Ibupedia

Ibu Hamil Diare: Penanganan Yang Tepat, Cegah Janin Alami Malnutrisi

Ibu Hamil Diare: Penanganan Yang Tepat, Cegah Janin Alami Malnutrisi
Ibu Hamil Diare: Penanganan Yang Tepat, Cegah Janin Alami Malnutrisi

Selama kehamilan, seorang Ibu diminta untuk lebih memerhatikan kesehatan tubuhnya. Apalagi saat ini, ada calon bayi yang hidupnya sangat bergantung dengan Ibu.

Tapi, kadang kala yang namanya sakit memang sulit kita prediksi ya Bu. Meskipun kita sudah melakukan beragam cara untuk menjaga kesehatan selama hamil.

Salah satu gangguan kesehatan yang bikin was-was adalah ketika Ibu hamil diare. Tak jarang, bikin kita bertanya-tanya Ibu hamil diare apakah berbahaya bagi janin?

Terlebih ketika Ibu hamil diare terus menerus, bikin perut terasa panas, dan nggak nyaman. Yuk kita bahas bersama, mengenai bahaya atau tidaknya ketika Ibu hamil diare dalam ulasan berikut ini.

Apa penyebab Ibu hamil diare?


Secara garis besar, penyebab Ibu hamil diare biasanya diakibatkan oleh masalah pencernaan yang terjadi selama kehamilan. Namun, Ibu hamil diare juga bisa disebabkan oleh adanya kemungkinan perubahan hormon, perubahan pola makan, alergi obat-obatan tertentu, dan stres.

Namun, yang perlu Ibu ketahui adalah sebagian besar kasus diare sembuh tanpa memerlukan pengobatan atau perawatan khusus. Dikutip dari Healthline Ibu hamil dikatakan mengalami diare, apabila intensitas buang air besar mereka sudah lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare selama kehamilan merupakan sebuah gangguan kesehatan yang biasa terjadi.

Penyebab Ibu hamil diare yang dicurigai para ahli adalah:

  • Akibat infeksi virus, seperti rotavirus, norovirus, atau gastroenteritis virus
  • Akibat infeksi bakteri, seperti Salmonella atau E. coli
  • Akibat kontaminasi parasit usus yang menyebabkan keracunan makanan
  • Akibat samping obat
  • Akibat dari intoleransi makanan.

Akan tetapi, pada kondisi tertentu juga dapat membuat diare lebih sering terjadi. Misalnya saja seperti:

  • Adanya iritasi pada usus
  • Penyakit Crohn
  • Penyakit Celiac
  • Perubahan pola makan saat hamil. Apalagi, perubahan pola makan dapat membuat perut Bumil sakit dan berpotensi menyebabkan diare
  • Sensitivitas makanan baru. Sensitivitas terhadap makanan mungkin merupakan salah satu dari penyebab Ibu hamil diare
  • Efek samping dari mengonsumsi vitamin prenatal selama hamil. Tapi vitamin untuk Ibu hamil memang sangat baik untuk pertumbuhan Ibu dan janin, sayangnya vitamin ini juga punya efek samping berupa gangguan perut yang menyebabkan Ibu hamil diare
  • Perubahan hormon yang bisa menyebabkan sistem pencernaan Ibu jadi melambat, sehingga yang dapat menyebabkan sembelit. Perubahan hormon juga dapat mempercepat sistem pencernaan sehingga mengakibatkan diare.

Ibu hamil diare apakah berbahaya bagi janin?


Sejatinya, Ibu hamil diare jika segera ditangani nggak akan membahayakan janin dalam kandungan. Namun, para ahli dari Medical News Today mengungkapkan, Ibu hamil diare berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi parah dan malnutrisi, yang jelas dapat membahayakan Ibu dan janin.

Sehingga, ketika Ibu hamil diare perlu segara ditangani dengan segera. Terutama jika mengalami gejala tertentu, yang menandakan diare yang Ibu alami sudah cukup mengkhawatirkan seperti:

  • Buang air besar berdarah hingga bernanah
  • Intensitas diare berlangsung lebih dari 38 jam
  • Intensitas buang air kecil berkurang dalam waktu 24 jam
  • Ibu mengalami demam 102°F (39°C) atau lebih tinggi
  • Diare dibarengi dengan muntah hingga berwarna kuning
  • Merasa sakit di rektum atau perut
  • Terdapat gejala dehidrasi, seperti urine berwarna gelap, mudah haus, mulut kering dan pusing.

Betul banget, Bu! Salah satu hal yang wajib diperhatikan ketika Ibu hamil diare adalah sigap mengetahui tanda Bumil mengalami dehidrasi. Karena, sedikit banyak hal ini juga bisa memengaruhi asupan nutrisi janin dalam kandungan, yang jika tidak segera ditangani bisa membahayakan keduanya.

Apalagi menurut penelitian tahun 2019 yang berjudul: Effect of Diarrheal Illness During Pregnancy on Adverse Birth Outcomes in Nepal didapatkan data dari wanita yang dirawat di rumah sakit yang mengalami diare menunjukkan bahwa berbagai jenis patogen dapat menyebabkan dampak buruk pada kelahiran. Termasuk ketuban pecah dini, keguguran, dan infeksi neonatal lainnya yang bisa memengaruhi pertumbuhan janin.

Cara menangani Ibu hamil diare


Beberapa kasus Ibu hamil diare dengan derajat yang ringan, sejatinya bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mengutip What To Expect berikut adalah cara menangani Ibu hamil diare yang bisa dilakukan dengan penanganan rumahan:

1. Hindari konsumsi makanan pemicu diare

Jauhi makanan yang dapat membuat pencernaan makin tidak nyaman, seperti; buah-buahan kering, makanan berlemak atau pedas dan susu (terutama jika Ibu intoleransi laktosa)

Beberapa alternatif makanan yang bisa Ibu konsumsi; pisang, bubur, saus apel, roti yang dipanggang menggunakan arang. Semua makanan ini, bisa bantu melembutkan sistem pencernaan dan dapat membantu membuat tinja lebih padat. Makanan lain yang bisa dikonsumsi:

  • Kentang atau sereal tanpa pemanis, kerupuk atau biskuit beras
  • Sup berbahan dasar non-diary
  • Daging tanpa lemak
  • Telur yang dimasak dengan matang
  • Yogurt, terutama dengan kultur Lactobacillus acidophilus yang hidup dan aktif.

2. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik

Yes! Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik nggak kalah penting. Terutama ketika Ibu hamil diare, maka tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

3. Mengonsumsi obat diare

Sebagai pertolongan darurat, nggak ada salahnya mengonsumsi obat diare yang dijual bebas di pasaran. Biasanya obat-obatan tersebut cukup aman buat Bumil.

Tapi, untuk lebih memastikan keamanannya alangkah baiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter yang biasa memeriksakan kehamilan Ibu. Pastikan untuk berhenti meminumnya sampai konsistensi feses kembali normal.

Follow Ibupedia Instagram