Vibrator Saat Hamil, Bolehkah Digunakan?
Hamil bukanlah halangan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Terlebih jika kehamilan Ibu dikatakan normal dan tidak mengalami kendala yang berarti.
Sex saat hamil justru sangat disarankan untuk melepaskan stress yang dialami Ibu selama hamil. Nggak hanya itu seks saat hamil juga punya manfaat lain di antaranya dapat membakar kalori, membuat lebih nyenyak tidur, mengurangi rasa sakit, meningkatkan kekebalan tubuh, lebih bahagia, memperkuat otot panggul, dan meningkatkan kesehatan jantung.
Tapi kalau merasa belum puas dan ingin meraih kenikmatan lebih, bolehkah menggunakan vibrator saat hamil? Vibrator sendiri adalah alat bantu seks dengan penggetar elektrik yang busa digunakan oleh wanita tanpa atau dengan melibatkan pasangan. Agar lebih jelas mengenai hal ini, yuk simak ulasan berikut.
Bolehkah menggunakan vibrator saat hamil?
Jika melansir dari Boldsky para ahli kesehatan mengatakan bahwa vibrator aman digunakan sebagai penetrasi seksual saat hamil. Bahkan sejauh ini belum ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan sex toys dapat membahayakan kehamilan lho Bu.
Walau begitu, untuk menggunakan vibrator saat hamil ada baiknya tetap berkonsultasi dengan bidan atau dokter terlebih dahulu ya. Apalagi jika udia kandungan telah memasuki usia 37 minggu ke atas atau trimester ketiga.
Sebab, pada usia ini penggunaan vibrator saat hamil dikhawatirkan dapat memicu kontraksi terjadi sebelum waktunya dan menyebabkan kelahiran prematur. Meski beberapa ahli menyebutkan bahwa menggunakan vibrator saat hamil cukup aman namun penelitian lain mengatakan bahwa penggunaan vibrator saat hamil sangat berbahaya.
Manfaat menggunakan vibrator saat hamil
Tahukah Ibu ternyata vibrator mampu mewarnai kehidupan seks wanita dan memberikan beragam manfaat lho! Apalagi buat Ibu dan Ayah pejuang Long Distance Married (LDM), menggunakan vibrator saat hamil mungkin bisa jadi solusi. Berikut adalah manfaatnya:
- Menjadikan seks terasa lebih erotis;
- Membantu mencapai orgasme;
- Menangani masalah disfungsi seksual;
- Menangani vaginismus (otot vagina kencang saat berhubungan seksual dan menyebabkan rasa sakit yang disebut dispareunia); dan
- Meremajakan vagina dan memperbaiki elastisitas vagina.
Kondisi bumil yang tidak boleh menggunakan vibrator
Melansir Baby Center meskipun vibrator saat hamil cukup aman digunakan tapi ada kondisi di mana dokter melarang keras penggunaan vibrator saat hamil misalnya sebagai berikut:
- Ibu sering mengalami kontraksi rahim;
- Ibu mengalami komplikasi kehamilan;
- Ibu berisiko melahirkan prematur;
- Ibu memiliki masalah pada serviks;
- Ibu merasa tidak nyaman, vagina terasa sakit, nyeri bahkan iritasi; dan
- Air ketuban telah pecah sebelum waktunya atau sudah pecah sebelum menggunakan vibrator saat hamil.
Seks menggunakan vibrator yang aman
Hamil bukanlah halangan untuk merasa puas di ranjang ya Bu. Mengutip Parents jika Ibu tertarik menggunakan vibrator saat hamil berikut adalah tips amannya:
1. Pastikan alat tersebut bersih dan steril
Setrilkan vibrator baik sebelum maupun sesudah digunakan. Bersihkan vibrator sesuai dengan petunjuk pabriknya. Vibrator yang tidak bersih, dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri pada vagina.
Untuk membersihkan vibrator cukup gunakan sabun dan bilas dengan air hangat. Lalu keringkan dan simpan di tempat yang kering.
2. Gunakan dengan lembut
Vibrator umumnya lebih kaku dan lebih keras dari penis pria. Jadi ada baiknya gunakan vibrator dengan cara yang lembut saat memasukkannya ke dalam vagina ya Bu.
Memasukkan vibrator tanpa hati-hati dapat merusak lapisan vagina dan membuatnya menjadi infeksi. Hentikan pemakaian apabila merasakan kontraksi pada perut Ibu.
3. Baca aturan pakai dengan benar
Jangan lupa selalu membaca aturan pakai dengan benar ya Bu. Tujuannya agar alat tersebut tidak menyebabkan masalah pada kehamilan dan pada vagina Ibu.
4. Pilih pelumas yang aman
Jika Ibu hendak menggunakan pelumas, pastikan bahan pelumas tersebut aman digunakan Ibu hamil ya. Usahakan hindari pelumas berbahan mint atau gula karamel. Sebab kedua bahan ini akan memancing bakteri dan membuat vagina rentan terkena infeksi.
5. Pilihlah vibrator jenis eksternal
Ibu hamil disarankan untuk menggunakan vibrator eksternal. Sebab bahan vibrator internal biasanya terbuat dari plastik yang dapat dengan mudah mengiritasi serviks. Hal ini tentu membahayakan rahim yang dapat mempengaruhi kehamilan.
6. Jangan gunakan vibrator secara bergantian
Menggunakan vibrator yang tidak terjaga kebersihannya atau bergantian dengan orang lain akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi kuman dan virus berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit menular seksual terutama saat hamil. Bukan tidak mungkin hal ini justru akan sangat membahayakan janin.
7. Tak harus menggunakan vibrator
Agar Ibu tetap bisa menikmati kepuasan saat melakukan hubungan seks saat hamil, Ibu mungkin perlu melakukan pemanasan lebih lama. Mintalah Ayah untuk memijat perlahan bagian tubuh Ibu yang dirasa cukup membuat terangsang seperti pundak atau jari kaki. Dengan begitu Ibu mungkin akan merasa lebih terangsang dan mencapai kenikmatan orgasme yang diinginkan selama hamil.
Secara keseluruhan menggunakan vibrator saat hamil sebenarnya cukup aman ya Bu. Tapi semua kembali pads keputusan Ibu dan Ayah. Jangan lupa konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan alat ini ya!
Editor: Dwi Ratih