Ibupedia

11 Jenis Gerakan Bayi dan Tips Stimulasi Yang Tepat!

11 Jenis Gerakan Bayi dan Tips Stimulasi Yang Tepat!
11 Jenis Gerakan Bayi dan Tips Stimulasi Yang Tepat!

Setiap bayi dilahirkan dengan anugerah. Mereka yang tampaknya belum dapat berbicara, rupanya mampu berkomunikasi dengan Ibu, Ayah, atau pengasuhnya untuk menyampaikan maksud hatinya. Tentunya cara bayi mengungkapkan keinginannya ini tidak sama dengan orang dewasa. Jika orang dewasa cukup dengan bicara jelas, bayi punya cara tersendiri untuk berkomunikasi. Menangis adalah hal yang mendasar yang bisa bayi lakukan untuk menyampaikan perasaannya. Tak jarang, bayi berusia di atas 10 bulan pun masih menggunakan tangisan sebagai medianya berkomunikasi.

Namun Ibu pasti menyadari bahwa bayi Ibu seringkali tidak hanya menangis saat berkomunikasi.  Bayi juga akan membuat gerakan-gerakan yang rupanya memiliki makna. Gerakan bayi tersebut dapat berarti sama untuk semua bayi yang hidup di dunia lho, Bu. Menakjubkan, bukan? Lantas, gerakan bayi seperti apa saja sih yang biasanya bayi lakukan untuk berkomunikasi dengan Ibu? Yuk, kita simak penjelasan berikut:

  1. Bruxism (Menggemeretakkan gigi)

    Bruxism adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan perilaku menggemeretakkan gigi. Menurut paparan dr. Meta Hanindita dalam bukunya, Mommyclopedia: Panduan Lengkap Merawat Batita 1-3 tahun, perilaku menggemeretakkan gigi atau menggesekkan gigi saat tidur biasa dialami oleh bayi usia 12 bulan ke atas. Kebiasaan ini akan semakin berkurang saat gigi susunya telah berganti menjadi gigi permanen.

    Berbeda halnya jika orang dewasa yang mengalami bruxism, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Namun, bruxism sebagai salah satu gerakan bayi ini sangat wajar terjadi, sehingga Ibu tidak perlu khawatir ya.

  2. Rooting Reflex

    Rooting Reflex merupakan refleks mencari yang bayi lakukan saat ia sedang lapar. Ibu akan lebih mudah mengetahui apakah bayi Ibu yang baru lahir sedang lapar melalui rooting reflex ini. Gerakan bayi yang satu ini ditandai dengan kepala dan mulut bayi yang seperti mencari-cari saat Ibu menempelkan jari di pipinya. Biasanya kepala dan mulut bayi akan mengikuti arah sentuhan Ibu. Gerakan bayi ini dapat juga diikuti dengan mulut yang mengecap, lidah yang bergerak-gerak, bahkan sampai tangan mungilnya yang masuk ke dalam mulut.

    Penanda lapar ini bisa beragam bentuknya. Seperti dijelaskan dalam buku Mommyclopedia: Tanya Jawab tentang Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak, gerakan bayi sebagai refleks mencari ini bisa berupa: kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, bayi Ibu juga membuka dan mengerutkan mulutnya, bahkan bisa membuatnya menangis karena tidak mendapatkan penawar lapar dan haus yang diinginkannya. Jika bayi Ibu menangis, tandanya ia sudah sangat kelaparan. 

    Yang perlu Ibu lakukan untuk merespons dan menenangkannya adalah dengan segera menyusui bayi (bila masih menyusu). Ibu juga bisa segera menawarkan makanan berat atau ringan sesuai jadwal makan, bila bayi sudah mulai diberi MPASI.

  3. Melekukkan Punggung

    Pernahkah selama Ibu menjalani masa kehamilan, Ibu merasakan sensasi panas di dada, seperti ingin serdawa namun terasa sedikit sakit dan tidak nyaman? Ibu tengah mengalami heartburn. Faktanya, heartburn juga dapat terjadi pada bayi. Saat itu terjadi, bayi akan melekukkan punggungnya, seolah ingin menyamankan bagian depan tubuhnya. Bila gerakan bayi ini dilakukan saat ia tengah makan, maka kemungkinan GERD sedang terjadi.

    GERD merupakan singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease, di mana asam lambung naik dan mengiritasi esofagus. Selain itu, seperti dilansir dalam artikel GERD and Acid Reflux in Infants and Children, gerakan bayi ini diakibatkan oleh pencernaan bayi yang belum sempurna sehingga membuat sensasi tidak nyaman ini terjadi. Melekukkan punggung dapat bayi lakukan di usia berapa pun, dan biasanya semakin berkurang saat menginjak usia di atas 1 tahun. Pada bayi berusia 0-3 bulan, gerakan bayi akan cenderung seperti menggeliat dan rewel.

    Hal yang dapat Ibu lakukan jika bayi Ibu tengah mengalami ini adalah dengan menggendong  dan menenangkannya. Hentikan dulu sesi makan dan beri ia air putih. Penting untuk memberinya jeda dari kegiatan makannya saat ia merasa tidak nyaman, karena sudah tentu bayi tidak lagi tertarik dengan makanannya.

  4. Berteriak Sambil Menangis Histeris

    Berteriak sambil menangis histeris biasanya dilakukan ketika bayi sudah lebih besar. Gerakan bayi satu ini biasanya diikuti dengan tangan yang menggenggam dan ekspresi wajah yang kesal. Hal ini juga dapat kita sebut sebagai tantrum. Si kecil masih dalam fase perkembangan emosionalnya dan belum dapat mengutarakan apa yang sedang ia rasakan dengan baik. Sehingga saat ia bingung, ia akan memilih tantrum sebagai medianya menyalurkan perasaan. Pada saat itu terjadi, si kecil cenderung tidak mengerti perkataan atau maksud Ibu. Sehingga ia merasa bingung dan memilih untuk berteriak sambil menangis.

    Bayi Ibu juga bisa merasa kesal. Misalnya saat Ibu tidak memperhatikannya atau ia merasa Ibu tidak mengerti maksudnya. Bayi akan memilih meluapkan kekesalannya sambil melakukan gerakan-gerakan yang menurut ia dapat menyalurkan emosinya. Saat lapar, lelah, jealous terhadap saudaranya, bahkan saat ia merasa gagal membangun mainan baloknya pun dapat memicu gerakan bayi yang berlebihan sembari tantrum.

    Jika Ibu memperhatikan lebih teliti, Ibu akan mendapati si kecil suka menarik-narik tangan Ibu untuk minta bantuan memperbaiki mainannya, atau minta digendong saat Ibu sedang menggendong adik yang lebih kecil.

    Gerakan bayi ini sangat lazim dialami anak usia 1-3 tahun. Yang perlu Ibu lakukan adalah tetap tenang, peluk bayi Ibu dan bersabarlah. Tunggulah sampai ia lebih rileks dan jangan katakan apa pun. Setelah tenang, Ibu dapat mulai mengajaknya bicara dengan baik dari hati ke hati tentang apa yang baru saja bayi lakukan. 

  5. Kaki Menendang Terus-Menerus

    Selain menangis, kaki menendang adalah gerakan yang paling sering dilakukan bayi sejak usia awal kelahiran. Tahukah Ibu, rupanya hal ini dapat berarti beberapa hal lho. Pertama, bila gerakan bayi disertai senyuman, artinya bayi Ibu sedang senang dan ingin mengajak Ibu bermain. Bisa jadi, bayi sedang sangat bersemangat dengan apa yang Ibu tunjukkan padanya atau sangat menyukai mainan yang Ibu beri.

    Kedua, jika gerakan bayi ini dilakukan dengan bermuka masam, tandanya ia sedang kesal. ada juga bayi yang menendang terus-menerus sambil menggenggam tangannya saat kesal.

    Ketiga, jika gerakan bayi Ibu disertai tangisan, bisa jadi ia sedang lapar. Atau mungkin ada yang membuatnya tidak nyaman. Misalkan popoknya perlu diganti, atau ia merasa gatal tapi tidak bisa menggaruknya, bisa juga karena ia merasa gerah.

    Gerakan bayi yang seperti ini biasanya dilakukan di usia 0-10 bulan. Ibu perlu melakukan pengecekan dan cari tahu apa yang memicu gerakan bayi tersebut. Lakukan dengan tenang supaya bayi Ibu juga merasa tenang dan nyaman.

  6. Menyentuh dan Menarik Telinga

    Jika Ibu banyak membaca jurnal bayi atau buku-buku kesehatan bayi, Ibu mungkin akan menemukan tentang adanya penyakit infeksi telinga pada bayi. Salah satu cirinya adalah bayi suka menyentuh telinganya. Tetapi, bila bayi ibu sering menyentuh telinganya tanpa diikuti dengan rewel, susah tidur, atau demam tinggi, harusnya Ibu tidak perlu cemas.

    Gerakan bayi berupa sentuhan dan tarikan pada telinganya sendiri ini sebenarnya bukanlah hal yang perlu terlalu dikhawatirkan. Tahukah Ibu, bahwa ternyata si kecil hanya baru menyadari sesuatu, seperti “Wah, aku punya telinga”. Masa-masa awal kehidupannya memang membuat bayi banyak penasaran. Tak hanya penasaran dengan apa yang ia lihat, tapi juga penasaran dengan apa yang ada di tubuhnya. Ibu mungkin akan melihat bayi Ibu sering menarik bajunya untuk melihat gambar apa yang ada di sana. Atau Ibu juga akan melihat saat si kecil tertarik dengan pusarnya sendiri. Sama halnya dengan telinga. Bayi Ibu hanya sedang penasaran dan baru menyadari bahwa ada bagian tubuhnya yang bisa ia sentuh.

    Kebiasaan ini terjadi di usia sekitar 12 bulan ke atas. Pada fase ini, bisa menjelaskan pada si kecil benda apa sih yang sedang ia sentuh. Dampingi juga agar jangan sampai ia melukai bagian tubuhnya sendiri.

  7. Menggenggam dengan Sangat Kuat

    Gerakan bayi yang satu ini bisa dibilang sering terjadi. Biasanya, bayi yang stres atau lapar akan menggenggam tangannya kuat-kuat. Bayi usia 0-3 bulan cenderung menggenggam tangannya untuk menunjukkan bahwa ia butuh susu lagi atau sebagai tanda bahwa si kecil sedang lapar. 

    Jika bayi Ibu lapar, segera susui dan perlahan lepaskan genggaman tangannya agar tak melukai dirinya. Namun bila bayi Ibu sedang stres, Ibu bisa menggendongnya sambil menyanyikan lagu favoritnya.

  8. Menekuk Lutut Hingga ke Perut

    Gerakan bayi ini menunjukkan bahwa ada yang sedang terjadi di dalam tubuhnya yang membuat bayi merasa tidak nyaman. Di usia 3 bulan, bayi dapat merasakan kembung pada perutnya. Karena merasa perutnya penuh dengan angin, secara natural bayi akan menekuk lututnya hingga ke perut membentuk sudut 90º. Posisi ini akan membantu si kecil mengeluarkan udara berlebihan di perutnya.

    Bayi yang mengalami konstipasi juga akan melakukan hal yang sama. Saat si kecil kesulitan mengeluarkan fesesnya dan merasakan perutnya tak nyaman, tak jarang si kecil akan mengalami kolik. Biasanya bayi yang konstipasi adalah bayi yang baru memulai MPASI-nya. Adanya peralihan tekstur makanan dari ASI ke makanan padat, membuat pencernaannya tengah menyesuaikan diri. Seringkali bayi Ibu yang baru mulai makan akan melakukan gerakan ini untuk membantunya buang air besar.

    Yang perlu Ibu lakukan adalah membantunya dengan menekuk lutut, lalu meluruskannya lagi, kemudian diulangi kembali menekuk lututnya, seperti memeragakan cara mengayuh sepeda. Ibu juga bisa memberikan minyak telon yang hangatnya pas untuk perut kecilnya. Bahkan, Ibu bisa mencoba pijat I Love You di perutnya untuk membantunya melegakan konstipasi.

  9. Terjadinya Moro Reflex

    Pernahkah Ibu mendapati gerakan bayi yang sedang nyenyak tertidur kemudian tiba-tiba terkejut? Seperti ada sesuatu yang mengagetkannya. Ada mitos yang menyebutkan bahwa gerakan bayi tersebut adalah akibat Ibu tidak menggebrak tempat tidur dulu sebelum meletakkan bayi setelah pulang dari Rumah Sakit. Padahal, tahukah Ibu bahwa sebetulnya ada penjelasan ilmiah untuk gerakan terkejut ini?

    Refleks kejut yang dilakukan bayi di usia awal kehidupannya itu disebut dengan Moro Reflex. Refleks kejut ini normal terjadi di usia 0-4 bulan. Yang perlu Ibu lakukan saat bayi Ibu mengalami Moro Reflex adalah menenangkannya kembali. Bisa dengan cara menepuk-nepuk pelan lengan atau pahanya untuk menidurkannya kembali. Bila si kecil sampai terbangun saat Moro Reflex terjadi, Ibu dapat menggendong dan mengayunnya sampai bayi kembali terlelap.

  10. Mengalihkan Pandangan

    Seringkali setelah Ibu mengekspresikan sesuatu atau menawarkan mainan, bayi justru mengalihkan pandangannya dan fokus pada hal lain. Ibu tidak perlu kecewa ya. Gerakan bayi ini bukan berarti bayi tidak menyukai Ibu. Bayi akan mengalihkan pandangan atau perhatiannya jika ia mulai tidak tertarik lagi dengan apa yang Ibu lakukan. Mungkin ia ingin berganti mainan, atau ada hal lain di sekitarnya yang menarik perhatiannya.

    Gerakan bayi ini biasa terjadi di usia 0-12 bulan. Ibu cukup mengganti gerakan Ibu di hadapan bayi atau  menawarkan mainan yang berbeda agar ia kembali fokus bermain bersama Ibu.

  11. Menggosok Mata

    Bayi yang lelah dan mengantuk akan menggosok matanya menggunakan tangan mungilnya. Merujuk pada laman www.happiestbaby.com, gerakan menggosok mata akan dilakukan bayi jika ia ingin memberitahu Ibu bahwa ia butuh tidur. Biasanya akan diikuti dengan menguap. Gerakan bayi ini dapat terjadi di usia 3 bulan hingga usia bayi menginjak 3 tahun. Bahkan kita yang orang dewasa sekalipun secara tidak sadar juga pernah menggosok mata saat mengantuk, bukan? Jika bayi Ibu sudah mulai menggosok-gosokkan matanya, Ibu bisa mulai mengajaknya tidur dengan bersenandung atau mengayunnya dalam gendongan.

Beragam jenis gerakan bayi yang mampu si kecil lakukan juga menandakan bahwa bayi Ibu dalam keadaan sehat dan motoriknya berkembang dengan baik. Selain memperhatikan arti gerakan bayi, Ibu juga bisa menstimulasi gerakan bayi dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Pijat Bayi: Pijat bayi Ibu dengan lembut di titik-titik tertentu. Ibu dapat mencari referensi gerakan pijat bayi pada tenaga kesehatan ahli seperti bidan atau dokter anak untuk melakukan pijat bayi yang aman. Bila Ibu biasa memijat bayi di tukang pijat, pastikan yang bersangkutan memiliki sertifikasi terpercaya dalam bidang memijat. Bayi yang menangis saat dipijat biasanya merasa tidak nyaman dan kesakitan, lantas bayi akan tidur lelap setelahnya karena kelelahan menangis. Nah, tidak ada salahnya jika Ibu belajar cara memijat bayi agar Ibu bisa memijatnya sendiri dengan lembut. Selain untuk menstimulasi gerakan bayi, pijat bayi juga bisa mempererat bonding Ibu dengan si kecil. Pijat bayi ini juga bermanfaat bagi bayi yang tengah konstipasi untuk melancarkan pencernaannya.

  • Beri Bayi Rattle Toys: Rattle Toys bisa menjadi media menyenangkan untuk menarik perhatian bayi. Ibu dapat memberinya rattle toys agar mata, telinga, dan otaknya dapat berlatih merespons suara dan gerakan benda. Pastikan rattle toys yang digunakan tidak berbunyi terlalu nyaring agar tidak membuat telinganya sakit.

  • Stimulasi dengan Jelly atau Tepung: Rangsangan terhadap motorik bayi dapat Ibu berikan dengan memberinya tekstur berbeda. Bila bayi sudah mulai diberi MPASI, Ibu bisa menawarkan bermain jelly atau tepung yang sudah disangrai untuk mengajarkannya mengenal tekstur yang berbeda.

  • Dudukkan Bayi di Rumput dan Pasir: Rumput dan pasir pantai halus dapat Ibu gunakan sebagai media mengajak bayi Ibu mengenal tekstur. Biarkan tangan dan kaki mungilnya merasakan bedanya rumput dan pasir halus untuk melatih perkembangan motoriknya. Tetap awasi agar tidak tertelan ya, Bu.

  • Ajak Berenang: Air adalah hal yang paling disukai bayi dan anak-anak. Ibu dapat mengajak bayi berenang untuk menstimulasinya bergerak. Ibu juga dapat mencelupkan tangan bayi ke air hangat dan air dingin untuk memberitahunya perbedaan panas dan dingin.

(Dwi Ratih)

Follow Ibupedia Instagram