Ibupedia

5 Penyebab Ruam di Leher Bayi dan Tips Mengatasinya

5 Penyebab Ruam di Leher Bayi dan Tips Mengatasinya
5 Penyebab Ruam di Leher Bayi dan Tips Mengatasinya

Ruam di leher bayi mungkin nggak sepopuler jenis ruam pada bayi akibat penggunaan popok yang biasanya muncul di pantat atau pangkal paha. Namun, bukan berarti para orangtua bisa menyepelekannya. Hal ini karena ruam atau bercak kemerahan ini bisa menimbulkan rasa gatal sehingga membuat bayi gelisah, rewel, bahkan sampai susah tidur. Apalagi kulit bayi yang baru lahir masih sangat sensitif, jadi sangat rentan terkena masalah kulit, termasuk ruam di leher bayi.

Sebenarnya, ruam sendiri cukup wajar dan sering terjadi. Selain karena kulit bayi yang masih sensitif tadi, ruam di leher bayi juga bisa terjadi karena leher memang termasuk bagian tubuh yang tersembunyi. Leher jadi sering luput dari perhatian, sehingga orangtua kerap nggak sadar kalau leher bayinya lembab dan mengakibatkan ruam. Selain itu, ada sejumlah penyebab lain terjadinya ruam di leher bayi yang perlu orangtua tahu. Apa saja ya? Mari simak bersama.

  1. ASI atau susu yang mengalir dari mulut ke leher

    Saat sedang menyusu, besar kemungkinan air susu Ibu mengalir dari mulut ke leher bayi. Begitu pun dengan bayi yang minum susu lewat media dot. Saat sedang asyik minum, tanpa sadar ASI atau susu mengalir dari ujung bibir, melewati pipi dan biasanya bermuara di lipatan leher depan sampai belakang. Kalau nggak dibersihkan dengan benar, cairan susu itu bisa menyebabkan leher lembap yang akhirnya jadi tempat jamur atau mikroba berkembang. Inilah yang kemudian memicu terjadinya ruam di leher bayi.

  2. Air liur bayi yang masih sering menetes

    Menurut UCSF Benioff Children’s Hospital, kelenjar air liur bayi baru aktif ketika ia menginjak usia 2 sampai 3 bulan dan biasanya terus aktif sampai ia menginjak usia 6 bulan. Aktifnya kelenjar air liur ini menyebabkan bayi kerap meneteskan air liurnya tanpa sadar, atau istilah populernya ngeces. Sama seperti ASI atau susu, air liur bayi ini bisa “terperangkap” di lipatan-lipatan leher, membuat area tersebut basah dan lembap yang berujung pada ruam, kemerahan, hingga bersisik.

  3. Biang keringat karena udara panas

    Bagi kita yang tinggal di negara tropis, ruam di leher bayi lebih mungkin terjadi karena udara yang terlalu panas. Suhu atau cuaca panas ini memicu tubuh memproduksi keringat. Namun, bentuk leher bayi yang berlipat-lipat membuat saluran keringat tertutup sehingga keringat terperangkap di bawah kulit dan nggak bisa keluar dengan sempurna. Akibatnya muncul benjolan-benjolan kecil berwarna merah di area leher bayi yang memicu rasa gatal dan nggak nyaman. Ruam ini juga biasa disebut ruam panas, ruam keringat, atau biang keringat. Bayi yang tinggal di daerah dingin juga bisa mengalami ruam akibat baju yang terlalu tebal lo!

  4. Iritasi karena gesekan antar kulit

    Ruam juga bisa timbul karena gesekan terus-menerus yang terjadi di antara kerutan atau lipatan pada leher bayi. Gesekan ini dapat membuat kulit iritasi yang kemudian memicu munculnya ruam kemerahan. Ruam ini bisa terus berulang sampai akhirnya bayi bisa belajar mengangkat kepalanya sendiri tanpa penyangga.

  5. Dermatitis atau eksim

    Selain itu, penyebab lain ruam di leher bayi adalah dermatitis atau eksim. Dermatitis adalah penyakit kulit yang biasanya muncul di lipatan kulit seperti leher, siku, lutut, atau bahkan pipi. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak merah pada kulit disertai kulit kering, pecah-pecah, bahkan bisa berdarah jika digaruk terlalu keras. Ada banyak sekali faktor penyebab eksim, beberapa di antaranya seperti kondisi lingkungan yang terlalu pengap atau nggak cocok produk perawatan bayi tertentu.

Penyebab dari ruam di leher bayi memang cukup beragam. Karena itulah gejala yang muncul bisa berbeda-beda antara satu bayi dengan bayi lainnya, bahkan bisa sangat spesifik pada kasus tertentu. Tapi meski begitu, ada beberapa gejala yang paling umum ditemui saat bayi mengalami ruam di leher, seperti rasa gatal disertai nyeri yang akhirnya menyebabkan iritasi dan berakibat bayi kehilangan nafsu makan.

Meski umumnya nggak berbahaya dan bisa hilang dalam waktu beberapa hari, namun ruam di leher bayi tetap nggak boleh luput dari perhatian orangtua karena bisa mengganggu aktivitas bayi dan membuatnya rewel.

Ada beberapa tips untuk orangtua yang anaknya mengalami ruam di leher:

  • Gunakan pakaian yang menyerap keringat

    Salah satu pemicu munculnya ruam di leher bayi adalah udara yang panas dan lembap. Jika Ibu tinggal di daerah panas, pilih pakaian berbahan dingin untuk anak. Jangan gunakan pakaian yang kaku dan terlalu tebal karena bisa membuat bayi berkeringat sehingga risiko munculnya ruam lebih besar. Hindari mencuci pakaian bayi dengan pemutih atau deterjen yang terlalu keras karena bisa mengiritasi kulit bayi.

  • Pakailah krim untuk ruam

    Oleskan krim, salep, atau lotion untuk ruam yang biasa dijual di apotik atau toko perlengkapan bayi. Untuk menghindari ruam semakin parah karena ternyata produk yang dipakai nggak cocok, lakukan patch test dengan mengoleskan krim ke siku bayi terlebih dahulu. Tunggu dan periksa apakah ada gejala kulit memerah, terbakar, atau yang lainnya. Jika terpantau aman, baru oleskan krim ke area yang ruam. Namun, bila masih khawatir terhadap penggunaannya, Ibu bisa berkonsultasi ke dokter anak dulu ya.

  • Kompres bagian yang ruam dengan kain dingin

    Selain itu, Ibu juga bisa mencoba mengompres bagian yang ruam dengan kain yang sudah dibasahi dengan air dingin. Kain yang dingin ini bisa membantu meredakan peradangan pada kulit. Kompres selama kurang lebih 5-10 menit. Setelah selesai, tepuk-tepuk menggunakan kain atau lap kering. Ulangi prosedur ini kalau memang diperlukan.

  • Gunakan tepung maizena

    Tepung maizena atau pati jagung ternyata terbukti dapat meredakan ruam di kulit lo, Bu. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatric Dermatology, tepung maizena mampu meredam pertumbuhan jamur pada kulit manusia dan memberikan perlindungan pada kulit yang terkena gesekan dan milia. Nah, Ibu bisa coba menaburkan tepung maizena di bagian leher yang ruam. Gunakan setelah mandi atau sesaat sebelum keluar rumah. Tepung maizena akan menjaga daerah leher tetap kering dan bebas lembab.

  • Gunakan oatmeal

    Selain tepung maizena, ternyata bahan dapur lain yang bisa digunakan untuk meredakan ruam adalah oatmeal. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical, Cosmetic, and Investigational Dermatology menunjukkan bahwa oatmeal koloid termasuk bahan yang aman dan efektif untuk produk perawatan kulit, termasuk untuk mengatasi ruam di leher bayi. Ibu mungkin bisa mencobanya dengan menambahkan ekstrak oat di bak mandi bayi untuk menenangkan kulit yang ruam. Namun supaya lebih aman, ada baiknya untuk berkonsultasi ke dokter dulu ya, Bu.

  • Pakailah minyak kelapa

    Ternyata, minyak kelapa juga bisa dijadikan penyelamat saat ruam terjadi pada bayi Ibu lo! Ibu bisa coba memijat lembut bayi di bagian yang ruam dengan minyak kelapa sebanyak dua kali sehari. Minyak kelapa memiliki sifat emolien dan anti mikroba, sehingga bisa membantu meredakan gejala ruam.

Nah, untuk meminimalisasi risiko terjadinya ruam, Ibu bisa lebih menjaga kebersihan lingkungan di sekitar bayi, misalnya dengan rutin memandikan dua kali sehari, menggunakan air rebusan untuk mandi demi memastikan air yang dipakai nggak mengandung mikroba berbahaya, dan rajin membersihkan tempat tidur bayi.

Penulis: Darin Rania
 Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram