Ibupedia

Busui Bebas Panik Atasi ASI Belum Keluar Setelah Melahirkan

Busui Bebas Panik Atasi ASI Belum Keluar Setelah Melahirkan
Busui Bebas Panik Atasi ASI Belum Keluar Setelah Melahirkan

Drama menyusui biasanya diawali dengan ASI belum keluar setelah melahirkan. Tentu hal ini bikin Ibu yang baru melahirkan auto panik.

Merasa bingung harus bagaimana ketika ASI belum keluar setelah melahirkan. Padahal bayi perlu disusui dan khawatir malah kelaparan karena tidak diberi ASI.

dr. Pritta Diyanti Karyaman, CIMI, CBS dari Grows & Giggles Healthy Clinic berkesempatan menjelaskan tentang hal ini dalam Instagram Live bersama Ibupedia. Kenapa ya ASI belum keluar setelah melahirkan? Gimana ya persiapan jitu supaya ASI bisa langsung keluar tanpa drama-drama yang riweh?

Mengapa ASI belum keluar setelah melahirkan?


Proses menyusui adalah proses yang tak kalah penting dibandingkan masa kehamilan. Sebegitu pentingnya, sampai dr. Pritta menyarankan Ibu yang masih hamil sebaiknya mempersiapkan ASI dan menyusui sejak sebelum melahirkan.

Karena kunci sukses menyusui itu nggak cuma posisi dan pelekatan yang tepat, lho. Tapi juga adanya persiapan sebelum kelahiran.

Ibarat kata, setelah melahirkan adalah fase ujian. Sehingga untuk mempersiapkannya, sebelum kelahiran harus belajar dulu dong, ya. Nah, momen belajar inilah yang nantinya akan sangat membantu Ibu mengatasi drama menyusui termasuk ASI belum keluar setelah melahirkan.

Faktor pendukung keberhasilan ini ada 4, yaitu:

  1. Persiapan sebelum kelahiran (lakukan Kontak Laktasi di usia kehamilan 28 dan 32 minggu untuk mendapatkan penjelasan seputar ASI dan menyusui. Ajak serta suami dan orang-orang yang akan mengasuh bayi bersama. Pastikan juga untuk memilih fasilitas kesehatan yang pro ASI untuk memudahkan proses menyusui nanti)
  2. Kecukupan nutrisi Ibu
  3. Teknik menyusui
  4. Lingkungan (suami, orang tua, mertua, tetangga, teman, bahkan tenaga kesehatan dan fasiltas kesehatan yang dipilih).

Dr. Pritta menjelaskan bahwa ASI sendiri diproduksi dalam beberapa tahap yang disebut tahapan Laktogenesis. Tahapan ini terbagi menjadi:

  • Laktogenesis 1: yaitu ketika produksi ASI sedang dibangung di dalam tubuh Ibu. Terjadi di usia kehamilan 16-20 minggu. Tandanya adalah payudara terasa keras, areola menghitam, dan putting kering.
  • Laktogenesis 2: yaiut ketika plasenta lahir. Maka hormon kehamilan turun, dan hormon prolaktin yang bertugas memproduksi ASI perlahan naik. Prolaktin membutuhkan 30-40 jam paska kelahiran untuk mencapai puncaknya. Sehingga nggak heran kalau dalam kurun waktu ini ASI tampak tidak keluar. Padahal ASI sudah ada. Hanya saja jumlah sangat sedikit (setetes atau bahkan mirip embun kalau diperah). Jadi justru nggak terlihat dan Ibu berasumsi ASI belum keluar setelah melahirkan.
  • Laktogenesis 3: yaitu ketika produksi ASI ditentukan lewat jumlah permintaan atau yang biasa kita sebut dengan supply by demand.

Nah, biasanya ketika momen Laktogenesis 2 inilah yang bikin Ibu deg-degan. Bisa dipahami, kok Bu. Hanya saja, Ibu perlu tetap rileks dan jauhkan pikiran negatif agar ASI semakin lancar keluar.

Pikiran negatif dan stres hanya akan menurunkan jumlah hormon oksitosin yang bertugas mengeluarkan ASI dari payudara. Batas waktu ASI keluar setelah melahirkan adalah 72 jam.

Selama waktu ini, bayi memiliki cadangan lemak cokelat yang berfungsi sebagai suplai energi untuk bayi selama kolostrum belum keluar. Meski begitu, tetap tenang tidak berarti tidak mengusahakan apapun.

Ibu tetap disarankan untuk tetap menstimulasi ASI agar segera keluar dengan cara:

  • Stimulasi dengan menyusui bayi sesering mungkin
  • Perah tangan untuk merangsang ASI segera keluar. Minta pendampingan untuk melakukan ini oleh tenaga kesehatan atau pelajari caranya sebelum kelahiran bayi ya Bu.

Bayi yang menyusu terus menerus, tanda ASI belum keluar setelah melahirkan?


Pada dasarnya, ukuran lambung bayi baru lahir sangat kecil, yaitu hanya sebesar kelereng. Kebutuhan minum bayi sangat sedikit dan ASI diserap tubuh sangat cepat. Inilah yang kemudian membuat lambung bayi cepat kosong dan minta diisi kembali.

Nggak heran kalau bayi jadi seperti minta menyusu terus menerus. Tapi ini bukan berarti ASI belum keluar setelah melahirkan atau ASI seret, ya.

Ibu bisa memperhatikan tanda bayi baru lahir cukup ASI untuk memastikan, seperti:

  • Saat menyusu terdengar bunyi “glek glek”
  • Ada fase bayi merasa kenyang dengan lebih tenang, melepaskan mulut dari payudara, tangannya terbuka.
  • Berat badannya naik signifikan
  • Popoknya rutin ganti karena basah.

Sedangkan tanda bayi kurang ASI (bisa karena produksi yang menurun atau pelekatan yang belum tepat):

  • Bayi usia satu minggu lebih buang air kecil kurang dari 6 kali sehari. Idealnya bayi akan buang air kecil 6 kali sehari dan buang air besar 1-2 kali sehari setelah usianya lebih dari 1 minggu.
  • Rewel yang tidak biasa, meski sudah ditenangkan, sudah diganti popok, atau sudah coba disusui.
  • Bayi menunjukkan tanda dehidrasi seperti ubun-ubun cekung dan menangis tanpa air mata.

Pelekatan yang baik untuk mencegah bayi kekurangan ASI


Cara termudah adalah mengingat AMUBIDA.

  • A: Areola bawah tertutup lebih banyak
  • Mu: Mulut bayi terbuka dan menangkap areola
  • Bi: Bibir bawah bayi terlipat keluar (dower)
  • Da: Dagu bayi menempel pada payudara dan hidung sejajar puting.

Kalau pelekatan sudah baik dan bayi aktif menyusu, susuilah bayi sesuka mereka. Sesuai dengan permintaan mereka. Susui langsung jika bayi mulai menunjukkan sinyal lapar seperti kepala menoleh ke kanan dan kiri, tangan mengepal dan badan mulai bergerak-gerak. 

Sebaiknya jangan tunggu sampai bayi menangis, ya Bu. Tapi kalau bayi baru lahir lebih suka tidur, sebaiknya bangunkan bayi setiap 2-3 jam sekali untuk menyusu. Caranya dengan dikelitik lembut kakinya, pura-pura lepas bedong atau bajunya, serta ganti popoknya.

Semua sudah dilakukan, tapi ASI belum keluar setelah melahirkan 

Inilah saatnya Ibu berkonsultasi pada Konselor Laktasi. Masalah dan kondisi setiap Ibu berbeda. Datang pada Konselor Laktasi akan membantu menemukan penyebab ASI belum keluar setelah melahirkan atau drama menyusui lainnya.

Konselor juga akan lebih tepat memberikan solusi sesuai dengan keadaan setiap Ibu. Termasuk persiapan menyusui bagi Ibu bekerja.

Menyusui memang bukan proses yang instan, tapi semua punya kesempatan untuk sukses menyusui. Semangat untuk terus berproses, ya Bu.

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram