Tips Agar Kepala Janin Berada di Bawah
Salah satu hal yang paling menjadi kekhawatiran para Ibu saat mendekati hari persalinan adalah soal posisi janin dalam kandungan.
Apakah kepala janin menghadap bawah? Apakah tubuhnya sudah dalam posisi yang tepat? Apakah posisi tubuhnya akan menyulitkan proses persalinan?
Berbagai pertanyaan akan muncul dan membuat Ibu resah, terlebih kalau kepala janin tak berada di bawah seperti yang selama ini Ibu yakini sebagai posisi paling aman. Daripada panik sendiri, yuk baca informasi di bawah ini supaya pengetahuan Ibu tentang berbagai macam posisi janin serta cara agar kepala janin berada di bawah kian bertambah!
Bagaimana posisi janin yang paling baik di dalam kandungan?
Persalinan akan berlangsung lebih mudah dan cepat saat kepala janin berada di bawah dengan bagian belakang kepala yang sedikit mengarah ke bagian depan perut Ibu. Kondisi itu disebut dengan posisi anterior dan sebagian besar bayi akan berada dalam posisi tersebut saat menjelang akhir kehamilan.
Pada posisi anterior, kepala janin berada di bawah, pas di dalam lekukan panggul Ibu. Selama persalinan, si kecil akan meringkukkan punggungnya dan menempelkan dagu ke dada.
Proses persalinan akan berjalan dengan mudah dalam posisi anterior ini, di mana kepala janin berada di bawah. Jadi tak heran kalau para Ibu seketika bingung sendiri apabila kepala anak mereka tidak menghadap ke bawah.
Nah, berikut ini ada beberapa alasan mengapa posisi anterior menjadi posisi terbaik selama persalinan:
Di posisi anterior, ujung kepala janin berada di bawah dan akan menekan leher rahim (serviks) selama kontraksi terjadi. Kondisi tersebut akan membantu serviks Ibu untuk melebar dan memproduksi hormon-hormon yang diperlukan selama persalinan.
Saat tiba waktunya mengejan, bayi akan bergerak-gerak terus melalui panggul Anda dengan berbagai gaya sampai bagian terkecil kepalanya lah yang keluar terlebih dahulu.
Saat kepala janin berada di bawah panggul Ibu, maka ia akan memutar kepalanya sedikit saja sehingga bagian paling lebar dari kepalanya berada di bagian paling lebar pinggul Ibu. Dengan cara ini, maka bagian belakang kepalanya kemudian akan keluar melalui bagian bawah tulang kemaluan. Saat si kecil lahir, maka wajahnya akan keluar di antara area sekitar vagina dan perineum.
Bagaimana dengan posisi posterior?
Posisi posterior adalah kondisi di mana kepala janin berada di bawah namun bagian belakang kepalanya berhadapan dengan tulang belakang Ibu. Saat tiba waktu persalinan, biasanya hanya ada satu dari 10 bayi berada di posisi posterior ini.
Kebanyakan bayi yang ada di posisi posterior atau back to back ini bisa dilahirkan melalui persalinan pervaginam. Hanya saja, rasa sakit yang Ibu alami akan jauh lebih hebat karena persalinan menjadi sedikit lebih susah jika dibandingkan dengan melahirkan bayi dalam posisi anterior.
Apalagi kalau dagu si kecil dalam posisi mendongak, bukan menunduk dan menempel ke dadanya. Sebagai akibatnya, Ibu mungkin akan merasakan sakit pada bagian punggung karena tulang bayi berusaha menekan tulang-tulang belakang Anda agar bisa terdorong keluar.
Selain itu, air ketuban Ibu mungkin pecah pada masa awal persalinan ditambah waktu persalinan yang akan semakin lama dan berjalan lambat. Ibu juga mungkin merasakan adanya suatu dorongan dari janin sebelum leher rahim sepenuhnya sobek.
Ketika si kecil sudah berada di bagian bawah panggul Anda, maka ia perlu memutar badannya hingga 180 derajat sampai menemukan posisi terbaik agar bisa keluar melalui liang vagina. Namun, terkadang bayi memerlukan waktu yang lama untuk menentukan apakah ia akan memutar badannya atau tidak.
Kalau bayi Anda tidak bergerak memutar badan, itu berarti ia akan lahir dengan posisi wajah menghadap ke atas begitu dilahirkan. Selain itu, dalam beberapa kasus, bayi mungkin membutuhkan bantuan forceps atau ventouse agar dapat keluar dari tubuh Anda.
Mengapa ada bayi yang lahir dalam posisi posterior?
Si kecil mungkin berada di posisi posterior karena jenis dan bentuk panggul yang Anda miliki. Beberapa Ibu memiliki panggul yang sempit dan berbentuk oval (disebut juga panggul antropoid) atau panggul lebar berbentuk hati (disebut panggul android).
Nah, apabila panggul Ibu bentuknya oval atau bahkan seperti hati (bukan bulat seperti panggul pada umumnya), maka bayi kemungkinan besar tetap berada dalam posisi posterior di bagian paling luas panggul. Hal ini disebabkan karena kepala bayi dapat lebih nyaman beristirahat pada posisi tersebut.
Selain itu, gaya hidup juga bisa jadi salah satu faktor mengapa bayi berada dalam posisi posterior. Tampaknya perempuan di negara barat lebih cenderung memiliki bayi posterior dibanding perempuan dari negara berkembang yang aktif bekerja di lapangan, ladang, atau sering jongkok untuk makan dan memasak.
Sedangkan, perempuan yang tinggal di negara Barat biasanya lebih sering menghabiskan waktunya dengan menonton TV di sofa atau berjam-jam duduk di depan layar komputer. Mereka akan mengalami kondisi di mana panggul mereka cenderung dalam posisi condong mengarah ke belakang. Hal ini membuat bagian tubuh bayi yang paling berat yakni tulang belakang dan kepala bagian belakangnya berayun mundur ke belakang. Pada posisi ini, si kecil akan berakhir dengan posisi berbaring melawan tulang belakang Ibu.
Apabila Ibu sering melakukan aktivitas berdiri, maka bayi pun akan cenderung menghadap ke bawah panggul dalam posisi anterior, sebab panggul Ibu selalu condong mengarah ke depan.
Bagaimana cara agar kepala janin berada di bawah dalam posisi anterior?
Mungkin Ibu sudah pernah mendengar teknik optimal fetal positioning (OFP). Teknik ini akan mendorong bayi ke posisi anterior dengan cara mengubah postur Ibu, terutama ketika sedang duduk. Perlu dicatat bahwa Ibu harus selalu berusaha untuk mencondongkan panggul ke arah depan bukannya ke belakang.
Jadi, ketika duduk, perhatikanlah apakah lutut Anda selalu berada dalam posisi lebih rendah dari pinggul. Berikut adalah hal-hal yang perlu Ibu perhatikan saat berada di rumah atau kantor agar kepala janin berada di bawah dalam posisi anterior:
Pertama-tama, cek apakah kursi Anda membuat posisi pantat terlalu masuk ke dalam sehingga posisi lutut lebih tinggi saat Ibu duduk? Beberapa kursi dirancang seperti ini demi kenyamanan Anda, namun jika sedang hamil sebaiknya Ibu mengubah posisi duduk.
Gosok lantai rumah! Biasanya para nenek gemar mengingatkan Ibu hamil untuk sering-sering menggosok lantai dapur untuk persiapan melahirkan. Yup, benar sekali! Ketika Ibu dalam posisi merangkak, bagian belakang kepala si kecil akan ikut berayun menuju bagian depan perut Anda.
Kalau pekerjaan di kantor banyak dihabiskan dengan duduk di depan komputer, maka sering-seringlah beristirahat dengan berjalan-jalan kecil di sekitar kantor. Misalnya, mengambil minum di dapur atau sekedar ke kamar kecil.
Duduk di atas bantalan kursi mobil agar bokong terangkat.
Saat menonton TV, condongkan tubuh sedikit sampai melewati perut.
Jangan khawatir soal posisi bayi ketika Ibu sedang tertidur. Pasalnya, saat berbaring, si kecil tak akan didorong menuju panggul. Meski begitu, tidur dalam posisi miring jauh lebih baik untuk masa-masa akhir kehamilan dibandingkan tidur dalam posisi telentang.
(Yusrina)