7 Tips Exclusive Pumping untuk Ibu yang Tak Bisa Menyusui Langsung
Tidak semua Ibu bisa menyusui bayi secara langsung. Banyak Ibu yang akhirnya memutuskan untuk menjalani exclusive pumping (EPing) karena tetap ingin memberikan manfaat ASI untuk anaknya. Keputusan ini biasanya dibuat karena kondisi bayi yang sulit melakukan pelekatan atau karena alasan kesehatan lainnya.
Kadang beberapa dokter atau bahkan anggota keluarga serta teman sering meremehkan pilihan ibu untuk melakukan EPing. Mereka berpendapat kalau itu tidak akan berhasil, ibu tidak akan mampu, pemberian susu formula lebih mudah dilakukan, dan sebagainya.
Tak heran, exclusive pumping (EPing) memang sangat membutuhkan dedikasi, terutama di tahap awal Ibu melakukannya. Ibu yang memilih EPing harus punya pendirian yang kuat dan tak mudah menyerah.
Hal yang Terjadi Ketika Ibu Menjalani Exclusive Pumping
Bila tertarik untuk melakukan EPing, berikut ini adalah hal penting yang perlu Ibu perhatikan:
Terima fakta kalau ini sangat sulit
Bukan untuk menakut-nakuti, tapi EPing memang sangat menantang secara fisik. Di awal melakukan EPing, saat Ibu sedang membantu tubuh untuk menjaga produksi ASI, Ibu akan merasa terjebak bersama peralatan pompa ASI. Kok bisa? Bayangkan saja, Ibu harus memompa ASI selama 8, 10, bahkan 12 kali sehari. Payudara sudah pasti akan terasa sakit. Setelah memompa, Ibu masih harus mencuci dan mensterilkan botol pompa, botol ASI, serta bagian pompa ASI lainnya.
Buat ibu yang awalnya berharap bisa menyusui secara langsung, kondisi tersebut pasti akan terasa sangat sulit diterima secara emosional. Saat tidak bisa menyusui bayi secara langsung, banyak Ibu yang merasa kalau ada yang salah dengan dirinya.
Banyak orang belum tahu tentang exclusive pumping
EPing bukan hal yang populer, mungkin teman, para ibu lain, bahkan dokter bingung dengan istilah ini. Jadi jangan kaget yaa kalau kamu harus menjelaskan tentang EPing ke banyak orang.
Semua akan jadi lebih mudah
Seiring waktu Ibu, akan belajar cara menghemat waktu saat harus memompa ASI belasan kali dalam satu hari. Misalnya Ibu akan belajar kalau tidak akan menjadi masalah untuk menyimpan bagian pompa di wadah steril dan meletakannya di kulkas sebelum melakukan sesi pumping selanjutnya. Itu artinya, Ibu tidak perlu mensterilkan semua peralatan pompa ASI setelah memakainya. Lebih hemat waktu, bukan?
Siapkan semua yang dibutuhkan
Bila Ibu berkomitmen untuk melakukan EPing, pastikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung Ibu secara penuh. Misalnya, siapkan tiga area memompa ASI, satu di kamar tidur, satu di ruang keluarga, dan satu di dalam mobil. Tempatkan pompa ASI dan perlengkapannya di ketiga area tersebut. Dengan begitu, Ibu tak perlu repot membawa pompa ASI ke mana-mana. Tapi kalau hal tersebut tidak memungkinkan, cukup gunakan satu pompa ASI, tapi pilih yang bentuknya praktis dan mudah dibawa ke mana-mana.
Jalin kedekatan dengan si kecil
Kata siapa Ibu bisa menjalin kedekatan dengan si kecil hanya dengan menyusui langsung? Menyusui si kecil dengan botol juga bisa membuat Ibu lebih dekat dengan si kecil kok. Caranya bisa dicek di artikel ini ya.
Bisa mendapatkan bantuan dari suami
Ketika Ibu menyusui secara langsung, Ibu otomatis harus bangun saat si kecil mau menyusu di tengah malam. Tapi jika Ibu melakukan EPing, suami bisa membantu Ibu untuk menyusui si kecil di tengah malam dengan ASIP lho. Itu artinya, suami juga bisa menjalin kedekatan dengan si kecil dan Ibu bisa mendapatkan cukup istirahat.
Exclusive pumping berarti Ibu bisa lebih bebas
Saat menjalani EPing, Ibu tidak harus selalu dekat dengan si kecil untuk sigap menyusuinya ketika ia merasa lapar. Jadi manfaatkan momen ini untuk merawat kesehatan mental dan psikis Ibu. Siapkan ASIP di rumah dan minta pengasuh si kecil memberikannya saat Ibu harus pergi ke luar rumah.
Berhenti ketika Ibu siap
Di tengah perjalanan EPing, pasti akan ada waktu di mana Ibu memutuskan untuk memberi susu formula tambahan atau memutuskan untuk berhenti memompa sepenuhnya. Ini tidak akan jadi masalah besar.
Seberapa Sering Harus Memompa Saat Melakukan Exclusive Pumping?
Sebelum membicarakan tentang frekuensi memompa ASI, hal yang paling penting untuk dipersiapkan adalah pompa ASI dengan kualitas baik. Pilihan pompa ASI ini akan mempengaruhi jumlah ASI yang Ibu perah.
Nah, Ibu pasti tahu kan kalau bayi baru lahir menyusu sekitar 8 sampai 12 kali setiap hari? Agar bisa berhasil memberikan stok ASIP yang cukup untuk si kecil, Ibu juga harus mengikuti jadwal ini. Pastikan Ibu memompa ASI tiap 2 sampai 3 jam sekali dengan durasi 20 menit pada tiap sesi memompa. Ini termasuk di malam hari ya.
Sebagian besar Ibu biasanya akan tergoda untuk melewatkan sesi pumping di malam hari setelah persediaan ASI sudah menumpuk di kulkas. Ini terjadi biasanya dalam 3 bulan. Nah, boleh saja untuk melewatkan sesi pumping di malam hari, tapi pastikan untuk mengganti sesi tersebut di siang hari ya!
Namun, sebaiknya tunggulah sampai si kecil cukup besar, sekitar 6-7 bulan jika mau mengurangi sesi pumping agar Ibu tidak kebingungan jika ternyata si kecil masih membutuhkan banyak asupan ASI.
Berapa Lama Durasi Memompa di Setiap Sesi?
Banyak yang merekomendasikan untuk mempompa ASI selama 15 sampai 20 menit di setiap sesi, meskipun Ibu merasa jumlah ASIP yang keluar tidak seperti yang diharapkan.
Ingat saja, produksi ASI dalam tubuh kita dibentuk berdasarkan pada 'permintaan'. Semakin sering Ibu mengosongkan payudara, akan semakin banyak ASI yang diproduksi oleh tubuh. Jadi jangan menyerah bila Ibu merasa hasil pumping sangat sedikit. Terus saja untuk melakukan pumping agar tubuh mulai memproduksi lebih banyak ASI.
Berapa Jumlah ASI Yang Dibutuhkan Si Kecil?
Biasanya bayi yang minum ASI dari botol membutuhkan jumlah ASI yang lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula. Ini karena komponen ASI jauh lebih baik, jadi si kecil hanya butuh porsi ASI yang lebih sedikit dibandingkan takan susu formula pada umumnya. Rata-rata bayi minum ASI sebanyak 740 ml dalam 24 jam di usia 1 sampai 6 bulan.
Seiring waktu berjalan, Ibu nantinya akan tahu berapa banyak yang bayi butuhkan. Berikut panduannya:
Bayi baru lahir - usia 2 bulan: 60 - 177 ml tiap kali menyusu
Bayi usia 2 - 4 bulan: 118 - 177 ml tiap kali menyusu
Bayi usia 4 - 6 bulan: 147 - 177 ml tiap kali menyusu.
Cara lain untuk memperkirakan kebutuhan ASI si kecil adalah dengan mengamati berat badannya. Biasanya bayi membutuhkan 2,5 ounce (73 ASI) ASI per pound (453 gram) berat badan setiap hari. Jadi bayi dengan berat 10 pound (4,5 kg) membutuhkan 25 ounce (740 ml) ASI dalam waktu 24 jam. Bila ia menyusu 8 kali sehari, maka setiap botol perlu diisi lebih dari 3 ounce (88 ml) ASI.
Menyusui Melalui Botol
Untuk bayi yang masih sangat kecil, sebaiknya gunakan botol susu dengan aliran lambat. Sebagian besar merek botol susu memberikan pilihan aliran dot untuk bayi baru lahir, bayi yang berusia lebih dari 3 bulan, 6 bulan, dan sebagainya.
Saat si kecil menyusu melalui botol, ada kemungkinan ia mendapatkan ASI lebih banyak dari yang ia butuhkan. Ini bisa terjadi karena si kecil tidak bisa mengontrol aliran ASI seperti ketika ia menghisap ASI langsung dari payudara. Saat pakai botol susu, si kecil akan terus menelan ASI sehingga membuatnya lebih sering gumoh.
Ibu juga harus tahu, ASI biasanya tercerna dalam waktu sekitar 90 menit. Nah, Ibu perlu memberi ASI ke si kecil berdasarkan permintaannya, yaitu dengan mengamati tanda lapar yang ditunjukkan si kecil. Biasanya si kecil butuh menyusu setiap 1,5 sampai 3 jam.
Si kecil mungkin membutuhkan waktu 20 menit atau lebih untuk menghabiskan seluruh ASIP di botol. Setelah sesi menyusu selesai, jangan lupa untuk sendawakan bayi dengan perlahan.
Menjaga Produksi ASI Ketika Menjalani Exclusive Pumping
Salah satu kekhawatiran terbesar yang sering ditakuti oleh para Ibu EPing adalah produksi ASI yang tiba-tiba menurun drastis. Nah, untuk menjaga produksi ASI, Ibu bisa mekakukan beberapa tips berikut ini:
Sering memompa. Semakin sering Ibu memompa dan mengeluarkan ASI, semakin banyak pula ASI yang akan diproduksi oleh tubuh.
Kurangi stres. Stres bisa menurunkan produksi ASI dan menyebabkan masalah lain dalam tubuh lho. Coba cari cara untuk menurunkan tingkat stres Ibu. Salah satunya adalah dengan berolahraga, ketemu dengan ibu-ibu lain, atau melakukan hal menyenangkan.
Jangan lewatkan sesi pumping. Saat kita melewatkan sesi pumping, meski hanya satu kali saja, tubuh akan mengira kalau Ibu tidak membutuhkan produksi ASI sebanyak biasanya. Itulah kenapa produksi ASI semakin menurun saat kita makin sering melewatkan sesi pumping.
Makan dengan pola makan seimbang. Memang tidak penting untuk menghitung asupan kalori untuk ibu menyusui, tapi penelitian menunjukkan kalau sebagian besar wanita yang menerima kalori sekitar 1800 sampai 2200 per hari bisa menghasilkan ASI yang melimpah.
ASI booster. Ada banyak ASI booster di pasaran yang bisa membantu Ibu untuk meningkatkan produksi ASI. Jangan lupa untuk makan makanan bergizi yang bisa meningkatkan persediaan ASI secara alami.
Tips Sukes Dalam Exclusive Pumping
Exclusive pumping memang tidak mudah dilakukan, tapi bukan berarti ini tidak mungkin dilakukan. Coba beberapa tips berikut yuk agar prosesnya semakin mudah dijalani:
Gunakan bra hands free untuk memompa ASI. Ini jadi barang wajib untuk Ibu EPing. Bra jenis ini dapat menahan pompa sehingga tangan Ibu bisa bebas untuk melakukan banyak hal.
Susui si kecil saat Ibu sedang pumping. Jika lagi ingin hemat waktu, Ibu bisa menyusui si kecil sambil memompa ASI. Gunakan bra pompa ASI hands free dan susui si kecil dengan botol selama Ibu pumping. Kadang aktivitas ini bisa membantu Ibu memicu let-down reflex lho sehingga Ibu bisa memperoleh banyak ASIP.
Simpan bagian pompa di kulkas. Daripada mencuci bagian pompa setelah tiap kali digunakan, cukup simpan di ziplock atau wadah steril dan letakkan di kulkas. Ini aman untuk dilakukan, tapi Ibu tetap perlu mencuci dan mensterilkan pompa ASI sekali sehari.
Hemat kantong ASI. Ibu bisa menghemat uang untuk membeli kantong ASIP dengan membekukan ASI di wadah es batu dan letakkan wadah tersebut di ziplock. Selain itu, Ibu juga bisa menggunakan botol kaca yang bisa dipakai berulang-ulang kali.
Lakukan power pumping. Power pumping bisa dilakukan dengan cara memompa ASI selama 10 menit, lalu istirahat selama 10 menit, pompa lagi selama 10 menit, dan seterusnya selama satu atau dua jam. Ini bisa membantu meningkatkan persediaan ASI Ibu.
Bila mengalami nyeri puting, Ibu bisa gunakan krim untuk puting atau oleskan sedikit minyak zaitun di bagian corong pompa untuk mengurangi gesekan.
Yang paling penting, jangan menyerah. EPing butuh kerja keras Ibu, terutama di awal-awal Ibu melakukan ini.
Jika ibu menyusui mengonsumsi kafein berlebihan biasanya bisa menimbulkan masalah pada produksi ASI Ibu. Ibu tidak perlu menghilangkan kebiasaan minum kopi sepenuhnya, minum satu cangkir kopi sehari masih diperbolehkan kok. Selain kafein, obat dengan kandungan pseudoephedrine HCl juga bisa mempengaruhi produksi ASI lho. Begitu pula dengan pil KB, beberapa Ibu merasa produksi ASInya menurun saat mengonsumsi mini pill.
Setelah menjalani EPing selama sekitar 3 bulan, persediaan ASI akan terbentuk. Nah, di waktu-waktu ini, Ibu bisa melewatkan beberapa sesi pumping tanpa harus takut produksi ASI akan menurun. Tapi kalau hasil ASIP terasa menurun, tetaplah melakukan pumping seperti jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya.
Mitos Seputar Exclusive Pumping
EPing tidak sama dengan proses menyusui secara langsung, dan tidak bisa dibandingkan dengan pemberian susu formula. Jadi kadang tak ada aturan saklek untuk melakukan EPing. Jika ingin memulai EPing, cari tahu yuk beberapa hal keliru tentang EPing berikut ini:
Mitos #1: Ibu tidak bisa menjalin kedekatan dengan bayi bila tidak menyusui secara langsung.
Ibu yang memberikan ASI atau susu formula melalui botol susu tetap bisa menjalin kedekatan dengan anaknya dengan banyak cara kok. Ibu bisa melakukan kontak kulit atau berinteraksi dengan si kecil saat sedang menyusuinya. Kalau dipikir-pikir, kita bisa melakukan hampir semua hal yang dilakukan Ibu yang menyusui anaknya langsung di payudara, kecuali melakukan pelekatan.
Mitos #2: Ibu yang melakukan exclusive pumping biasanya memiliki ASI yang sedikit.
Ini salah. Sama seperti menyusui, beberapa ibu memiliki ASI yang sedikit, beberapa Ibu lainnya bisa menghasilkan banyak ASI. Aktivitas memompa ASI mungkin akan membuat Ibu lebih rentan stres dan itu tentu akan mempengaruhi hasil ASIP yang diperoleh. Tapi ini tidak berarti kalau semua ibu EPing akan memiliki ASI sedikit.
Banyak yang mengatakan produksi ASI bisa lebih maksimal jika si kecil menyusu langsung dari payudara. Ini mungkin benar untuk sebagian besar Ibu. Tapi jangan rendah diri dulu ya, beberapa jenis pompa ASI di pasaran banyak juga kok yang terbukti efektif untuk mengeluarkan ASI secara maksimal.
Ada lho ibu yang berhasil melakukan EPing untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi kembar tiga, ada juga Ibu EPing yang mendonorkan ASI ke bayi lain, dan sukses untuk memenuhi kulkas dengan stok ASIP. Jadi meski mengeluarkan ASI lewat cara pumping, itu tidak berarti kita akan bermasalah dengan persediaan ASI.
Mitos #3: Bayi yang minum ASI dari botol tidak mendapat antibodi seperti yang diterima bayi yang menyusu langsung dari payudara.
Ada pendapat yang menyebutkan kalau tubuh hanya akan memproduksi antibodi di ASI ketika bayi melakukan pelekatan di payudara dan saat air liur bayi menyentuh payudara. Ketika bayi terkena kuman, ia akan 'mentransfernya' ke ibu saat menyusu. Lalu tubuh ibu akan membentuk antibodi yang tepat seperti yang bayi butuhkan untuk mencegah penyakit semakin parah.
Meski ini benar, kontak payudara dengan air liur bayi yang terjadi selama menyusui bukan satu-satunya cara antibodi dalam ASI bisa tercipta. Kontak fisik dengan bayi dalam segala bentuk, mulai dari pelukan, ciuman, atau menciumi aroma tubuh bayi, juga bisa membantu Ibu menciptakan antibodi di ASI untuk si kecil.
Mitos #4: Memompa tidak sama dengan menyusui.
Menyusui adalah proses di mana kita memberikan ASI ke bayi. Banyak yang bilang saat menyusui, bayi harus melakukan pelekatan pada payudara. Itu tidak sepenuhnya benar kok Bu. Ibu yang memompa ASI dan memberikan ASI dari botol susu, baik secara eksklusif (EPing) atau hanya sesekali, masih tetap disebut sebagai ibu menyusui.
Mitos #5: Exclusive pumping tidak mungkin dilakukan untuk jangka panjang.
Melakukan EPing setelah bayi berusia 1 tahun sangat memungkinkan lho. Ada ibu yang masih memompa ASI untuk batitanya dan ada juga ibu yang terus memompa ASI untuk anak yang lebih besar meski sedang dalam kondisi hamil. Selama persediaan ASI Ibu cukup untuk si kecil, tak ada alasan untuk tidak bisa memompa dalam jangka panjang.
(Ismawati, Yusrina)