USG Doppler untuk Periksa Detak Jantung Janin. Amankah?
Test pack menunjukkan positif. Demikian juga dengan hasil pemeriksaan di dokter kandungan. Wah, selamat atas kehamilannya ya, Bu. Semoga Ibu dan calon bayi sehat selalu sampai waktunya ia lahir nanti. Saat hamil, Ibu biasanya diliputi perasaan bahagia sekaligus nervous ingin tahu kondisi janin setiap saat. Beruntung sekarang ada teknologi canggih bernama doppler.
Apa Itu Doppler dan Fungsinya?
Menurut Healthline, doppler atau yang juga umum disebut dengan USG fetal doppler merupakan alat ultrasonografi portable yang digunakan untuk memeriksa denyut jantung janin di dalam kandungan. Selain memantau detak jantung bayi dalam rahim, ternyata doppler juga cukup akurat untuk mengetahui usia kandungan, berat janin, posisi janin, serta aliran dan pembuluh darahnya sejak usia kehamilan 8 minggu lho, Bu.
Pemeriksaan denyut jantung ini sangat penting dilakukan untuk memastikan janin mendapat cukup oksigen dari plasenta. Kekurangan asupan oksigen akan berakibat fatal bagi keselamatan janin Ibu dalam kandungan.
Itulah mengapa doppler juga bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mendeteksi beberapa penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah, seperti:
Penggumpalan darah;
Penyumbatan pembuluh arteri;
Penyakit arteri perifer;
Penyempitan pembuluh arteri;
Penyempitan pembuluh vena;
Tumor pembuluh darah; dan
Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS) alias komplikasi kehamilan pada janin kembar identik.
Saat ini obgyn umumnya baru bisa mendeteksi berat janin dan lain-lain ketika usia kehamilannya sudah menginjak 12 minggu. Ya, doppler memang menjadi semacam kabar gembira buat para calon ibu yang sudah tak sabar ingin mendengar detak jantung si buah hati bahkan sebelum periksa ke dokter.
Oh ya, USG fetal doppler ini bisa digunakan dengan mudah di rumah. Jadi Ibu bisa memantau perkembangan janin setiap saat, tanpa harus menunggu jadwal konsultasi dengan dokter kandungan.
Saat ini ada dua jenis doppler yang digunakan untuk memeriksa kondisi janin:
Portable Doppler: Doppler home fetal ini mempunyai bentuk yang lebih sederhana dan ringkas sehingga bisa dibawa ke mana saja. Layarnya berwarna dan dapat menyimpan data maksimal hingga 4 jam.
Fetal Monitor LCD: Seperti namanya, doppler jenis ini berupa layar LCD dengan ukuran yang lebih lebar dan dilengkapi dengan fitur yang lebih canggih. Biasanya digunakan di klinik-klinik obgyn maupun rumah sakit dan dapat menyimpan hingga 150 data pasien.
Cara Memakai USG Doppler di Rumah
Home fetal doppler adalah alat yang sangat mudah digunakan. Ibu bisa mengikuti panduan berikut di rumah:
Berbaringlah dengan posisi yang nyaman.
Oleskan gel pada area perut yang sudah dalam keadaan bersih dan kering. Jenis gel bisa dipilih sesuai kebutuhan. Sebagai alternatif pengganti gel sonogram, Ibu bisa menggunakan aloe vera gel.
Selanjutnya, letakkan transduser pada area kulit yang sudah diolesi gel. Transduser adalah alat genggam yang berfungsi untuk memindai dengan cara mengirimkan gelombang suara ke mikrofon.
Gerak-gerakkan transduser dengan perlahan sampai Ibu mendengar detak jantung janin di layar.
Selanjutnya, gelombang suara yang terpancar akan memantul ketika mengenai benda padat, termasuk sel darah. Nah, dari situlah pergerakan sel darah bisa dipantau lewat monitor.
Jika denyut janin sudah ditemukan, Ibu bisa memperbesar volume untuk memperjelas suara di layar.
Pemeriksaan dan hasilnya bisa dilihat dalam hitungan menit.
Selesai dan gel yang tersisa di perut bisa kembali dibersihkan.
Bagaimana, Bu, cukup mudah kan cara pakainya? Oh ya, makin muda usia kandungan, makin ke bawah pula transduser harus ditempatkan posisinya. Nah, dari gelombang suara ini bisa diketahui normal tidaknya aliran darah, kondisi janin, detak jantung, kondisi Ibu, dan sebagainya.
Penggunaan Home Fetal Doppler, Amankah?
Doppler tergolong alat tes non-invasif yang cenderung aman dan gelombang suaranya tidak menimbulkan efek buruk tertentu pada janin. Namun, penggunaan doppler yang tidak sesuai atau tanpa didampingi tenaga medis tetaplah berisiko.
Kesalahan Diagnosis
Penggunaan doppler di kalangan awam bisa saja berujung pada kesalahan diagnosis. Ya, sinyal ultrasonik yang dikeluarkan alat ini akan menangkap pergerakan apa pun yang terjadi dalam tubuh, misalnya detak janin, detak jantung Ibu, pergerakan usus, sel darah, dan lain-lain.
Nah, di sinilah bisa terjadi mispersepsi. Ibu bisa saja salah mendiagnosis—mengira bahwa detak yang terekam adalah detak jantung janin, padahal itu merupakan detak jantung Ibu sendiri.
Risiko Panas
Fetal doppler memang tergolong alat tes yang aman dan tidak menimbulkan dampak negatif apa pun. Namun, tetap saja penggunaan doppler yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama akan membuat jaringan tubuh tertentu menjadi panas. Hal ini diakibatkan oleh gelombang ultrasound yang juga memancarkan energi panas meski dalam intensitas yang sangat kecil.
Apakah Doppler Bisa Menggantikan Konsultasi dengan Dokter?
Meskipun punya fungsi yang kurang lebih sama, home doppler ini tetap tidak bisa menggantikan pemeriksaan langsung dengan doppler pada obgyn ya, Bu. Ibu tetap wajib melakukan pemeriksaan langsung ke dokter kandungan secara berkala.
Pertama, tanpa ilmu yang cukup, Ibu bisa saja keliru membaca hasil yang ditampilkan. Alasan kedua, saat ini doppler dijual secara bebas tanpa pengawasan ketat, jadi selalu ada kemungkinan kualitas doppler kurang memenuhi standar sehingga membahayakan nyawa janin maupun Ibu sendiri.
Ibu mungkin bisa belajar dari kasus seorang ibu hamil yang mengalami stillbirth akibat penggunaan doppler yang kurang tepat. Seperti dilansir dari British Medical Journal, seorang ibu 34 tahun terpaksa harus kehilangan janin di usia kandungannya yang sudah mencapai 38 minggu akibat hanya mengandalkan home fetal doppler yang ternyata tak akurat hasilnya.
Macam-Macam Alat Pengukur Detak Jantung Janin
Tahukah Ibu? Selain doppler, ada banyak alat canggih lain yang bisa dimanfaatkan untuk memantau denyut jantung janin dalam rahim, lho, antara lain:
Stetoskop Laennec
Stetoskop laennec tergolong alat pemeriksaan dengan sistem kerja yang sederhana. Dokter hanya perlu menempelkan stetoskop ke perut Ibu untuk mengecek denyut janin. Namun, karena masih terbilang manual, stetoskop tidak dapat dipakai untuk memeriksa perkembangan janin secara keseluruhan. Ibu tetap membutuhkan prosedur USG untuk mengetahui kondisi calon bayi dalam rahim.
Leopold
Leopold adalah alat medis yang bisa digunakan untuk memeriksa posisi punggung bayi. Dalam waktu yang bersamaan, peranti ini juga bisa dimanfaatkan untuk memantau denyut jantung janin. Pemeriksaan dengan leopold biasanya dilakukan pada trimester ketiga kandungan atau ketika kontraksi sebelum persalinan.
Kardiotokografi (CTG)
Nah, sama seperti leopold, alat ketiga ini berguna untuk memeriksa denyut jantung janin dan kontraksi rahim sebelum proses persalinan. Tes CTG umumnya dilakukan jika Ibu merasa gerak janin melambat, kehamilan kembar, kehamilan sungsang, ibu dengan HIV atau hepatitis, serta ketuban pecah sebelum waktunya.
Pinard Horn
Pinard horn merupakan alat deteksi denyut janin yang sudah digunakan dokter sejak tahun 1970-an. Alat berbentuk terompet ini terbuat dari kayu dan cara menggunakannya sangat mudah.
Dokter akan menempelkan bagian pinard yang datar ke telinganya dan bagian yang mengerucut (seperti mulut terompet) ditempelkan ke perut Ibu. Nah, dari situ bisa diketahui normal tidaknya detak jantung si calon bayi.
Fetoskop
Fetoskop merupakan alat pemantau detak jantung janin yang umum dimiliki bidan atau dokter kandungan. Cara memakainya sama seperti saat menggunakan stetoskop. Nah, fetoskop ini bisa digunakan ketika usia kehamilan sudah menginjak 4 bulan (16 minggu).
Bellabeat Connected System
Berkat kemajuan teknologi, mendeteksi denyut janin kini bisa semudah mengoperasikan smartphone lho, Bu. Ya, sekarang sudah ada aplikasi canggih bernama Bellabeat Connected System yang dapat dimanfaatkan untuk memantau detak jantung si buah hati dalam rahim.
Selain memantau denyut janin, Bellabeat juga dapat melacak suasana hati si ibu. Nah, jika aplikasi menampilkan petunjuk-petunjuk aneh yang merujuk pada gejala depresi, pengguna akan langsung disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter.
Namun, perlu diingat sekali lagi bahwa secanggih apa pun fitur yang ditawarkan, tidak ada satu pun peranti medis yang bisa menggantikan pemeriksaan langsung oleh dokter kandungan.
Jika Ibu ingin tetap menggunakan home doppler, sebaiknya konsultasi dulu dengan obgyn yang mendampingi Ibu agar segalanya tetap terkontrol, ya! Dokter mungkin juga punya rekomendasi doppler merek atau tipe tertentu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kehamilan Ibu.
Bagaimana Menjaga Detak Jantung Janin Tetap Normal?
Kesehatan jantung janin dalam kandungan sangat dipengaruhi banyak faktor, antara lain kelainan kromosom, diabetes pada ibu hamil, Rubella, kelainan genetik, pemakaian obat-obatan tertentu, paparan zat kimiawi berbahaya, hingga masalah jantung bawaan.
Untuk menjaga kesehatan jantung janin dalam rahim, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menerapkan mengonsumsi makanan bergizi tinggi, seperti:
Sayuran hijau;
Gandum utuh;
Susu rendah lemak;
Kacang-kacangan; dan
Protein dari daging, ikan, atau telur.
Adapun jenis makanan yang sebaiknya dihindari ibu hamil di antaranya adalah makanan yang tinggi kolesterol seperti gorengan, minuman dengan kadar kafein tinggi, serta makanan yang tinggi MSG atau perisa buatan lainnya. Ibu juga sebaiknya menjauhi alkohol dan rokok. Paparan asap rokok akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan jantung janin.
Jangan lupa untuk memeriksakan kondisi kandungan Ibu secara rutin setiap:
Setiap 4 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu;
Setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu; dan
Seminggu sekali sampai hari persalinan tiba.
Selain pemeriksaan rutin, jangan lupa imbangi dengan menerapkan pola hidup sehat seperti istirahat cukup, olahraga teratur (jalan santai atau berenang), dan menghindari stres. Ya, stres pada ibu hamil juga bisa berpengaruh terhadap kondisi janin dalam kandungan lho, Bu.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kapan pun Ibu mendapati kondisi yang tidak normal pada janin ya, misalnya ketika denyut jantung atau gerak janin tak terdeteksi selama beberapa hari agar segera diambil tindakan yang tepat.
Nah, semoga ulasan di atas bisa jadi pedoman bermanfaat buat Ibu yang saat ini tengah tak sabar menanti kehadiran sang buah hati, ya!
Penulis: Kristal
Editor: Dwi Ratih