Ibupedia

Benarkah Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Keluar Rumah Sebelum 40 Hari?

Benarkah Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Keluar Rumah Sebelum 40 Hari?
Benarkah Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Keluar Rumah Sebelum 40 Hari?

Ibu baru melahirkan sudah diultimatum kalau bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari? Wah, siapa yang pernah mengalami hal serupa?

Kalau sudah diultimatum begini, kira-kira gimana kalau mau kontrol ke dokter 1 minggu paska melahirkan ya? Lalu, bagaimana dengan imunisasi BCG di usia 1 bulan?

Tenang, nggak perlu khawatir berlebihan ya, Bu. Kita bahas dulu yuk, mengenai benar tidaknya bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari dan alasan dibalik adanya larangan itu. Kira-kira, mitos atau fakta, ya?

Fakta tentang bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari


Bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari sebenarnya hanya mitos. Konon, orang tua zaman dahulu percaya soal pamali kalau belum usia 40 hari tapi sudah dibawa kemana-mana.

Melansir dari laman Kids Healthtidak ada patokan pasti usia bayi jika ingin pergi keluar rumah. Namun memang disarankan ada perlakuan khusus bagi bayi yang akan di bawa keluar rumah.

Mengingat bayi baru lahir masih belum memiliki kekebalan tubuh yang sempurna, disarankan bagi orang tua untuk berhati-hati membawa bayi berinteraksi dengan banyak orang. Ingin mengikuti aturan bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari juga nggak masalah, lho!

Karena ini juga ada kaitannya dengan kondisi kesehatan Ibunya. Doula Wisdom menuliskan bahwa kesehatan Ibu paska melahirkan perlu dikondisikan untuk rehat selama 40 hari. Sebab, 40 hari masa perawatan ini bisa menjamin kesehatan Ibu 40 tahun mendatang.

Bukan tanpa sebab, kondisi Ibu selama 38-40 minggu hamil mengalami perubahan besar. Untuk memulihkan kembali kondisi Ibu agar prima untuk dirinya dan bayinya, diperlukan istirahat lebih banyak di 40 hari pertama setelah melahirkan.

Ibu disarankan untuk tidak banyak beraktivitas berat, dan makan penuh nutrisi untuk mengembalikan tenaga dan regenerasi sel tubuh. Rupanya, ini bermanfaat untuk tubuh Ibu di masa kehamilan berikutnya jadi jauh lebih prima, serta mengurangi gejala buruk saat menopause.

Inilah yang kemudian dikaitkan dengan sistem imun bayi yang juga belum sempurna, sehingga bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari begitu juga Ibunya. Jadi, bayi baru lahir masih boleh keluar rumah sebelum 40 hari bersama Ibu. Apalagi untuk kepentingan tertentu seperti imunisasi, berjemur di pagi hari, atau jadwal kontrol kesehatan ke dokter.

Apa yang harus dilakukan jika ingin membawa bayi keluar rumah sebelum 40 hari?


  • Selalu sedia hand sanitizer untuk memudahkan cuci tangan sebelum menyentuh bayi. Ini juga bisa diberikan pada orang lain yang bertemu bayi dan ingin menyentuh atau menggendong bayi.
  • Kenakan baju bayi sesuai cuaca. Hindari membedong tebal atau menggunakan pakaian yang terlalu tebal di cuaca yang panas. Begitupun sebaliknya. Hindari memakaikan bayi baju yang tipis ketika cuaca sedang dingin, berangin atau hujan.
  • Berikan perlindungan pada kulit bayi berupa lotion agar kulit tetap lembab dan bebas iritasi.
  • Berikan ASI secara rutin meski di luar rumah sebagai bentuk proteksi terhadap kuman dan virus penyakit. Utamakan menggendong bayi agar menyusui lebih mudah dan bayi nyaman didekap Ibu. Larangan bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari ada karena ditakutkan bayi mudah terpapar penyakit. ASI adalah salah satu bentuk perlindungan yang mudah dan murah untuk bayi.
  • Lindungi bayi dari sinar matahari langsung ketika keluar rumah. Berjemur untuk mendapatkan vitamin D memang penting, namun perhatikan waktu dan durasi berjemurnya. Bila sedang terik, hindari membawa bayi keluar rumah. The Food and Drug Administration (FDA) dan American Academy of Pediatrics menyarankan bayi di bawah 6 bulan untuk tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Ibu bisa memberi penutup di stroller, atau saat menggendong bayi. Pastikan sirkulasi udara tetap lancar sehingga bayi tidak kesulitan bernapas.
  • Sementara hindari dulu pergi ke tempat umum yang terlalu ramai dan minim ventilasi. Kuman dan penyakit lebih cepat menyebar di tempat-tempat seperti itu.
  • Tunda pergi keluar rumah jika bayi sedang sakit dan konsultasikan dengan dokter tentang kondisinya.
  • Jangan melewatkan waktu imunisasi, hanya karena termakan mitos bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Sistem imun bayi perlu dikuatkan tak hanya dari ASI tapi juga dari imunisasi tepat waktu.

Manfaat bayi keluar rumah


Meski konon bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari, ternyata membawa bayi keluar rumah ada manfaatnya juga, kok. Diantaranya sebagai berikut:

  • Mendapat asupan vitamin D. Sinar matahari di jam tertentu memberikan vitamin D yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan tubuh.
  • Mendukung perkembangan tubuh bayi. Bayi masih dalam tahap sensorimotor, di mana perkembangannya ditentukan dari stimulasi sensorimotornya. Mengajak bayi keluar rumah bisa menstimulasi penglihatan, pendengaran dan penciuman bayi lewat semilir angin, cahaya yang berbeda dari di rumah, suara-suara yang berbeda dari orang tuanya, serta aroma lingkungan sekitar.
  • Mendukung perkembangan proses belajar bayi. Interaksi bayi dengan orang lain saat bertemu (meski bayi tampak hanya tidur saja saat baru lahir) membantu syaraf-syarafnya berkembang mengolah informasi baru dan mengenal situasi yang berbeda dari rahim yang biasanya tenang dan hangat.
  • Membantu bayi tidur lebih nyenyak. Sinar matahari juga membantu bayi tidur lebih nyenyak, lho.
  • Membantu mengembangkan sistem imun bayi.

Wah, rupanya keluar rumah bagi bayi tak selalu berarti buruk. Asalkan orang tua tetap menjaga keadaan di sekitar bayi tetap bersih dan aman, aturan bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari bisa saja tidak diikuti.

Gimana nih biasanya respon Ibu saat ada yang bilang bayi baru lahir tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari?

Editor: Aprilia

Follow Ibupedia Instagram