10 Cara Menstimulasi Let Down Reflex Saat Menyusui Bayi
Menyusui bayi memberikan banyak sekali pengalaman berbeda pada masing-masing Ibu. Mulai dari perbedaan kuantitas ASI, pengorbanan di balik proses menyusui bayi seperti kehilangan waktu tidur di malam hari, serta bagaimana semburan ASI Ibu ketika si kecil menyusu.
Let down reflex menjadi bagian penting dari menyusui bayi, di mana ASI mulai keluar dengan deras ketika bayi menyusu. Setiap ibu merasakan let down reflex yang berbeda-beda, bahkan beberapa ibu bisa tidak mengalami let down reflex sama sekali. Hal ini bisa dipicu oleh stres, rasa sakit, dan kelelahan.
Apa yang dimaksud let down reflex saat menyusui bayi?
Let down reflex adalah kondisi di mana ASI mengalir deras. Ketika bayi menghisap payudara, saraf jadi terstimulasi. Ini menyebabkan dua hormon yaitu prolaktin dan oksitosin terlepas ke aliran darah. Prolaktin membantu produksi ASI, sedangkan oksitosin menyebabkan payudara mendorong ASI keluar. Akibatnya, ASI kemudian terlepas deras melalui puting.
Beberapa ibu merasakan let down reflex seperti sensasi kesemutan di payudara atau payudara terasa nyeri, tapi ada pula sebagian Ibu yang tidak merasakan apapun ketika menyusui bayi.
Saat let down reflex terjadi, kebanyakan ibu merasakan perubahan pada pola menghisap bayi, dari hisapan yang kecil dan dangkal menjadi lebih kuat dan lebih lambat. Pada beberapa ibu, ketika mereka menyusui bayi atau memerah ASI dari satu payudara, ASI menetes dari payudara lainnya saat let down reflex terjadi. Let down reflex perlu terjadi untuk memastikan kalau Bunda memiliki persediaan ASI yang baik.
Kapan terjadi let down reflex?
Let down reflex terjadi ketika:
Tubuh memberi respon pada hisapan bayi di payudara
Ibu mendengar, melihat, atau memikirkan bayi
Ibu menggunakan pompa ASI, memerah dengan tangan, atau menyentuh payudara atau puting
Ibu melihat foto bayinya
Ibu mendengar bayinya atau bayi lain menangis.
Bunda, let down reflex umumnya terjadi 2 sampai 3 kali saat menyusui bayi. Kebanyakan ibu hanya merasakan let down reflex yang pertama. Reflex ini tidak selalu konsisten, khususnya di awal-awal menyusui bayi, tapi setelah beberapa minggu menyusui bayi atau memompa ASI secara teratur, reflex ini menjadi respon yang otomatis. Let down reflex bisa juga terjadi karena bentuk stimulasi lain pada payudara, seperti oleh pasangan.
Cara memicu let down reflex
Let down reflex bisa dipengaruhi oleh stres, rasa sakit, dan rasa lelah. Ada banyak hal yang bisa Ibu coba bila mengalami kesulitan memperoleh let down reflex, antara lain:
Ketika Ibu menyusui atau memerah ASI, tarik nafas perlahan dan dalam. Beberapa ibu merasa tertolong ketika minum air hangat lebih dulu atau mendengarkan musik yang menenangkan. Lakukan teknik pernafasan dalam, atau pijat leher dan bahu. Suhu hangat juga bisa membantu, misalnya dengan mandi air hangat atau menggunakan kompres hangat beberapa menit sebelum mulai menyusui bayi.
Pastikan pelekatan bayi di payudara sudah tepat. Pelekatan yang tepat membuat bayi bisa mengosongkan payudara dengan lebih baik.
Menyusui bayi atau memerah ASIdi lingkungan yang familiar dan nyaman.
Perlahan pijat payudara sebelum menyusui bayi. Pijatan mengarah ke puting dengan tangan atau ujung jari. Perlahan putar puting di antara jari-jari Ibu.
Lihat dan pikirkan bayi Ibu. Saat memerah ASI, Ibu merasa lebih mudah memompa ketika berada dekat dengan bayi. Bila jauh dari bayi, Ibu bisa terbantu dengan memIbungi foto bayi.
Selalu siapkan satu gelas air putih di dekat Ibu.
Orang yang memberi dukungan juga bisa membantu memijat punggung dan bahu untuk membantu Ibu rileks. Beberapa ibu, lebih memilih memerah atau menyusui bayi di tempat yang privat karena merasa tertekan bila ada yang melihat mereka sedang menyusui bayi.
Aliran ASI bisa sangat deras, terutama di awal. Aliran yang cepat ini bisa membuat bayi jengkel, tapi ini bukan berarti Ibu kelebihan ASI. Ini bisa diatasi dengan memerah sebelum menyusui bayi dan sedikit memiringkan tubuh serta menyendawakan bayi setelah beberapa menit pertama menyusu. Bila terus mengalami masalah, konsultasikan dengan konsultan laktasi ya, Bu.
Tanda let down reflex yang baik
Wajar bila let down reflex tidak terasa begitu kuat ketika bayi semakin besar. Beberapa ibu tidak pernah merasakan let down reflex, dan seiring waktu beberapa ibu tidak lagi merasakan sensasinya. Ini tidak selalu mengindikasikan let down reflex tidak terjadi.
Berikut ini beberapa tanda let down reflex yang sehat dan baik:
Di beberapa minggu pertama, ibu mengalami kram rahim selama let down reflex terjadi
Bayi mengubah pola menghisap dari pendek di awal menyusu menjadi lebih lama dan ritmis setelah sekitar satu menit menyusu
Ibu merasa tenang, rileks, dan mengantuk
Ibu mengalami sensasi haus ketika menyusui bayi
Bayi menelan lebih sering. Suara menelan seperti udara keluar dari hidung bayi dan Ibu biasanya melihat otot yang bergerak di depan telinga bayi, membuat tampilan daun telinga bayi bergerak perlahan.
Kadang ibu akan mengalami gejala lain seperti rasa gatal, mual, sakit kepala, atau emosi negatif.
Mengatasi let down reflex tak terduga
Hingga Ibu dan bayi terbiasa dengan aktivitas menyusui, banyak sensasi dan pikiran yang bisa memicu let down reflex. ASI yang merembes memang memalukan, tapi insiden ini akan berhenti setelah rutinitas menyusui bayi terbentuk. Hingga hal ini terjadi, Ibu tetap bisa menyusui bayi secara teratur, gunakan tekanan yang tegas pada payudara ketika Ibu merasakan sensasi let down, gunakan bantalan payudara, dan kenakan pakaian yang dapat menyamarkan noda ASI.
Di hari-hari awal menyusui Ibu merasa rahim berkontraksi ketika let down reflex terjadi, terutama bila ini bukan pertama kali Ibu menyusui.
Let down reflex yang lambat
Wajar bila ibu mengalami kesulitan memperoleh let down reflex ketika memompa dibanding ketika menyusui bayi. ASI memang tersedia tapi Ibu kesulitan mengeluarkannya. Beberapa ibu juga mengalami let down yang kurang baik ketika bayi menyusu.
Banyak hal bisa menyebabkan let down yang lambat seperti rasa cemas, rasa sakit, malu, stres, cuaca dingin, konsumsi kafein berlebihan, merokok, minuman beralkohol, atau penggunaan beberapa jenis obat. Ibu yang menjalani pembedahan payudara bisa mengalami kerusakan saraf yang mengganggu let down reflex. Pada situasi stres yang ekstrim, pelepasan adrenalin pada tubuh ibu bisa menurunkan atau menahan hormon yang membantu let down.
Kadang bayi rewel dan melepas payudara ketika let down melambat, yang membuat ibu stres dan membuat let down semakin lambat. Ibu bisa gunakan teknik relaksasi untuk mengatasi hal ini.
Cara memicu let down reflex ketika memompa ASI
Ibu mungkin sudah menyadari kalau let down reflex jadi kunci untuk mendapat volume ASI yang baik. Kita tahu kalau memompa kadang menyebabkan frustrasi ketika ASI tidak mengalami let down reflex.
Berikut ini beberapa tips untuk membantu Ibu memperoleh let down reflex, sehingga sesi memompa jadi produktif:
Corong hisap (flange) yang tepat
Menggunakan ukuran flange yang tepat untuk ukuran puting akan membantu let down dan juga mencegah cedera. Pilih flange yang tidak terlalu longgar atau tidak terlalu kencang.
Kecepatan pompa
Penelitian telah menunjukkan kalau ibu memproduksi lebih banyak ASI ketika pompa menyerupai pola menyusu bayi, dari kecepatan cepat (seperti kecepatan yang bayi gunakan pada awal menyusu untuk menstimulasi let down) menjadi kecepatan yang lebih rendah (seperti pola menghisap bayi yang lebih lambat ketika ASI telah keluar). Beberapa pompa menggunakan pola ini secara otomatis. Jika tidak, Ibu bisa secara manual menyesuaikan kecepatan pompa, mulai dengan kecepatan cepat dan berganti ke kecepatan lebih lambat setelah merasa ASI mulai keluar.
Hisapan pompa
Memilih pompa ASI dengan daya hisap yang tepat jadi hal penting berikutnya untuk memperoleh let down. Sebaiknya Ibu menggunakan pompa dengan hisapan yang cukup ringan sehingga tidak menyebabkan cedera tapi cukup kuat untuk Ibu merasakan stimulasinya. Kebanyakan ibu membutuhkan eksperimen untuk menemukan yang tepat.
Bila Ibu khawatir hisapan pompa tidak memadai karena kerusakan atau pompa telah cukup lama digunakan, konsultan laktasi bisa memeriksa hisapan pada pompa ASI Ibu.
Pompa ganda
Semakin tinggi stimulasi saat memompa kedua payudara di waktu bersamaan membuat Ibu lebih mudah memproduksi let down. Ini sekaligus memperpendek waktu memompa Ibu. Bra khusus bisa membantu Ibu menggunakan pompa ganda.
Pijat payudara
Sedikit pijatan lembut di payudara sebelum memompa membantu menstimulasi let down, karena saraf di payudara dan puting mengirim pesan ke otak untuk let down ASI. Pijat atau kompres selama memompa juga bisa membantu.
Lakukan hands-on pumping
Penelitian telah menunjukkan kalau memerah ASI dengan tangan sebelum dan setelah menggunakan pompa dapat menstimulasi lebih banyak ASI. Ini dikenal dengan istilah hands on pumping.
Pikirkan si kecil
Membayangkan sedang bersama bayi baik dengan melihat foto, mendengar suara, atau mencium bau tubuhnya bisa meningkatkan hormon oksitosin dan membantu memperoleh let down reflex.
Rileksasi dan visualisasi
Pernafasan dalam, musik yang menenangkan, atau kenyamanan lain yang membuat Ibu rileks juga membantu menghasilkan let down.
Suhu hangat
Beberapa ibu merasa suhu hangat, dalam bentuk kompres di payudara atau mandi air hangat, membantu membuat tubuh rileks dan lebih mudah memicu let down.
Cari bantuan
Ada banyak orang, mulai dari para Ibu lainnya yang juga sedang dalam masa menyusui bayi sampai konsultan laktasi yang bisa membantu Ibu. Jangan ragu menghubungi mereka, ya.
Let down reflex terasa sakit
Kadang let down refleks menimbulkan rasa sakit. Payudara yang bengkak dan terasa keras, nyeri pada puting, atau ASI yang berlebihan jadi masalah menyusui yang bisa menyebabkan rasa sakit selama let down. Rasa sakit lainnya bisa karena kontraksi rahim yang intens dan sangat tidak nyaman, terutama di beberapa minggu awal setelah bayi lahir. Dan rasa sakit yang tajam di payudara bisa jadi tanda Ibu terkena thrush (infeksi jamur).
Let down yang terasa sakit membuat proses menyusui bayi menjadi tidak nyaman, ibu jadi kurang sering menyusui, persediaan ASI menurun, dan bayi disapih terlalu dini. Lakukan hal berikut bila let down terasa sakit:
Atasi puting yang terasa sakit, bengkak pada payudara, atau persediaan ASI berlebihan.
Hubungi dokter bila mengira Ibu mengalami thrush.
Tanyakan ke dokter apakah Ibu perlu mengonsumsi obat pereda sakit seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Let down reflex yang hiperaktif
Bila Ibu mengalami let down reflex yang kuat atau hiperaktif, ini bisa menyebabkan bayi muntah, tersedak, dan batuk ketika menyusu. Bayi bisa menelan banyak udara ketika menelan ASI dan sulit menyesuaikan dengan aliran ASI yang sangat cepat. Menghirup udara membuat bayi bergas dan rewel.
Berat badan bayi juga bertambah sangat cepat dan menunjukkan tanda kolik. Ibu dengan let down yang kuat biasanya juga memiliki persediaan ASI yang berlebihan.
Lakukan hal berikut bila let down reflex Ibu sangat kuat:
Perah ASI sebelum mulai menyusui bayi. Biarkan let down pertama terjadi sebelum meletakkan bayi di payudara.
Coba terapkan posisi menyusui laid back. Berbaring telentang dan letakkan bayi di atas tubuh Ibu agar ia menghisap melawan gravitasi. Posisi menyusui bayi ini bisa membantu memperlambat aliran ASI dan bayi lebih mudah menyusu.
Sendawakan bayi selama dan setelah menyusu untuk membantu mengeluarkan udara yang mungkin tertelan.
Susui bayi hanya di satu payudara di tiap sesi menyusui bayi.
Bila bayi muntah atau tersedak, lepaskan dari payudara, keluarkan ASI dengan pompa atau melalui teknik memerah dengan tangan, lalu coba susui bayi kembali.
Hiperlaktasi dan let down reflex
Bunda, atasi persediaan ASI yang berlebihan untuk memperoleh let down reflex yang baik. Sesuaikan persediaan ASI Ibu untuk memenuhi kebutuhan bayi:
Jangan menurunkan persediaan ASI selama 4 sampai 6 minggu pertama menyusui bayi. Di saat ini persediaan ASI akan meningkat dengan cepat dan wajar bila bayi mengalami masalah bahkan dengan persediaan ASI atau let down yang normal di minggu-minggu awal.
Bila berat badan bayi bertambah lebih cepat dari rata-rata, susui bayi hanya dari satu payudara per sesi menyusu. Bila berat badan bayi tidak bertambah sama sekali, sebaiknya Ibu tidak menurunkan persediaan ASI sebelum berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi.
Salah satu metode menurunkan persediaan ASI yang berlebihan tanpa membatasi bayi menyusu disebut block feeding:
Bila bayi selesai menyusu di satu payudara dan ingin melanjutkan menyusui, kembalikan bayi ke payudara pertama.
Bila payudara lain terasa tidak nyaman, pompa sedikit ASI hingga Ibu merasa lebih nyaman lalu gunakan kompres dingin. Pompa lebih sedikit ASI hingga Ibu merasa nyaman tanpa memompa.
Diantara waktu menyusui, coba gunakan kompres dingin pada payudara selama 30 menit. Ini bisa mengurangi aliran darah dan produksi ASI, serta mengatasi rasa tidak nyaman.
Bila block feeding tidak berhasil setelah satu minggu, ada baiknya Ibu mendapat bantuan dari dokter atau konsultan laktasi. Ada kemungkinan penurunan persediaan ASI terlalu banyak jika menggunakan metode block feeding, jadi Ibu perlu berhati-hati menerapkan teknik ini.
Jangan batasi waktu menyusui bayi, saat bayi perlu menyusu cukup kembalikan bayi ke payudara yang sama.
Cara lain yang berhasil untuk sebagian ibu adalah berganti payudara lebih sering selama menyusui bayi.
Metode selanjutnya yang bisa Ibu coba adalah full drainage and block feeding (FDBF), di mana payudara pertama dikosongkan (biasanya dengan menggunakan pompa elektrik ganda) lalu lakukan block feeding, mulai dengan 3 jam untuk tiap payudara.
Bila Ibu merasa waktu menyusui bayi termasuk kurang, waspadai kemungkinan Ibu mengalami kelenjar ASI tersumbatdan mastitis.
Hindari stimulasi payudara berlebihan, misalnya dengan memompa yang tidak perlu atau kompres terlalu lama.
Jangan khawatir apabila cara-cara di atas tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah Ibu saat menyusui bayi. Banyak ibu merasa persediaan ASI yang berlebihan dan let down yang cepat berangsur membaik setidaknya setelah 12 minggu. Di waktu ini, terjadi perubahan hormon yang membuat persediaan ASI lebih stabil dan lebih sesuai dengan jumlah ASI yang bayi butuhkan.
(Ismawati & Yusrina)