Ibupedia

Lagi Ngidam, Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate?

Lagi Ngidam, Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate?
Lagi Ngidam, Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate?

Siapa sih yang nggak suka makan sate? Kuliner khas Indonesia ini memang banyak digemari semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa termasuk Ibu hamil.

Saat hamil banyak sekali Ibu yang ‘ngidam’ dan ingin sekali makan sate. Apalagi jika disantap ketika masih hangat bersama dengan saus kacang. Yummy, pasti bikin ngiler deh!

Namun, karena sedang hamil tentu tidak boleh makan sembarangan ya Bu. Tujuannya nggak lain demi menjaga kesehatan hingga masa persalinan nanti.

Meski begitu, bolehkah Ibu hamil makan sate? Ini mungkin adalah pertanyaan sejuta Ibu hamil yang ada di Indonesia ya. Sayangnya, karena penyajian sate seringkali dijajakan dengan hanya gerobak dorong di pinggir jalan sebaiknya hal ini harus dipertimbangkan ya Bu. Nah, supaya lebih aman dan jelas mengenai bolehkah Ibu hamil makan sate lebih baik simak dulu ulasan berikut ini yuk.

Makan sate saat hamil


Untuk mengolah sate yang biasa di jual oleh pedagang, sate harus dibakar menggunakan arang lalu dilumuri saus kacang atau saus kecap di atasnya. Sayangnya menurut Health Replies hal ini tak menjamin bahwa sate matang dengan sempurna.  

Padahal Ibu hamil harus makan makanan yang benar-benar matang, termasuk salah satunya adalah daging merah dan ayam. Belum lagi soal dagingnya yang belum tentu 100% terjamin kebersihannya.

Sementara Ibu hamil wajib mengonsumsi daging matang, agar terhindar dari bakteri dan lain sebagainya. Bakteri dalam daging merah yang tidak dicuci bersih dapat berisiko terhadap kesehatan Ibu hamil dan janin. Beberapa bakteri yang terdapat pada daging yang tidak matang sempurna:

  • E-Coli: Ibu pasti sering mendengar nama bakteri yang satu ini ya. Bakteri E Colu merupakan salah satu bakteri yang biasa tinggal pada bagian usus manusia. Meskipun bakteri ini tak berbahaya tapi pada beberapa kasus, E Coli mampu menimbulkan kram perut, demam, hingga diare berdarah. Pada Ibu hamil bahkan bakteri ini dapat berpindah pada janin. Kondisi ini berpotensi menyebabkan keguguran maupun lahir prematur.
  • Toksoplasmosis: Salah satu jenis bakteri yang sangat ditakuti oleh Ibu hamil adalah Toksoplasmosis. Sama seperti E Coli bakteri ini juga dapat berpindah pada janin. Bahkan janin yang terinfeksi bakteri ini biasanya bisa berpotensi lahir dengan cacat bawaan seperti kebutaan dan gangguan mental.
  • Salmonella: Walau namanya cukup menggemaskan, namun sayangnua bakteri ini juga sangat berbahaya bagi Ibu hamil. Jika terinfeksi bakteri ini maka Ibu hamil bisa mengalami keracunan makanan yang busa menimbulkan gejala seperti diare, kram perut, mual, muntah, sakit kepala hingga mengigil. Sama seperti Toksoplamosis, Salmonella juga merupakan bakteri yang dapat membahayakan ibu hamil maupun janinnya.
  • Listeria: Meskipun jarang terdengar, bakteri ini juga dapat ditemukan pada daging yang belum benar-benar matang. Infeksi bakteri ini pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, dan janin ditemukan juga bisa terinfeksi hingga menyebabkan cacat lahir.

Kebutuhan protein hewani Ibu hamil


Menurut National Health Services Ibu hamil sebenarnya sangat disarankan untuk mengonsumsi aneka daging merah seperti daging sapi, daging ayam, daging kambing maupun ikan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah daging yang dikonsumsi harus benar-benar matang dan terjamin kebersihannya.

Baby Center menyarankan agar Ibu hamil selalu mengonsumsi protein hewani sebanyak 60-100 gram sehari. Apalagi protein merupakan salah satu nutrisi yang baik untuk Ibu hamil.

Protein berguna untuk membentuk sel-sel dalam tubuh baik, diantaranya kulit, rambut, kuku dan otot tubuh. Protein hewani juga bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah pada Ibu hamil.

Untuk itu Ibu hamil sangat disarankan untuk mengonsumsi protein hewani terutama di trimester 2 dan 3. Apalagi di trimester tersebut bayi sedang tumbuh dengan cepat dan membutuhkan banyak sel darah merah dari Ibunya. Konsumsi protein hewani dapat mencegah Ibu hamil kekurangan sel darah merah penyebab anemia.

Lalu bolehkah Ibu hamil makan sate?


Berdasarkan ulasan di atas, ibu hamil sebenarnya diizinkan untuk mengonsumsi sate. Namun Ibu harus pastikan bahwa daging yang dibakar pada sate benar-benar matang dengan suhu pemanasan minimal mencapai 75 derajat Celcius.

Pemanasan daging pada suhu yang tepat dapat membunuh bakteri yang terdapat pada daging sehingga meminimalisir infeksi pada Ibu dan janinnya. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin muncul adalah bolehkah Ibu hamil makan sate kambing?

Menurut penjelasan di atas, sejatinya Ibu hamil boleh mengonsumsi aneka jenis daging yang hendak dijadikan sate. Termasuk salah satunya adalah sate kambing.

Namun kebanyakan Ibu hamil tidak terlalu menyukai daging kambing. Apalagi daging kambing perlu proses pematangan khusus agar dagingnya matang sempurna.

Untuk itu sebaiknya Ibu hamil makan sate ayam agar lebih mudah dikonsumsi. Sate ayam juga tidak memiliki bau khas seperti sate kambing. Sehingga mungkin Ibu hamil akan lebih nyaman memakannya.

Meskipun sate daging cukup aman dikonsumsi oleh Ibu hamil, namun untuk menghindari risikonya sebaiknya hindari mengonsumsi aneka daging yang proses masaknya belum tentu matang sempurna. Terlebih sate yang di jual di pinggir jalan. Apalagi makanan yang dimasak di tempat terbuka lebih berpotensi terkena debu dan kontaminasi lalat.

Jika benar-benar ingin sekali, Ibu bisa membuat sate sendiri yang dipanggang di dalam frying pan atau teflon. Selain terjamin kebersihannya, membuat sate sendiri juga membuat kita yakin bahwa daging yang dimasak benar-benar matang.

Pilihan paling aman untuk ibu hamil adalah makanan sate buatan sendiri. Akan tetapi jika terpaksa harus membelinya di luar, pastikan sudah memiliki restoran langganan yang sudah terjamin kebersihannya ya Bu.

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih