Pola Makan the BRAT untuk Bantu Atasi Diare pada Ibu Hamil
Bagi sebagian orang, mengatasi diare sangatlah mudah, obatnya pun bisa ditemukan di mana saja. Sebagian diare memang ringan dan akan sembuh dengan sendirinya, tapi nyatanya, diare bisa memicu dehidrasi yang bisa membahayakan penderitanya.
Menurut situs WHO, diare menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada anak usia di bawah lima tahun pada tahun 2019. Dehidrasi adalah hal yang menjadikan diare berbahaya.
Selama diare berlangsung, air dan elektrolit, seperti klorida, sodium, potassium dan bikarbonat, keluar melalui kotoran, urin, muntah dan keringat. Nah, jika cairan yang hilang ini tidak tergantikan dengan baik, maka bisa terjadi dehidrasi. Jika mengenai bayi (terutama usia baru lahir) atau ibu hamil, maka efeknya bisa lebih berat.
Jika Ibu buang kotoran cair tiga kali atau lebih atau kotoran cair dalam waktu 24 jam, itulah yang disebut dengan diare. Jika diare terjadi lebih dari beberapa hari, maka bisa mengindikasikan adanya penyakit yang lebih serius.
Sekilas Tentang Diare
Ada tiga jenis diare, yang masing-masing memiliki penanganan yang berbeda.
- Acute watery diarrhea
Diare ini berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. - Acute bloody diarrhea
Diare akut berdarah, atau disebut juga dengan disentri. - Persistent diarrhea
Diare persisten adalah diare yang berlangsung selama dua minggu atau lebih.
Beberapa gejala dari diare, di antaranya kram perut atau nyeri, mual, muntah, terdapat lendir pada kotoran serta sulit menahan buang air besar. Selain gejala di atas, ketahui warning signs dari diare, yaitu jika kotoran bercampur darah, diare terjadi lebih dari dua hari, buang air besar cair lebih dari 6 kali dalam 24 jam.
Tanda lain dari diare semakin parah, yaitu demam mencapai 39 C (atau lebih) dan mengalami gejala dehidrasi, yaitu urin berwarna pekat, urin sangat sedikit, terus haus, pusing dan mulut terasa kering.
Pada dasarnya, diare bisa disebabkan oleh hal berikut:
1. Infeksi virus
Misalnya disebabkan oleh rotavirus (virus ini adalah penyebab utama diare pada anak), norovirus atau viral gastroenteritis (flu perut). Ketika bisa ditularkan melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi dan tidak mencuci tangan setelahnya, kontak langsung dengan penderita atau menelan makanan dan air yang terkontaminasi.
2. Infeksi bakteri
Contohnya salmonella atau e. coli. Penularan salmonella dan bakteri Escherichia coli biasanya dari konsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran hewan, kontak langsung pada kotoran hewan atau dari pemegang makanan yang tidak mencuci tangan.
3. Parasit intestinal
Menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi parasit, misalnya menderita gangguan sistem kekebalan tubuh, hidup di lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya, memiliki hewan peliharaan yang terinfeksi, dst.
4. Keracunan makanan
Untuk pencegahannya, selalu cuci tangan, peralatan memasak dan perlengkapan makan dengan baik. Pisahkan makanan mentah dan makanan matang, masak makanan hingga matang dan segera membekukan makanan. Jika perlu mencairkan makanan, maka sebaiknya mencairkannya dengan meletakkannya di dalam kulkas (dari freezer), bukan di suhu ruang.
5. Efek samping dari obat-obatan
Antibiotik misalnya, yang digunakan untuk membunuh bakteri, tapi di sisi lain, antibiotik juga membunuh bakteri baik sehingga keseimbangan bakteri pada usus menjadi terganggu.
6. Intoleransi makanan
Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan dan tidak ada hubungannya dengan sistem imun.
7. Dampak dari suatu penyakit
Seperti irritable bowel sindrom, crohn’s disease, celiac disease dan ulcerative colitis.
Penyebab Diare pada Ibu Hamil
Sebenarnya, mengalami gangguan pencernaan adalah hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Misalnya, jadi sembelit atau malah diare. Ada beberapa hal khusus yang jadi penyebab diare pada ibu hamil.
- Perubahan hormon
Berubahnya hormon semasa kehamilan, bisa menyebabkan sistem pencernaan melambat (sembelit) mau pun mempercepat (diare). - Sensitif terhadap makanan
Ibu hamil biasanya menjadi sensitif terhadap makanan. Contoh, makanan yang biasanya tidak memberikan efek apa pun, tiba-tiba bikin gangguan pencernaan terganggu, misalnya perut jadi bergas, diare atau sakit perut. - Dietary changes
Ketika Ibu akhirnya mengetahui datangnya kehamilan, mungkin Ibu akan tiba-tiba mengubah pola makan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Perubahan ini terkadang bisa menyebabkan gangguan pada pencernaan, termasuk di antaranya diare. - Prenatal vitamin
Biasanya yang mengandung zat besi. - Mengalami stress atau gangguan kecemasan
Cobalah untuk mengelola stress dengan baik atau berkonsultasi dengan pakarnya bila diperlukan.
Biasanya, kasus diare sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar kebutuhan cairan Ibu tetap terpenuhi.
Menurut situs medicalnewstoday.com, bahaya diare pada ibu hamil bisa memicu dehidrasi, juga bisa memicu malnutrisi, yang pastinya, keduanya bisa membahayakan Ibu dan janin. Maka dari itu, penting untuk mengganti cairan yang terbuang.
Cara Mengatasi Diare pada Ibu Hamil
Cara mengatasi diare pada ibu hamil, mesti dilihat dari apa yang menjadi penyebabnya. Jadi, pastikan Ibu berkonsultasi dulu sebelum mengonsumsi obat.
Ada beberapa tips lainnya untuk membantu mengatasi diare pada ibu hamil. Di antaranya:
- Makan makanan hambar
Untuk makanan untuk diare pada ibu hamil, disarankan untuk mengonsumsi sup, makanan asin dan The BRAT diet. The BRAT diet, adalah singkatan dari banana, rice (putih), applesauce dan toast. Makanan ini rendah serat sehingga membantu kotoran jadi lebih padat. Pisang juga memberikan sumber potassium. - Perbanyak minum
Selain air putih, bisa juga mengonsumsi sup atau pun kaldu. - Probiotik
Probiotik bisa bantu menyeimbangkan bakteri pada sistem pencernaan. - Stop obat
Hentikan konsumsi obat-obatan yang sekiranya memicu diare. - Hindari makanan yang memperparah diare
Seperti kafein, makanan tinggi lemak atau pedas dan olahan susu.
Ini Langkah untuk Mencegah Diare
Berikut cara mencegah diare yang dijelaskan oleh WHO.
- Memperbaiki dan menjaga kebersihan lingkungan;
- Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir;
- Disarankan untuk memberikan ASI eksklusif setidaknya selama enam bulan pertama;
- Menjaga kebersihan diri;
- Pastikan hanya mengonsumsi makanan dan air yang bersih; dan
- Mendapatkan vaksinasi rotavirus.
Itulah informasi seputar diare pada ibu hamil. Semoga bermanfaat!
Editor: Dwi Ratih