Penyebab dan Penanganan Tidur Gelisah Saat Hamil Tua
Memasuki trimester akhir kehamilan, kebanyakan bumil kesulitan mendapatkan tidur berkualitas. Posisi begini salah, begitu juga salah. Akibatnya, bumil menjadi senewen karena kurang beristirahat. Mengapa demikian dan bagaimana mengatasinya?
Bukan hal yang aneh jika bumil kerap uring-uringan pada trimester ketiga. Selain kian cemas dan dag-dig-dug menghadapi persalinan, bumil juga harus berhadapan dengan masalah sulit tidur. Penelitian menunjukkan kualitas tidur calon ibu pada trimester ketiga memang lebih buruk dibandingkan trimester pertama dan kedua. Pada bulan-bulan akhir menjelang persalinan, kebanyakan bumil kesulitan tidur nyenyak dan kerap terbangun saat tidur malam.
Penyebab Tidur Gelisah Saat Hamil Tua
Apa penyebab bumil selalu gelisah saat tidur pada trimester akhir kehamilan? Ada banyak hal yang melatarbelakanginya, Bunda. Berikut beberapa di antaranya.
1. Akibat perut membesar
Pada trimester ketiga, perut bumil cukup besar sehingga Anda tidak dapat berbaring dengan nyaman. Anda mungkin dapat mencoba tidur dengan posisi menghadap kiri dengan kaki memeluk guling atau bantal diletakkan di belakang punggung.
Namun jika cara ini tidak juga membantu, Anda dapat mencoba rebahan di sofa recliner yang nyaman. Atau jika perut sudah sangat besar seperti semangka, sekadar bersandar juga dapat membuat Anda lebih nyaman beristirahat.
2. Sensasi ingin berkemih
Selain masalah posisi tidur, kegelisahan bumil saat tidur di trimester ketiga juga diakibatkan oleh sensasi ingin berkemih. Sama seperti ketika Anda pertama kali mengetahui Anda hamil, kandung kemih Anda kembali tertekan. Wajar karena bayi dalam perut Anda berkembang sehingga menekan kandung kemih.
Agar Anda tidak terlalu sering berkemih saat tidur di malam hari, sebaiknya Anda mengurangi minum pada sore dan malam hari. Setiap kali berkemih, pastikan Anda menuntaskannya hingga kandung kemih kosong, ya, Bun?
3. Nyeri ulu hati dan nyeri lain
Penyebab lain kegelisahan bumil pada trimester ketiga adalah nyeri ulu hati dan nyeri lainnya seperti kram kaki, nyeri punggung, nyeri panggul, dan restless leg syndrome. Selain itu mendengkur, bayi yang terlalu aktif bergerak dalam kandungan, atau mimpi buruk juga bisa membuat bumil kerap terjaga di malam hari.
Salah satu hal tersulit dari kehamilan, khususnya kehamilan pada akhir trimester ketiga, adalah tidur nyenyak dan berkualitas. Bumil kerap dibuat stres akibat masalah ini. Bagaimana mata bisa terpejam jika tubuh selalu berkeringat, tidak nyaman, pinggul sakit, dan ulu hati kian nyeri saat berbaring?
Belum lagi saat Anda sebenarnya sudah siap terlelap --setelah berjuang membetulkan posisi tidur berkali-kali atau bolak-balik menata bantal agar mendapatkan posisi tidur yang nyaman-- eh, tiba-tiba Anda kebelet ke toilet. Waduh, sedih sekali rasanya, ya, Bun. Pokoknya tidak enak dan benar-benar ingin menangis!
Penanganan Tidur Gelisah Saat Hamil Tua
Untuk mengurangi ketidaknyamanan saat tidur tersebut, berikut Ibupedia rangkumkan beberapa tips posisi tidur yang bisa dicoba. Semoga bermanfaat, ya, Bun.
1. Jangan tidur tengkurap
Tidur tengkurap masih bisa dilakukan saat Anda hamil muda. Namun seiring membesarnya kandungan, tidur tengkurap dapat membahayakan bayi Anda. Selain itu, Anda tentu tidak akan merasa nyaman tidur dalam posisi ini saat hamil tua.
2. Tidur telentang juga tidak disarankan
Memang, saat hamil muda bumil tidak perlu khawatir tidur dengan posisi apapun. Namun begitu memasuki trimester kedua dan ketiga, coba hindari tidur dengan posisi ini. Mengapa begitu? Begini penjelasannya, Bunda. Ketika Anda telentang, rahim memberi tekanan pada pembuluh darah yang pada akhirnya mengembalikan darah ke jantung. Dan berada pada posisi telentang cukup lama berarti membatasi asupan darah dan nutrisi pada plasenta dan bayi. Selain itu, Bunda juga akan merasa pusing dan mual.
3. Tidur dengan posisi menghadap kanan.
Tidur dengan posisi ini memang jauh lebih baik daripada tidur telentang atau tengkurap pada akhir trimester ketiga. Meski begitu, dokter lebih menyarankan tidur menghadap kiri karena posisi menghadap kanan dapat memberi tekanan pada liver Anda.
4. Tidur menghadap kiri paling disarankan.
Posisi tidur yang paling disarankan dokter dan bidan adalah menghadap kiri. Posisi ini mencegah rahim yang besar dan berat memberi tekanan pada liver Anda. Posisi ini juga memungkinkan bayi menerima asupan nutrisi dan oksigen yang tepat melalui plasenta.
Selain tidak membatasi aliran darah, posisi tidur menghadap ke kiri juga meningkatkan sirkulasi di mana tubuh tidak harus bekerja terlalu keras untuk memastikan memiliki aliran darah optimal untuk bumil dan bayi yang dikandungnya.
Sebuah penelitian di Auckland, Selandia Baru, menunjukkan tidur dengan posisi menghadap kiri pada malam-malam terakhir kehamilan dapat mengurangi risiko bayi lahir mati (stillbirth). Anda tentu tidak tahu pasti kapan Anda akan melahirkan, karena itu sebaiknya Anda memilih posisi berbaring menghadap kiri begitu memasuki trimester ketiga kehamilan. Oke, Bun?
(Dini)