kecil.

Nah, jika kamu termasuk Ibu yang mendambakan persalinan normal, yuk, simak beberapa informasi penting terkait metode itu (termasuk cara melahirkan normal) supaya lebih siap baik fisik maupun mental.

Tanda-tanda Persalinan

Melansir dari laman Healthline, terdapat beberapa tanda jika tubuh Ibu sudah siap melahirkan. Tanda-tanda persalinan tidak hanya pecah ketuban saja, lo, Bu. Sebagian Ibu bahkan ada yang baru pecah ketuban ketika mengejan.

1. Pecah ketuban

Pecah ketuban jadi tanda persalinan yang sangat umum terjadi. Kalau di film-film atau tontonan luar negeri, biasanya istilah yang digunakan adalah “water breaks”. Bayi di dalam rahim diselimuti kantung ketuban yang berisi cairan. Saat bayi sudah siap lahir, kantung ini lama kelamaan akan pecah dan airnya akan merembes keluar dari vagina. Meski pada beberapa kasus, kantung ini baru pecah saat Ibu mengejan di ruang persalinan atau bahkan ada juga yang utuh sampai bayinya keluar dari jalan lahir!

Air ketuban yang sehat tidak berbau dan warnanya bening. Nah, jika Ibu mengalami pecah ketuban di rumah dan mendapati airnya berwarna kuning, hijau, atau cokelat, apalagi berbau menyengat, segera pergi ke rumah sakit ya. Tapi kalaupun airnya normal, Ibu tetap harus segera menghubungi dokter karena artinya si bayi sudah siap lahir.

2. Kontraksi intens

Selain pecah ketuban, Ibu mungkin juga akan merasakan kontraksi yang lebih intens ketika memang tubuh Ibu sudah siap melahirkan. Kontraksi terasa seperti kram berat atau seperti ada tekanan yang dirasakan mulai dari punggung bawah hingga ke depan. Jika Ibu sering mengalami kram saat menstruasi, rasanya kurang lebih sama namun dengan level yang jauh lebih tinggi. Meski membuat tidak nyaman bahkan ingin mencengkeram suami sendiri, namun kontraksi atau pengetatan dan pelepasan rahim ini akan membantu bayi terdorong keluar melalui leher rahim.

Nah, sebenarnya saat masih trimester dua, Ibu juga bisa mengalami kontraksi namun bedanya kontraksi ini masih “palsu” atau istilahnya Braxton-Hicks. Kontraksi mendekati persalinan biasanya lebih intens, karena berlangsung selama satu menit, berjarak lima menit, dan telah dirasakan Ibu selama satu jam. Saat ini banyak aplikasi yang bisa membantu menghitung frekuensi dan durasi kontraksi sehingga Ibu tahu kapan harus ke rumah sakit.

3. Flek lendir

Selama kehamilan, terdapat lendir kental yang menutupi leher rahim Ibu. Ketika persalinan sudah dekat, leher rahim akan membesar dan melunak untuk memberi jalan agar bayi bisa keluar. Nah, karena leher rahim membesar, lendir yang tadinya menutupinya akan keluar lewat vagina. Lendir ini bisa keluar perlahan seperti keputihan, tapi bisa juga langsung keluar dalam jumlah banyak. Umumnya lendir ini berwarna bening, merah muda, bahkan sedikit berdarah.

Manfaat Melahirkan Normal

Bila tidak ada indikasi medis dan kondisi Ibu dan bayi sama-sama mendukung, American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) sangat merekomendasikan para Ibu untuk melahirkan pervaginam. Bahkan mereka yang pernah menjalani operasi caesar atau sedang hamil anak kembar didorong untuk mencoba melahirkan secara normal. Tentu jika kondisinya baik dan dokter kandungan telah memberikan lampu hijau. Bukan tanpa sebab, ini karena melahirkan normal memiliki banyak sekali manfaat. Sebelum membahas cara melahirkan normal, simak dulu yang satu ini.

1. Bayi Ibu akan menerima bakteri menguntungkan dari jalan lahir

Saat bayi melewati jalan lahir, ia akan menelan bakteri yang akan bertugas menjadi pelindung bagi ususnya serta meningkatkan sistem kekebalannya. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa bayi yang lahir melalui operasi caesar, kehilangan bakteri penting ini dan lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti alergi makanan, asma, demam, dan obesitas di kemudian hari.

2. Cairan dalam paru-paru bayi akan terbantu keluar

Saat bayi masih berada di dalam rahim, paru-parunya dipenuhi cairan. Perubahan hormonal yang terjadi selama persalinan membantu membersihkan cairan tersebut, dan sebagian besar sisanya keluar saat bayi lahir lewat vagina. Cairan yang tersisa dibatukkan setelah lahir atau diserap oleh tubuh si kecil.

Nah, ketika cairan tadi terlalu lama berada di dalam paru-paru, bayi Ibu bisa mengalami TTN (Transient Tachypnea of The Newborn) atau masalah pernapasan yang membuat bayi perlu bantuan oksigen. Bayi yang lahir lewat operasi caesar memiliki risiko lebih tinggi mengalami TTN.

3. Waktu pemulihan lebih cepat

Ini yang jadi keyakinan banyak orang, bahwa waktu pemulihan pasca melahirkan normal lebih cepat. Sebagian besar memang betul. Rata-rata wanita dapat kembali ke rumah 24 hingga 48 jam setelah persalinan pervaginam tanpa komplikasi. Untuk operasi caesar biasanya 2 sampai 4 hari. Karena operasi caesar adalah operasi perut besar, maka pemulihannya cenderung lebih lama dan lebih pulih. Diperlukan waktu 6 sampai 10 minggu sampai bekas luka sembuh sepenuhnya.

4. Terhindar dari risiko operasi besar

Semua operasi besar (termasuk operasi caesar) memiliki banyak risiko, di antaranya reaksi buruk terhadap anestesi, infeksi, pendarahan, hingga pembekuan darah. Risiko lain yang bisa saja terjadi setelah operasi caesar seperti radang rahim, cedera bedah usus atau kandung kemih, dan emboli cairan ketuban.

5. Merangsang laktasi

Melahirkan normal juga dapat merangsang laktasi karena proses tersebut merangsang banyak hormon alami termasuk oksitosin dan prolaktin. Keduanya berperan penting dalam proses menyusui. Tingkat menyusui dini (dalam satu jam pertama setelah kelahiran, atau yang sering disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD)) juga cenderung lebih tinggi. Seperti sebuah tinjauan dari 53 studi internasional pada 2012 yang menemukan bahwa IMD setelah operasi caesar lebih rendah dibanding persalinan pervaginam.

6. Cenderung terhindar dari komplikasi kehamilan berikutnya

Sebuah tinjauan dari 80 penelitian yang diterbitkan PLOS Medicine tahun 2018, menemukan bahwa wanita yang melahirkan melalui operasi caesar memiliki peningkatan risiko komplikasi serius pada kehamilan berikutnya, termasuk keguguran, lahir mati, masalah dengan plasenta, dan ruptur uteri (robeknya dinding rahim). Tak hanya itu, dengan melahirkan pervaginam, risiko asma dan obesitas pada anak di masa mendatang jadi lebih kecil, lo.

7. Lebih terjangkau secara finansial

Semua pasti sudah paham kalau melahirkan normal itu jauh lebih murah dibanding operasi caesar. Persalinan pervaginam juga bisa dilakukan oleh bidan, sedangkan operasi caesar harus dilakukan dokter yang ahli di bidangnya.

Proses Melahirkan Normal

Dalam proses persalinan pervaginam, ada 3 tahap yang akan dilalui Ibu:

1. Tahap pertama

Di fase awal, serviks mulai terbuka perlahan sampai 3 sentimeter. Fase ini mungkin terjadi selama satu jam atau lebih. Di fase ini juga, Ibu mulai sadar kalau kontraksi mulai terjadi secara intens. Kemudian memasuki fase aktif, serviks akan melebar lagi menjadi 7 sentimeter, tekanan akan terus bertambah dan dirasakan di area panggul bawah sampai punggung. Lalu di fase transisi, serviks terbuka lagi sampai 10 sentimeter. Tekanan semakin kencang, kantung ketuban sangat mungkin pecah di fase ini. Rasa sakit lebih kuat dan lebih teratur.

2. Tahap kedua

Di tahap ini bayi akan semakin terdorong keluar melewati saluran vagina. Kontraksi menjadi lebih lama dan lebih intens karena pembukaan serviks mencapai batas maksimumnya. Umumnya ini merupakan fase terberat tapi juga jadi fase terpendek karena bayi semakin dekat ke jalan keluarnya.

3. Tahap ketiga

Setelah bayi berhasil keluar dan akhirnya Ibu dan Ayah mendengar tangisannya untuk pertama kali, Ibu masih perlu “melahirkan” plasenta yang sudah menemani si kecil selama di dalam rahim. Ini merupakan tahap ketiga, di mana plasenta akan dikeluarkan lewat vagina. Fase ini biasanya berlangsung 15 sampai 30 menit. Proses ini merupakan proses alami yang biasanya dibantu secara manual oleh tenaga medis dengan cara memijat perut bagian bawah untuk merangsang otot-otot rahim dan mendorong keluar sisa-sisa cairan dan darah persalinan.

Tips dan Cara Melahirkan Normal

Karena rasa sakit yang luar biasa, tidak sedikit Ibu yang takut melahirkan normal. Padahal jika mengikuti tips dan cara melahirkan normal dengan benar, Ibu bisa melahirkan dengan minim trauma. Nah, bagaimana sih cara melahirkan normal dengan mudah dan lancar? Berikut tips-tipsnya seperti dilansir dari Baby Centre.

1. Tentukan lokasi persalinan sebijak mungkin

Cara melahirkan normal yang pertama adalah menentukan lokasi persalinan. Lo, apa hubungannya lokasi dengan metode melahirkan? Jika ditelaah, pemilihan lokasi melahirkan juga bisa menentukan proses persalinan. Melahirkan di pusat bersalin yang dipimpin bidan atau di rumah meningkatkan peluang untuk melahirkan secara normal jika dibandingkan dengan fasilitas kesehatan standar yang dipimpin oleh obstetrik. Penelitian menunjukkan bahwa walaupun kehamilan Ibu berisiko rendah mengalami komplikasi, peluang untuk menjalani episiotomi atau operasi caesar tetap ada.

Bila Ibu memang sudah membulatkan tekad untuk melahirkan di dokter spesialis kandungan, pastikan bahwa dokter tersebut memang pro persalinan normal. Percaya atau tidak, tidak sedikit dokter yang memang memiliki tujuan bisnis sehingga lebih menyarankan operasi caesar walau Ibu sangat mungkin melahirkan normal. Jangan ragu untuk bertanya cara melahirkan normal pada dokter.

2. Melakukan pijat perineum

Cara melahirkan normal berikutnya adalah pijat perineum. Perineum adalah area yang berada di antara vagina dan anus. Rutin melakukan pijat perineum di akhir trimester kehamilan hingga waktu bersalin tiba, dapat membantu melenturkan otot-otot jalan lahir. Pijat ini akan membuat proses persalinan menjadi lebih lancar dan risiko terjadinya robekan di jalan lahir lebih kecil. Pijat perineum sekali atau dua kali seminggu pada minggu-minggu terakhir kehamilan lebih efektif daripada dilakukan setiap hari.

3. Coba teknik khusus saat bayi sungsang

Bayi sungsang dapat menjadi faktor penyebab proses persalinan caesar. Jika posisi kepala bayi belum berada di panggul bawah padahal waktu kelahiran semakin dekat, jangan khawatir ya, Bu. Cara melahirkan normal dengan kondisi ini, bisa dengan memperbanyak jalan kaki atau melakukan posisi-posisi yang dipercaya dapat membantu bayi memutar badannya agar kepalanya berada di bawah. Beberapa posisi tersebut seperti bersujud selama beberapa menit setiap hari, telentang dengan posisi perut lebih tinggi dari kepala (bisa diganjal bantal), posisi push-up dengan kaki lebih tinggi dari kepala, dan lainnya. Cara lainnya bisa dengan teknik External Cephalic Version (ECV) yang hanya bisa dilakukan dokter atau tenaga medis.

4. Usahakan tetap aktif selama hamil

Jangan jadikan hamil sebagai alasan untuk bisa bermalas-malasan terus ya, Bu. Berusaha untuk tetap aktif terutama di akhir trimester dapat menjadi tips dan cara melahirkan normal. Selain untuk meningkatkan stamina, bergerak aktif selama hamil juga bisa mencegah obesitas, mengatasi kantuk, dan memperbaiki suasana hati. Ibu juga bisa jalan-jalan setiap pagi, berenang, atau yoga khusus bumil.

5. Tetap tenang dan hindari stres

Masa-masa menjelang persalinan kerap kali membuat kita stres. Namun, usahakan untuk tetap tenang ya, Bu. Selama proses persalinan, tubuh sangat membutuhkan hormon oksitosin. Hormon ini tidak akan bekerja dengan baik jika Ibu takut atau stres dengan apa yang terjadi. Jadi cara melahirkan normal sebenarnya sangat sederhana, seperti berusaha rileks dan sebisa mungkin menghindari stres.

6. Bergabung di kelas prenatal

Cara melahirkan normal juga bisa dilakukan dengan bergabung di kelas prenatal. Di kelas tersebut Ibu akan mendapatkan banyak informasi mengenai kehamilan dan persalinan. Ibu juga akan diajarkan teknik relaksasi seperti pernapasan, teknik memijat, dan meditasi yang dapat dipraktikkan selama kehamilan. Beberapa relaksasi membantu Ibu melepaskan ketegangan otot dan membuat Ibu lebih santai sehingga terhindar dari kecemasan. Selain itu, Ibu juga akan dipertemukan dengan sesama bumil sehingga bisa saling bertukar cerita, pengalaman, atau bahkan berbagi tips.

7. Banyak bergerak saat sedang menunggu pembukaan di rumah sakit

Cara melahirkan normal dengan mudah dan lancar juga bisa dengan terus bergerak aktif meski Ibu sudah berada di rumah sakit untuk menunggu pembukaan lengkap. Justru bergerak sangat dianjurkan untuk mempercepat proses pembukaan. Ibu bisa berjalan-jalan, jongkok, menungging, atau bermain dengan birth ball (beberapa rumah sakit menyediakan).

Nah, itulah tips dan cara melahirkan normal yang bisa Ibu coba. Bila kamu sedang menunggu “gelombang cinta”, semangat ya, dan jangan lupa untuk terus berpikir positif. Semoga proses melahirkannya lancar!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram