Timbulkan Kontraksi Ringan, Orgasme Saat Hamil, Aman Nggak Ya?
Buibu pasti setuju kalau kehamilan merupakan kondisi yang sangat istimewa bagi tiap wanita. Saking istimewa ya, kita tentu selalu ingin menjaga agar kehamilan berjalan lancar tanpa hambatan.
Namun, saat kehamilan berlangsung salah satu hal yang cukup berpengaruh adalah soal berhubungan seksual dengan pasangan. Bukan hal yang aneh kalau selama kehamilan, Ibu mengalami hasrat seksual yang berbeda-beda.
Perubahan hormon selama hamil, kurang lebih juga cukup berpengaruh pada peningkatan gairah seksual Ibu hamil. Tapi, yang bikin Ibu jadi bingung apakah aman jika selama berhubungan seksual mengalami orgasme saat hamil? Apalagi, orgasme saat hamil dapat menyebabkan kontraksi ringan pada rahim.
Lalu, seperti apa kata ahli mengenai kemungkinan orgasme saat hamil? Benarkah hal ini bisa berbahaya bagi janin dalam kandungan?
Berhubungan seksual saat hamil, ternyata tetap aman dilakukan, lho!
Yup! Berhubungan seksual saat hamil sebenarnya tetap aman dilakukan, apalagi kalau mengutip dari Mayo Clinic janin di dalam kandungan sejatinya dilindungi oleh cairan ketuban serta otot-otot rahim lainnya, sehingga jika hubungan seks berlangsung tidak akan memengaruhi janin. Namun, dengan catatan selama kehamilan berlangsung tidak ada komplikasi terkait kesehatan Ibu maupun janin (risiko bayi lahir prematur atau masalah pada plasenta).
Meski begitu, berhubungan seks selama hamil mungkin bisa membuat Ibu merasa tidak nyaman. Terutama mendekati trimester akhir, ketika perut makin membesar. Sehingga, Ibu mungkin perlu sedikit bereksplorasi dengan posisi seks selama hamil, agar saat berhubungan seksual tetap nyaman.
Selain itu, Ibumin juga mau mencoba meluruskan mengenai mitos yang beredar terkait berhubungan seksual selama hamil dapat memicu keguguran. Sebab, faktanya berdasarkan penelitian tahun 2012 yang dilakukan oleh British Journal of General Practice sampai saat ini, tidak ada bukti pasti yang menunjukkan adanya kemungkinan berhubungan seksual bisa menyebabkan Ibu hamil mengalami keguguran.
Penyebab utama keguguran biasanya akibat kondisi janin di dalam kandungan yang tidak berkembang dengan baik, atau kondisi terkait kesehatan Ibu lainnya. Jika seorang Ibu didiagnosa dokter berisiko mengalami keguguran, maka berhubungan seksual bisa ditunda hingga kondisi Ibu stabil.
Bagaimana dengan orgasme saat hamil, apakah aman?
Saat berhubungan seksual baik sebelum dan saat kehamilan, kita tentu tetap mengharapkan sebuah kepuasan, bukan? Tapi, orgasme saat hamil bahaya nggak, ya?
Tenang, Bu kalau dikutip dari What To Expect sebenarnya orgasme saat hamil cenderung aman bagi tiap wanita. Bahkan, meskipun orgasme saat hamil dapat memicu kontraksi ringan pada rahim, namun kondisi tersebut terbukti tetap aman bagi Ibu dan bayi.
Bagi Ibu dengan kehamilan berisiko, apabila mengalami orgasme saat hamil kemungkinan besar juga tidak akan membahayakan bayi dalam kandungan, menyebabkan keguguran atau bahkan menyebabkan persalinan prematur sekalipun. Namun, orgasme saat hamil ketika berhubungan seksual mungkin tidak aman selama kehamilan apabila:
- Ibu memiliki risiko mengalami kelahiran prematur
- Ibu pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya
- Ibu mengalami gangguan pada plasenta; plasenta previa dan plasenta akreta
- Ibu memiliki riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya
- Ibu mengalami perdarahan pada vagina
- Ibu mengalami kebocoran pada cairan ketuban
- Kondisi medis tertentu; hernia yang membuat Ibu berisiko mengalami persalinan prematur
- Kehamilan kembar.
Efek samping orgasme saat hamil
Sebenarnya orgasme saat hamil sangat jarang menimbulkan efek samping pada Ibu hamil. Namun dikarenakan orgasme bisa menimbulkan kontraksi ringan pada rahim, pada beberapa Ibu yang memiliki risiko medis tertentu, kemungkinan besar orgasme saat hamil bisa saja menimbulkan efek samping seperti:
- Kram perut: Hal ini terjadi, karena selama atau setelah orgasme saat hamil, maka akan terjadi peningkatan aliran darah ke daerah panggul. Kondisi ini biasanya bisa menimbulkan kontraksi perut ringan seperti kram atau ketidaknyamanan pada perut bagian bawah.
- Timbul bercak darah: Bercak darah ringan ketika mengalami orgasme saat hamil, sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi. Apalagi jika terjadi di awal kehamilan. Peningkatan aliran darah ke leher rahim dan vagina, yang disertai gesekan dari penis bisa menimbulkan bercak darah. Namun, selama perdarahan yang terjadi tergolong ringan maka hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
- Kontraksi ringan: Biasanya kontraksi ringan ini terjadi setengah jam setelah orgasme saat hamil terjadi. Ibu nggak perlu khawatir, sebab kontraksi ringan yang terjadi ini bukanlah tanda persalinan prematur dan tidak akan membahayakan bayi dalam kandungan. Akan tetapi, apabila kontraksi yang terjadi menimbulkan kram perut tak tertahankan hingga kebocoran air ketuban, maka Ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter.
- Gerakan bayi berkurang: Gerakan bayi yang berkurang beberapa jam setelah Ibu mengalami orgasme saat hamil, ternyata juga merupakan kondisi yang wajar terjadi. Gerakan yang terjadi selama berhubungan seksual, mungkin membuat si kecil dalam kandungan sedang tidur di dalam perut Ibu. Sebaliknya, ketika hubungan seksual berlangsung, dan bayi aktif bergerak hal tersebut juga merupakan kondisi yang wajar terjadi.
Orgasme saat hamil, sejatinya aman dilakukan. Apalagi orgasme saat hamil bisa bermanfaat untuk Bumil, dan bantu tubuh melepaskan zat oksitosin yang memicu perasaan bahagia dan bikin Bumil justru merasa lebih dekat dengan pasangan. Tapi, kembali lagi pastikan kondisi Ibu diklaim cukup sehat selama masa kehamilan, sebelum berhubungan seks dengan pasangan, ya!