Kurangi Rasa Sakit Dengan Teknik Pernafasan Saat Persalinan
Tahukah Ibu kalau teknik pernafasan saat persalinan jika dilakukan dengan baik maka akan mengurangi rasa sakit saat persalinan?
Mempelajari teknik pernafasan saat persalinan normal adalah bekal yang harus disiapkan sebelum menghadapi persalinan normal. Pasalnya, teknis pernafasan saat persalinan memiliki banyak manfaat seperti mengurangi rasa nyeri saat bersalin.
Manfaat lain jika melakukan teknik pernafasan saat persalinan dengan baik adalah memaksimalkan pasokan oksigen ke janin, merelaksasi otot-otot, menenangkan pikiran, hingga memudahkan persalinan. Oleh karena itu, pastikan Ibu sudah menguasai teknik pernafasan saat persalinan sebagai persiapan persalinan nantinya.
Salah satu teknik pernafasan saat persalinan bernama metode Lamaze. Ini adalah teknik yang digunakan untuk membantu Ibu hamil saat persalinan dengan berfokus pada kontrol pernapasan.
Proses persalinan terbagi menjadi tiga tahap, yakni pembukaan leher rahim, tahap mengejan mengeluarkan bayi, hingga pengeluaran plasenta. Pada tahap pembukaan leher rahim ada tiga fase yang harus Ibu lalui, yaitu fase awal (laten), fase aktif, dan fase transisi.
Ibu wajib menguasai teknik pernapasan ini sebagai persiapan persalinan. Pasalnya, cara mengatur napas saat melahirkan bisa jadi berbeda-beda tiap fase.
Bagaimanakah teknis pernafasan saat persalinan normal?
1. Fase awal (laten)
Ibu disarankan untuk melakukan teknik pernafasan saat persalinan di fase ini meski mengalami kontraksi. Berikut teknik pernapasan yang dapat Ibu lakukan saat fase awal menurut American Pregnancy Association:
- Tarik napas secara teratur. Mulailah dengan tarikan napas yang sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya saat kontraksi dimulai. Hembuskan setelahnya;
- Fokuskan perhatian Ibu;
- Tarik napas perlahan melalui hidung, setelah itu buang napas melalui mulut; dan
- Pastikan fokus untuk merilekskan tubuh di setiap tarikan dan hembusan napas selama pernapasan berlangsung.
2. Fase aktif
Fase aktif proses persalinan normal ditandai dengan kontraksi yang kuat dan disertai dengan pembukaan leher rahim yang semakin lebar. Pada fase ini sangat penting Ibu melakukan teknik pernafasan saat persalinan dengan baik dan benar.
Berikut cara melakukan teknik pernafasan saat persalinan pada fase aktif:
- Tarik napas secara teratur. Mulailah dengan tarikan napas sebanyak-banyaknya saat kontraksi dimulai. Hembuskan napas setelahnya;
- Fokuskan perhatian Ibu;
- Ambil napas dari hidung dan hembuskan melalui mulut;
- Atur pernafasan Ibu sebaik mungkin saat kekuatan kontraksi semakin meningkat;
- Jika kontraksi terasa meningkat di awal, usahakan agar pernapasan yang Ibu lakukan tidak terengah-engah;
- Jika terjadi peningkatan kontraksi secara bertahap, tetap atur napas agar tubuh lebih rileks;
- Laju pernapasan akan mengalami percepatan seiring dengan peningkatan kontraksi. Ibu dapat mencoba mengambil napas perlahan melalui mulut;
- Jagalah agar laju pernapasan tetap teratur dengan rentang 1 tarikan napas setiap 1 detik. Hembuskan kemudian;
- Ketika kontraksi semakin berkurang, Ibu dapat memperlambat laju pernapasan;
- Secara bertahap, kembalilah bernapas dengan mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkannya dari mulut; dan
- Saat kontraksi usai, ambil napas sebanyak-banyaknya kemudian hembuskan seluruhnya sembari menghela napas.
3. Fase transisi
Fase transisi adalah saat dimana leher rahim telah terbuka sepenuhnya atau sering disebut dengan bukaan 10. Ini berarti Ibu sebentar lagi akan masuk ke tahap inti melahirkan normal. Saat nanti mengejan, pastikan Ibu menerapkan teknik pernafasan saat persalinan yang benar.
Ada dua teknik pernapasan saat fase transisi melahirkan normal, yakni pernapasan ringan dan pernapasan dalam. Simak teknik pernafasan saat persalinan di fase transisi ini!
- Tarik napas secara teratur untuk memudahkan persalinan normal. Mulailah dengan tarikan napas sebanyak-banyaknya saat kontraksi dimulai;
- Hembuskan napas dan usahakan untuk rileks;
- Fokuskan perhatian Ibu;
- Ambil napas ringan melalui mulut dengan kecepatan 5-20 napas dalam 10 detik selama kontraksi berlangsung;
- Saat napas kedua, ketiga, dan seterusnya, hembuskan napas lebih banyak dan lama dan sambil mengucapkan “huh”; dan
- Saat kontraksi selesai, tarik napas sedalam-dalamnya sebanyak satu hingga dua kali sembari menghela napas.
4. Tahap mengejan dan melahirkan bayi
Setelah Ibu berhasil melewati tahap pertama melahirkan, kini Ibu memasuki tahap kedua melahirkan, yakni tahap paling klimaks. Ini artinya Ibu siap mengejan dan mengeluarkan bayi dengan catatan tetap melakukan teknik pernafasan saat persalinan yang benar.
Mengatur napas dengan baik sangat diperlukan di tahap ini karena dapat mendukung tubuh saat melakukan ejanan. Jika melakukan teknik pernafasan saat persalinan dengan benar di tahap ini, napas Ibu tidak akan terengah-engah dan bayi dapat keluar dengan lancar.
Inilah teknik pernapasan saat persalinan di fase mengejan dan melahirkan bayi:
- Bernapas secara teratur dengan menarik napas kuat dan menghembuskannya;
- Fokuskan perhatian pada bayi yang keluar dari vagina;
- Tetap bernapas perlahan sesuai ritme kontraksi;
- Saat dokter atau bidan memberi aba-aba untuk mengejan, tarik napas panjang, mengejan dengan gigi ketemu gigi, tempelkan dagu di dada, dan condongkan tubuh ke depan;
- Tahan napas selama mengejan dan hembuskan napas sembari merilekskan panggul;
- Embuskan napas setelah 5-6 detik. Setelah itu lakukan pernapasan seperti biasa;
- Sebelum mengejan kembali, tarik napas dalam-dalam;
- Hindari berteriak saat kontraksi karena dapat membuat Ibu kelelahan;
- Saat kontraksi berakhir, kurangi dorongan pada bayi; dan
- Saat kontraksi sudah berakhir, rilekskan tubuh dan tarik napas satu atau dua kali.
Itulah teknis pernafasan saat persalinan sebagai persiapan persalinan yang dapat Ibu pelajari dan diterapkan saat persalinan terjadi. Pastikan sang ayah atau pendamping lahiran lainnya mengetahuinya sehingga dapat membantu Ibu mengingatkan melakukan teknik pernafasan saat persalinan yang benar.
Editor: Dwi Ratih