Ibupedia

Nggak Susah, Begini Cara Membaca Hasil USG

Nggak Susah, Begini Cara Membaca Hasil USG
Nggak Susah, Begini Cara Membaca Hasil USG

Di masa kehamilan, kita seringkali mendengar kata ‘USG’, apa, sih, sebenarnya USG itu?

Ultrasound, atau yang disebut juga ultrasonography, adalah prosedur pencitraan yang menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran struktur di dalam tubuh. Gambaran ini, yang diharapkan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mendiagnosa dan memberi arahan perawatan pada gangguan kesehatan tertentu. Sebagian besar pemeriksaan dengan ultrasound menggunakan alat yang diletakkan di luar tubuh, sebagian lainnya dengan memasukkan alat ke dalam tubuh.

Selain untuk pemeriksaan kehamilan, yaitu untuk melihat perkembangan janin, USG juga digunakan untuk pemeriksaan lainnya. Misalnya, untuk mendiagnosa adanya batu empedu, mengevaluasi sirkulasi darah, mengecek kemungkinan adanya benjolan pada payudara, memberi arahan, untuk memasukkan jarum untuk biopsi dan perawatan tumor, dst.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas penggunaan ultrasound untuk keperluan kehamilan, ya. Yuk, simak informasi di bawah ini:

Biasanya, Ibu pertama kali mengetahui kehamilannya lewat alat tes sederhana yang dilakukan di rumah, atau test pack. Tapi, untuk memastikan kehamilan, sebaiknya dengan melakukan USG, ya, Bu. Dengan prosedur USG ini, kita bisa melihat gambaran yang jelas, misalnya tentang usia kehamilan, normal atau tidaknya kehamilan tersebut, mengetahui jumlah janin serta mendengar detak jantung janin. Melakukan USG, disarankan pada sekitar minggu keempat hingga enam. Ya, pada waktu ini, kantung janin sudah bisa dilihat dengan jelas.

Ultrasonografi, yang lebih akrab kita sebut dengan USG, punya dua jenis yang umum digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, yaitu USG internal dan USG eksternal. Contoh dari USG internal, adalah USG transvaginal, yaitu dengan memasukkan alat khusus melalui vagina, guna melihat kondisi rahim dan indung telur. Sedangkan USG eksternal, dilakukan dengan meletakkan alat pada luar tubuh (kulit) yang dilengkapi dengan sensor untuk menangkap gelombang suara.

Perbedaan Jenis USG

USG juga dibagi menjadi USG 2D, USG 3D dan USG 4D, fungsinya serupa, yang membedakan adalah gambar yang dihasilkan. 

  1. USG 2D

    Ini adalah prosedur standar, untuk menghasilkan gambar 2 dimensi. Untuk memastikan kehamilan Ibu atau untuk melihat kantung rahim, melakukan prosedur USG 2D ini sudah cukup.

  2. USG 3D

    Prosedur 3D tentu saja menghasilkan gambar yang lebih jelas. Dengan USG 3D, kita bisa melihat organ janin, mengukur tubuh janin serta melihat kemungkinan adanya gangguan kehamilan.

  3. USG 4D

    Untuk melihat gambar yang paling akurat, pastinya menggunakan USG 4D. Memang, melakukan USG 4D membutuhkan biaya yang nggak sedikit, tapi dengan USG 4D ini, kita bisa melihat perkembangan janin dengan lebih baik. Bahkan, Ibu bisa melihat kegiatan janin.

Secara garis besar, setidaknya ada sekitar tiga fungsi dari melakukan USG, yaitu:

  • Untuk melihat kondisi janin. Misalnya, melihat perkembangan tulang, jantung, otak, dll.

  • Untuk mengetahui jenis kelamin janin. Biasanya, jenis kelamin janin bisa dipastikan di sekitar bulan ke empat hingga lima (di sekitar minggu ke-18). Bisa saja, sih, lebih awal atau malah lebih lambat, karena posisi janin saat dilakukan pemeriksaan dan kecanggihan alat juga bisa memengaruhi.

  • Untuk melihat kemungkinan kelainan pada janin.

Berapa Kali Seharusnya Melakukan USG Saat Hamil?

Kita, terbiasa melakukan prosedur USG setidaknya satu bulan sekali selama kehamilan, bahkan, durasinya bertambah ketika mendekati waktunya melahirkan. Yaitu, ada yang seminggu sekali dan dua minggu sekali. 

Menurut parents.com, USG nggak wajib dilakukan setiap bulan, tapi pada waktu-waktu berikut:

  • Usia Kehamilan 6-8 Minggu

    Pada kunjungan pertama atau ‘early pregnancy’ ini, selain untuk memastikan kehamilan, dokter juga akan mengecek kemungkinan adanya kelainan pada kehamilan Ibu. Misalnya, kehamilan ektopik.

  • Usia Kehamilan 10-13 Minggu

    Disebut juga dengan istilah ‘dating ultrasound’. dokter akan memberikan estimasi waktu perkiraan lahir, mengukur janin, mendengarkan detak jantung janin, dst.

  • Usia Kehamilan 14-20 Minggu

    Ini adalah masa-masa yang amat penting. Pada kunjungan ini, dokter akan mengecek kemungkinan adanya cacat pada janin, seperti down syndrome dan cacat kromosom lainnya. Jika diperlukan, maka Ibu bakal disarankan untuk mengikuti tes lanjutan.

  • Usia Kehamilan 18-24 Minggu 

    Pada kunjungan ‘anatomical survey’ ini, dokter akan mengecek perkembangan anatomi janin. Contohnya, perkembangan otak janin, jantung, ginjal, tulang, dst. Nggak ketinggalan, jumlah air ketuban dan plasenta pun ikut diperiksa.

  • Trimester ketiga

    Pemeriksaan pada masa-masa ini, lebih umum dibutuhkan untuk memeriksa kondisi kesehatan Ibu, terutama jika Ibu termasuk yang memiliki risiko kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional (diabetes kehamilan), perdarahan, kontraksi lebih awal, dsb.

Lalu, apakah artinya USG nggak wajib dilakukan setiap bulan? Tentu saja, Ibu tetap harus mengikuti apa yang dianjurkan oleh dokter, ya. Karena melakukan prosedur ini, kan, juga demi kesehatan Ibu dan janin.

Cara Membaca Hasil USG Kehamilan

Sudah rutin melakukan kunjungan ke dokter kandungan, tapi bingung dengan cara membaca hasil USG? Betul, banyak calon ibu dan ayah yang kebingungan membaca hasil USG, apalagi jika dokter ternyata nggak menjelaskannya secara rinci, atau dengan bahasa yang nggak dimengerti oleh orang awam. Nah, supaya Ibu dan Ayah nggak bingung dengan bagaimana cara membaca hasil USG, berikut adalah informasinya.

  1. LMP atau last menstrual period

    Disebut juga dengan istilah HPPT, fungsinya untuk acuan usia kehamilan.

  2. BPD atau biparietal diameter

    Berfungsi untuk menentukan usia janin dan mengetahui ukuran lingkar kepala janin dari pelipis kanan hingga kiri.

  3. CRL atau crown rump length

    Mengukur panjang janin, mulai dari kepala sampai dengan bokong. Biasanya dilakukan pada trimester pertama kehamilan.

  4. FL atau femur length

    Untuk mengetahui panjang tulang femur (paha) dan menentukan usia janin.

  5. HC, atau head circumference

    Untuk melihat diameter lingkar kepala janin.

  6. GS atau gestational sac

    Untuk mengukur diameter kantung kehamilan, dengan tanda bulatan hitam.

  7. GA atau gestational age

    Untuk mengetahui usia kehamilan, berdasarkan pengukuran diameter kepala, panjang lengan dan kaki janin. Jika dokter menemukan ada yang tidak sesuai, maka bisa mengindikasikan adanya kelainan.

  8. AC atau abdominal circumference

    Untuk mengukur diameter perut janin. Untuk mengetahui perkiraan berat janin, perhitungan ini dikombinasikan dengan BPD.

  9. FHR atau fetal heart race

    Untuk mengukur frekuensi detak jantung janin.

  10. EFW atau estimated fetal weight

    Taksiran berat janin.

  11. FTA atau fetal trunk abdominal

    Untuk mengukur panjang badan janin.

  12. EDD atau estimated due date

    Untuk mengetahui perkiraan tanggal kelahiran atau HPL. Perhitungan ini berpatokan dengan HPHT atau hari pertama haid terakhir. Makanya, penting banget, ya, buat Ibu mengetahui dan mencatat siklus menstruasi Ibu. Dengan catatan ini, diharapkan bisa memaksimalkan hasil pemeriksaan.

Cara membaca hasil USG juga bisa dari sisi warnanya, yaitu:

  • Warna hitam, menunjukkan amniotic fluid atau cairan ketuban;

  • Warna abu-abu, menunjukkan jaringan tubuh; dan

  • Warna putih, menunjukkan tulang.

Itulah acuan cara membaca hasil USG. Biasanya, untuk beberapa informasi tertentu, tertera pada hasil pemeriksaan dan disertai dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Jika masih bingung, pastinya jangan ragu untuk bertanya dengan dokter Anda, ya, Bu.

Penulis: Stephanie
 Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram