Ibupedia

Sumber Kalsium untuk Ibu Hamil

Sumber Kalsium untuk Ibu Hamil
Sumber Kalsium untuk Ibu Hamil

Janin yang berkembang di rahim membutuhkan asupan kalsium untuk pembentukan tulang dan giginya. Selain itu, kalsium juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung, saraf, dan otot. Jika Ibu hamil tidak mendapatkan kalsium yang cukup dari asupan makanannya, bayi akan mengambilnya dari tulang Ibu, yang nantinya akan mengganggu kesehatan Anda.

Wanita yang berusia lebih dari 18 tahun membutuhkan 1000 mg kalsium setiap hari sebelum, selama, dan setelah hamil. Wanita di bawah usia 18 tahun membutuhkan 1300 mg kalsium per hari. Kalsium juga tetap dibutuhkan meski bayi telah lahir lho. Ibu membutuhkan mineral ini untuk membantu memperkuat tulang dan mencegah keropos tulang (osteoporosis).

Nah, berikut ini beberapa poin penting seputar kebutuhan kalsium untuk ibu hamil yang harus diketahui. Simak yuk!

  • Ibu hamil dan menyusui yang berusia lebih dari 24 tahun perlu mengkonsumsi 1200 mg kalsium per hari. Bagi wanita di bawah usia 24 tahun, asupan kalsium yang dibutuhkan sekitar 1200 hingga 1500 mg per hari.

  • Konsumsilah setidaknya 4 kali produk susu dan turunannya, serta makanan kaya kalsium lainnya dalam sehari. Ini akan membantu Ibu mendapat 1200 mg kalsium dari menu harian tersebut.

  • Sumber kalsium terbaik berasal dari susu dan produk turunan susu, termasuk keju, yoghurt, cream soup, dan pudding susu. Kalsium juga bisa diperoleh dari sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, seafood, serta kacang-kacangan.

Jumlah Asupan Kalsium untuk Ibu Hamil

Jika mengkonsumsi vitamin prenatal, Ibu akan mendapat setidaknya 150 hingga 200 mg kalsium. Ibu bisa mengonsumsi suplemen kalsium untuk ibu hamil secara terpisah, tapi ingat bahwa tubuh Ibu hanya bisa menyerap sekitar 500 mg kalsium dalam sekali waktu. Jadi Ibu perlu mengkonsumsi suplemen kalsium dalam dosis yang lebih kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari.

Jangan juga berlebihan mengonsumsi kalsium ya. Terlalu banyak kalsium untuk ibu hamilbisa menyebabkan konstipasi, meningkatkan risiko batu ginjal, dan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dan seng dari makanan.

Pastikan total asupan kalsium untuk ibu hamil yang Anda peroleh dari makanan, suplemen, dan air tidak melebihi 2500 mg. Sebagai perkiraan, air mineral biasany mengandung rata-rata 208 mg kalsium per liter.

Suplemen Kalsium untuk Ibu Hamil

Suplemen kalsium untuk ibu hamil biasanya berasal dari kalsium sitrat dan kalsium karbonat. Kalsium sitrat adalah jenis kalsium yang paling mudah diserap oleh tubuh. Sedangkan, kalsium karbonat memberikan asupan kalsium paling banyak, tapi kita butuh lebih banyak asam perut untuk melarutkan jenis kalsium ini. Jadi biasnaya Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi jenis kalsium ini sambil mengonsumsi sesuatu.

Bebreda dengan kalsium karbonat, kalsium sitrat tidak membutuhkan asam lambung untuk penyerapannya. Sehingga jenis kalsium ini bisa dikonsumsi di antara waktu makan dan dapat menjadi pilihan yang baik bagi Ibu hamil yang mengkonsumsi obat heartburn untuk mengurangi asam perut.

Jika Ibu mengalami kesulitan mengkonsumsi sumber kalsium yang cukup setiap hari, bicaralah pada dokter. Jumlah kalsium yang Ibu butuhkan dari suplemen akan bergantung pada seberapa banyak kalsium yang Anda konsumsi melalui sumber makanan alami.

Asupan vitamin D yang memadai juga diperlukan oleh tubuh Ibu dalam penyerapan kalsium. Kekurangan vitamin D selama kehamilan bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan kelainan pada bentuk kerangka tubuh, serta bisa berdampak pada berat badan bayi.

Jika Ibu kekurangan vitamin D selama hamil, si kecil juga bisa mengalaminya. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi beresiko terkena rakhitis yang bisa memicu patah tulang dan pertumbuhan tulang yang tidak normal, serta perkembangan fisik yang tertunda. Dampaknya bisa berlangsung lama lho. Peneliti meyakini kekurangan vitamin D selama kehamilan bisa mempengaruhi pertumbuhan tulang dan fungsi kekebalan tubuh mulai dari lahir hingga dewasa.

Kekurangan vitamin D juga berhubungan dengan risiko komplikasi kehamilan yang lebih besar, termasuk preeclampsia, dan ibu hamil juga akan berisiko untuk menjalani operasi caesar. 

Jika ibu hamil mengalami intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencerna laktosa pada susu. Kondisi ini bisa menyebabkan kram, diare dan perut bergas. Intoleransi laktosa terjadi karena tubuh kekurangan laktase, enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa.

Laktosa sendiri adalah kandungan gula utama pada susu sapi dan semua produk turunan dari susu. Sebagai akibatnya, laktosa yang tidak bisa dicerna ini akan tetap berada di dalam usus dan menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, terutama pada lambung dan usus. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman namun tidak berdampak serius.

Intoleransi laktosa tidak sama dengan alergi susu ya Bu. Alergi merupakan respon kekebalan, sedangkan intoleransi laktosa berkaitan dengan kondisi pencernaan. Tapi keduanya bisa menunjukkan gejala yang sama. Misalnya, sakit perut atau diare setelah mengkonsumsi produk susu dan turunannya.

Jika Ibu mengalami intoleransi laktosa, sebaiknya konsultasikanlah dengan dokter kandungan atau ahli gizi. Dokter biasanya akan merekomendasikan produk susu bebas laktosa atau suplemen kalsium.

Bila Ibu hamil mengalami intoleransi laktosa, Ibu masih bisa mendapatkan asupan kalsium yang dibutuhkan kok. Berikut ini beberapa tipsnya:

  • Konsumsi susu bersama dengan makan.

  • Jika tidak bisa mengonsumsi susu sama sekali, Ibu mungkin masih bisa mentoleransi beberapa produk susu yang kurang mengandung gula, seperti keju serta yoghurt. Hindari mengonsumsi keju lunak saat hamil karena bisa meningkatkan risiko penyakit foodborne pada ibu hamil.

  • Konsumsi sumber kalsium non-susu seperti brokoli, sarden, dan tahu.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram