11 Faktor Yang Membuat Bayi Menangis Setelah Selesai Menyusu
Menyusu tidak hanya membuat bayi mendapat nutrisi yang ia butuhkan. Si kecil juga merasakan kehangatan, kenyamanan, dan cinta dari ibu. Tapi bagaimana jika bayi menangis setelah disusui? Ia melepaskan payudara, menekuk punggungnya, dan menangis. Apakah ini berarti ia sudah kenyang atau tidak suka menyusu?
Orang-orang di sekitar Anda mungkin akan mulai berkomentar, mulai dari mengatakan kalau ASI Anda tidak cukup dan menyarankan Anda untuk memberikan si kecil susu formula.
Minum Dari Botol Tidak Sama Dengan Menyusu Pada Payudara
Ketika bayi menyusu dari payudara, ia bisa menghisap untuk mendapat ASI atau menghisap tapi tidak mendapat ASI. Ia bahkan bisa berada di payudara ibu tapi tidak menghisap sama-sekali. Tapi ketika bayi minum dari botol, ia tidak bisa melakukannya. Ketika menghisap, ia akan selalu mendapat aliran susu. Bayi menghisap bukan hanya ketika merasa lapar. Bayi menghisap bisa untuk menenangkan diri ketika kelelahan atau kesakitan. Bila ia menghisap dari botol, tak ada pilihan kecuali meminumnya. Dengan begitu, bayi mendapat lebih banyak susu dari botol padahal ia tidak membutuhkannya.
Penyebab Kenapa Bayi Menangis Setelah Menyusu
1. Kelelahan
Bayi yang lelah akan menangis setelah menyusu. Beberapa bayi baru lahir tertidur dengan tenang setelah menyusu. Banyak bayi yang sehat akan mengalami masa rewel setiap hari dengan banyak menangis dan sedikit tidur. Selama periode ini, bayi sering menyusu tapi sebentar-sebentar. Biasanya setelah rewel, bayi mulai menyusu, lalu tertidur dan kembali terbangun dan menangis ketika payudara dilepas atau diletakkan di tempat tidur. Siklus ini bisa berlangsung selama berjam-jam, tapi akan mereda saat usianya sekitar 3 bulan.
2. Tumbuh Gigi
Bayi lebih sering menangis, termasuk setelah menyusu, ketika ia sedang tumbuh gigi. Ini terjadi karena bayi mengalami nyeri gusi ketika menghisap.
3. Perhatian Bayi Teralihkan
Bayi usia lebih dari 3 bulan bisa mudah teralihkan oleh lingkungan sekitar. Biasanya bayi di usia ini ingin melihat sumber suara yang ia dengar dan menolak payudara. Bila Anda tidak memberi kesempatan untuknya melihat apa yang terjadi dan tetap memaksanya ke payudara, ia akan kesal dan mulai menangis.
4. Ingin Disendawakan
Bayi akan melepas payudara dan menangis bila perlu disendawakan. Coba sendawakan bayi di saat pergantian payudara dan setelah menyusui. Anda bisa melakukannya dengan menempatkan tubuhnya di bahu. Bila bayi tidak bersendawa setelah beberapa menit, lanjutkan ke aktivitas selanjutnya seperti mengganti popok atau menyusui di payudara lain. Si kecil akan bersendawa bila ia sudah siap. Tidak semua bayi perlu bersendawa setelah tiap kali menyusu, terutama bayi yang minum ASI. Ketika bayi mulai bisa bergerak lebih bebas dan bisa duduk tegak di usia sekitar 4 sampai 6 bulan, ia bisa bersendawa sendiri.
5. Hidung Tersumbat
Bila bayi mengalami hidung tersumbat, ia akan kesulitan mengatur nafas dan menghisap ketika menyusu, jadi ia akan melepas payudara dan menangis. Coba posisikan tubuh bayi tegak ketika menyusu. Pastikan dagunya menyentuh payudara Anda dan hidungnya tidak terhalang apapun. Dekatkan dadanya di tubuh Anda dan tahan bagian belakang bahunya.
