Bolehkah Ibu Menyusui Makan Coklat? Simak 6 Faktanya!
Bolehkah ibu menyusui makan coklat?
Coklat adalah makanan favorit hampir semua kalangan. Meski coklat sebenarnya memiliki rasa pahit, coklat yang biasa beredar di pasaran identik dengan rasa manis. Teksturnya di mulut yang halus juga membuat ketagihan.
Ibu menyusui biasanya kerap memikirkan konsumsi makanannya sebab takut berpengaruh terhadap sang bayi yang disusui. Termasuk konsumsi coklat. Berbagai pertimbangkan dipikirkan seperti bolehkah makan cokelat saat menyusui dan seberapa sering boleh makan coklat.
Simak beberapa fakta seputar makan cokelat saat menyusui!
1. Coklat memiliki kandungan kafein yang tinggi
Salah satu yang menjadi pertimbangan bolehkah ibu menyusui makan coklat adalah kandungan kafein yang tinggi dari coklat. Mengkonsumsi coklat yang tinggi kafein dapat mempengaruhi kesehatan bayi saat ia menyusui. Satu persen kafein akan masuk ke dalam ASI lewat aliran darah setelah satu jam Ibu mengkonsumsi coklat.
Jika ibu mengkonsumsi lebih dari 500 mg kafein atau theobromine atau keduanya dalam sehari, bayi akan lebih sensitif, rewel dan sulit tidur nyenyak. Sistem metabolisme bayi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghilangkan kafein dalam dirinya.
Kafein juga dapat mengurangi produksi ASI jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dalam waktu yang bersamaan.
2. Bayi dapat mengkonsumsi kandungan theobromine dari coklat 10 mg dalam sehari
Theobromine adalah salah satu komponen yang menjadi pertimbangan makan cokelat saat menyusui. Kandungan ini merupakan komponen utama dalam membuat coklat padat. Oleh karena itu, dark chocolate mengandung kadar theobromine yang lebih tinggi dari coklat susu karena butuh pemadat yang lebih banyak.
Ibu tidak perlu khawatir soal kandungan theobromine pada coklat jika Ibu mengkonsumsi coklat dalam batas yang wajar. Sebuah penelitian menemukan bahwa bayi dapat mengkonsumsi sekitar 10 mg theobromine dalam sehari. Jika terlalu banyak mengkonsumsi, bayi akan menunjukkan tanda-tanda pembentukan gas ekstrem jika theobromine tercampur dengan kafein pada coklat.
Ibu juga harus melihat konsistensi tinja pada bayi berubah atau bayi memiliki masalah gas pada perut, ibu harus menghentikan sementara konsumsi coklat sembari menyapih bayi.
3. Kandungan pada coklat dapat membuat bayi rewel dan sulit tidur
Coklat memang sangat populer. Makanan manis ini biasanya disantap sebagai hidangan penutup ataupun snack. Makanan yang memiliki aroma coklat juga biasanya dibuat dari biji kakao theobroma yang dipanggang dan dihaluskan.
Bahan utama coklat pada sebatang coklat berupa cairan coklat, cocoa butter, dan gula tambahan. Bahan-bahan pembuat coklat ini mengandung lemak, karbohidrat, protein, vitamiin, mineral, air kafein, kolesterol, dan theobromine.
Theobromine pada coklat dikenal juga sebagai stimulan. Secara teori, theobromine menyebabkan bayi yang disusui lebih mudah rewel dan sulit tidur. Oleh karena itu, makan cokelat saat menyusui dapat menjadi pertimbangan besar ibu menyusui mengingat efek ganda kombinasi theobromine dan kafein sehingga bayi mengkonsumsi dua macam stimulan.
4. Coklat hitam memiliki kafein tinggi dan coklat putih memiliki kandungan gula yang tinggi
Cokelat hitam atau yang dikenal dengan dark chocolate terdiri dari kakao yang lebih padat sehingga memiliki kandungan theobromine dan kafein yang lebih tinggi. Sementara cokelat putih atau white chocolate memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dan kandungan theobromine yang lebih rendah pula.
Namun, kandungan gula pada coklat sepatutnya juga menjadi pertimbangan bolehkah ibu menyusui makan coklat. Coklat hitam memiliki gula yang lebih sedikit daripada coklat putih yang mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid ini disinyalir bagus untuk jantung. Coklat putih yang diproses memiliki kandungan yang lebih tinggi daripada coklat hitam.
Sebaiknya ibu menyusui makan coklat hitam dan putih dalam kuantitas yang sedang dan tidak boleh berlebihan mengingat setiap jenis coklat memiliki keuntungan serta efek sampingnya masing-masing.
5. Ibu menyusui makan coklat sesekali memperhatikan alergi pada bayi
Ibu menyusui makan coklat tidak hanya berbentuk coklat batangan, tetapi juga berbentuk campuran coklat seperti kue coklat, es krim kue coklat, bahkan susu coklat. Meski begitu, Ibu juga harus mengingat untuk mengkonsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan Ibu serta memberikan nutrisi penting untuk bayi.
Beberapa bayi mungkin tidak toleran terhadap makanan yang tercampur dengan coklat seperti tidak toleran dengan susu sapi atau menunjukkan alergi pada telur. Pada kondisi seperti itu, Ibu mungkin perlu saja menghindari produk susu dan telur, termasuk coklat.
6. Membatasi Ibu menyusui makan coklat atau menghentikan makan coklat jika muncul efek samping
Bolehkah ibu menyusui makan coklat? Jawabannya tetap boleh asal tetap membatasi hingga jumlah sedang karena coklat mengandung kandungan lemak dan gula yang tinggi serta nilai gizinya tergolong sedikit.
Jika bayi menunjukkan efek samping seperti di bawah ini, sebaiknya ibu menyusui makan coklat menghindarinya:
- Kegelisahan;
- Ruam karena alergi produk susu;
- Muntah;
- Produksi gas berlebih;
- Diare;
- Sensitif;
- Hiperaktif;
- Insomnia; dan
- Menolak menyusu
Jika bayi menunjukkan salah satu efek samping ini, lebih baik ibu menyusui makan coklat menghentikan konsumsi hingga kondisi bayi pulih dan normal. Jika kondisi di atas masih terus berlanjut, Ibu sebaiknya berkonsultasi kepada dokter anak.
Itulah fakta dan informasi seputar ibu menyusui makan coklat. Semoga ibu menyusui dapat mengkonsumsi coklat dengan lebih bijak.
Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih