Jangan Anggap Remeh Emboli Air Ketuban!
Amniotic fluid embolism (AFE) atau emboli air ketuban adalah kondisi saat cairan ketuban masuk dan bercampur ke aliran darah Ibu merupakan kondisi langka namun serius. Kasus ini jarang terjadi tetapi sangat berbahaya karena dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya.
Sayangnya, emboli air ketuban sulit didiagnosis meskipun berbahaya. Namun, jika emboli air ketuban sudah dideteksi, dokter akan menyarankan perawatan yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa.
Baik persalinan normal atau persalinan caesar memiliki potensi emboli air ketuban yang sama. Selain itu emboli air ketuban bisa terjadi selama persalinan ataupun setelahnya.
Penyebab emboli air ketuban
Emboli air ketuban adalah kasus yang terjadi saat cairan ketuban masuk ke darah ibu. Penyebab emboli air ketuban bisa jadi karena terjadinya kerusakan pada penghalang plasenta yang disebabkan oleh luka.
Saat gangguan ini terjadi, sistem kekebalan tubuh merespon dengan melepaskan produk yang menyebabkan reaksi inflamasi yang mengaktifkan pembekuan abnormal di paru-paru dan pembuluh darah Ibu. Selain itu, kondisi ini juga dapat mengakibatkan gangguan pembekuan darah serius yang dikenal dengan koagulasi intravaskular diseminata.
Emboli air ketuban adalah kasus yang jarang terjadi. Beberapa kasus cairan ketuban yang memasuki aliran darah Ibu selama persalinan tidak menyebabkan masalah.
Emboli air ketuban terjadi 1 dari 27.000 persalinan di Asia Tenggara. Sedangkan di Inggris, emboli air ketuban terjadi 2 dari 15.000 persalinan. Sampai sekarang belum ditemukan faktor apa yang menjadi penyebab emboli air ketuban terjadi pada sebuah persalinan seorang Ibu mengalami emboli air ketuban.
Gejala emboli air ketuban
Emboli air ketuban memiliki beberapa gejala yang perlu diwaspadai. Berdasarkan yang dilansir dari Mayo Clinic, gejala emboli air ketuban yang mungkin timbul:
- Tekanan darah menjadi rendah tiba-tiba;
- Kelebihan cairan di paru-paru;
- Nafas tiba-tiba menjadi pendek;
- Ritme jantung mengalami gangguan hingga berisiko terjadinya gagal jantung;
- Masalah yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh pembekuan darah;
- Kecemasan berat;
- Perdarahan dari uterus atau sayatan sesar atau situs intravena;
- Perubahan warna kulit;
- Gawat janin berupa tanda-tanda janin tidak sehat termasuk perubahan denyut jantung janin atau penurunan pergerakan janin dalam rahim;
- Mual dan muntah;
- Kejang; dan
- Hilang kesadaran.
Penanganan emboli air ketuban
Jika Ibu sudah didiagnosis emboli air ketuban, Ibu membutuhkan perawatan sesegera mungkin untuk mengatasi persediaan oksigen yang menipis serta tekanan darah. Dokter dan tim medis memberikan perawatan masing-masing baik bagi Ibu ataupun bayi yang sedang dilahirkan.
Penanganan pada Ibu
Penanganan emboli air ketuban pada Ibu bertujuan untuk mencegah keparahan gejala agar tidak berakibat fatal seperti koma dan kematian. Dokter akan memberikan oksigen tambahan maupun ventilator oksigen untuk memastikan Ibu mendapatkan oksigen yang cukup. Jika oksigen bagi Ibu cukup artinya persedian oksigen untuk janin juga memadai.
Setelah itu, dokter akan memasukkan kateter untuk memeriksa kondisi jantung dan memberikan obat untuk mengontrol tekanan darah. Pada beberapa kasus, transfusi darah mungkin saja dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang saat perdarahan sewaktu melahirkan.
Penanganan pada bayi
Penanganan emboli air ketuban pada bayi juga harus dilakukan. Dokter dan tim medis akan terus memantau kondisi bayi selama proses persalinan. Bayi baru akan dilahirkan setelah kondisi sang Ibu dirasa sudah cukup stabil. Ini perlu dilakukan untuk meningkatkan peluang bayi dapat bertahan hidup.
Setelah bayi dilahirkan, biasanya bayi juga harus dirawat secara intensif oleh dokter dan tim medis di ruang rawat khusus bayi. Beberapa penanganan emboli air ketuban pada bayi meliputi:
1. Menggunakan kateter
Tim medis akan menempatkan selang tipis berongga ke dalam salah satu arteri (kateter arteri) untuk memonitor tekanan darah Ibu. Selang juga akan ditempatkan ke dalam vena di dada Ibu (kateter vena sentral) yang dapat digunakan untuk memberikan cairan, obat atau transfusi, serta mengambil darah.
2. Pemberian obat-obatan
Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan untuk meningkatkan dukungan fungsi kepada jantung. Obat-obatan lain dapat digunakan juga untuk menurunkan tekanan yang disebabkan oleh masuknya cairan ke dalam jantung dan paru-paru.
3. Pemberian oksigen
Jika Ibu mengalami sesak napas, dokter dan tim medis akan menginstruksikan untuk memasukkan selang pernapasan ke dalam saluran napas untuk membantu Ibu bernapas
4. Memberikan transfusi darah
Jika Ibu mengalami perdarahan yang tidak terkendali, Ibu membutuhkan transfusi darah, produk darah, dan penggantian cairan. Jika Ibu mengalami emboli cairan amnion sebelum melahirkan, dokter akan memberikan pengobatan agar bayi dapat dilahirkan dengan selamat. Dokter juga mungkin menyarankan untuk dilakukan operasi caesar sesegera mungkin.
Pencegahan emboli air ketuban
Sayangnya, emboli air ketuban tidak dapat dicegah. Penyebab komplikasi kehamilan akibat emboli air ketuban pun cenderung sulit untuk diprediksi kapan terjadinya. Jika Ibu pernah mengalami emboli cairan amnion dan berencana untuk mengupayakan hamil kembali, sebaiknya agar dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter kandungan.
Dokter sebelumnya akan mengecek riwayat kesehatan dan kondisi tubuh Ibu untuk menentukan penanganan yang terbaik.
Itulah penjelasan mengenai emboli air ketuban yang merupakan kasus kehamilan yang jarang namun harus ditangani sesegera mungkin jika diagnosa sudah tegak.
Editor: Dwi Ratih