Ibupedia

Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil di Bulan Ramadan, Wajibkah?

Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil di Bulan Ramadan, Wajibkah?
Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil di Bulan Ramadan, Wajibkah?

Siapa hayo, Ibu-Ibu yang bertanya-tanya hukum puasa bagi Ibu hamil saat memasuki Bulan Ramadan kemarin? Pertanyaan mengenai hukum puasa bagi Ibu hamil memang sering muncul terutama saat Ramadan hampir tiba. Bagaimana sebenarnya hukumnya? Wajibkah? Atau boleh ditinggalkan? Mengingat puasa Ramadan sendiri termasuk ibadah yang wajib dijalankan umat Islam.

Apakah Ibu Hamil Wajib Puasa?


Sebenarnya, hukum puasa bagi wanita hamil disamakan dengan hukum puasa Ramadan bagi umat Islam secara umum. Akan tetapi, jika ia khawatir akan kesehatannya maupun janin yang dikandungnya, diperbolehkan ia untuk berbuka. Kedudukan Ibu hamil maupun menyusui terkait puasa, disejajarkan dengan para musafir dan orang sakit. Mereka termasuk golongan orang yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Hukum puasa Ibu hamil ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Selain dari Surah Al-Baqarah di atas, hukum puasa untuk Ibu hamil juga bisa dilihat dari perkataan Syekh Ibn Baz, rahimahullah, di laman Islamqa, “Wanita hamil dan menyusui, hukumnya seperti orang sakit. Jika berat bagi mereka berpuasa, maka dibolehkan bagi mereka berbuka. Dan mereka harus mengqadha (menggantinya) ketika dirinya sudah mampu berpuasa, seperti orang sakit.”

Syekh Ibnu Utsaimin, membagi dua kondisi yang dialami Ibu hamil yang dikaitkan hukum puasa bagi wanita hamil. Menurutnya, wanita hamil kondisinya ada dua:

  • Pertama: Ibu hamil yang merasa kuat dan giat sehingga tidak merasa kesulitan berpuasa, serta tidak berpengaruh bagi janinnya. Jika kondisinya seperti ini maka wajib bagi dirinya berpuasa karena tidak ada uzur yang membuat wanita tersebut boleh meninggalkan puasa.
  • Kedua: Wanita hamil yang tidak kuat berpuasa, entah karena hamilnya berat, fisiknya lemah, atau sebab lain, termasuk kekhawatiran akan berbahaya bagi dirinya sendiri maupun bagi bayinya. Dalam kondisi ini sebaiknya ia berbuka atau tidak berpuasa Ramadan. Apalagi jika berbahaya bagi bayinya menurut dokter, ketika ini yang terjadi, hukum tidak puasa bagi Ibu hamil adalah wajib.

Jadi inti dari hukum puasa Ramadan bagi Ibu hamil, semua tergantung pada kondisi masing-masing. Ada baiknya Ibu berkonsultasi dulu ke dokter kandungan sebelum memutuskan ikut puasa atau tidak. Ini karena dokter lah yang mengetahui kondisi janin dan kandungan Ibu, apakah puasa akan membawa dampak tertentu kepada janin dan Ibu, atau tidak.

Manfaat Puasa Bagi Ibu Hamil


Selain membahas hukum puasa untuk Ibu hamil, sekarang mari kita berlanjut ke manfaat puasa itu sendiri bagi para bumil. Jika Ibu memang sudah berkonsultasi ke dokter dan sudah mantap untuk berpuasa, mungkin Ibu perlu mengetahui beberapa manfaat puasa ini supaya lebih semangat saat menjalankannya.

1. Puasa memperbaiki metabolisme tubuh

Hukum puasa bagi Ibu hamil bisa dikatakan wajib jika memang puasa tidak akan membahayakan Ibu dan bayinya, terlebih jika puasa itu membawa manfaat bagi tubuh. Seperti pada orang-orang yang tidak hamil, puasa juga bisa bermanfaat bagi Ibu hamil, salah satunya puasa dapat membantu memperbaiki metabolisme tubuh. Ketika Ibu berpuasa, sel-sel dalam tubuh akan membuang sisa-sisa kotoran serta memperbaiki gangguan yang terjadi pada sistem metabolisme tubuh.

2. Puasa membantu mengontrol berat badan Ibu hamil

Hampir semua Ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan selama mengandung, ada yang naiknya sedikit, namun ada juga yang banyak bahkan ekstrem. Nah, puasa ternyata juga bisa bermanfaat bagi bumil, karena ibadah ini dapat membantu mengontrol berat badan selama kehamilan. Ibu hamil biasanya akan mengalami peningkatan nafsu makan. Makan 3 kali sehari kadang belum cukup. Puasa yang hanya mewajibkan makan 2 kali saat sahur dan berbuka, ternyata bisa jadi kontrol agar Ibu hamil tidak kebablasan.

3. Puasa membantu menjaga kesehatan jantung

Sudah banyak orang tahu kalau puasa bisa mengurangi risiko sejumlah penyakit, salah satunya adalah penyakit jantung. Ibu hamil yang puasa pun juga bisa terhindar dari penyakit ini. Selain itu, puasa juga bisa membantu mengurangi hipertensi dan kolesterol tinggi.

4. Puasa dapat mengurangi risiko diabetes

Selain menjaga kesehatan jantung, puasa juga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes lo. Ini karena berpuasa dapat membantu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dengan meningkatkan kinerja insulin. Seperti yang kita tahu, diabetes termasuk penyakit serius yang dapat memicu berbagai komplikasi di kemudian hari.

Risiko Puasa Bagi Ibu Hamil


Meski banyak membawa manfaat layaknya puasa yang dilakukan orang yang tidak hamil, namun Ibu sebaiknya tetap mengurungkan niat puasa jika dokter tidak mengizinkan, atau jika Ibu masih berada di trimester pertama. Janin yang terbentuk di trimester satu ini masih sangat sensitif. Tubuh Ibu juga masih beradaptasi terhadap kehamilan, sehingga perubahan hormon masih sering terjadi dan seluruh sistem tubuh hingga suasana hati masih berubah-ubah. Belum lagi morning sickness yang membuat Ibu muntah dan mual sepanjang hari, tentu puasa bukan sebuah keputusan yang tepat. Berikut ini risiko puasa jika Ibu tetap memaksa mengerjakannya saat sedang dalam kondisi lemah:

1. Kelelahan parah

Ibu hamil berisiko mengalami kelelahan parah jika kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dengan baik ketika sahur dan berbuka. Bisa jadi karena ia hanya makan sedikit atau hanya makan makanan yang bernutrisi rendah. Kelelahan akan semakin mungkin terjadi jika Ibu hamil memiliki riwayat anemia. Jadi bila Ibu mengalami ini di tengah-tengah berpuasa, jangan ragu untuk berbuka karena hukum puasa bagi Ibu hamil dalam kondisi ini tidaklah wajib.

2. Bayi kemungkinan lahir dengan berat badan rendah

Selain kelelahan, ada juga kemungkinan Ibu melahirkan bayi dengan berat badan rendah bila kebutuhan nutrisinya tidak tercukupi ketika puasa. Ibu hamil yang masih di trimester pertama seringkali mengalami mual dan muntah sepanjang hari, membuatnya kesulitan untuk makan dan minum yang cukup. Kondisi ini tentu bisa berdampak buruk ke bayi, bayi bisa lahir dengan berat badan rendah karena kurang nutrisi. Padahal, berat badan menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan. Jika ia lahir dengan berat kurang, kemungkinan ia mengalami masalah kesehatan lain di masa depan juga jadi lebih besar.

3. Risiko bayi lahir cacat

Hukum puasa bagi Ibu hamil menjadi tidak wajib jika dengan berpuasa ada kemungkinan bayi lahir cacat. Ini karena morning sickness yang ia alama selama masa kehamilan, terutama di trimester pertama, membuat janin mungkin mengalami perlambatan pertumbuhan dalam kandungan, sehingga beberapa organ tidak bisa berkembang secara optimal. Kondisi ini dapat terjadi bila Ibu hamil tidak mendapat kebutuhan nutrisi yang ia dan bayinya butuhkan. Kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah semakin tinggi jika Ibu juga memiliki gangguan kesehatan penyerta. Inilah mengapa penting untuk berkonsultasi dulu ke dokter sebelum memutuskan berpuasa.

4. Ada risiko keguguran

Ibu hamil perlu mendapat asupan nutrisi yang cukup tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi dapat berisiko mengalami keguguran, apalagi jika Ibu memiliki riwayat anemia, risiko keguguran bisa lebih tinggi. Bicarakan kepada dokter terkait keinginan untuk berpuasa, supaya Ibu tahu seberapa besar risikonya.

5. Kemungkinan bayi lahir prematur

Ibu hamil yang kondisinya lemah namun tetap memaksa berpuasa juga bisa berisiko melahirkan bayi prematur. Lagi-lagi kemungkinan ini akan semakin tinggi jika Ibu tidak mendapat asupan gizi dan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Bayi yang lahir prematur akan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari.

Hal yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil Jika Mau Berpuasa


Bila Ibu sudah berkonsultasi ke dokter dan mendapat izin untuk berpuasa, ada baiknya Ibu memerhatikan hal-hal berikut ini:

1. Menerapkan pola makan sehat saat sahur dan berbuka

Menerapkan pola makan sehat merupakan kunci utama Ibu hamil yang ingin berpuasa. Saat sahur maupun berbuka, konsumsilah makanan yang kaya nutrisi, mulai dari yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, maupun mineral. Ibu bisa mulai dengan minum air putih dulu, lalu dilanjutkan dengan makan buah-buahan segar atau kurma. Setelah beberapa menit, baru Ibu bisa makan nasi beserta lauk dan sayurnya. Supaya tidak memicu asam lambung, hindari makanan yang terlalu berlemak, serta minuman berkafein. Batasi juga konsumsi gorengan dan makanan yang dibakar ya, Bu.

2. Memenuhi kebutuhan asupan harian

Ibu hamil perlu memenuhi kebutuhan asupan harian jika ingin kuat berpuasa. Asupan yang diperlukan bumil dalam sehari adalah sekitar 2200 hingga 2500 kilo kalori (Kkal). Asupan ini terdiri dari 50 persen karbohidrat, 30 persen protein hewani dan nabati, serta 20 persennya lagi lemak sehat, seperti yang berasal dari kacang-kacangan. Ibu perlu memenuhi kebutuhan ini dan membagi porsinya di waktu sahur, berbuka, dan selama waktu buka hingga sahur lagi.

3. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh

Selain pola makan sehat dan pemenuhan asupan harian, kebutuhan cairan juga tak kalah pentingnya sehingga perlu diperhatikan oleh Ibu hamil yang ingin berpuasa. Seperti orang yang tidak hamil, bumil bisa memenuhi kebutuhan cairan ini dengan minum air putih setidaknya 8 gelas dalam sehari. Jumlah ini bisa saja lebih jika kondisi atau cuaca sedang panas-panasnya. Untuk memenuhinya, Ibu bisa minum 4 gelas saat sahur, dan 4 gelas lagi saat berbuka.

4. Memerhatikan keseimbangan gizi yang dibutuhkan

Ibu hamil yang berpuasa juga harus menjaga keseimbangan gizi yang dibutuhkan. Pada trimester akhir, Ibu akan butuh berbagai macam asupan nutrisi yang dapat menyuplai energi tambahan saat proses persalinan nanti. Saat sahur dan berbuka, perhatikan kuantitas dan kualitas makanan yang Ibu konsumsi. Pilih makanan yang mengandung gizi seimbang. Selain dari makanan, Ibu juga bisa memenuhi kebutuhan nutrisi dari suplemen tambahan. Namun untuk yang satu ini, sebaiknya Ibu berkonsultasi dulu ke dokter ya. Ibu hamil trimester akhir biasanya akan diberikan suplemen tambahan berupa kalsium.

5. Tidak sedang dalam fase morning sickness parah

Setiap Ibu hamil akan melewati fase morning sickness, namun dengan kadar dan waktu yang berbeda-beda. Tapi mayoritas akan mengalaminya di trimester awal, meski beberapa tetap berlanjut walau sudah ada di trimester dua atau tiga. Ibu yang masih dalam fase ini sebaiknya menunda berpuasa. Ini karena Ibu akan rawan kekurangan nutrisi penting yang nantinya bisa membahayakan Ibu dan janin. Morning sickness akan membuat Ibu mual bahkan muntah-muntah sepanjang hari. Ibu jadi kesulitan untuk makan dan memenuhi asupan nutrisi dan gizi harian.

Tanda Ibu Hamil Perlu Membatalkan Puasa


Lalu, bagaimana jika di tengah-tengah puasa ada sesuatu yang membuat Ibu terpaksa harus berbuka? Apa ya tanda Ibu perlu membatalkan puasa?

1. Ibu mengalami dehidrasi

Dehidrasi merupakan suatu kondisi yang dapat membahayakan Ibu hamil dan janinnya. Ibu yang sedang mengandung membutuhkan cairan yang cukup, atau bahkan lebih banyak dari orang yang sedang tidak hamil. Dehidrasi parah dapat menyebabkan Ibu mengalami kejang karena tekanan darah menurun. Dehidrasi juga bisa mengganggu tumbuh kembang bayi di dalam perut karena cairan ketuban akan terganggu. Jika fatal, Ibu bahkan bisa mengalami keguguran, lo.

Makanya, Ibu perlu membatalkan puasa bila mengalami tanda-tanda dehidrasi, seperti rasa haus berlebih, mulut dan bibir kering, pusing dan berkunang-kunang terutama ketika bangkit dari duduk, merasa ingin pingsan, linglung dan sulit berpikir, atau napas tak beraturan.

2. Mual dan muntah parah

Jika Ibu mengalami mual dan muntah parah, Ibu sebaiknya segera membatalkan puasa. Mual muntah yang berkelanjutan bisa menyebabkan tubuh Ibu dan bayi dalam kandungan jadi kekurangan nutrisi. Bila kondisi ini berlangsung selama beberapa hari dan tidak kunjung membaik, ada baiknya Ibu segera periksa ke dokter. Takutnya mual muntah itu jadi gejala masalah kesehatan lain yang lebih serius.

3. Mimisan

Ibu hamil rentan mengalami mimisan akibat hormon kehamilan yang membuat aliran darah meningkat, sehingga bisa membuat pembuluh darah di hidung bengkak dan mudah pecah. Saat mimisan tidak menyebabkan keluhan lain, sebenarnya tidak mengapa Ibu melanjutkan puasa. Tapi kalau setelah mimisan Ibu mengalami beberapa gejala, sebaiknya segera batalkan puasa. Gejala lain yang menjadi red flag adalah:

  • Pusing dan lelah setelah mimisan;
  • Sulit bernapas saat mimisan;
  • Dada sesak dan nyeri saat mimisan;
  • Perdarahan berlangsung selama 30 menit; dan
  • Pucat setelah mimisan.

Saat kondisi di atas terjadi, segera periksa ke dokter ya, Bu!

4. Bayi kurang gerak

Saat memasuki trimester dua dan tiga, Ibu perlu menghitung berapa kali bayi bergerak dalam sekian menit atau jam. Jika dirasa bayi menjadi kurang gerak setelah Ibu berpuasa, mungkin ini bisa jadi tanda adanya gangguan yang dirasakan bayi. Bila hal ini terjadi segera batalkan puasa dan coba amati lagi perubahannya setelah Ibu berbuka. Jika bayi tetap minim gerak, segera hubungi dokter.

Itulah informasi soal hukum puasa bagi Ibu hamil beserta informasi lain yang perlu Ibu ketahui. Jadi, gimana? Mau tetap puasa atau ditunda saja?

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih