27 Mitos dan Fakta Tentang ASI yang Harus Diketahui Ibu Menyusui
Di saat hamil Anda mungkin pernah mendengar satu atau dua mitos menyusui. Ada yang kedengarannya cukup masuk akal tapi ada pula yang membuat Anda bingung. Kali ini Ibupedia menyusun daftar mitos menyusui yang bisa Anda baca. Beberapa mungkin sudah sering keluar dari mulut kerabat atau teman atau malah ada yang membuat Anda mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya, “Masa sih?”. Yuk simak daftar mitos menyusui berikut dan cek kebenarannya.
Mitos: Ibu menyusui perlu minum banyak air putih
Fakta:
Minum banyak air putih memang perlu, tapi ini tidak akan meningkatkan produksi ASI. Tujuan konsumsi air adalah untuk mencegah haus. Selalu sediakan satu gelas air ketika Anda duduk untuk menyusui bayi.
Mitos: Bila ibu sakit, ia harus berhenti menyusui
Fakta:
Melanjutkan pemberian ASI saat ibu sakit akan melindungi bayi. Di saat ibu mengalami demam, batuk, muntah, diare, atau ruam, ia telah menularkan penyakit tersebut ke bayi, karena ia telah terinfeksi selama beberapa hari sebelum ia sadar kalau sakit. Perlindungan terbaik bagi bayi dari penyakit yang diderita ibunya adalah dengan tetap menyusu. Bila bayi jatuh sakit, sakitnya akan tidak terlalu berat bila ibu terus menyusui. Infeksi payudara, termasuk abses, meski terasa sakit, bukan alasan untuk berhenti menyusui. Selain itu, infeksi yang Bunda alami tersebut akan sembuh lebih cepat bila ibu terus menyusui.
Mitos: Bayi yang menyusu butuh tambahan vitamin D
Fakta:
Tiap orang butuh vitamin D. Vitamin D ditambahkan pada susu formula, tapi bayi lahir dengan liver penuh vitamin D, dan ASI juga mengandung vitamin D. Berjemur di luar ruangan membuat bayi memenuhi kebutuhan vitamin D dari sinar ultraviolet. Bayi tidak perlu berjemur terlalu lama dan tidak setiap hari. Vitamin D adalah vitamin yang larut di lemak dan tersimpan di tubuh. Pada beberapa kondisi, misalnya ketika ibu kekurangan vitamin D selama hamil, mungkin bayi perlu mendapat suplemen vitamin D.
Mitos: Ibu menyusui tidak boleh minum kopi di pagi hari
Fakta:
Ini tidak benar. Secangkir kopi sehari tak apa untuk ibu menyusui dan bayinya. Jumlah kopi yang berlebihan, yakni lebih dari 750 mg per hari, bisa menyebabkan bayi lebih rewel atau terjaga. Perhatikan asupan total kafein dari makanan dan minuman, termasuk kopi, teh, minuman karbonasi, dan coklat. Anda tidak perlu pantang mengonsumsi semua minuman dan makanan ini tapi cukup dengan tidak berlebihan.
Mitos : Ibu menyusui harus menghindari makanan pedas dan bawang putih
Fakta:
Memang benar rasa ASI dipengaruhi oleh apa yang ibu makan. ASI yang tubuh ibu produksi akan punya rasa berbeda setelah sarapan dengan telur dibanding setelah makan malam dengan masakan beraroma bawang putih. Tapi perbedaan rasanya cenderung samar. Bayi Anda tidak mungkin terganggu oleh makanan yang Anda makan, terutama untuk rasa yang Anda konsumsi secara teratur selama hamil. Bahkan sebuah penelitian menyatakan bayi menyusu lebih lama dan minum lebih banyak ASI ketika ibu mengonsumsi lebih banyak bawang putih.
Mitos: Ibu tidak bisa hamil ketika menyusui
Fakta:
Mitos menyusui ini sangat keliru. Memang menyusui bisa menjadi KB alami, atau dikenal dengan sebutan Metode Amenorea Laktasi. Tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar metode ini berhasil. Bila Anda sudah berovulasi atau menstruasi berarti Anda bisa hamil. Tiga bulan setelah melahirkan, tubuh memiliki tingkat estrogen rendah yang membuat Anda tidak berovulasi dan menstruasi. Di saat-saat tersebut, Anda memang kurang subur, tapi bukan berarti tidak subur. Anda bisa mulai berovulasi lagi kapan saja setelah 3 bulan menyusui, dan kemungkinan besar Anda tidak tahu kapan ini terjadi.
Mitos: Minum lebih banyak susu membantu meningkatkan produksi ASI
Fakta:
Meski minum banyak cairan selalu dianjurkan untuk kesehatan secara umum, tidak berarti minum susu bisa membantu memproduksi ASI. Faktanya, dibanding makan dengan pola makan seimbang, susu tidak terlalu berperan dalam meningkatkan produksi ASI. Yang ibu butuhkan adalah pola makan sehat ibu menyusui dengan sayur, buah, dan protein untuk mendapat nutrisi yang tepat untuk memproduksi ASI. Kalsium bisa diperoleh dari variasi makanan non-susu seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan ikan.
Mitos : Setelah ibu keluar rumah, ASI-nya harus dibuang dulu sebelum menyusui kembali karena bisa membuat bayi masuk angin.
Fakta:
Bunda, ASI dalam payudara ibu selalu dalam kondisi baik dan siap diberikan ke bayi kapan saja.
Mitos: ASI basi harus dibuang, yakni ASI yang pertama keluar setelah bayi lahir yang berwarna kuning.
Fakta:
Kolostrum adalah ASI yang pertama keluar setelah bayi lahir. Kolostrum memiliki manfaat sangat besar bagi bayi.
Mitos: Puting payudara tidak bersih jadi lebih baik gunakan susu formula
Fakta:
Salah satu manfaat menyusui adalah tidak ada risiko kontaminasi bakteri, bahan kimia, atau unsur lain yang bisa masuk ke susu formula. ASI selalu berada pada suhu yang tepat, segar, dan siap dikonsumsi.
Mitos: Ibu dengan payudara kecil memproduksi ASI lebih sedikit dibanding wanita dengan payudara besar
Fakta:
Tidak ada dasar untuk mitos menyusui ini selain penampilan fisik. Lebih besar bukan berarti lebih baik ya Bun. Sayangnya mitos ini terus menyebar sebagai fakta di masyarakat. Angka menyusui semakin tinggi tiap tahunnya. Dengan peningkatan jumlah wanita yang menyusui, semakin penting informasi yang akurat dan terkini untuk para ibu menyusui.
Mitos: Banyak wanita tidak memproduksi cukup ASI
Fakta:
Mayoritas Ibu memproduksi ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali berlimpah atau hiperlaktasi. Bayi yang tumbuh lambat atau berat badannya turun, bukan karena ibu memiliki ASI yang sedikit, tapi karena bayi tidak mendapat ASI yang dimiliki ibu. Biasanya penyebab bayi tidak mendapat cukup ASI karena pelekatan yang salah pada payudara. Ini sebabnya penting bagi ibu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi agar ditunjukkan bagaimana melakukan pelekatan pada bayi dengan benar.
Mitos: Wajar bila terasa sakit saat menyusui
Fakta:
Meski payudara bengkak pada beberapa hari pertama menyusui itu relatif wajar. Hal ini hanya berlangsung selama beberapa hari dan jangan sampai ini membuat Bunda takut menyusui ya. Tapi ingat, rasa sakit yang berat jangan diabaikan ya Bun. Biasanya ini disebabkan oleh pelekatan yang salah. Sakit pada puting yang tidak membaik di hari ketiga atau berlangsung lebih dari 5 atau 6 hari juga tidak boleh dianggap sepele. Bunda bisa konsultasi dengan konselor laktasi, dokter anak, atau dokter kandungan Bunda. Mereka bisa membantu Anda melewati masa-masa sulit ini. Dan ingat juga ya Bun, kalau Anda berpikir bahwa dengan membatasi waktu menyusu bayi itu bisa mengurangi bengkak, itu salah. Terus menyusu malah bisa mengurangi bengkak yang Bunda alami.
Mitos: Ibu menyusui perlu menghindari makanan yang bisa menyebabkan alergi
Fakta:
Makanan penyebab alergi bisa jadi masalah bagi sebagian anak, tapi ini tidak umum terjadi, dan reaksi alergi karena ASI sangat jarang terjadi. Kebanyakan anak tidak bermasalah dengan makanan apapun yang dikonsumsi ibu. Banyak Ibu berusaha membatasi pola makannya untuk mengurangi rewel bayi tapi ternyata bukan makanan yang ia makan yang jadi penyebabnya. Bahkan meski riwayat keluarga menunjukkan adanya alergi pada makanan tertentu seperti kacang, Anda tidak perlu menghindarinya saat menyusui si kecil.
Mitos: Anda perlu hindari makanan bergas seperti brokoli
Fakta:
Kol, brokoli, dan tomat bukan makanan yang harus Anda hindari. Brokoli dan jenis sayuran lainnnya adalah makanan super yang Anda butuhkan karena kandungan nutrisinya dibutuhkan tubuh untuk bekerja memproduksi ASI untuk bayi. Banyak bayi tidak punya masalah dengan sayuran yang dikonsumsi ibu. Dan feses yang banyak akan terjadi meski apapun yang dimakan ibu. Tidak ada alasan untuk menghindari nutrisi yang Anda butuhkan.
Mitos: Olahraga selama menyusui membuat ASI terasa asam
Fakta:
Tidak ada bukti yang menyatakan olahraga membuat ASI terasa asam. Sebuah penelitian di tahun 1992 menyatakan asam laktat terbentuk setelah olahraga selama 90 menit atau lebih, tapi metode penelitian ini masih dipertanyakan. Faktanya, olahraga dianjurkan setelah melahirkan untuk membantu meningkatkan mood, penampilan, dan kesehatan ibu.
Mitos: Ibu harus selalu mencuci puting sebelum menyusui
Fakta:
Pemberian susu formula membutuhkan perhatian khusus pada kebersihan karena susu formula tidak melindungi bayi dari infeksi dan mudah tercemar. Sebaliknya, ASI melindungi bayi dari infeksi. Mencuci puting sebelum menyusui hanya mempersulit dan menghilangkan minyak pelindung dari puting.
Mitos: Memompa ASI jadi cara untuk mengetahui seberapa banyak ASI yang ibu miliki
Fakta:
Seberapa banyak ASI yang dipompa bergantung banyak faktor, termasuk tingkat stres ibu. Bayi yang menyusu dengan baik bisa mendapat ASI lebih banyak dari yang bisa dipompa ibu.
Mitos: Lebih mudah menggunakan botol susu dibanding menyusui
Fakta:
Menyusui terkesan sulit karena ibu sering kali tidak menerima bantuan yang seharusnya mereka peroleh. Seperti tidak mendapat info tentang bagaimana pelekatan yang tepat atau bagaimana cara mengurangi nyeri pada payudara. Awal yang buruk membuat menyusui jadi sulit, tapi ini bisa diatasi. Menyusui memang lebih sulit pada awalnya, tapi akan menjadi lebih mudah setelahnya.
Mitos: Tak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak ASI yang diperoleh bayi
Fakta
Tidak ada cara mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang diminum bayi, tapi ini tidak berarti Anda tidak bisa mengetahui kalau bayi mendapat ASI yang cukup. Cara terbaik untuk mengetahui bayi menyusui dengan cukup adalah memperhatikan gelagat bayi apakah ia menyusu selama beberapa menit pada tiap sesi menyusu, membuka mulut lebar, jeda sebentar, lalu menutup mulut untuk menghisap atau tidak. Jika iya, berarti ia cukup memperoleh ASI.
Mitos: Bila bayi diare atau muntah, ibu harus berhenti menyusui
Fakta:
Obat terbaik jika bayi diare adalah ASI. Hentikan pemberian makanan lain, tapi terus menyusui. Hanya ASI, cairan yang dibutuhkan bayi ketika ia mengalami diare atau muntah.
Mitos: Bila ibu minum obat ia harus berhenti menyusui
Fakta:
Ada sangat sedikit obat yang aman diminum ketika menyusui. Sangat sedikit pula kadar jumlah obat yang muncul di ASI, dan biasanya jumlah yang sedikit ini tidak perlu menjadi kekhawatiran ibu. Bila obat tertentu tidak aman, biasanya ada alternatif lain.
Mitos: ASI tidak mengandung zat besi yang cukup untuk kebutuhan bayi
Fakta:
ASI mengandung zat besi yang dibutuhkan bayi. Bila bayi lahir di usia kehamilan yang cukup, ia akan mendapat zat besi yang cukup dari ASI yang membuatnya bertahan setidaknya pada 6 bulan pertama. Susu formula juga mengandung zat besi. Tapi zat besi di susu formula sulit diserap dan bayi mengeluarkan sebagian besar jumlahnya lewat feses. Tidak perlu menambahkan makanan lain selain ASI sebelum usia bayi 6 bulan.
Mitos: Ibu menyusui membutuhkan suplemen vitamin khusus
Fakta:
Pabrik pembuat vitamin menyadari kalau para ibu merupakan konsumen potensial. Ada banyak pilihan vitamin di pasaran dan mereka ingin Anda percaya kalau Anda membutuhkannya untuk menyediakan ASI yang bernutrisi untuk bayi.
Sebenarnya, Anda tidak membutuhkannya. Dokter bisa menyarankan Anda untuk terus minum vitamin kehamilan, atau multivitamin serupa ketika Anda menyusui. Tapi sumber nutrisi terbaik untuk Anda dan bayi adalah variasi makanan segar. Beberapa ibu dengan persediaan ASI bermasalah mungkin tertarik untuk mengonsumsi suplemen, Anda perlu berkonsultasi sebelum memilih sebuah produk.
Karena menyusui berhubungan dengan persediaan dan permintaan, menambahkan sesi memompa dan menyusui untuk meningkatkan produksi ASI jadi solusi terbaik.
Mitos: Minum minuman dingin selama menyusui membuat bayi pilek
Fakta:
Salah satu saran yang banyak diberikan orang-orang tua adalah untuk tidak minum minuman dingin selama menyusui karena bisa membuat anak pilek. Tidak hanya itu, beberapa wanita juga diminta untuk tidak mandi air dingin karena bisa menyebabkan masalah serupa. Saran ini tidak memiliki penjelasan yang rasional.
Bila ibu minum minuman dingin selama menyusui, ini tidak akan membahayakan bayi atau membuatnya jadi pilek. Ini karena, infeksi virus tidak menyebar melalui ASI. Tapi, bila ibu menyebarkan infeksi ke bayi, penyebarannya melalui tetesan cairan tubuh dan virus yang sampai ke bayi meski sebelum gejala terlihat pada ibu.
Tidak ada alasan bagi ibu untuk tidak menyusui bila ia pilek atau batuk karena tidak akan mengubah komposisi ASI-nya. Mungkin waktu satu-satunya di mana ibu tidak boleh menyusui bayi adalah ketika ia menjalani pembedahan karena kondisi medis.
Tidak ada hubungan antara minuman dingin dan perubahan komposisi ASI. Yang ibu harus ingat adalah minum banyak cairan selama menyusui. Selain itu, pola makan kaya protein juga dibutuhkan ibu selama laktasi, tapi jangan berlebihan, cukup tambahan 400 kalori untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Mitos: ASI ibu tidak mencukupi pada 3 sampai 4 bulan pertama setelah melahirkan
Fakta:
Ini tidak benar. Mungkin ASI terlihat tidak mencukupi karena bayi tidak melakukan pelekatan dengan baik sehingga tidak bisa memperoleh ASI yang tersedia. Ketika ASI tidak banyak (biasanya di beberapa hari pertama) bayi harus melakukan pelekatan dengan baik untuk mendapat ASI.
Jika tidak melakukan pelekatan dengan baik, bayi tidak bisa mendapat ASI pertama yang disebut kolostrum. Jangan pedulikan saran orang yang meminta Anda memompa ASI untuk tahu berapa banyak kolostrum yang tersedia. Setelah ASI melimpah, bayi bisa salah melakukan pelekatan tapi tetap mendapat banyak ASI. Meski begitu, pelekatan yang baik sejak awal bisa mencegah masalah nantinya.
Mitos: Bayi harus menyusu selama sekitar 20 menit pada tiap payudara
Fakta:
Tidak benar. Bila bayi sudah menerima ASI selama 15 sampai 20 menit dari satu payudara, ia kemungkinan tidak mau menyusu di payudara lainnya. Bayi akan menyusu lebih baik dan lebih lama bila ia melakukan pelekatan dengan baik. Bayi bisa terbantu untuk menyusu lebih baik dan lebih lama bila ibu mengompres payudara agar ASI mudah mengalir.
(Ismawati)