Jangan Diabaikan! Kenali Bahaya Hipoglikemia Pada Ibu Hamil
Tidak semua Ibu hamil bisa menjalani kehamilan mereka dengan santai. Terutama jika sejak awal kehamilan seringkali mengalami morning sickness berlebihan.
Seperti mual, muntah, tidak nafsu makan sehingga membuat tubuh lemas dan tak bergairah. Meskipun hal ini wajar terjadi pada trimester pertama hingga ke dua kehamilan, sayangnya jika tidak diwaspadai dapat menyebabkan keluhan lain seperi hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah.
Kita tahu bahwa, setiap makanan yang dikonsumsi oleh manusia dapat menghasilkan gula atau glukosa. Nah, gula adalah salah satu sumber energi bagi proses metabolisme tubuh.
Saat gula darah dalam tubuh terlalu rendah, terutama saat hamil maka hipoglikemia pun tak bisa dihindari lagi. Pada beberapa kasus bahkan bisa menyebabkan komplikasi mulai dari ringan hingga berat.
Agar tak mengalami kondisi ini, untuk itu Ibu hamil harus ekstra waspada. Yuk, kenali penyebab, tanda awal serta bahaya hiploglikemia pada Ibu hamil yang sering terjadi berikut ini.
Apa yang dimaksud hipoglikemia?
Hipoglikemia adalah istilah medis yang sering digunakan untuk seseorang yang memiliki kadar gula darah rendah dalam tubuhnya. Biasanya gula rendah rendah selama kehamilan disebabkan oleh diabetes.
Melansir Healthline kadar gula dalam darah biasanya akan diangkut oleh hormon bernama insulin. Hormon ini nantinya akan mensuplai gula darah atau glukosa ke dalam sel-sel tubuh manusia.
Setelahnya glukosa akan disimpan di dalam tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Nah, selama kehamilan, tubuh wanita cenderung memproduksi lebih banyak insulin untuk menunjang pertumbuhan janin.
Sayangnya ketika hamil, hal ini membuat Ibu lebih kebal terhadap insulin. Kondisi ini lantas membuat Ibu hamil mengalami diabetes yang lebih umum dikenal dengan nama diabetes gestasional.
Namun, hipoglikemia saat hamil tanpa mengalami diabetes gestasional bisa dibilang merupakan kondisi yang cukup langka dan jarang terjadi ya Bu. Meski begitu, Ibu mungkin perlu mengetahui bahwa hipoglikemia terdiri dari dua jenis yakni hipoglikemia reaktif dan hipoglikemia puasa.
Pada hipoglikemia reaktif, kadar gula darah cenderung turun dengan cepat dalam beberapa jam pertama setelah makan. Jenis hipoglikemia ini lebih sering terjadi pada Ibu yang punya riwayat diabetes. Sementara itu, hipoglikemia puasa terjadi ketika kadar gula darah turun ke tingkat berbahaya di antara waktu makan. Jenis ini lebih sering terjadi pada orang tanpa diabetes.
Jadi, intinya salah satu penyebab hipoglikemia pada Ibu hamil umumnya memang diakibatkan oleh diabetes itu sendiri. Namun pada beberapa kasus langka bisa saja terjadi tanpa adanya penyakit pendukung.
Faktor penyebab hipoglikemia pada ibu hamil
Seorang Ibu hamil dikatakan mengalami hipoglikemia ketika jumlah gula darah pada tubuh kurang dari 60 miligram per desiliter. Biasanya hiploglikemia pada Ibu hamil terjadi pada awal trimester pertama hingga awal trimester ke dua.
Ibu mungkin harus waspada dan mencurigai jika mengalami morning sickness yang cukup mengganggu di awal kehamilan. Sebab hal ini bisa menjadi salah satu tanda hipoglikemia yang paling umum.
Melansir Medical News Today bisa menyebabkan Ibu hamil mual, kehilangan dan nafsu makan. Hal ini dapat menyebabkan gula darah mereka akan turun drastis terutama jika sudah merasa lemas, kulit pucat dan kehilangan kesadaran.
Faktor lain yang diklaim menjadi penyebab hipoglikomia selain dari diabetes gestasional adalah faktor gaya hidup. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tidak makan cukup (kurang konsumsi makanan bergizi);
- Olahraga berlebihan selama hamil;
- Konsumsi alkohol selama hamil;
- Memiliki gangguan makan (diet ekstrem tanpa konsultasi ke dokter); dan
- Stress selama hamil.
Pada beberapa kasus jika hipoglikomia sudah cukup parah, Ibu mungkin bisa mengalami hal-hal seperti berikut ini;
- Sulit berkonsentrasi;
- Sakit kepala atau pusing;
- Pandangan kabur;
- Sering gemetar;
- Mood swing;
- Terasa lemas;
- Mengalami gangguan tidur seperi sulit tidur nyenyak, berkeringat ketika tidur dan kesulitan bangun di pagi hari;
- Detak jantung tidak teratur;
- Kejang-kejang; dan
- Kehilangan kesadaran.
Untuk mengetahui dan menegakkan diagnosa, seorang Ibu hamil mengalami hipoglikomia adalah dengan melakukan tes darah. Setelahnya dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan, diet, rutinitas olahraga, dan gejala yang Ibu alami.
Saat terdeteksi mengalami hipoglikemia, biasanya Ibu diminta untuk mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti jus buah, air gula, atau suplemen glukosa jika diperlukan. Tujuannya agar gula darah tetap stabil dan menambah asupan energi dalam tubuh.
Bahaya hipoglikomia pada janin
Hipoglikemia jika tidak diatasi dengan segera jelas dapat berpengaruh bagi Ibu dan juga janin. Pada Ibu hamil dengan diabetes gestasional, kemungkinan tidak bisa melahirkan dengan cara pervaginam karena dapat berisiko bagi kesehatan Ibu dan janin.
Janin atau bayi juga berisiko lahir prematur dengan berat badan rendah, rentan mengalami jaundice atau kuning, mengalami kelainan fisik serta gangguan perkembangan lain. Untuk itu, pada kasus hipoglikemia Ibu hamil biasanya disarankan untuk rawat inap agar kondisinya bisa dipantau dengan baik oleh dokter.
Intinya apapun faktor penyebab hipoglikemia yang Ibu alami, ada baiknya untuk segera konsultasi ke dokter sedini mungkin. Tujuannya tak lain untuk meminimalisir risiko terburuk yang mungkin dialami.
Editor: Dwi Ratih