Metode KB Spermisida: Pembunuh Sperma
Spermisida adalah zat yang membunuh atau merusak sperma sehingga tidak lagi bisa membuahi sel telur. Spermisida bisa dalam berbagai bentuk, termasuk krim, gel, foam, atau obat yang Anda masukkan langsung ke vagina sebelum berhubungan seks. Kebanyakan produk spermisida memiliki kandungan aktif nonoxynol-9 (N-9). Beberapa jenis krim atau jel dibuat untuk digunakan bersama dengan kap serviks. Kap serviks merupakan metode kontrasepsi penghalang.
Alat kontrasepsi berupa kap serviks dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks dan menahan sperma masuk ke dalam serviks. Bentuknya menyerupai topi pelaut yang terbuat dari silikon. Kap serviks (Femcap) lebih efektif bagi wanita yang belum pernah melahirkan vaginal, yakni wanita yang belum pernah hamil atau mereka yang melahirkan melalui operasi sesar.
Anda tidak disarankan untuk hanya menggunakan spermisida tanpa disertai alat kontrasepsi, meski cara ini masih lebih baik dibanding tidak menggunakan metode apapun. Untuk tingkat perlindungan yang lebih tinggi, gunakan spermisida bersama dengan kondom atau lactational amenorrhea method (LAM). Anda juga dianjurkan memiliki persediaan spermisida sebagai metode pendukung jika sewaktu-waktu lupa meminum pil KB.
Sebenarnya, spermisida tidak terlalu efektif untuk mencegah kehamilan. Terdapat tingkat variasi diantara berbagai penelitian, tapi biasanya, sekitar 28 persen wanita yang mengandalkan spermisida saja sebagai kontrasepsi menjadi hamil selama tahun pertama penggunaannya. Angka ini termasuk wanita yang tidak selalu menggunakan spermisida dengan benar atau tidak menggunakannya setiap kali berhubungan seks. Bahkan diantara wanita yang menggunakan spermisida dengan benar dan konsisten, sebanyak 18 persen akan menjadi hamil selama tahun pertama penggunaan. Untuk alasan ini, para ahli tidak merekomendasikan penggunaan spermisida saja untuk mencegah kehamilan.
Mengaplikasikan spermisida sebelum menggunakan kondom lateks biasa akan memberi Anda perlindungan dari kehamilan yang lebih tinggi daripada hanya dengan menggunakan kondom. Kondom dengan kandungan nonoxynol-9 (N-9) tidak lebih efektif untuk mencegah kehamilan dan lebih mungkin menyebabkan iritasi vaginal di banding kondom jenis lain.
Spermisida tidak bisa mencegah terjadinya infeksi yang ditularkan dari hubungan seksual. Bahkan penggunaan spermisida N-9 yang sering kali dapat menyebabkan iritasi vagina juga dapat merusak jaringan yang membuat Anda lebih beresiko terkena HIV serta jenis infeksi lainnya. Jangan gunakan spermisida jika Anda memiliki resiko tinggi terkena HIV. Jika Anda bukan penganut monogami, gunakan kondom lateks sebagai perlindungan, atau jika tidak memungkinkan, gunakan kondom wanita.
Anda bisa menggunakan spermisida ketika menyusui. Spermisida tidak memiliki pengaruh pada produksi dan kualitas ASI, dan sejauh ini tidak ada masalah yang dilaporkan berkaitan dengan menyusui bayi. Produk spermisida tersedia tanpa resep dokter dan biasanya dijual bersamaan dengan kondom di apotek, supermarket, atau di klinik KB dan secara online. Spermisida dalam bentuk foam biasanya tersedia dalam kemasan kaleng. Spermisida bentuk krim dan gel tersedia dalam bentuk tube dan ada yang dijual disertai aplikator atau dispenser yang bisa diisi ulang.
Cara Menggunakan Spermisida
Sebelum menggunakan spermisida, hal penting pertama yang harus dilakukan adalah memastikan Anda memiliki persediaan yang cukup bersama dengan aplikatornya dan belum lewat tanggal kadaluwarsanya. Lebih baik Anda memiliki persediaan spermisida sebagai cadangan, terutama jika Anda menggunakan produk dalam bentuk foam, karena sulit untuk mengetahui seberapa banyak yang tersisa di dalam kemasannya. Simpan spermisida di tempat yang kering dan sejuk. Beberapa jenis spermisida bisa meleleh ketika suhu terlalu hangat.
Cara penggunaan spermisida bergantung pada jenis produknya, jadi ikuti instruksi pada label yang ada dengan hati-hati. Sebelum Anda mulai mengaplikasikannya, cuci dulu kedua tangan. Jika menggunakan foam, kocok kaleng kemasan dengan baik. Bila Anda menggunakan spermisida disertai dengan kap serviks, ikuti instruksi yang ada pada alat dan gunakan jumlah gel atau krim yang sesuai sebelum memasukkannya ke dalam vagina. Pilih posisi berbaring atau berjongkok untuk memasukkan spermisida ke dalam vagina. Lalu masukkan foam, krim atau gel dengan dibantu aplikator.
Sangat penting untuk menempatkan spermisida dalam ke vagina hingga mendekati serviks Anda. Spermisida bentuk foam, krim, dan jeli biasanya bisa segera bekerja efektif. Umumnya, satu dosis spermisida berfungsi dengan baik untuk satu jam setelah memasukkannya. Jadi bila pasangan Anda mengalami ejakulasi pada waktu tersebut, Anda perlu mengaplikasikan spermisida kembali. Selalu ingat untuk memasukkan dosis baru pada tiap kali hubungan seks, meski jika terjadi kurang dari satu jam sejak yang terakhir.
Setelah pasangan Anda mengalami ejakulasi, spermisida dan sperma akan mengalir keluar dari vagina. Anda bisa mencucinya, tapi jangan mandi, cukup bilas vagina Anda, atau semprotkan air selama 6 jam setelah berhubungan seks karena bahan kimia yang ada pada produk ini memerlukan waktu untuk membunuh semua sperma. Anda bisa menggunakan pembalut tipis untuk menyerap kebocoran.
Ada baiknya Anda memiliki persediaan pil kontrasepsi darurat agar Anda bisa bersiap ketika sewaktu-waktu lupa menggunakan spermisida atau tidak tepat mengaplikasikannya. Lebih cepat Anda menggunakan kontrasepsi darurat setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan, lebih tinggi kemungkinannya untuk mencegah kehamilan.
Efek Penggunaan Spermisida
Beberapa wanita dan pria sensitif terhadap produk spermisida. Biasanya bahan kimia pada spermisida yang menjadi penyebabnya, tapi bisa juga berasal dari salah satu bahan pembuat lain. Iritasi lebih mungkin terjadi karena penggunaan yang sering. Jika vagina atau penis pasangan Anda mengalami iritasi, hentikan penggunaan spermisida selama beberapa hari hingga kondisi Anda berdua pulih. Gunakan kondom untuk sementara waktu. Jika masih tetap terasa tidak nyaman, temui dokter untuk memastikan Anda tidak mengalami infeksi vagina atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks.
Jika Anda ingin melanjutkan menggunakan spermisida, minta dokter untuk merekomendasikan spermisida dengan formula dan dosis nonoxynol-9 (N-9) yang berbeda. Jika Anda menggunakan kondom lateks bersama spermisida, Anda mungkin bisa menggantinya dengan kondom polyurethane atau silikon untuk memastikan sensitif terhadap lateks bukan menjadi penyebabnya. Jika iritasi masih berlanjut, ini berarti Anda perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.
Nonoxynol-9 (N-9) mengubah keseimbangan pH vagina dan mempengaruhi beberapa bakteri menguntungkan, sehingga membuat area genital Anda lebih ramah terhadap bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kencing. Jika Anda mengalami infeksi saluran urin, Anda perlu memilih metode kontrasepsi yang tidak memerlukan spermisida. Anda bisa memperoleh versi spermisida dengan variasi rasa di toko tertentu. Jangan gunakan produk yang mengandung N-9 sebagai pelumas untuk anal seks karena bisa merusak lapisan lembut di sana. Orang yang memiliki resiko tinggi terkena HIV tidak boleh menggunakan spermisida yang mengandung N-9. Jika sering digunakan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit ini.
Faktor Yang Membuat Anda Harus Menghindari Spermisida
Anda disarankan untuk tidak menggunakan spermisida jika:
Anda atau pasangan sensitif atau alergi terhadap spermisida.
Anda tidak merasa nyaman menyentuh bagian tubuh sendiri atau terus mengalami kesulitan menggunakan spermisida dengan benar.
Anda memiliki ketidaknormalan saluran genital, seperti sekat vagina atau serviks ganda, yang membuat sulit untuk mengaplikasikan spermisida dengan tepat pada vagina.
(Ismawati)