6. Stres
Bayi sensitif terhadap perasaan ibu. Ia lebih tenang ketika orang yang merawatnya merasa rileks dan jadi rewel bila yang merawatnya itu sedang stres. Bayi akan lebih sering menangis, termasuk setelah menysu, selama Anda mengalami stres.
7. Aliran ASI Tidak Seperti Keinginan Bayi
Beberapa bayi menangis ketika menyusu karena aliran ASI yang cepat atau lambat. Bila bayi berhenti menyusu segera setelah ASI mengalir dan batuk atau tersedak, kemungkinan aliran ASI Anda terlalu cepat. Tapi ada juga bayi yang jadi tidak sabar bila aliran ASI lambat keluar atau alirannya melambat. Bayi bisa menarik diri, menekuk punggung, dan menangis.
Solusinya, kompres payudara untuk membantu memperlancar aliran ASI. Bila kompres tidak lagi membantu, susui bayi di payudara lain. Bila si kecil kembali rewel, ganti posisi menyusui hingga ia tidak lagi ingin menyusu.
8. Sedang Tidak Ingin Menyusu
Bila bayi menangis ketika ditawarkan payudara, atau menghisap sedikit lalu menangis, mungkin ia memang tidak mau menyusu saat ini atau ia sudah kenyang. Setelah berusia 3 bulan, beberapa bayi selesai menyusu dalam beberapa menit. Tangisan bayi bisa jadi indikasi kalau ia sudah selesai dan ingin berhenti. Kadang bayi hanya ingin menghisap untuk merasa nyaman, bukan untuk mendapatkan ASI. Bunda bisa coba tenangkan si kecil dengan mengayun tubuhnya atau melakukan kontak kulit dengannya.
9. Refluks Asam
Penyebab kolik pada bayi adalah refluks asam, kondisi yang dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease atau GERD. GERD bisa terjadi pada bayi, anak usia sekolah, dan berupa heartburn pada orang dewasa.
Bila berat badan bayi tidak bertambah seperti yang seharusnya, menangis lebih sering setelah menyusu, dan banyak gumoh, Anda perlu berkonsultasi ke dokter tentang tes GERD. Banyak bayi yang mengalami gumoh, tapi sedikit yang mengalami GERD yang bisa disebabkan oleh produksi asam perut yang melebihi normal.
Pada kebanyakan kasus, diagnosa bayi refluks didasarkan pada gejala yang ditunjukkan bayi. Bila dokter mencurigai kasus yang parah, ada beberapa tes untuk mendiagnosa refluks bayi, berupa biopsi usus bayi atau penyinaran dengan sinar-X.
10. Lebih Suka Satu Payudara Saja
Kadang bayi melepas payudara dan menangis karena ia ingin mengganti ke payudara lain. Ini terjadi bila si kecil lebih menyukai satu payudara saja.
11. Alergi Atau Sensitif Pada Makanan
Beberapa bayi, khususnya bayi yang menerima ASI, bisa mengalami alergi makanan tertentu yang dimakan ibu. Kebanyakan berupa protein susu sapi di ASI. Tapi hanya sekitar 0,5 hingga 1 persen bayi ASI eksklusif yang alergi pada protein susu sapi. Penyebab lainnya adalah telur, jagung, dan kedelai.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter bila bayi sangat rewel setelah menyusu dan mengalami gejala lain seperti feses berdarah. Coba hindari makanan penyebab alergi berupa produk susu, telur, dan jagung pada 6 minggu pertama usia bayi untuk mengatasi kolik.
Makanan tertentu seperti brokoli mentah dan cokelat juga bisa menyebabkan bayi rewel berlebihan lho Bun. Bila si kecil mengalami kolik, Anda tentu akan melakukan apapun untuk mengatasi tangisan bayi. Jika ingin tahu apakah pola makan Anda mempengaruhi perilaku bayi, mulailah dengan membuat jurnal makanan dan menuliskan reaksi bayi setelah tiap kali Anda makan makanan tertentu. Selanjutnya Anda bisa batasi jumlah makanan satu per satu dan melihat apakah asupan Anda terhadap makanan tertentu memberi pengaruh pada perilaku bayi. Yang perlu diingat, alergi jarang terjadi dan pastikan memonitor gejala lainnya seperti darah pada feses.
(Ismawati)