Manfaat Omega 3 untuk Ibu Hamil
Manfaat omega 3 untuk ibu hamil telah lama dikenal. Hal ini makin diperkuat dengan adanya penelitian terbaru yang menunjukkan manfaat omega 3 terhadap janin juga. Simak yuk beberapa penelitian tersebut.
Baru-baru ini, peneliti menyimpulkan bahwa asam lemak omega 3 bisa sangat penting bagi perkembangan janin. Penelitian menyatakan bahwa jenis asam lemak omega 3, yaitu docosahexaenoic acid (DHA) terbukti dapat meningkatkan perkembangan otak pada bayi.
Dua penelitian lain terkait manfaat omega 3 untuk ibu hamil juga menyimpulkan bahwa Bumil yang mengonsumsi omega 3, melahirkan bayi dengan risiko alergi dan eksim yang lebih rendah. Sedangkan Ibu yang kekurangan asupan omega 3 saat hamil memiliki risiko untuk melahirkan bayi prematur lebih tinggi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada American Journal of Clinical Nutrition juga meyakini keterkaitan zat super ini pada intelegensi anak. Ibu hamil yang rutin mengonsumsi omega 3 , melahirkan bayi dengan keterampilan motorik halus yang lebih unggul dan perilaku sosial yang lebih baik. Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan sampel darah yang diambil dari 2000 wanita ketika mereka hamil 20 minggu dan juga dari darah tali pusat saat lahir. Seorang profesor mengevaluasi bahwa efek konsumsi asam lemak omega 3 dan omega 6 pada ibu hamil ternyata mempengaruhi jumlah DHA di plasenta bayi. Dan zat ini berperan penting untuk perkembangan janin.
Tak hanya dibuktikan pada manusia, para peneliti juga melakukan penelitian pada binatang. Pada percobaan di tahun 2011, peneliti menemukan fakta bahwa babi betina yang hamil dan mengonsumsi asam lemak omega 3 dalam jumlah banyak terbukti dapat memicu sistem kekebalan bayi babi untuk memproduksi antibodi yang membuatnya terhindar dari penyakit.
Manfaat DHA untuk ibu hamil juga terbukti dapat mengurangi risiko eksim pada bayi yang dikandungnya. Ini dibuktikan lewat penelitian yang melibatkan 706 ibu hamil. Ibu-ibu hamil tersebut mengonsumsi hampir 1 gram omega-3 setiap hari di pertengahan periode kehamilan mereka. Hasil studi mengemukakan bahwa anak yang ibunya mengonsumsi suplemen ini memiliki risiko yang rendah mengalami eczema atau alergi terhadap telur .
Dengan begitu banyaknya penelitian yang menegaskan manfaat omega 3 untuk ibu hamil, para ahli nutrisi sepakat untuk menyarankan ibu hamil agar mengonsumsi suplemen minyak ikan atau vitamin yang mengandung omega 3. Selain itu, Bumil juga dianjurkan mengonsumsi 500 mcg folat, suplemen minyak ikan berkualitas bagus, probiotik, zat besi, dan vitamin D.
Meski folat masih tetap menjadi vitamin wajib ibu hamil, para Bumil juga harus mempertimbangkan manfaat omega 3 untuk ibu hamil. Tidak disangkal lagi, omega-3 memiliki peran yang sangat penting pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Jika kita mengonsumsi suplemen minyak ikan dan makanan yang kaya omega-3, ini ibaratnya bisa menjadi jaminan agar bayi mendapat manfaat baik dari zat ini.
Makanan yang Mengandung Omega 3 untuk Ibu Hamil
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi minyak ikan 3 kali seminggu, juga mengonsumsi suplemen omega-3 setiap hari. Selain itu, Bumil juga bisa mendapatkan zat ini dari makanan alami sehari-hari.
Sumber omega-3 untuk ibu hamil paling baik berasal dari lemak yang ditemukan pada ikan, seperti salmon, sarden, dan tuna. Semua ikan tersebut memiliki tingkat merkuri yang rendah. Sedangkan, untuk ikan berukuran besar sebaiknya dihindari Bumil karena dianggap memiliki kandungan merkuri lebih tinggi yang bisa mempengaruhi kesehatan janin.
Buat Bumil yang tidak makan ikan, Ibu bisa mendapatkan omega 3 dari makanan lainnya. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak seperti yang ada pada ikan. Simak yuk beberapa makanan dengan kandungan omega 3 yang bisa menjadi pilihan ibu hamil.
95 gram tuna kalengan = 220 mg omega-3
2 butir telur = 80 mg omega-3
2 butir telur yang diperkaya omega-3 = 200 mg omega-3
120 gr tahu = 400 mg omega-3
¼ gelas kenari = 627 mg omega-3
1 tablet minyak ikan = 300 mg omega-3
235 ml susu kedelai = 400 mg omega-3
Efek Negatif Jika Ibu Hamil Kekurangan Asupan Omega 3
Fase paling kritis dalam pembentukan struktur otak bayi berlangsung pada usia kandungan 32 - 40 minggu dan berlanjut hingga dua tahun setelah kelahiran. Pada periode ini, ibu dan bayi rentan mengalami kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu, seperti long-chain polyunsaturated acids (LC-PUFA) dan asam folat, yang terlibat dalam proses pertumbuhan janin di dalam kandungan, setelah melahirkan, dan masa kanak-kanak.
Kekurangan Docosahexaenoic acid (DHA) pada otak selama masa perkembangan bisa menyebabkan kekurangan neurogenesis, metabolism neurotransmitter, dan perubahan dalam fungsi belajar dan visual pada binatang. Selama kehamilan, LC-PUFA ditransfer ke janin melalui plasenta, meski janin dan bayi baru lahir mampu bersintesis sejak awal, aktivitas hati janin masih belum matang secara psikologis dan sintesis DHA dari alpha-linolenic acid tidak cukup untuk menyediakan jumlah yang dibutuhkan oleh janin dan bayi baru lahir.
Karenanya sumber utama LC-PUFA untuk janin disediakan oleh ibu, baik melalui plasenta dan selama menyusui. Jadi, bila ibu mengonsumsi jumlah PUFA yang cukup dengan rasio Omega-6/Omega-3 yang memadai, ia bisa memenuhi kebutuhan LC-PUFA (terutama DHA) yang dibutuhkan untuk perkembangan normal sistem saraf, melalui plasenta, atau melalui ASI pada bayi baru lahir.
Pada bayi prematur, persediaan ibu akan LC-PUFA sudah terganggu sejak awal. Kondisi ini dapat memicu efek jangka pendek maupun jangka panjang. Asupan LC-PUFA yang tidak cukup dalam kandungan atau pada ASI bisa memicu kurangnya nutrisi. Tingkat plasma DHA bisa turun hingga 50% setelah melahirkan dan tidak akan kembali ke tingkat normal hingga 26 minggu pasca kelahiran.
Selain meneliti binatang yang diberikan asupan omega 3 yang memadai, para peneliti juga mengadakan penelitian sebaliknya. Dalam penelitian yang sebaliknya ini, hewan diberikan asupan omega 3 yang sangat rendah. Hasilnya, kandungan phospholipid pada otak menurun sekitar 25%. Penurunan ini bisa dibantu oleh pemberian DHA lanjutan begitu bayi lahir, tapi tidak diketahui apakah perbaikan otak bayi terhadap komposisi asam lemak akan normal seperti bayi yang mendapatkan cukup DHA selama di kandungan.
Berbagai penelitian klinis menyatakan penurunan tingkat Omega-3 LC-PUFA saat hamil akan berkembang menjadi depresi pasca persalinan. Studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi ikan dalam jumlah yang cukup memiliki risiko rendah untuk mengalami depresi pasca kelahiran.
Depresi selama kehamilan sering disebabkan oleh rendahnya asupan ikan saat hamil dan kurangnya asupan Omega-3 LC-PUFA. Ibu dengan anak lebih dari satu atau hamil dengan jarak kurang dari 24 bulan setelah kehamilan pertama berisiko tinggi mengalami depresi pasca kelahiran. Kabar baiknya, Omega-3 LC-PUFA diteliti bisa membantu mengatasi masalah depresi ini.
Yuk jangan lupa untuk mengonsumsi omega 3 saat hamil!
(Ismawati)