6 Fakta Menarik Yang Harus Bunda Tahu Tentang Oksitosin Si Hormon Cinta
Bila Anda sebelumnya pernah melahirkan, Anda mungkin pernah mendengar tentang oksitosin, terutama bila Anda ibu yang menyusui. Oksitosin adalah hormon yang mengontrol kontraksi rahim selama persalinan, dan membantu ASI keluar saat menyusui. Tapi bukan hanya ini saja manfaat dari hormon oksitosin. Penelitian menunjukkan kalau oksitosin dapat menenangkan dan meningkatkan mood, menurunkan tekanan darah, dan menahan hormon stres.
Oksitosin juga bisa membantu meredakan peradangan dan menstimulasi fungsi metabolis seperti pencernaan dan pertumbuhan. Oksitosin ada pada pria maupun wanita, dan aktif dalam interaksi sosial, membawa rasa rileks dan tidak sendirian.
Hormon Oksitosin Pada Wanita
Oksitosin jadi hormon yang penting bagi wanita. Oksitosin yang diproduksi di otak memiliki peran dalam proses kelahiran juga menyusui. Hormon ini menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan dan membantu mengecilkan rahim setelah kelahiran. Ketika bayi menghisap payudara ibu, stimulasinya menyebabkan oksitosin terlepas, yang kemudian membuat ASI keluar.
Oksitosin juga meningkatkan jalinan kedekatan antara ibu dan anak. Penelitian menunjukkan kalau tikus betina menganggap anak anjing sebagai musuh, tapi ketika tikus betina sudah melahirkan, otaknya berubah. Tikus betina menganggap anak anjing menggemaskan. Hal yang sama terjadi pada manusia.
Sebuah penelitian menemukan kalau semakin tinggi oksitosin ibu pada trimester pertama kehamilan, semakin mungkin ia menunjukkan perilaku menjalin kedekatan seperti bernyanyi atau memandikan bayinya.
Oksitosin bisa jadi kunci untuk beradaptasi menjadi seorang ibu. Tapi oksitosin sintetis, yang sering digunakan untuk menginduksi persalinan, tidak bertindak sama seperti oksitosin yang alami terbentuk dalam tubuh.
Oksitosin Pada Pria
Seperti pada wanita, oksitosin pada pria juga membantu membangun kedekatan. Ayah yang menerima oksitosin melalui alat semprot hidung bermain lebih dekat dengan bayi berumur 5 bulan dibanding ayah yang tidak menerima hormon ini.
Sebuah penelitian menemukan kalau pria yang sudah berpasangan yang menerima oksitosin berdiri dengan jarak lebih jauh dari wanita yang dianggap menarik dibanding pria yang tidak diberi oksitosin. Tapi pria lajang tidak mendapat efek dari hormon ini, oksitosin bekerja sebagai peningkat kesetiaan untuk pria yang sudah berpasangan.
Di penelitian lain, para pria diberikan dosis oksitosin dan diminta menuliskan tentang ibu mereka. Pria yang memiliki hubungan baik menjelaskan ibu sebagai orang yang penyayang. Mereka yang memiliki hubungan kurang baik menganggap ibu mereka kurang penyayang. Hormon oksitosin membantu pembentukan memori sosial, jadi memperkuat asosiasi sebelumnya, baik yang positif maupun negatif.
Fakta Tentang Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin ada di seluruh tubuh dan muncul karena banyak aktivitas yang berbeda. Oksitosin juga memiliki banyak fungsi. Berikut fakta mengagumkan tentang oksitosin:
1. Oksitosin Meningkatkan Kemampuan Sosial
Sebuah penelitian menunjukkan kalau menghirup oksitosin meningkatkan kemampuan orang dengan autisme untuk berinteraksi dengan orang lain. Penelitian sebelumnya mengindikasikan tingkat oksitosin alami lebih rendah pada orang yang mengidap autisme. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan kesulitan dalam komunikasi dan hubungan sosial. Oksitosin juga menurunkan rasa takut terhadap orang lain yang dialami penderita autisme.
2. Oksitosin Membuat Hubungan Semakin Solid
Dengan membandingkan tingkat oksitosin dan hormon vasopressin di urin pada anak biologis dan anak adopsi yang tinggal di rumah yatim piatu, peneliti menemukan kalau level oksitosin meningkat pada anak setelah kontak dengan ibu kandungnya. Tingkat oksitosin tetap statis pada anak adopsi di situasi yang sama. Hal ini menunjukkan dasar psikologis yang menyebabkan anak adopsi mengalami kesulitan untuk membentuk hubungan yang nyaman.
3. Oksitosin Membuat Tidur Lebih Baik
Oksitosin yang terlepas di otak pada kondisi bebas stres secara alami menyebabkan tidur. Ini cukup masuk akal karena oksitosin menghalangi efek kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Oksitosin memiliki efek menenangkan, membuat Anda merasa disayang dan lebih mudah untuk tidur.
4. Oksitosin Membuat Orang Jadi Lebih Dermawan
Di sebuah penelitian, peserta menghirup oksitosin melalui hidung, lalu diberikan kesempatan untuk membuat keputusan tentang memberikan uang kepada orang yang tidak dikenal. Mereka yang menghirup oksitosin 80 persen lebih dermawan dan hormon ini juga mempengaruhi mereka untuk lebih mementingkan orang lain.
5. Oksitosin Meningkatkan Hasrat Seksual
Sebuah penelitian menunjukkan terjadi ereksi spontan pada tikus setelah oksitosin disuntikkan ke tubuh. Zat kimia pada otak yang termasuk oksitosin terlepas pada pria selama ejakulasi. Zat kimia ini meningkatkan kedekatan pada pasangan, meski tidak sama pada tiap orang.
6. Oksitosin Memicu Insting Untuk Melindungi
Oksitosin memicu agresi defensif terhadap pihak luar yang kemungkinan akan mengancam kelompok sosial seseorang, seperti tentara yang membela kawan seperjuangannya. Penelitian terhadap hewan sebelumnya menunjukkan kalau hormon ini meningkatkan perilaku melindungi, efek yang sama terjadi pada manusia.
Gelombang oksitosin terlepas ketika bayi lahir, karena perenggangan pada reseptor di vagina bawah, tingkat oksitosin pada bayi juga tinggi saat lahir.
Oksitosin terlepas lewat denyut nadi, semakin banyak denyut nadi semakin terlihat efek dari hormon ini. Hisapan bayi di payudara memicu denyut nadi, yang meningkatkan produk ASI.
Puncak tertinggi oksitosin pada wanita adalah tepat setelah bayinya lahir, tapi sebelum plasenta keluar. Kita bisa memaksimalkan potensi hormon ini dengan menempatkan bayi bersentuhan kulit dengan kulit dengan ibu dan membiarkan keduanya tanpa gangguan.
Oksitosin membantu ibu berinteraksi dengan bayinya. Tingkat oksitosin berhubungan dengan jumlah interaksi ibu dan bayi, dan keduanya mendapat manfaat dari efeknya.
Kontak kulit dengan kulit meningkatkan pelepasan oksitosin, baik pada ibu dan bayi tepat setelah lahir, ayah yang memijat bayi, atau ibu dan ayah yang saling berpegangan tangan.
Prolaktin, hormon pendukung produksi ASI, bergantung pada produksi oksitosin. Tingkat dua hormon ini saling berhubungan selama menyusui.
Ketika bayi dekat di payudara, oksitosin terlepas, jadi biarkan bayi memeluk payudara selama menyusu, daripada membedong tangan dan tubuhnya.
Pelepasan oksitosin bisa terhambat oleh lingkungan yang menyebabkan stres, tapi tidak demikian bila seseorang secara emosional merasa didukung dan tenang.
Oksitosin memiliki efek langsung pada pertumbuhan otak, terutama neokorteks pada bayi baru lahir.
Oksitosin membantu tubuh menggunakan nutrisi melalui pencernaan, dan membantu menyalurkan nutrisi ke ASI dan janin ketika hamil.
Oksitosin terlepas selama orgasme. Orgasme memiliki manfaat kesehatan fisik dan emosi, jadi jangan lupa melayani pasangan, ya Bunda.
Masalah pada sistem oksitosin berdampak pada masalah kesehatan mental seperti schizophrenia, ketergantungan obat, dan bunuh diri.
Oksitosin terlepas ketika kita berbagi makanan dengan teman, memeluk orang yang disayang, dan ketika bermain bersama hewan peliharaan. Jadi ketika Anda merasa down, habiskan waktu bersama teman dekat, peluk orang yang Anda sayangi, dan berdekatan dengan pasangan.
Dosis berulang dari hormon oksitosin selama berbulan-bulan menyusui bisa meningkatkan kesehatan ibu, meski penelitian masih dibutuhkan untuk membuktikannya.
(Ismawati)