Ibupedia

145 Kebijakan Cuti Melahirkan dari Seluruh Dunia Sesuai ILO

145 Kebijakan Cuti Melahirkan dari Seluruh Dunia Sesuai ILO
145 Kebijakan Cuti Melahirkan dari Seluruh Dunia Sesuai ILO

Cuti melahirkan adalah sebuah hak yang wajib diberikan perusahan kepada karyawan wanita yang bekerja pada perusahaan tersebut. 

Disebut hak karena cuti melahirkan merupakan cuti khusus yang tidak boleh dipangkas atau diganggu gugat kebijakannya karena jelas diatur dalam UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 pasal 82 yang menegaskan bahwa pekerja atau buruh wanita berhak mendapatkan cuti 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan sesuai dengan anjuran dari bidan atau dokter kandungan. 

Namun bila ternyata Ibu mengalami keguguran, Ibu masih berhak mendapatkan jatah cuti 1,5 bulan atau sesuai anjuran dari dokter. Pada pelaksanaannya, Ibu bekerja banyak yang memilih mengambil cuti panjang penuh selama 3 bulan langsung dan ini justru memberi banyak manfaat.

Manfaat Cuti Melahirkan untuk Ibu

Melansir dari laman Psychology Today, cuti melahirkan terkait erat dengan adanya manfaat bagi kesehatan fisik dan mental untuk Ibu serta anak-anaknya. Manfaat lain yang dapat dirasakan adaah sebagai berikut:

1. Kemungkinan Depresi Setelah Persalinan Rendah


Ibu yang melahirkan rentan mengalami Babyblues dan Postpartum Depression atau depresi yang umumnya dialami oleh banyak Ibu setelah proses melahirkan. Hal ini bisa begitu menyakitkan bagi Ibu dan juga bayinya karena akibat dari Postpartum Depresion ini cukup beragam dan beberapa di antaranya akan menimbulkan bahaya. 

Menurut para ahli, Postpartum Depresion sendiri akan terjadi antara 1 – 3 bulan dan ini tergantung bagaimana lingkungan sekitar membantu pemulihan bagi sang Ibu. Melansir dari laman Alodokter, berikut ini beberapa gejala Postpartum Depresion atau baby blues yang kerap menghampiri para Ibu:

  • Mudah lelah dan sepertinya tenaga cepat habis;
  • Seringnya mudah tersinggung atau cepat marah;
  • Sering menangis tanpa henti atau merasa cepat sedih;
  • Perasaan sering kalut dan mudah gelisah;
  • Mengalami mood swing yang tidak dapat diprediksi;
  • Tidak selera makan atau sebaliknya, ingin makan terus;
  • Merasa tidak ada harapan;
  • Terkadang ingin melukai diri sendiri atau bayinya; dan
  • Tidak mau berdekatan dengan si kecil.

Dengan menjalani cuti melahirkan, diharapkan Ibu akan terhindar dari gejala-gejala postpartum depresion seperti di atas karena banyaknya waktu untuk memeriksakan dan pulih dari gejala ini.

2. Mengalami Kondisi Psikis yang Lebih Baik


Tak semua ibu akan mengalami postpartum depresion, biasanya ia hanya merasa kelelahan saja dan tak luput dari emosi negatif yang mampir ke dalam hatinya. Cuti melahirkan akan membuat Ibu lebih baik suasana hati dan kondisi psikisnya karena ia seperti punya waktu jeda untuk bisa fokus dengan si kecil dan dirinya sendiri tanpa harus memikirkan pekerjaan kantornya.

3. Kualitas Interaksi Anak dan Ibu Cukup Baik


Setelah si kecil lahir, kedekatan bayi dengan Ibunya diharapkan akan terjalin dengan baik terutama bila Ibu bisa langsung menyusui si kecil. Cuti melahirkan memungkinkan hubungan antara bayi dengan Ibunya punya kualitas yang baik. Saat Ibu berada di dekatnya, si kecil akan merasa aman, nyaman, bahkan merasa hangat di tangan yang tepat. Bonding selama 3 bulan cuti melahirkan harus dilakukan dengan baik karena masa-masa ini masuk dalam masa emas tumbuh kembang bayi Ibu.

4. Bukti Nilai Akademis Anak Lebih Baik


Sebuah studi mengungkapkan bahwa Ibu yang mengambil cuti melahirkan akan membesarkan anak dengan nilai akademis yang lumayan baik daripada yang tidak. Hal ini ada kaitannya dengan bonding yang dilakukan oleh Ibu ternyata berdampak baik untuk psikologi si kecil. Meskipun begitu, setiap anak bisa saja tetap mendapatkan nilai akademis yang bagus dan ini tergantung dari bagaimana Ayah dan Ibu membimbingnya.

5. Membantu Menurunkan Angka Kematian Bayi


Cuti melahirkan dapat membantu menurunkan angka kematian bayi karena kualitas kesehatan Ibu terjaga dengan baik. Cuti melahirkan sendiri dapat diambil 1,5 bulan sebelum hari perkiraan lahir dan 1,5 bulan setelahnya. Namun Ibu bisa menyesuaikan hal ini sesuai dengan kondisi kehamilan Ibu. Bila dirasa kehamilan Ibu mengalami masalah saat usianya semakin besar, maka cuti melahirkan bisa diambil diawal dengan surat keterangan dokter.

6. Meningkatkan Inisiasi Menyusui dan Durasi Menyusui


Cuti melahirkan memungkinkan Ibu belajar banyak bagaimana tentang persiapan momen menyusui si kecil nantinya. Waktu yang diberikan sangat cukup bagi Ibu untuk berlatih cara menyusui yang benar, posisi menyusui yang sesuai, kapan harus melakukan pumping untuk menabung ASI, dan bagaimana penyesuaian ketika nanti Ibu sudah mulai bekerja. Singkatnya, cuti melahirkan memberi kesempatan Ibu untuk belajar lebih banyak.

7. Cuti Melahirkan Tidak Merugikan Perusahaan


Karyawan wanita yang mengambil cuti melahirkan tidak akan merugikan perusahaan karena setelah ia kembali dari cuti melahirkannya, ia akan menjadi karyawan yang lebih produktif. Ibu dianggap siap lahir dan batin untuk kembali bekerja bila mengambil cuti melahirkan dengan rentang waktu yang tepat.

Kebijakan Cuti Melahirkan dari Setiap Negara

Setiap negara punya kebijakan cuti melahirkan yang berbeda-beda. Tentunya ini sudah diatur bersama melalui ILO (International Labour Organization) yaitu badan PBB yang menangani tentang berbagai macam kebijakan untuk tenaga kerja di seluruh dunia. Standar dunia yang ILO tetapkan pada 1919 memiliki tujuan melindungi pekerja wanita sebelum dan setelah melahirkan.

 Pada tahun 1952, cuti melahirkan minimal 12 minggu namun yang direkomendasikan minimal 14 minggu. ILO juga mengatakan bahwa wanita yang bekerja tetap harus dibayar ketika mengambil cuti melahirkan dengan porsi tidak kurang dari dua pertiga penghasilan penuhnya dengan tunjangan kesehatan penuh. 

Pengambilan cuti melahirkan ini juga beragam di setiap negara, bisa bergantung pada jumlah anak yang sudah ada di dalam sebuah keluarga, frekuensi kelahiran, masa kerja, ataupun jam kerjanya. Melansir dari laman resmi ILO, lebih dari 120 negara menggunakan kebijakan cuti melahirkan ini. Berikut daftar selengkapnya dengan rincian berapa lama cuti melahirkan diperoleh.

Cuti Melahirkan dan Upah yang Dibayarkan Bagian Afrika


1. Algeria – 14 minggu – Upah 100%

2. Angola – 90 hari – Upah 100% 

3. Benin – 14 minggu – Upah 100% 

4. Bostwana – 12 minggu – Upah 25%

5. Burkina Faso – 14 minggu – Upah 100%

6. Burundi – 12 minggu – Upah 50%

7. Cameroon - 14 minggu – Upah 100%

8. Afrika Tengah – 14 minggu – Upah 50%

9. Chad – 14 minggu – Upah 50% 

10. Comoros – 14 minggu – Upah 100% 

11. Congo – 15 minggu – Upah 100% 

12. Côte d'Ivoire – 14 minggu – Upah 100%

13. Dem.Rep. of the Congo – 14 minggu – Upah 67% 

14. Djibouti – 14 minggu – Upah 100% 

15. Mesir – 50 hari – Upah 100% 

16. Equatorial Guinea – 12 minggu – Uoah 75 % 

17. Ethiopia – 90 hari – Upah 100% 

18. Gabon – 14 minggu – Upah 100% 

19. The Gambia – 12 minggu – Upah 100%

20. Ghana – 14 minggu – Upah 50% 

21. Guinea – 14 minggu – Upah 100%

22. Guinea Bissau – 60 hari – Upah 100% 

23. Kenya – 2 bulan – Upah 100% 

24. Lesotho – 12 minggu – Upah 0 

25. Libyan Arab Jamahiriya – 50 hari – Upah 50%

26. Madagascar – 14 minggu – Upah 100%

27. Mali – 14 minggu – Upah 100%

28. Mauritania – 14 minggu – Upah 100%

29. Mauritius – 12 minggu – Upah 100%

30. Morocco – 12 minggu – Upah 100%

31. Mozambique – 60 hari – Upah 100%

32. Namibia – 12 minggu – Upah sesuai anjuran dokter

33. Niger – 14 minggu – Upah 50%

34. Nigeria – 12 minggu – Upah 50%

35. Rwanda – 12 minggu – Upah 67%

36. Sao Tome atau Principe – 70 hari – Upah 100% untuk 60 hari

37. Senegal – 14 minggu – Upah 100%

38. Seychelles – 14 minggu – Upah untuk 10 minggu

39. Somalia – 14 minggu – Upah 50%

40. Afrika Selatan – 12 minggu – Upah 45%

41. Sudan – 8 minggu – Upah 100%

42. Swaziland – 12 minggu – Upah 0

43. Tanzania – 12 minggu – Upah 100%

44. Togo – 14 minggu – Upah 100%

45. Tunisia – 30 hari – Upah 67%

46. Uganda – 8 minggu – Upah 100% untuk 1 bulan

47. Zambia – 12 minggu – Upah 100%

48. Zimbabwe – 90 hari – Upah 60% sampai 75%

Cuti Melahirkan dan Upah yang Dibayarkan Bagian Amerika


49. Antigua/Barbuda – 13 minggu – Upah 60%

50. Argentina – 90 hari – Upah 100%

51. Bahamas – 8 minggu – Upah 100%

52. Barbados – 12 minggu – Upah 100%

53. Belize – 12 minggu – Upah 80%

54. Bolivia – 60 hari – Upah 70% untuk upah diatas rata-rata, dan 100% untuk dibawah rata-rata.

55. Brazil – 120 hari – Upah 100%

56. Kanada – 17 hingga 18 minggu – Upah 55% untuk 15 minggu

57. Chile – 18 minggu – Upah 100%

58. Colombia – 12 minggu – Upah 100%

59. Costa Rica – 4 bulan – Upah 100%

60. Cuba – 18 minggu – Upah 100%

61. Dominica – 12 minggu – Upah 60%

62. Republik Dominica – 12 minggu – Upah 100%

63. Ecuador – 12 minggu – Upah 100%

64. El Savador – 12 minggu – Upah 75%

65. Grenada – 3 bulan – Upah 100% untuk 2 bulan dan 60% untuk 3 bulan

66. Guatemala – 12 minggu – Upah 100%

67. Guyana – 13 minggu – Upah 70%

68. Haiti – 12 minggu – Upah 100% untuk 6 minggu

69. Honduras – 10 minggu – Upah 100% untuk 84 hari

70. Jamaica – 12 minggu – Upah 100% untuk 8 minggu

71. Mexico – 12 minggu – Upah 100%

72. Nicaragua – 12 minggu – Upah 60%

73. Panama – 14 minggu – Upah 100%

74. Paraguay – 12 minggu – Upah 50% untuk 9 minggu

75. Peru – 90 hari – Upah 100%

76. Saint Lucia – 13 minggu – Upah 65%

77. Trinidad atau Tobago – 13 minggu – Upah 60% hingga 100%

78. Amerika Serikat – 12 minggu – Upah 0

79. Uruguay – 12 minggu – Upah 100%

80. Venezuela – 18 minggu – Upah 100%

Cuti Melahirkan dan Upah yang Dibayarkan Bagian Asia Pasifik 

81. Afghanistan – 90 hari – Upah 100%

82. Australia – 1 tahun – Upah 0

83. Bahrain – 45 hari – Upah 100%

84. Bangladesh – 12 minggu – Upah 100%

85. Kamboja – 90 hari – Upah 50%

86. China – 90 hari – Upah 100%

87. Fiji – 84 hari – Upah rata-rata

88. India – 12 minggu – Upah 100%

89. Indonesia – 3 bulan – Upah 100%

90. Iran – 90 hari – Upah 66,7% untuk 16 minggu

91. Iraq – 62 hari – Upah 100%

92. Jepang -  14 minggu – Upah 100%

93. Jordan – 10 minggu – Upah 100%

94. Korea – 60 hari – Upah 100%

95. Kuwait – 70 hari – Upah 100%

96. Laos – 90 hari – Upah 100%

97. Lebanon – 40 hari – Upah 100%

98. Malaysia – 60 hari – Upah 100%

99. Mongolia – 101 hari – Upah 0

100. Myanmar – 12 minggu – Upah 66,7%

101. Nepal – 52 hari – Upah 100%

102. New Zealand – 14 hari – Upah 0

103. Pakistan – 12 minggu – Upah 100%

104. Papua New Guinea – 6 minggu – Upah 0

105. Filipina – 60 hari – Upah 100%

106. Qatar – 40 hingga 60 hari – Upah 100% untuk abdi negara

107. Saudi Arabia – 10 minggu – Upah 50% atau 100%

108. Singapore – 8 minggu – Upah 100%

109. Solomon Islands – 12 minggu – Upah 25%

110. Sri Lanka – 12 minggu – Upah 100%

111. Syiria – 75 hari – Upah 100%

112. Thailand – 90 hari – Upah 100% untuk 45 hari dan 50% untuk 15 hari

113. Uni Emirat Arab – 45 hari – Upah 100%

114. Vietnam – 4 hingga 6 bulan – Upah 100%

115. Yemen – 60 hari – Upah 100%

Cuti Melahirkan dan Upah yang Dibayarkan Bagian Eropa 

116. Austria – 16 minggu – Upah 100%

117. Belarus – 126 hari – Upah 100%

118. Belgia – 15 minggu – Upah 82% untuk 30 hari dan 75% untuk sisa cutinya

119. Bulgaria – 120 hingga 180 hari – Upah 100%

120. Cyprus – 16 minggu – Upah 75%

121. Denmark – 18 minggu – Upah 100%

122. Filnlandia – 105 hari – Upah 80%

123. Perancis – 16 hingga 26 minggu – Upah 100%

124. Jerman – 14 minggu – Upah 100%

125. Yunani – 16 minggu – Upah 75%

126. Hungaria – 24 minggu – Upah 100%

127. Icelandia – 2 bulan – Upah rata-rata

128. Irlandia – 14 minggu – Upah 70% atau gaji tetap

129. Israel – 12 minggu – Upah 75%

130. Italia – 5 bulan – Upah 80%

131. Liechtenstein – 16 minggu – Upah 80%

132. Luxembourg – 16 minggu – Upah 100%

133. Malta – 13 minggu – Upah 100%

134. Belanda – 16 minggu – Upah 100%

135. Norwegia – 18 minggu – Upah 100%

136. Polandia – 16 hingga 18 minggu – Upah 100%

137. Portugal – 98 hari – Upah 100%

138. Romania – 112 hari – Upah 50% - 94%

139. Russia – 140 hari – Upah 100%

140. Spanyol – 16 minggu – Upah 100%

141. Swedia – 14 minggu – Upah 75% dan gaji rata-rata

142. Swiss (Switzerland) – 8 minggu – Upah 100%

143. Turki – 12 minggu – Upah 66,7%

144. Ukraina – 126 hari – Upah 100%

145. Inggris (United Kingdom) – 14 hingga 18 minggu – Upah 90% untuk 6 minggu dan gaji rata-rata setelahnya.

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram