Ibupedia

5 Tips Merawat Bayi untuk Ayah

5 Tips Merawat Bayi untuk Ayah
5 Tips Merawat Bayi untuk Ayah

Halo Ayah, selamat ya atas kelahiran buah hatinya..! Ini tandanya, Ayah mendapat kepercayaan dari Yang Kuasa untuk membesarkan anak mulai dari ia masih bayi hingga dewasa nanti. Tidak semua pria mendapatkan kesempatan berharga ini, lho. Meskipun merawat bayi tidaklah mudah, namun di zaman modern seperti sekarang ini kemudahan teknologi memudahkan Ayah untuk ikut membantu merawat bayi pada usia berapapun, selama Ayah bersedia melakukannya.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ayah milenial (lahir tahun 1980-2000) meluangkan lebih banyak waktu untuk mengurus anak, termasuk ikut mengajukan cuti saat istrinya melahirkan. Hal ini tentu saja tidak saja membahagiakan para ibu, namun juga menguatkan ikatan antara ayah dan anak secara jangka panjang.

Nah, dengan karakter pasangan milenial yang tidak enggan berbagi tugas pengasuhan anak, ada kalanya Ayah harus merawat bayi sendiri untuk sementara waktu, baik itu karena alasan istri tugas luar kota, mengikuti seminar setengah hari, atau sekadar untuk mandi. Mau tidak mau, Ayah harus memahami pengetahuan dasar mengenai cara merawat bayi. Jangan sampai terjadi kesalahan yang membahayakan jiwa bayi hanya karena Ayah malu bertanya atau malas belajar.

Agar tidak ada yang terlewat, berikut ini adalah panduan merawat bayi yang Ayah bisa ikuti:

  1. Cara menggendong bayi

    Bagaimana rasanya menggendong buah hati untuk pertama kalinya, Yah? Antara tegang campur bahagia pastinya, ya. Saking tegangnya, sejumlah ayah menggendong bayi layaknya paskibraka membawa nampan bendera pusaka. Tidak apa-apa, asalkan mau belajar, Ayah ataupun Ibu sama-sama dapat merawat bayi dengan baik. Setelah Ayah terbiasa, menggendong bayi tidak akan semenegangkan saat-saat pertama dulu.

    Bagaimana cara menggendong bayi yang benar?

    Ada beberapa gaya dalam menggendong bayi. Apapun gayanya, Ayah harus tenang dan rileks terlebih dahulu karena bayi dapat merasakan ketegangan Ayah dan ikut merasa tidak nyaman ketika digendong. Jika sudah, ingat bahwa bayi di bawah 3 bulan belum mampu menyangga kepalanya sehingga Ayah perlu menopang leher dan kepalanya. Nah, mari kita mulai dari gaya pertama, cradle hold.

    Cradle hold merupakan gaya yang paling umum digunakan saat menggendong bayi untuk pertama kalinya. Berikut ini adalah langkah-langkah melakukannya:

    • Jika bayi dalam keadaan berbaring di kasur, selipkan tangan kanan Ayah ke bawah punggung bayi menuju kepala dan tangan kiri ke bawah pantat bayi, lalu angkat bayi perlahan. 

    • Dengan kepala bayi di telapak tangan kanan, pindahkan pelan-pelan kepala bayi di siku bagian dalam tangan kiri Ayah. Posisi telapak tangan kiri berada di pantat bayi. 

    • Setelah bayi terlihat nyaman, lepaskan pegangan tangan kanan dan pindahkan ke bagian bawah tubuh bayi untuk membantu menopang tangan kiri. Lama kelamaan, Ayah bisa percaya diri menggendong bayi dengan satu tangan saja sementara tangan lain memegang botol dot atau menepuk-nepuk paha bayi agar lekas tidur. 

    Cara menggendong yang kedua snuggle hold, atau menggendong bayi dalam keadaan tegak. Sama dengan cara mengambil bayi di poin sebelumnya, namun setelah itu posisikan bayi dalam keadaan berdiri di dada Ayah, dengan kepala di salah satu bahu. Pastikan kepala bayi menghadap kiri atau kanan untuk memastikan jalan nafasnya lancar. Posisi ini juga dapat dilakukan dengan cara skin to skin atau tanpa pakaian. Kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit Ayah terbukti dapat menstabilkan suhu tubuh bayi dan meredakan rasa sakit.

    Masih ada beberapa cara menggendong yang lain (bisa dilihat di video ini), namun menguasai dua cara di atas sudah cukup untuk kemampuan dasar merawat bayi. 

  2. Cara mengganti popok

    Cara merawat bayi berikutnya yang perlu Ayah kuasai adalah mengganti popok. Kapan popok harus diganti? Untuk popok kain, tentu ketika basah. Untuk pospak (popok sekali pakai), Ayah perlu mengeceknya secara berkala setiap 2-3 jam sekali atau ketika bayi rewel. Meskipun daya tampungnya banyak, menunggu pospak hingga penuh berisiko membuat area kemaluan menjadi lembab dan iritasi. Jika sudah begini, bayi jadi mudah rewel. Karenanya, rutin mengganti popok dapat menjaga kebersihan kelamin bayi.

    Baik popok sekali pakai atau popok kain, keduanya melewati satu tahap yang biasanya para ayah paling hindari: membersihkan kemaluan dari pipis dan pup bayi. Suka tidak suka, hal ini memang harus dihadapi dan dilakukan. Jika sudah terbiasa, Ayah tidak akan lagi merasa jijik.

    Nah, demi kelancaran proses mengganti popok (dan agar tidak perlu berlama-lama menghadapi pipis dan pup bayi), Ayah harus memastikan segala hal yang dibutuhkan saat mengganti popok sudah tersedia. Jangan buru-buru membuka popok bayi jika perlengkapannya belum tersedia ya, Yah, karena bayi bisa kedinginan.

    Yang perlu Ayah persiapkan saat akan mengganti popok bayi adalah:

    • Perlak, agar kotoran bayi tidak tercecer di kasur

    • Tisu basah/kapas basah

    • Tisu kering atau lap kering

    • Diapers (pospak), clodi (cloth diaper), atau popok kain

    • Kain untuk bedong atau celana bayi

    • Tempat sampah / keranjang popok kotor

    Setelah semuanya tersedia, baru letakkan bayi di atas kasur atau changing table. Untuk bayi yang mulai terlihat ingin berguling, pastikan Ayah meletakkannya agak jauh dari tepi kasur. Kemudian, lepaskan kain bedong, celana, dan popok. Melepas popok pun ada tekniknya Yah, jangan sampai kesalahan teknik membuat Ayah harus bekerja ekstra membersihkan sisa pup yang terkena kaki bayi.

    Berikut ini adalah cara melepas popok:

    • Untuk pospak model biasa, lepaskan perekat di bagian perut. Untuk model pants, robek bagian elastis di kedua sisi. Setelah itu, buka bagian depan popok ke arah bawah.

    • Untuk popok kain, lepaskan pita atau ikatan di bagian perut lalu buka bagian penutup ke arah bawah.

    • Untuk celana, lepas bagian kaki satu per satu (jangan dipelorotkan secara bersamaan) secara perlahan. Hal ini untuk menghindari pipis/pup bayi terkena paha dan betisnya.

    Tahap pertama selesai, kemudian saatnya membersihkan area kemaluan bayi.

    Tips penting: Jika bayi sudah sering melakukan gerakan menendang (apalagi berguling), pegang kedua pergelangan kakinya saat membersihkan kemaluannya. Gerakan menendang ini dapat membuat pup bayi terkena pergelangan kakinya, padahal bagian inilah yang akan Ayah pegang saat mengganti popok. Namun jika Ayah kalah cepat melakukannya, anggap saja hal tersebut kenangan tak terlupakan saat merawat bayi.

    Cara membersihkan kemaluan bayi:

    • Pegang pergelangan kakinya ke atas sehingga membentuk sudut 90 derajat dengan tubuhnya. Khusus untuk bayi laki-laki, tutup kemaluannya dengan sapu tangan atau kain kecil karena sering terjadi “insiden” bayi kencing saat popok dilepas.

    • Angkat sedikit kakinya ke atas, lalu seka kemaluan, pantat, semua lipatan, dan selakangannya dengan tisu basah atau kapas dari arah depan ke belakang hingga bersih. Jika bayi memakai popok kain atau celana, biasanya area yang terkena kotoran lebih banyak. Pastikan semuanya tidak luput dibersihkan.

    • Jika bayi pup, Ayah bisa menyeka pup dengan popok bagian depan sekali saja ke arah belakang, kemudian timpa dengan pantat bayi dalam posisi popok terlipat dua (seperti posisi saat dipakai). Lanjutkan pembersihan menggunakan tisu atau kapas basah hingga bersih. Pastikan lubang pantat benar-benar bersih agar bayi tidak rewel karena gatal. Namun, jangan terlalu kuat tekanannya agar tidak lecet.

    • Sebelum memakaikan popok, pastikan area perlak dalam keadaan bersih, popok dan bekas tisu sudah masuk ke keranjang sampah. Jika ada kotoran di perlak, segera bersihkan dengan tisu agar popok bersih yang akan dikenakan tidak berbau.

    Setelah bersih, saatnya memakaikan popok kembali! Untuk popok kain, clodi, dan pospak dengan perekat samping, letakkan dalam kondisi terbuka di bawah pantat bayi. Caranya, angkat pergelangan kaki bayi ke atas sedikit saja untuk menyelipkan setengah bagian popok ke bawah pantat bayi. Lipat bagian depan menutupi kemaluan bayi kemudian rekatkan bagian sampingnya untuk pospak, kancingkan tepinya untuk clodi, atau ikat tali di perut bayi untuk popok kain. Usahakan tidak terlalu kencang ataupun terlalu longgar.

    Merawat bayi akan lebih mudah lagi jika memakai pospak berbentuk celana (pants) karena tinggal memakainya saja seperti celana, tidak perlu mengikatnya, dan tidak perlu  mencuci. Namun, sampah pospak tentu akan menggunung dan lebih boros biaya. Semua kembali ke prioritas masing-masing orang tua.

    Tips tambahan, Ayah boleh-boleh saja mengganti popok sambil mengajak bayi bicara atau bersenandung. Selain untuk menarik perhatian bayi, Ayah pun lebih rileks saat mengganti popok.

  3. Cara memandikan bayi

    Memandikan bayi merupakan salah satu cara merawat bayi yang membutuhkan petunjuk teknis. Inilah mengapa sebagian rumah sakit bersalin menunjukkan ibu cara memandikan bayi pasca persalinan. Tidak hanya Ayah, ibu baru pun rata-rata tegang saat memandikan bayi untuk pertama kali karena takut pegangan tangan terlepas saat memandikan bayi di dalam bak mandi. 

    Agar tidak terjadi hal demikian, ikuti panduan berikut ini.

    • Siapkan air hangat di dalam bak mandi, sabun, dan waslap.

    • Bentangkan handuk untuk meletakkan bayi di kasur atau changing table. 

    • Basahi waslap dan beri sedikit sabun, ratakan.

    • Usapkan waslap ke seluruh tubuh bayi dari kepala hingga kaki, kecuali wajah.

    • Untuk menyeka bagian belakang tubuh bayi, Ayah bisa memiringkan tubuh bayi sedikit.

    • Setelah selesai menyabuni bayi, angkat tubuh bayi dengan cara menyelipkan tangan kiri ke bawah leher dan bahunya, kemudian “kunci” pangkal lengan kiri bayi dengan jempol dan telunjuk Ayah seperti lingkaran. Tujuannya adalah mencegah bayi terlepas dari pegangan karena licin. Tangan kanan mengangkat bagian pantat.

    • Celupkan tubuh bayi ke bak mandi. Gunakan tangan kanan untuk membilas tubuh bayi dari kepala hingga kaki. Jangan lupa, bersihkan pula kemaluan dan pantatnya.

    • Untuk bagian punggung, letakkan telapak tangan kanan di dada bayi dengan jempol dan telunjuk Ayah mengunci ketiak kiri bayi. Secara perlahan, balik badan bayi hingga posisi seperti telungkup, lalu bilas punggungnya dengan tangan kiri. 

    • Setelah bersih, kembalikan ke posisi semula, angkat dari bak mandi, letakkan di atas handuk dan keringkan tubuhnya. Beri minyak telon atau baby lotion jika ingin.

    • Jika masih susah membayangkan langkah-langkah di atas, Ayah bisa menonton video tutorialnya di sini.

  4. Cara memberi ASI perah (ASIP)

    Kini, bayi sudah wangi dan bersih. Mendadak, ia menangis karena haus. Memberi ASIP merupakan hal yang tidak mungkin dilewatkan Ayah saat membantu merawat bayi. Ayah bisa saja melewatkan waktu mandi, namun tidak mungkin melewatkan waktu menyusunya.

    Dalam menyiapkan ASIP, sebaiknya pindahkan ASIP dari freezer ke kulkas malam sebelumnya agar proses pencairan ASI tidak merusak nutrisi dan tidak makan waktu. Ketik ibu mulai pergi, keluarkan ASI sebanyak yang dibutuhkan bayi untuk sekali menyusu. Mengingat ASI hanya tahan di suhu ruang selama 4 jam, catat dengan baik jam berapa Ayah mengeluarkannya dari kulkas.

    Untuk mencairkan ASI, rendam botol/kantong ASIP dalam baskom berisi air hangat atau letakkan di bawah air hangat yang mengalir. Setelah suhunya sesuai suhu tubuh, pindahkan ke botol atau gelas.
    Memberi ASIP tidak harus selalu menggunakan dot karena dapat menyebabkan bayi bingung puting. AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) menyarankan penggunaan sendok, cup feeder, atau spoon feeder sebagai penggantinya. Berikut adalah caranya:

    • Cup feeder berbentuk gelas mini dengan salah satu sisi melandai agar bayi mudah minum. Caranya, dudukkan bayi di pangkuan dengan punggung agak  landai, topang kepala dan leher bayi dengan lengan seperti pada posisi cradle hold. Tempelkan cup feeder ke bibir bayi dengan sudut yang memungkinkan bayi menyeruput ASIP. 

    • Spoon feeder berbentuk botol dengan ujung sendok. Cara menggunakannya mirip dengan langkah di atas, yaitu dudukkan bayi setengah tegak. Pencet sedikit demi sedikit bagian botolnya, biarkan bayi menyeruput dan menelannya perlahan. Ayah juga dapat menggunakan sendok dan gelas kecil

    Merawat bayi memang membutuhkan kesabaran, termasuk saat memberi ASI dengan media non-dot di atas. Kuncinya, beri ASI sebelum bayi kehausan dan rewel. Jika terlambat. Prosesnya akan lebih menantang karena bayi tidak bisa berkonsentrasi untuk minum. Penggunaan dot tetap diperbolehkan dengan posisi bayi yang setengah tegak. Setelah botol dot kosong, segera lepas dot (meskipun bayi masih ingin menghisap dot) agar bayi tidak menelan angin dan kembung. Terakhir, jangan lupa sendawakan bayi dengan cara menggendongnya dengan posisi snuggle hold sembari menepuk punggungnya dengan lembut. 

  5. Cara menenangkan bayi saat menangis

    Dari sekian langkah dalam merawat bayi, mungkin ini yang paling Ayah butuhkan. Teori yang paling umum adalah bayi menangis karena lapar atau buang air. Jika keduanya ternyata bukan penyebabnya, Ayah bisa melihat apakah suhu udara di kamar terlalu gerah, ada suara berisik yang membuat bayi terganggu tidurnya, digigit nyamuk, atau mungkin mengalami kolik. 

    Biasanya, bayi memiliki cara favorit untuk menenangkannya, seperti diayun dengan cara tertentu atau diajak berbicara. Jika bayi masih menangis, beberapa cara dari situs Babycentre berikut ini dapat Ayah coba: 

    • Menggendong sambil menepuk-nepuk pantatnya

    • Menggendongnya sambil berhadap-hadapan, ajak ia bicara atau nyanyikan lagu

    • Mengajaknya keluar ruangan

    • Memberi pijatan ringan 

    • Memutarkan musik atau white noise (kombinasi berbagai suara alam dan lingkungan sekitar, Ayah bisa mencarinya di YouTube)

    • Membedong bayi

Semoga langkah-langkah di atas bisa membantu ya, Yah. Ingatlah bahwa masa-masa ini akan cepat berlalu, jadi nikmati prosesnya.

(Menur)

Follow Ibupedia Instagram