Ibupedia

Kenapa Selama Hamil Bunda Jadi Pelupa?

Kenapa Selama Hamil Bunda Jadi Pelupa?
Kenapa Selama Hamil Bunda Jadi Pelupa?

Banyak ibu yang menjadi pelupa selama hamil. Di masa kehamilan, memori jangka pendek dan kemampuan konsentrasi mereka tidak seperti biasanya. Tak ada yang mengetahui secara pasti penyebabnya, tapi perubahan fisik yang sedang Anda alami bisa menjadi pemicunya, ditambah lagi kelelahan selama hamil juga turut mempengaruhi daya ingat Anda.

Di awal masa kehamilan, daya ingat dan konsentrasi Anda mungkin tidak setajam biasanya, apalagi jika Anda mengalami morning sickness, kelelahan, atau insomnia. Kepala Anda mungkin terus berisi pikiran tentang kehidupan baru yang ada dalam diri Anda yang akan membuat semua berubah. Anda akan sangat mudah menjadi pelupa saat ada banyak sekali hal yang dipikirkan.

Di masa kehamilan, sifat lupa Anda juga bisa menyebabkan perubahan fisik. Penelitian menunjukkan bahwa otak Anda berubah seiring usia kehamilan. Beberapa bagian otak memiliki ukuran yang meningkat selama kehamilan, tapi secara keseluruhan ukuran otak Anda menurun.

Ini dapat menjadi penjelasan kenapa Anda memiliki tingkat memori yang rendah saat hamil. Kemampuan untuk berkonsentrasi dan menerima informasi kemungkinan akan berada di kondisi paling buruk saat di trimester ketiga. Untungnya, perubahan pada otak ini hanya berlaku sementara.

Otak Anda akan meningkat ukurannya pada beberapa minggu dan bulan setelah si bayi lahir. Di saat buah hati Anda berumur 6 bulan, otak Anda mungkin  telah kembali pada ukuran seperti saat Anda belum hamil.

Tidak banyak penelitian yang mempelajari pengaruh kehamilan pada memori dan kemampuan kognitif, dan hasil penemuannya juga tidak selalu sama. Beberapa penelitian menemukan kalau ada bukti penurunan memori selama kehamilan. Ada sedikit persamaan tentang kapan ibu hamil mengalami penurunan daya ingat dan kapan mereka kembali pulih dari “kepikunan” setelah melahirkan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil sebenarnya tidak mengalami masalah dalam menjalani tes kognitif seperti layaknya wanita yang tidak sedang hamil.

Satu penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami penurunan memori tapi hanya pada trimester ketiga. Yang menarik, di penelitian yang berbeda, ibu hamil menganggap diri mereka memiliki tingkat memori yang lebih buruk dari sebelum hamil, meski mereka melakukan tes sebaik kelompok yang tidak hamil. Jadi jika Anda sedang hamil dan mengira daya ingat Anda tidak seperti biasanya, mungkin ini hanya persepsi Anda saja.

Jika Anda merasa mengalami masalah untuk mengingat banyak hal di saat hamil, cobalah lakukan perencanaan untuk membantu Anda mengingat hal-hal yang penting.

Seorang Bunda bercerita, di saat ia hamil anak pertama, ia tidak bisa mengingat nomor telepon yang sudah sering sekali ia hubungi selama bertahun-tahun. Ia membutuhkan waktu untuk mengingat angka yang sudah ia hubungi saat menelpon. Kadang proses menenangkan diri bisa membantu mengatasi hal ini.

Anda bisa mengurangi frustrasi dengan cara menggunakan kalender harian yang rinci. Jika Anda lupa dengan janji yang telah dibuat atau sering meninggalkan handphone serta kunci di rumah, coba gunakan strategi ini:

  • Buat daftar aktivitas yang perlu Anda lakukan.

  • Simpan catatan janji dan acara yang akan Anda hadiri di handphone dengan menggunakan aplikasi reminder.

  • Letakkan catatan penting tentang kegiatan yang akan Anda kerjakan di tempat yang mudah terlihat di rumah Anda.

  • Selalu simpan benda yang sering Anda gunakan, misalnya kunci, di tempat yang sama.

Sifat pelupa bisa menjadi tanda kalau Anda perlu membuat hidup sehari-harilebih sederhana. Mungkin ini lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan, tapi coba prioritaskan apa yang perlu dan apa yang tidak harus Anda lakukan.

Anda tak harus menghias kamar bayi secepatnya, atau membersihkan semua lemari sebelum si janin lahir. Hal-hal seperti ini membuat diri tertekan dan dapat memicu Anda menjadi pelupa. Simpan energi agar Anda bisa fokus lebih baik pada hal yang sangat penting.

Depresi Selama Hamil

Menjadi pelupa bukanlah pertanda ada yang salah pada diri Anda. Jika Anda benar-benar mengalami masalah berpikir dan berkonsentrasi, bisa jadi Anda mengalami depresi, tanda-tanda depresi lainnya adalah:

  • Kesulitan tidur

  • Merasa sering cemas

  • Selalu merasa lelah

  • Gelisah

  • Ingin makan setiap waktu atau tidak sama sekali

  • Selalu disertai pikiran negatif

  • Merasa cengeng dan tidak berdaya

  • Merasa tidak ada hal yang menyenangkan dan mengasyikkan lagi

  • Tidak bersemangan sepanjang hari

Dulu dikatakan bahwa hormon kehamilan dapat mencegah ibu hamil mengalami depresi. Hal ini dikarenakan banyak wanita yang merasa bahagia dengan kehamilan yang sedang dijalani. Tapi kini pendapat ini telah berubah, perubahan hormon di masa kehamilan bisa berkontribusi pada tingkat perkembangan depresi. Secara spesifik penyebab depresi selama hamil bisa berupa:

1. Pendapatan yang rendah

Tidak bekerja atau kurang memenuhi syarat untuk bekerja memang memiliki peran sebagai pemicu stres, tapi pendapatan yang rendah memiliki keterkaitan yang erat dengan depresi sebelum kelahiran. Jika Anda berpendapatan rendah dan sedang mengurus beberapa anak, kehamilan bisa menambah rasa cemas Anda.

2. Peristiwa hidup yang memicu stres

Perubahan besar dalam hidup seperti pindah rumah atau perceraian dan kehilangan pekerjaan dapat menyebabkan depresi.

3. Kekerasan fisik dan emosi

Kehamilan bisa menjadi pemicu kekerasan domestik. Jika Anda adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, kemungkinan besar Anda mengalami depresi selama dan setelah kehamilan. Bicarakan pada bidan atau dokter tentang penderitaan Anda, mungkin akan sulit bagi Anda untuk mengungkapkannya, tapi sekali saja mendapat bantuan, Anda bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.

4. Masalah dengan kehamilan

Masalah pada kandungan seperti morning sickness yang parah bisa memicu emosi. Terlebih bila Anda tidak merencanakan untuk hamil, ini bisa mempengaruhi perasaan Anda.

5. Komplikasi di kehamilan dan kelahiran sebelumnya

Pengalaman hamil dan melahirkan anak sebelumnya bisa mempengaruhi perasaan Anda tentang kehamilan yang sedang dijalani. Komplikasi kehamilan dan trauma melahirkan bisa menyebabkan depresi dan kecemasan.

6. Masalah kesuburan dan keguguran

Jika Anda mengalami kesulitan untuk bisa hamil, atau mengalami keguguran pada kehamilan sebelumnya, sangat natural bila Anda khawatir tentang keselamatan janin di kehamilan yang sedang Anda jalani.

7. Riwayat depresi personal

Jika Anda pernah mengalami depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lain, Anda lebih beresiko untuk menderita depresi selama kehamilan ini. Anda juga bisa mengalaminya di satu tahun setelah kelahiran si bayi.

Lupa merupakan salah satu tanda resmi kehamilan, jadi baik-baiklah pada diri Anda sendiri. Bila Anda selalu merasa sedih tidak seperti biasanya, jangan merasakannya hanya sendirian. Pastikan untuk membahas hal ini dengan dokter agar Anda bisa mendapat bantuan yang diperlukan.

Jika Anda tak bisa langsung berpikir dan mengingat sesuatu, ambil waktu untuk menjernihkan pikiran. Anda bisa berjalan-jalan, mandi agak lama, bersenang-senang saat makan malam bersama pasangan, atau duduk santai sambil membaca buku. Minta bantuan keluarga dan teman bila Anda merasa stres.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram