Ibupedia

Gerakan Janin Berkurang, Waspada Tanda Janin Kekurangan Oksigen!

Gerakan Janin Berkurang, Waspada Tanda Janin Kekurangan Oksigen!
Gerakan Janin Berkurang, Waspada Tanda Janin Kekurangan Oksigen!

Saat hamil, salah satu momen yang paling mengharukan adalah, merasakan gerakan janin saat pertama kali. Gerakan-gerakan kecil ini, biasanya mulai muncul di usia kehamilan mulai dari 16 minggu.

Semakin besar usia kandungan, biasanya gerakan janin justru bertambah. Nantinya, jelang akhir kehamilan, gerakan janin pun akan mulai berkurang, seiring dengan ruangan di dalam rahim Ibu yang mulai menyempit.

Tapi, saat di trimester 2 kehamilan, Ibu merasakan gerakan janin yang berkurang, bisa jadi ini merupakan tanda janin kekurangan oksigen. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah fetal distress.

Sayangnya, kondisi ketika janin kekurangan oksigen, justru termasuk dalam gawat janin. Terutama bila diiringi dengan kontraksi dini yang cukup kuat.

Apa yang menjadi penyebab janin kekurangan oksigen?


Fetal distress merupakan sebuah kondisi gawat darurat janin, dan memerlukan penanganan secepatnya. Salah satu tanda fetal distress adalah, janin kekurangan oksigen.

Sehingga menyebabkan gerakan janin jadi berkurang. Mengutip dari Cleveland Clinic sebagian besar para ahli, kini sudah mengganti istilah gawat janin ini dengan non-reassuring fetal status (NRFS).

Sebenarnya, memang ada banyak penyebab mengapa janin kekurangan oksigen. Reaksi obat-obatan dan kondisi janin dalam kandungan (masalah pada tali pusat/plasenta), jadi penyebab yang paling sering ditemui.

Namun, yang juga perlu diketahui adalah kondisi janin kekurangan oksigen ini nggak boleh diabaikan. Sebab, dapat menimbulkan komplikasi serius bagi Ibu dan janin.

Tanda janin kekurangan oksigen, biasanya juga terjadi secara mendadak. Selain gerakan janin yang berkurang secara drastis, tanda janin kekurangan oksigen lainnya biasanya juga terjadi di usia kehamilan yang cukup muda.

Penyebab janin kekurangan oksigen lainnya, yang dicurigai jadi pemicu gawat janin adalah:

  • Masalah pada plasenta/ari-ari
  • Lilitan tali pusar, yang menyebabkan janin stres dan bikin pasokan oksigen berkurang
  • Kontraksi dini yang terlalu kuat
  • Komplikasi kehamilan Ibu; preeklamsia, plasenta previa, anemia, diabetes, hipertensi dan lain sebagainya
  • Kehamilan di usia yang tak lagi muda (di atas 35 tahun)
  • Air ketuban yang sedikit di usia kandungan yang relatif muda
  • Detak jantung bayi berkurang
  • Usia kehamilan di atas 40 minggu
  • Kehamilan kembar.

Tanda janin kekurangan oksigen


Kebanyakan kasus janin kekurangan oksigen, biasanya terjadi di usia kandungan 28 minggu. Bahkan, hal ini bisa saja terjadi secara mendadak.

American Pregnancy Association mengungkapkan, ketika janin kekurangan oksigen, ini termasuk dalam kondisi gawat janin dan harus mendapatkan penanganan segera. Tidak boleh ditunda, apalagi diabaikan.

Kesalahan sedikit saja bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan Ibu dan juga janin. Beberapa tanda janin kekurangan oksigen yang paling umum terjadi adalah:

  • Ibu mengalami kram dan nyeri perut, dengan derajat hebat-sedang. Lama-lama gerakan janin akan berkurang, bahkan kurang dari 10 kali dalam sehari
  • Detak jantung bayi tidak stabil (cenderung melemah)
  • Ibu mengalami gejala pendukung lain; pusing, demam, lemas dan kehilangan kesadaran
  • Ketuban pecah dini, atau rembes ketuban. Penyebabnya karena janin kekurangan oksigen, hingga peningkatan produksi zat mekonium, yaitu feses janin normalnya keluar setelah lahir. Zat mekonium yang mendominasi air ketuban, bisa menyebabkan air ketuban jadi keruh dan sangat berbahaya jika tertelan oleh janin
  • Tekanan darah Ibu menurun atau sangat rendah, hingga membuat tubuh terasa lemas
  • Organ vital bayi dikhawatirkan tidak dapat berkembang baik ketika dilahirkan. Dengan catatan kalau penanganan janin kekurangan oksigen dilakukan secara lambat.

Bagaimana menangani janin kekurangan oksigen?


Seperti yang Ibumin jelaskan sebelumnya, menangani janin kekurangan oksigen harus dilakukan sesegera mungkin dan nggak boleh ditunda. Sebab, mengutip dari What To Expect pada kondisi yang disertai tanda-tanda gawat janin di atas, terkadang jalan terbaiknya adalah harus segera melahirkan janin dengan operasi caesar darurat cito (sectio caesarea).

Namun, untuk lebih memastikan kondisi gawat janin yang dialami Ibu, biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan detail terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut meliputi fetal nonstress, dan biophysical profile.

Tujuannya, untuk memeriksa pergerakan dan detak jantung bayi. Serta memastikan kondisi janin baik-baik saja jika dilakukan operasi cito.

Walau janin kekurangan oksigen dapat menyebabkan gerakan janin berkurang, namun Ibu nggak perlu khawatir, mengutip dari Very Well Family gerakan janin normal berkurang pada kondisi-kondisi tertentu seperti:

  • Ibu terlalu aktif bergerak (terutama saat Ibu berolahraga)
  • Bayi sedang tidur
  • Posisi Ibu sedang rebahan atau tidur dengan posisi telentang
  • Gerakannya berkurang jelang akhir kehamilan. Terlebih jika ukuran janin cukup besar
  • Tiap kali Ibu makan makanan manis atau pedas
  • Saat Ibu dan Ayah sedang berhubungan intim.

Di luar dari kondisi ini, Ibu harus tetap waspada jika menemukan tanda janin kekurangan oksigen. Segera memeriksakan diri ke dokter, semata-mata demi mendapatkan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa bayi dan juga Ibu.

Follow Ibupedia Instagram