Ibupedia

13 Masalah Ibu Menyusui Bayi dan Cara Mengatasinya

13 Masalah Ibu Menyusui Bayi dan Cara Mengatasinya
13 Masalah Ibu Menyusui Bayi dan Cara Mengatasinya

Saat ibu menyusui  bayi adalah pengalaman yang istimewa. Untuk memberikan ASI para ibu rela begadang dan berkorban demi memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Proses ibu menyusui bayi ini bisa jadi tantangan yang sangat besar bahkan kadang cukup menyakitkan bagi para ibu, terutama ibu yang baru melahirkan. Terkadang masalah-masalah akan datang pada Ibu menyusui bayi. Ibu perlu tau apa saja masalah yang umunya dihadapi ibu menyusui dan cara mengatasinya agar bisa menanganinya dengan benar.

   

  1. Produksi ASI sedikit

    Masalah umum yang dihadapi ibu menyusui bayi adalah mengira bahwa produksi ASI-nya sedikit. Bila Ibu merasa payudara tidak begitu penuh, atau ASI tidak lagi menetes seperti keran, ini bukan selalu berarti produksi ASI Ibu menurun. Mungkin ini hanya berarti tubuh Ibu sudah bisa menyesuaikan dengan kebutuhan ASI bayi. Ibu, tubuh wanita akan memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Salah satu hal yang bisa Ibu lakukan untuk membantu meningkatkan produksi ASI adalah dengan lebih sering menyusui dan memompa ASI. Semakin sering Ibu menyusui bayi dan memompa, maka tubuh akan memberikan supply ASI yang semakin banyak. Jadi semangat ya, Bu.

       

  2. Pelekatan atau Latch On yang salah

    Ketika menjadi ibu menyusui bayi, maka sangat normal jika Ibu merasakan kesakitan saat memberikan ASI. Mungkin butuh beberapa waktu sampai puting payudara bisa beradaptasi dengan proses Ibu menyusui bayi ini.

    Selama masa adaptasi, Ibu mungkin akan merasa sakit setiap bayi menyusu ke payudara. Namun, bila rasa sakit ini berlangsung lebih dari satu atau dua menit selama Ibu menyusui bayi, kemungkinan Ibu mengalami masalah pelekatan/latch on. Pelekatan ini erat hubungannya dengan posisi bayi saat menyusu ke payudara ibunya.

    Untuk mengatasi nyeri puting saat Ibu menyusui bayi, Ibu bisa mencoba untuk mengubah posisinya yaitu dengan menghadapkan badan bayi ke badan ibu. Saat Ibu menyusui bayi, pastikan mulut bayi menutupi sebagian besar areola di bawah puting dibanding bagian atas. Kelitik dagunya atau tunggu hingga bayi menguap agar mulutnya terbuka lebar. Setelah itu, arahkan puting menghadap ke atas dan masukkan ke mulut bayi sehingga  dagu dan hidung bayi akan menyentuh payudara Ibu. Inilah yang dimaksud dengan pelekatan yang benar. Posisi ini akan membuat proses Ibu menyusui bayi menjadi lebih nyaman dan tidak terasa sakit.

    Namun, bila Ibu sudah merasa melakukan posisi latch on atau pelekatan yang benar dan masih merasakan sakit pada puting payudara, mungkin Ibu mempunyai kulit area puting yang kering. Untuk mengatasinya, pakai pakaian longgar dan hindari mencuci payudara dengan sabun. Ibu bisa menggunakan krim lanolin agar puting lebih lembab dan fleksibel.

       

  3. Puting luka

    Bila proses Ibu menyusui bayi menimbulkan rasa sakit, coba perhatikan puting Ibu. Apakah  ada area yang luka atau berdarah? Puting luka bisa diakibatkan oleh banyak hal, tapi solusinya cukup sederhana. Gunakan krim payudara berbahan dasar lanolin di sela sesi Ibu menyusui bayi. Jangan gunakan sabun, alkohol, atau lotion untuk tubuh atau tangan, dan kenakan bra katun yang longgar.

    Oleskan juga sedikit ASI di puting saat sebelum dan setelah sesi menyusui untuk membantu mempercepat proses penyembuhan dan melembutkan puting payudara. Selain itu, coba Ibu menyusui bayi lebih sering di interval lebih pendek, sehingga hisapan bayi pada payudara bisa lebih lembut. Ketika Ibu menyusui bayi di interval yang pendek akan menghindari bayi yang kelaparan. Bila bayi tidak terlalu lapar, hisapannya akan lebih lembut.

    Lalu, cukup gunakan air bersih untuk mencuci payudara. Jika sakitnya tidak tertahankan, sebaiknya Ibu segera ke dokter untuk konsultasi. Dokter mungkin akan memberikan obat anti nyeri yang sesuai dengan kebutuhan Ibu.

       

  4. Kelenjar ASI tersumbat

    Bila tubuh Ibu memproduksi ASI lebih cepat dibandingkan ASI yang dikeluarkan, ASI bisa kembali ke atas saat Ibu tidak mengosongkan payudara dengan maksimal. Ketika ini terjadi, jaringan di sekitar kelenjar payudara bisa menjadi bengkak dan meradang. Tekanan pada kelenjar menyebabkan penyumbatan. Jangan remehkan hal ini karena bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada payudara, pembengkakan hingga demam dan sakit. Inilah yang disebut dengan infeksi atau mastitis payudara. 

    Untuk mengatasi penyumbatan saluran ASI ini, para ahli menyarankan untuk melakukan  pemijatan. Pertama-tama, gunakan waslap yang dicelup air hangat dan kompres area payudara yang mengalami pembengkakan. Setelah itu pijat area payudara dengan lembut. Lakukan hal ini beberapa kali dalam sehari ketika Ibu menyusui bayi.

    Beberapa Ibu juga menggunakan kompres dingin setelah sesi menyusui yang bisa meredakan rasa sakit. Biarpun rasanya sakit sekali, Ibu tidak boleh berhenti menyusui bayi, bahkan jika payudara  terasa sakit. Faktanya, saat Ibu menyusui bayi lebih sering, hal ini bisa membantu melancarkan kelenjar yang tersumbat.

    Cobalah agar Ibu menyusui bayi di payudara yang saluran ASI-nya tersumbat lebih dulu saat memulai sesi menyusui, karena hisapan bayi di awal sesi menyusu sangat kuat dan inilah yang bisa membantu mengatasi sumbatan. Setelah sumbatan terbuka, payudara bisa terasa lebih empuk dan bagian yang mengeras akan hilang sehingga menyusui kembali nyaman dan tidak sakit. Untuk mencegah kelenjar tersumbat terjadi lagi, sering-seringlah agar Ibu menyusui bayi dan pumping payudara Ibu setiap 2-4 jam sekali.  Selain itu pastikan ukuran bra menyusui pas digunakan dan hindari memakai bra dengan kawat  yang bisa menekan saluran ASI.

    Jangan lupa usahakan agar Ibu mendapat istirahat yang cukup. Ibu bisa gunakan kompres hangat pada payudara dan pijat untuk menstimulasi gerakan ASI. Namun jika payudara terlihat sangat bengkak dan Ibu merasa kesakitan, segeralah temui dokter. Jangan tunda terlalu lama karena penyumbatan ASI juga bisa sangat berbahaya jika tidak diatasi. Proses Ibu menyusui bayi tentunya harus menyenangkan untuk Ibu dan bayi, jadi kalau masalah ini terjadi, segeralah diselesaikan.

       

  5. Payudara bengkak dan sakit

    Bila payudara terasa bengkak, penuh, dan tidak nyaman, mungkin produksi ASI Ibu sedang banyak-banyaknya. Bengkak ini bisa menjalar ke ketiak dan Ibu mungin bisa mengalami demam ringan.

    Produksi ASI berlimpah (hiperlaktasi) bisa menyebabkan payudara jadi bengkak. Umunya hiperlaktasi ini menyerang para ibu yang baru menyusui bayi. Untuk mengatasinya, hal pertama yang mungkin Ibu lakukan adalah segera memompa ASI untuk disimpan. Tapi ingatlah prinsip ASI, semakin banyak dikeluarkan, makan semakin banyak ASI yang akan diproduksi oleh tubuh.

    Selanjutnya coba susui bayi sebelum ia sangat lapar. Saat belum lapar, hisapan bayi akan lebih lembut. Hisapan tersebut tidak akan terlalu menstimulasi payudara untuk memproduksi ASI lebih banyak. Sehingga, lama-lama tubuh bisa mulai menurunkan produksi ASI untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.

       

  6. Mastitis

    Mastitis adalah infeksi bakteri di payudara yang biasanya hanya terjadi satu kali. Biasanya mastitis disertai gejala yang mirip flu, seperti demam dan rasa sakit pada payudara. Umumnya mastitis disebabkan oleh kelenjar ASI yang tersumbat dan tidak ditangani dengan benar sehingga payudara bengkak, atau puting luka yang menimbulkan infeksi.

    Cara terbaik untuk mengatasi masalah menyusui ini adalah dengan menemui dokter. Dokter akan memberikan antibiotik yang sesuai dengan kebutuhan Ibu, dan pastikan juga Ibu sering mengosongkan payudara yang terkena mastitis. Kompres hangat juga bisa digunakan untuk meringankan rasa sakit dan bengkak.

       

  7. Thrush 

    Thrush adalah infeksi jamur yang biasanya muncul di mulut bayi yang juga bisa menyebar ke puting selama Ibu menyusui bayi. Biasanya gejala yang ditimbulkan adalah rasa gatal pada puting yang konstan, timbul warna kemerahan, rasa sakit di payudara selama atau setelah menyusui, dan kadang juga muncul ruam. 

    Bila bayi mengalami thrush, ia akan menularkannya pada puting Ibu. Jadi kalau ini terjadi, segera temui dokter ya. Karena Ibu dan si kecil harus diobati dengan anti jamur pada waktu yang bersamaan. Ini akan mencegah Ibu tertular infeksi thrush berulang kali.

       

  8. Puting rata

    Ibu bisa tahu apakah mengalami puting rata atau tidak dengan melakukan tes sederhana ini. Caranya, tekan lembut areola dengan jempol dan jari telunjuk. Bila puting tenggelam, bukan menonjol, berarti Ibu mengalami masalah puting rata.

    Kondisi puting rata membuat proses Ibu menyusui bayi akan sedikit lebih sulit. Tapi ini bisa diatasi dengan menggunakan pompa ASI untuk membuat aliran ASI lebih lancar sebelum bayi mulai menyusu. Penggunaan pompa ASI juga bisa membuat puting lebih menonjol. Ibu juga bisa gunakan breast shell di sela menyusui. Selain itu, coba gunakan nipple shield bila bayi masih sulit melakukan pelekatan.

       

  9. Bayi tertidur ketika menyusu

    Baik bayi atau Ibu pasti akan sering mengantuk selama menyusui di beberapa bulan pertama setelah kelahiran. Jadi wajar sekali jika bayi sering tertidur ketika menyusu. Tapi bila bayi terus tertidur sebelum perutnya penuh dengan ASI, ini bisa membuat bayi lebih sering menyusu, merasa frustrasi saat menyusu karena kelaparan terus, dan Anda jadi lebih kurang tidur.

    Kalau usia bayi masih kurang dari 1 bulan, sebaiknya Ibu tetap membangunkan anak saat itu tidak sengaja ketiduran di tengah sesi menyusu. Ketika Anda merasa hisapan bayi melambat dan matanya menutup, Anda bisa memberi stimulasi dengan menyendawakan, menggelitik kakinya, meniup lembut wajahnya, atau bicara padanya sambil mengusap punggungnya.

    Aliran ASI biasanya lebih cepat di awal sesi menyusu. Jadi bila Anda ingin bayi tetap terjaga dengan memanfaatkan aliran ASI yang deras, mulailah menyusui dari payudara yang terasa lebih penuh, saat sudah kosong baru ganti ke payudara lainnya.

       

  10. Bayi mengalami tongue tie

    Tongue tie adalah kondisi di mana jaringan yang menghubungkan lidah dan dasar mulut terlalu pendek atau melebar terlalu jauh ke depan lidah bayi. Tongue tie dapat menyebabkan masalah pelekatan, nyeri puting, bayi rewel dan lapar.

    Kabar baiknya, tongue tie bisa mudah diatasi dengan bedah kecil. Dokter atau konselor laktasi bisa memeriksa mulut bayi untuk menentukan apakah ini yang jadi penyebab masalah menyusui. Jadi jika Anda mengalami masalah menyusui, baik yang menimbulkan rasa sakit atau tidak, jangan tunda konsultasikan pada dokter anak atau konselor laktasi.

       

  11. ASI berlimpah atau hiperlaktasi

    Bila ASI menyemprot ketika bayi mulai menyusu, atau bila anak selalu rewel di awal-awal menyusu, Anda mungkin mengalami hiperlaktasi, yang menyebabkan ASI keluar terlalu deras. Beberapa Ibu memang ada yang memproduksi ASI terlalu banyak, dan ini juga bisa menjadi masalah.

    Biasanya ini terjadi pada Ibu yang punya banyak alveoli (kelenjar produksi ASI) di payudara. Rata-rata jumlah alveoli Ibu adalah 100.000 hingga 300.000 pada tiap payudara, dan Ibu dengan laktasi hiperaktif memiliki lebih dari jumlah ini.

    Selain terjadi secara natural, ada juga hiperlaktasi yang disebabkan karena ketidaktahuan Ibu. Kadang Ibu memproduksi terlalu banyak ASI karena ia secara tidak sengaja memberi sinyal ke tubuh untuk memproduksi banyak ASI. Misalnya, dengan memompa ASI lebih banyak dari jumlah kebutuhan bayi.

    Ketidak-seimbangan hormonal tertentu dan pengaruh obat juga bisa membuat produksi ASI lebih tinggi. Bicaralah pada konselor laktasi untuk menurunkan persediaan ASI. Ia bisa menyarankan Anda mencoba hal berikut:

    • Sebelum tiap kali menyusui, Ibu bisa memompa ASI lebih dulu untuk memperlambat aliran ASI. Anda bisa menampung ASI di botol untuk disimpan dan digunakan nanti. Tapi jangan pompa terlalu banyak karena produksi ASI justru akan makin bertambah. Gunakan setting daya hisap paling rendah ketika menggunakan pompa ASI. Semakin kuat Anda menstimulasi payudara, semakin banyak ASI yang Anda keluarkan.
    • Coba susui bayi sebelum ia merasa sangat lapar atau ketika ia pertama kali bangun. Ini adalah kondisi di mana hisapan bayi akan lebih lembut. Hisapan yang lembut tidak akan terlalu menstimulasi payudara dan bisa memperlambat aliran ASI.
    • Posisi menyusui tertentu bisa membantu bayi mengatasi aliran ASI yang deras. Coba posisikan bayi duduk menghadap Anda untuk menyusu. Anda perlu sedikit mendorong kepalanya ke belakang. Agar gravitasi memperlambat aliran ASI, bersandarlah ke belakang dengan bayi menghadap langsung ke payudara, perutnya bertemu perut Anda. Atau susui bayi sambil berbaring miring dan alasi bagian bawah payudara dnegan kain atau handuk. Posisi ini membuat ASI yang berlebih bisa menetes ke
    • Lepaskan bayi dari payudara bila ia terlihat menelan ASI terlalu cepat atau kesulitan mengatasi aliran ASI. Sendawakan bayi lalu susui lagi ke payudara.
    • Beberapa Ibu menggunakan nipple shield untuk membantu bayi mengatasi aliran ASI. Konselor laktasi bisa menunjukkan bagaimana cara menggunakannya dan memonitor situasi Anda.
  12. Bayi lebih suka menyusu hanya pada satu payudara

    Wajar bila bayi mengalami breast preference. Bayi bisa lebih memilih salah satu payudara bila ia merasa lebih mudah melekat di payudara tersebut atau payudara itu punya persediaan ASI lebih banyak.

    Bayi baru lahir bisa menolak salah satu payudara saat ia merasa lebih sulit melakukan pelekatan. Payudara yang anak tolak mungkin akan terasa lebih bengkak.

    Bayi yang lebih besar bisa menolak salah satu payudara jika payudara tersebut punya aliran ASI yang lebih lambat dibanding payudara lainnya. Bayi yang memilih salah satu payudara bisa membuat produksi ASI di payudara yang ia tolak menjadi menurun.

    Kadang bayi juga lebih nyaman digendong di satu sisi dibanding  sisi lain dan membuat ia lebih suka menyusu di payudara tertentu saja. Tapi jika bayi tiba-tiba lebih memilih menyusu di salah satu sisi, oadahal sebelumnya tidak seperti itu, ini bisa jadi karena ada sesuatu yang membuatnya sakit. Ia mungkin mengalami infeksi telinga atau salah satu sisi lengan atau pahanya baru saja di imunisasi.

    Bila Anda menjalani pembedahan, implan payudara, atau ada perbedaan fisik di salah satu payudara, bayi bisa memilih untuk menyusu di salah satu payudara saja. Mengidap kanker di salah satu payudara juga bisa menyebabkan aliran ASI rendah. Bila Anda mengira salah satu payudara tidak memproduksi ASI sebanyak payudara lain, bicarakan hal ini pada dokter.

    Coba terus bujuk bayi untuk menyusu di payudara yang kurang ia sukai dengan selalu menawarkannya lebih dulu ketika ia mau menyusu. Anda juga bisa coba menawarkan payudara yang ia tolak ketika anak baru saja terbangun dan masih mengantuk. Jangan lupa untuk bereksperimen dengan menyusui dalam berbagai posisi berbeda dan coba ayun tubuhnya ketika ia menyusu.

    Bila Anda terus-menerus menyusu dari satu payudara, Anda mungkin perlu memompa ASI dari payudara lain untuk menjaga produksi ASI. Anda bisa gunakan ASI perah untuk melengkapi kebutuhan bayi. Memompa ASI juga bisa membantu bila Anda terganggu dengan ukuran payudara yang tidak seimbang karena bayi hanya mau di salah satu payudara tertentu saja.

    Bila bayi mendapat cukup ASI dan kecenderungan memilih salah satu payudara tidak menyulitkan Anda, tidak ada bahayanya membiarkan bayi meneruskan pilihannya. Ada banyak Ibu yang berhasil menyusui dari satu payudara saja.

      

  13. Bayi menolak menyusu

    Bayi bisa menolak menyusu (nursing strike) karena berbagai sebab, seperti tumbuh gigi, hidung tersumbat, atau karena rutinitasnya terganggu.

    Hal paling penting yang perlu diingat ketika Anda menghadapi bayi yang mengalami nursing strike adalah tetap tenang dan sabar. Kebanyakan nursing strike hanya berlangsung sementara dan akan membaik dengan sendirinya.

    Berikut ini beberapa tips untuk menghadapi bayi yang menolak menyusu:

    • Membujuk bayi menyusu di payudara dengan mencoba berbagai posisi berbeda selain yang telah Anda lakukan sebelumnya.
    • Bila bayi berulang kali melepas dan menerima payudara selama menyusu, coba cari lingkungan yang lebih tenang untuk menyusui. Ini bisa membantu menurunkan gangguan dan membantu bayi kembali menyusu.
    • Lanjutkan memompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi yang biasanya, karena ini akan membantu menghindari bengkak atau mastitis dan menjaga persediaan ASI.
    • Coba tawarkan payudara, dan bila bayi menolak, cukup alihkan sesi menyusu menjadi sesi skin to skin.
     

    Bila nursing strike berlangsung lebih dari beberapa hari, hubungi konselor laktasi yang bisa memberi Anda saran untuk mencari solusi agar bayi bisa kembali menyusu.

(Ismawati & Yusrina / Dok. Pexels)

Follow Ibupedia Instagram