8 Cara Menenangkan Bayi Menangis
Bagi ibu generasi millennial, mempersiapkan kelahiran buah hati sama artinya dengan belajar banyak ilmu. Sebut saja, ilmu tentang gizi kehamilan, tahapan persalinan, teknik pernafasan, hingga hal-hal yang harus dilakukan setelah bayi lahir seperti inisiasi menyusui dini. Para ibu bekerja mungkin sudah belajar teknik memerah ASI dan bagaimana menyajikan ASI perah. Perawat di rumah sakit pun mengajarkan cara memandikan bayi, teknik menyusui yang tepat, hingga apa yang harus dilakukan ketika bayi menangis.
Biasanya ada 3 hal yang menjadi penyebab bayi menangis, yaitu lapar, buang air, atau merasa tidak nyaman. Jika bayi menangis kemudian diam ketika diberi ASI, berarti ia haus. Jika bayi sudah kenyang menyusu tapi menangis, coba cek popoknya. Mungkin ia pipis atau pup. Jika tidak keduanya, cek suhu ruangan, apakah terlalu panas, terlalu dingin? Cek kulitnya, apakah ada gigitan serangga? Jadi, mau tidak mau, Ibu harus mengira-ngira apa keadaan apa yang menyebabkan bayi menangis. Inilah yang membuat ibu baru terkadang frustrasi ketika bayi menangis terus sementara ia sudah kenyang, tidak buang air, tidak gatal atau kepanasan, dan tidak sakit.
Akhirnya, Ibu rela menggendong bayi terus untuk membuatnya nyaman meskipun tangisannya tidak mereda. Ada yang bilang “mungkin kolik”, ada juga sebagian yang meyakini bayi diganggu makhluk halus. Nah, sebelum ibu menjadi semakin paranoid dan melakukan hal yang sebenarnya tidak berhubungan dengan mengapa bayi menangis, mungkin saja Ibu hanya kurang tepat menerjemahkan arti tangisan bayi.
Arti tangisan bayi
Meskipun terdengar sama, ternyata bayi menangis dengan suara dan ritme yang berbeda. Perbedaan tersebut memiliki arti bahwa “pesan” yang berusaha dikirim oleh bayi pun berbeda pula. Setidaknya, itulah hasil penelitian Priscilla Dunstan, seorang ibu berkebangsaan Australia yang ia ceritakan di The Oprah Winfrey Show tahun 2006. Awalnya, ia hanya kebingungan untuk menerjemahkan arti dari tangisan bayinya. Ia pun mulai mengamati pola tangisan bayinya dan mendapatkan pola untuk arti tertentu. Saat ia mengira pola tangisan tersebut hanya berlaku untuk bayinya, ternyata tangisan bayi-bayi lain juga dapat diartikan dengan pola yang sama.
Untuk membuktikan bahwa teorinya bukan kebetulan, Priscilla melakukan penelitian lanjutan berskala internasional selama 8 tahun dengan bantuan peneliti dari Brown University, AS. Akhirnya, risetnya menghasilkan sebuah panduan untuk menerjemahkan tangisan bayi. Berikut panduannya suara tangisan bayi beserta artinya:
“Neeeh!” = lapar/minta ASI
Jika bayi menangis dengan suara awal seperti huruf N, berarti tandanya ia lapar. Huruf N biasanya didapat jika lidah bayi menempel ke langit-langit mulut di mana ini adalah posisi lidah ketika mengisap puting. Nadanya pun rendah, ritmis, berulang, kecuali jika Ibu tidak segera meresponnya. Biasanya, ibu baru cukup mudah mengenali tangisan lapar bayi usia 0-3 bulan karena mereka masih rutin menyusu setiap 2-3 jam.
Untuk membuktikan benar tidaknya bayi menangis dengan nada “neeeh” saat lapar, Ibu bisa melakukan pengamatan. Awalnya mungkin terdengar agak samar. Namun, seiring dengan waktu, irama khas setiap tangisan bayi akan muncul dan Ibu mulai dapat menunjukkan perbedaannya. Dalam ejaan bahasa Indonesia, suara “neeeh” lebih terdengar seperti “eneeekk”, dengan huruf N yang terdengar jelas.
Penanda lain yang bisa Ibu amati jika bayi menangis karena lapar adalah mengusap wajah ke arah payudara ibu, memasukkan jari ke mulut, atau mulut berdecak seperti ingin menyusu. Jika bayi sudah jelas ingin menyusu, segera beri ASI. Menundanya dapat membuat tangisan bayi meninggi yang membuatnya masih tidak tenang ketika disusui. Akibatnya, bayi bisa tersedak, gumoh, atau kembung karena menelan banyak udara ketika menangis.
“Oooahh!” = mengantuk
Saat mengantuk, bayi menangis mengikuti reflek suara ketika menguap, yaitu dengan mulut membentuk huruf O dan lafal yang dominan O, artinya ia mengantuk. Jika didengarkan dengan seksama, suara tangisan bayi mengantuk berbunyi “owaaakk’ dengan nada tinggi, mirip dengan bagaimana orang Indonesia menirukan suara tangis bayi pada umumnya. Selain menangis, bayi juga mengucek mata atau menggosok telinga jika mengantuk.
“Heeeh!” = tidak nyaman
Mirip dengan suara bayi saat lapar, tangisan bayi ketika ada hal tidak nyaman yang dirasakannya terdengar seperti “heeeh”. Cirinya, suara huruf H terdengar cukup jelas. Jika diamati, suara bayi menangis saat merasa tidak nyaman bersifat terpatah-patah seperti “hek, hek, hek” dan terdengar seperti rintihan.
Penanda lain saat bayi tidak nyaman adalah terkadang ia menggerak-gerakkan tangan, kaki, atau kepalanya. Segera cek popoknya karena bisa jadi sudah saatnya diganti. Apabila popoknya kering, Ibu bisa memeriksa kondisi pakaian bayi siapa tahu punggungnya berkeringat, atau terdapat serangga seperti semut dan nyamuk. Posisi gendongan yang kurang pas juga bisa menyebabkan bayi merasa tidak nyaman. Kain gendongan yang terlalu kencang, tali pengait yang tersangkut di punggungnya, merk pada pakaian, atau karet kaos kaki yang kekecilan bisa menjadi penyebabnya.
“Eeaarrh!” = kembung
Saat kembung atau terasa tidak enak di bagian perut bawah, bayi menangis dengan suara “eeaarrh” di mana huruf E terlihat ditekan seperti saat mengejan. Sepintas suaranya sangat mirip dengan suara bayi lapar, namun tekanan yang kuat saat bayi menangis membuat Ibu lebih mudah membedakannya. Suara yang dihasilkannya pun lebih keras.
“Eehh!” = ingin bersendawa
Nah, tangisan yang ini tidak terlalu berbentuk tangisan, namun lebih ke rengekan atau isakan. Suara “eehh” yang muncul bernada rendah dan terpatah-patah dan bayi masih terlihat relatif tenang dibandingkan saat kembung atau tidak nyaman. Segera sendawakan bayi dengan menepuk-nepuk punggungnya dengan pelan, baik dalam posisi menghadap bahu Ibu atau setengah duduk.
Jika Ibu masih belum bisa membayangkan seperti apa suaranya, cuplikan video ini mungkin bisa membantu.
Pertanyaannya sekarang, apa yang harus dilakukan jika bayi menangis?
Menyusuinya. Ini hal pertama yang terpikir oleh Ibu baru ketika bayi menangis karena frekuensi bayi menyusu di 3-4 bulan pertama hidupnya masih sangat tinggi. Menyusu-tidur-buang air, mungkin hanya seperti ini ritme kegiatannya. Namun, lima jenis tangisan bayi di atas menunjukkan bahwa tidak semua tangisan menandakan ia lapar. Yang paling membingungkan adalah ketika bayi merasa tidak nyaman, tetapi Ibu tidak tahu di mana letak hal yang membuatnya tidak nyaman. Atau, Ibu tahu penyebabnya tetapi tidak bisa menghilangkannya, seperti saat bayi sakit. Beberapa cara berikut bisa Ibu coba untuk meredakan tangisan bayi, setelah Ibu memastikan bahwa bayi menangis bukan karena popoknya penuh ya!
Cara menenangkan bayi menangis
Menggendongnya
Jurus paling ampuh dalam menenangkan bayi menangis dari generasi terdahulu hingga sekarang adalah dengan cara menggendongnya. Menggendong bayi pun memiliki banyak variasi, mulai dari dengan tangan kosong, gendongan kain, maupun carrier. Posisi bayi saat digendong bisa vertikal maupun horizontal. Ibu bisa menggendong sambil mengayunnya mengikuti gerakan tubuh ibu, bersenandung, atau mengajaknya bicara.
Setiap posisi menggendong memiliki kelebihan masing-masing. Menggendong dengan gendongan dapat dilakukan sembari bayi menyusu atau melakukan kontak mata dengannya. Carrier membuat bayi cepat tenang karena Ibu mendekapnya dan memberikan rasa nyaman dan aman seperti saat di dalam kandungan, tangan Ibu pun masih leluasa bergerak. Ibu bisa menyesuaikkannya dengan situasi dan kondisi sesuai kebutuhan bayi saat menangis.
Ada satu lagi cara menenangkan bayi menangis yang dipopulerkan oleh dr. Robert Hamilton. Dokter yang telah menjadi spesialis anak selama 30 tahun di California, AS, ini memiliki empat langkah mudah meredakan tangisan bayi. Caranya:
Lipat kedua tangan bayi di dada sehingga telapaknya di bawah dagu. Tahan dengan telapak tangan kiri Ibu.
Jepit kedua lengan bayi dengan jempol dan kelingking sehingga seluruh telapak tangan kiri Ibu berada di depan tubuhnya.
Sangga pantat bayi dengan telapak tangan kanan di mana seolah bayi duduk di telapak tangan Ibu. Posisi bayi berada sekitar 20 cm di depan dada Ibu (tidak menempel).
Condongkan bayi 45⁰ ke arah depan (ke arah kiri Ibu) lalu goyang-goyangkan maju mundur, naik turun, atau berputar hingga bayi berhenti menangis. Lihat videonya di sini.
Gerakan ini cocok untuk bayi yang masih kecil atau di bawah 3 bulan karena berat tubuhnya masih ringan.
Membedongnya
Membedong (swaddling) ternyata tidak hanya membuat bayi lebih hangat dan tidur lebih nyenyak, tapi juga bisa menjadi trik menenangkan bayi menangis. Gerakan tangan dan kaki yang berkurang saat menangis bisa membuatnya cepat tenang dan mudah tertidur jika ternyata ia mengantuk. Lilitan kain bedong pun seolah membuat bayi merasa didekap sehingga lebih cepat tenang. Ibu bisa membedongnya dengan tangan di dalam maupun di luar serta menyisakan sedikit ruang untuk kakinya agar tidak merasa seperti terikat.
Bersenandung atau menyanyi
Hampir semua budaya di dunia ini memiliki senandung untuk bayi atau lullaby. Ibu bisa bersenandung dengan lagu daerah, lagu asing khusus untuk bayi, atau lagu karangan Ibu sendiri. Menenangkan bayi dengan mengucapkan “ssshhh” secara berulang juga bisa dilakukan. Bagaimana dengan memutarkan lagu dari perangkat elektronik? Bisa-bisa saja. Namun, suara Ibu akan lebih familiar di telinganya, selain juga dapat menjadi sarana bonding dengan bayi.
Menghiburnya
Bayi berusia di atas 3 bulan biasanya sudah bisa berinteraksi dengan orang tuanya. Menghibur bayi dengan gerakan cilukba, mengajak bicara dengan wajah tersenyum, atau menggunakan mainan yang menarik perhatiannya bisa dicoba. Tidak perlu harus menggunakan mainan yang berwarna-warni atau mainan khusus bayi. Terkadang, gerakan tangan Ibu atau kibasan selimut saja bisa membuatnya mendadak berhenti menangis. Membacakan buku, menunjukkan cicak di dinding, membuat wajah konyol bisa dicoba. Trik ini bisa berhasil jika ternyata bayi bosan bermain sendiri sehingga bayi menangis untuk mendapatkan perhatian orang dewasa di sekitarnya.
Memperdengarkan white noise
White noise adalah suara alam, benda-benda maupun aktivitas orang di sekeliling bayi yang sudah dapat didengarnya sejak masih berada dalam kandungan. Suara gemericik air, angin berhembus,debur ombak adalah contoh white noise yang dapat Ibu putar di YouTube. Suara ayat dari kitab suci pun dapat diperdengarkan pada bayi menangis.
Meletakkannya di bouncer, stroller, atau playmat
Kemudahan teknologi membuat Ibu banyak terbantu dalam menghadapi bayi menangis. Jika Ibu sedang tidak memungkinkan untuk menggendong bayi, meletakkannya di baby bouncer yang dilengkapi dengan fitur getaran bisa membantu meredakan tangisan bayi. Stroller juga bisa digunakan saat bayi menangis, yaitu dengan cara menggerakkan stroller maju mundur (jika tidak ada cukup ruang di rumah) atau mendorongnya seperti biasa. Ada pula baby playmat yang dilengkapi dengan mainan yang menggantung di atasnya serta tuts di bagian kaki. Jika bayi melakukan gerakan menjejak atau menendang, maka tuts akan mengeluarkan suara musik. Bayi mungkin akan teralihkan perhatiannya dan berhenti menangis.
Memijatnya
Pijatan yang ringan terkadang bisa menenangkan tangisan bayi. Ibu bisa melihat tutorial pijat bayi di YouTube untuk inspirasinya. Gerakan sederhana seperti memijat dada ke arah lengan, memijat perut membentuk gerakan seperti bentuk hati, dan mengurut lengan dan kaki seperti gerakan memerah susu sapi juga bisa membuat bayi nyaman. Mungkin juga bayi menangis karena lelah berbaring, sehingga menengkurapkannya dan memijat punggungnya bisa meredakan tangisannya.
Mengajak keluar rumah
Beberapa tipe bayi sangat menyukai suasana luar rumah. Ketika bayi menangis, maka Ibu bisa menggendongnya keluar meskipun hanya di teras. Jika cuaca bersahabat, gunakan carrier atau stroller untuk berjalan-jalan ke luar rumah. Siapa tahu, ia hanya bosan berada di kamarnya.
Jika bayi menangis karena kolik
Kolik mengacu pada kondisi di mana bayi menangis secara terus menerus menjelang malam atau pada malam hari. Tangisan bisa berlangsung selama 3 jam lamanya dengan frekuensi mencapai 3 kali seminggu. Ini pun bisa berlangsung hingga 3 minggu. Selain tangisan bernada tinggi hingga menjerit, kolik biasanya juga disertai penanda lain seperti tangan mengepal, wajah memerah, punggung melengkung, dan kaki ditarik ke arah perut.
Sejauh ini, kolik dikaitkan dengan adanya masalah pencernaan pada bayi, rasa kembung atau adanya gas dalam saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh usus yang sensitif terhadap protein tertentu, terlalu kenyang, atau terlalu lapar. Bayi prematur juga dapat mengalami kolik karena sistem saraf yang belum berkembang sempurna.
Meski bisa berlangsung berjam-jam, Ibu tidak perlu khawatir karena kolik hanya terjadi pada 4 bulan pertama hidup bayi dengan puncaknya pada minggu keenam umur bayi. Untuk menenangkan bayi menangis karena kolik, Ibu bisa melakukan dua langkah seperti yang disarankan oleh situs What to Expect berikut ini.
Menengkurapkan bayi di lengan bawah Ibu saat menggendongnya, sementara tangan Ibu yang lain mengusap punggungnya.
Membaringkan bayi dan menekuk lututnya ke arah perut selama 10 detik, luruskan kembali, dan ulangi lagi. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan gas dari perutnya.
Kunci keberhasilan menenangkan bayi menangis
Dari semua trik di atas, Ibu harus mengingat satu hal yaitu kemampuan menenangkan diri sendiri akan mempengaruhi keberhasilan menenangkan bayi. Kebanyakan Ibu baru sudah merasa panik, tegang, khawatir saat tangisan bayi tak kunjung berhenti. Bayi pun dapat merasakan ketidaktenangan Ibu sehingga ia malah semakin keras menangis. Inilah mengapa pada anak kedua, ketiga, dan seterusnya para ibu sudah lebih tenang dalam menghadapi tangisan maupun kondisi darurat. Jadi, tarik nafas, tanamkan pikiran positif, dan yakinkan diri bahwa Ibu bisa menanganinya!
(Menur)